ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING

OLEH : ZAKIAH A1C309043

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH. OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI (A1C309047) 2. Dra.ASTALINI, M.Si 3. HAERUL PHATONI,S.Pd, M.Pd.Fis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

OLEH DESRIYANTI A1C309009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN X O

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF JURNAL. Oleh. SULIHAWATI Siswantoro Sowiyah

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

Keperluan korespondensi, HP : ,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 9 SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI OLEH: 1. Tiara Lyfirda 2. Drs. Menza Hendri, M. Pd 3. Haerul Pathoni, S. Pd. M. PFis FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel ilmiah berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi yang disusun oleh Riwinda Gusphita A1C310041 telah diperiksa dan disetujui. Jambi, Desember 2014 Pembimbing I Drs. Menza Hendri, M.Pd NIP. 196009291984031001 Jambi, Desember 2014 Pembimbing II Haerul Pathoni, S.Pd, M.PFis NIP. 198511012012121001 TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 2

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi Tiara Lyfirda, Drs. Menza Hendri, M. Pd, Haerul Pathoni, S. Pd, M. PFis ABSTRAK Kata kunci: hasil belajar, strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya nilai fisika siswa di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran yang memegang kelas X MIA, ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika diantaranya kurangnya siswa yang bertanya dan berdiskusi selama proses pembelajaran, kurang fokusnya siswa selama proses pembelajaran, serta siswa kurang berlatih untuk mengerjakan soal. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan upaya dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity. Pada strategi pembelajaran corporat identity terdapat tutor sebaya yang nantinya akan mengaktifkan siswa yang pada awalnya merasa kesulitan menyelesaikan suatu persoalan menjadi lebih bersemangat menyelesaikan persoalan tersebut karena siswa yang mengalami kesulitan dibantu oleh teman sekelompoknya yang paham untuk lebih memahami suatu persoalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada penelitian ini ada 2 cara pengambilan data yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kualitatif dengan menyesuaikan predikat hasil lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan keterampilan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan pengambilan data kuantitatif yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 59,77 untuk siklus I menjadi 69,83 untuk siklus II dan 75,78 untuk siklus III, untuk hasil belajar siswa yang dinilai dari aspek sikap untuk setiap siklus yaitu memenuhi predikat C untuk siklus I menjadi predikat C untuk siklus II dan predikat B untuk siklus III dan untuk penilaian dari aspek keterampilan setiap siklus yaitu, memenuhi predikat C untuk siklus I menjadi predikat C untuk siklus II dan predikat B untuk siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak lurus di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 3

PENDAHULUAN Latar Belakang Ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika diantaranyakurangnya siswa yang bertanya dan berdiskusi selama proses pembelajaran, kurang fokusnya siswa selama proses pembelajaran, serta siswa kurang berlatih untuk mengerjakan soal. Selama proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Untuk memecahkan persoalan di atas, maka upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru atau pengajar diantaranya mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik lagi. Salah satunya menggunakan strategi pembelajaran yang menarik yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa, sehingga proses pembelajaran semakin hidup. Strategi pembelajaran yang tidak tepat juga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Ada banyak strategi pembelajaran aktif salah satunya adalah strategi pembelajaran corporat identity. Pada strategi pembelajaran corporat identity terdapat tutor sebaya yang nantinya akan mengaktifkan siswa yang pada awalnya merasa kesulitan menyelesaikan suatu persoalan menjadi lebih bersemangat menyelesaikan persoalan tersebut karena siswa yang mengalami kesulitan dibantu oleh teman sekelompoknya yang paham untuk lebih memahami suatu persoalan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran corporat identity. Oleh karena itu, sebagai judul dari penelitian ini yaitu: Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika belajar siswa kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dalam pembelajaran fisika di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa: dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar fisika. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 4

2. Bagi Guru: Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru untuk melakukan pembelajaran fisika dengan menerapkan strategi pembelajaran corporat identity di sekolah. 3. Bagi Penulis: Sebagai prasyarat bagi penulis untuk menyelesaikan sarjana fisika di Jurusan PMIPA Universitas Jambi. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 9 semester I di SMA Negeri 5 Kota Jambi pada pokok bahasan gerak lurus. 2. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat adalah hasil belajar fisika pada 3 aspek yaitu: a. Aspek Kognitif melalui tes objektif. b. Aspek Psikomotor melalui lembar penilaian pengamatan keterampilan dalam persentasi kelompok. c. Aspek Afektif melalui lembar penilaian pengamatan sikap selama melakukan diskusi kelompok. Defenisi Istilah Adapun defenisi istilah dalam penelitian ini adalah: 1. Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk kerjasama dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan belajar dan mengajar yang telah dilakukan. 2. Strategi pembelajaran corporat identity merupakan model pembelajaran yang menuntut kerja individu, tetapi tidak melupakan kerjasama dengan anggota kelompok lainnya. TINJAUAN PUSTAKA Belajar Menurut Hamalik (2001) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspekaspek itu diantaranya pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, hubungan sosial, dan sikap. Pembelajaran Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) pembelajaran adalah kegiatan dan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari pengertian diatas dapat dikatakan dalam pembelajaran pada diri siswa akan terjadi peningkatan kemampuan. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 5

Aktivitas Belajar Menurut Paul D. Dierich dalam Yamin (2007) yang membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok, masing-masing adalah: 1. Kegiatan-kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6. Kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental seperti merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. Hasil Belajar Hamalik (2003) menyatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut Dimyati (2002) hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berdasarkan pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Strategi Pembelajaran Aktif Menurut Zaini dkk (2008) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mendominasi aktivitas belajar dan pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran dan memecahkan persoalan. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik dengan saling bergerak untuk mencari informasi. Dengan cara seperti ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity Menurut Ginnis (2008) corporat identity merupakan strategi pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar lebih efisien karena mereka saling belajar satu TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 6

sama lain daripada dengan guru karena siswa lebih memahami kebingungan masingmasing dengan menggunakan bahasa dan contoh yang lebih relevan. Selanjutnya Ginnis (2008) mengemukakan langkah-langkah strategi pembelajaran corporat identity sebagai berikut: 1. Atur kelas menjadi kelompok dengan berbagai kemampuan dengan enam anggota, misalnya. Kelompok tersebut harus dipilih secara hati-hati sehingga terdiri dari siswa dengan kemampuan berbeda-beda dalam subjek anda. 2. Dalam tiap kelompok, anggota harus duduk sehingga mereka semua dapat dengan mudah saling melihat dan mendengarkan. 3. Kerja terus seperti biasa, tetapi anggota kelompok diharapkan untuk saling mendukung sehingga semua orang memahami seluruh materi yang mereka pelajari. Tanggung jawabnya dibagi. Mereka yang mengalami kesulitan dengan intruksi atau konsep tertentu diharapkan bertanya kepada yang tidak. Mereka yang paham diharapkan mencari tahu bahwa yang lain juga mengerti, dan jika tidak menawarkan bantuan. Jika setiap orang buntu, tanya guru. 4. Guru dapat menghampiri anggota mana pun setiap saat untuk menanyakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang materi yang telah dibahas. Jika jawaban tidak akurat atau bahkan setengah akurat, maka kelompok tersebut belum memenuhi tugasnya. 5. Ini tidak berarti bahwa tiap orang harus bekerja dengan kecepatan yang sama atau bahkan mengerjakan materi yang sama dalam kelompok. Pekerja yang lebih cepat dapat jalan terus. Ide bagus untuk membuat kelompok yang cukup besar sehingga permintaan tolong tidak selalu ditujukan kepada orang yang sama. Tinjauan Materi Gerak Lurus Pengertian Gerak Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya acuan tertentu selalu berubah setiap saat. Sedangkan lintasan adalah kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak. Kedudukan, Jarak dan Perpindahan a. Kedudukan Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu titik acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat terletak di sebelah kanan titik acuan sebagai kedudukan positif dan kedudukan di sebelah kiri titik acuan sebagai kedudukan negatif. Selain arahnya (tanda positif atau negatif) kedudukan ditentukan pula oleh jarak benda tersebut terhadap titik acuan, sehingga kedudukan merupakan besaran vektor. b. Jarak Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran yang hanya memiliki nilai dan tidak memiliki arah. c. Perpindahan Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal dan kedudukan akhir serta tidak bergantung pada lintasan akhirserta tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh benda. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 7

sumbu x arah perpindahan akan dinyatakan oleh tanda positif dan negatif. Perpindahan berarah ke kanan dinyatakan dengan tanda positif dan perpindahan berarah kekiri dinyatakan dengan tanda negatif. Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya arah dan besarnya tetap. Pada gerak lurus beraturan, kecepatan dapat diganti dengan kelajuan dan perpindahan dapat diganti dengan jarak. Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada GLBB percepatan tiap saat adalah sama, yaitu a. oleh karena itu, percepatan rata-rata pada GLBB sama dengan percepatan sesaatnya a. Pada GLBB benda yang bergerak lurus hanya mungkin memiliki dua arah, yaitu ke kanan atau ke kiri dan keatas atau ke bawah. Arah ini diwakili dengan tanda positif atau negatif. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar yang berlangsung untuk mengamati proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Arikunto (2012), yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Refleksi Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Perencanaan SIKLUS III Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Apabila tujuan pembelajaran dan KKM telah tercapai maka siklus berhenti, tapi apabila tujuan pembelajaran dan KKM belum tercapai maka dilanjutkan ke siklus berikutnya TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 8

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kunandar (2008) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam siklus. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X MIA semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Instrumen Penelitian Menurut Sudjana (2012), Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi empat syarat, yakni ketepatannya atau validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan ketetapannya atau reliabilitas. Penjelasan untuk masing-masing syarat tersebut ialah sebagai berikut: 1. Validitas Validitas tes adalah derajat yang menunjukkan kesahihan suatu instrumnen tes. Sukardi (2013) mengatakan sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. 2. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi siswa.untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut: P = B Js 3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut : D = BA BB JA JB 4. Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah kepercayaan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan dapat dipercaya akan memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2013), untuk TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 9

menentukan reliabilitas suatu soal berbentuk objektif maka dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R21) di bawah ini: r 11 = n n 1 Dengan: S 2 t = x2 ( X )2 N M = N X N 1 M n M ns t 2 Pengumpulan Data Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 9 semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelian ini berupa: 1. Data kualitatif, yaitu hasil data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan persentasi kelompok yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian. 2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan hasil belajar siswa setiap akhir siklus dalam 3 aspek yaitu data aspek kognitif, data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan persentasi kelompok. Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan keterampilan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian harus dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. Analisis Data Data Kuantitatif Proses perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian tes pada tahap evaluasi, dimana soal-soal berbentuk objektif dengan lima alternatif pilihan. Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (2008) TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 10

S = ( R - W ) x Wt O 1 Instrumen penilaian sikap dan penilaian keterampilan dilakukan setiap pertemuan dalam setiap siklus saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar format penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan rating skala 1-4. Nilai akhir untuk penilaian sikap dan keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurniasih (2013), sebagai berikut: Nilai = Skor yang diperole h Skormaksimum Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan belajar digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2009) sebagai berikut : x 4 Nilai = Skor Skor maksimum x 100% Data kualitatif Data hasil lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan ketarampilan berdasarkan kriteria kegiatan yang dilaksanakan, sehingga terlihat apakah siswa menunjukkan kriteria sangat baik, baik, cukup atau kurang dan melihat apakah kegiatan pembelajaran dapat terlaksana ataupun tidak. Indikator Kerja Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah hasil belajar siswa. Tahap keberhasilan belajar dihitung berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai materi pelajaran tersebut. Adapun indikator keberhasilan adalah sebagai berikut: a) Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing siklus terdapat perkembangan secara signifikan. b) Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-80%, dengan batas kriteria ideal minimum 75%, dengan nilai minimal 75 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah) c) Menurut Hosnan (2014) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan, yaitu 2,66 (B-), sedangkan untuk kompetensi sikap yaitu B d) Kategori keaktifan yakni penilaian sikap dan keterampilan siswa dikatakan berhasil apabila mencapai 60%. HASIL DAN PEMBAHASAN Rincian mengenai peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari 3 aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 11

(psikomotor). Pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut ini: No 1 2* Tabel 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 59,77 69,83 75,78 Jumlah siswa yang mencapai KKM 15 21 25 (46,88%) (65,63%) (78,13%) Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada materi gerak lurus meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Adapun hasil belajar yang dinilai dari aspek sikap yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 2 3 4 5 Tabel 2 Peningkatan Penilaian Sikap Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III 2,39 2,51 2,69 - - 4 - - (12,50%) 15 18 22 (46,88%) (56,25%) (68,75%) 17 14 6 (53,13%) (43,75%) (18,75%) Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang bersikap kategori Sangat Baik (SB) Jumlah siswa yang bersikap kategori Baik (B) Jumlah siswa yang bersikap kategori Cukup (C) Jumlah siswa yang bersikap kategori Kurang (K) Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek sikap setiap siklus, pada siklus I yaitu 15 siswa atau 46,88% siswa memiiki predikat B, siklus II yaitu 18 siswa atau 56,25% memiliki predikat B dan siklus III yaitu 22 siswa atau 68,75% memiliki predikat B dan 4 siswa atau 12,50% meiliki predikat SB, hal ini menunjukkan bahwa nilai sikap pada setiap siklus sudah bersikap kategori baik dan sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 2,66 (B), Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek sikap. Hasil belajar yang dinilai dari aspek keterampilan diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut: TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 12

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 3 Peningkatan Penilaian Keterampilan Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Presentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 2,44 2,56 2,64 Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A- Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B+ Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan - - 6 berpredikat B - - (18,75%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 14 18 20 berpredikat B- (43,75%) (56,25%) (62,50%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 10 8 6 berpredikat C+ (31,25%) (25,00%) (18,75%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 8 6 - berpredikat C (25,00%) (18,75%) - Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C- Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D+ Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek keterampilan pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada materi gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek keterampilan. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identiy dapat meningkatkan hasil belajar dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelajaran fisika materi gerak lurus kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal: 1). Guru fisika dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity untuk meningkatkan hasil belajar dan siswa, terutama pada materi gerak lurus. 2). Karena penelitian ini hanya dilakukan pada materi gerak lurus, maka diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 13

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, & Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar (Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas). Jakarta: PT Indeks Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurniasih dan Berlin.,2013. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: PT Bumi Aksara Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy & Aryani, Ayu, Sekar. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 14