PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

BAB II LANDASAN TEORITIK

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Kecerdasan emosional memiliki tempat yang strategis dalam upaya

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

Keyword: Self Confidence

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO. Siti Indatul Laili Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto

PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

RARA NINGRUM NPM:

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. mendidik anak untuk dapat berkembang sesuai dengat tingkat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

PROFIL KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SD YANG MEMILIKI ORANGTUA SINGLE PARENT DI RW 01 KELURAHAN OLO KECAMATAN PADANG BARAT ARTIKEL

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 11 PADANG. Oleh : Deni Okto Nengsi. Fitria Kasih Gusneli

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

FITRI YENTI NPM:

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG FUNGSI TES INTELEGENSI DI SMA 11 NEGERI PADANG. Oleh: DAFIT SATRIA* Fitria Kasih ** Nofrita ** ABSTRACT

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Masa anak-anak identik dengan penerimaan berbagai pengetahuan dari

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

PROFIL SELF- MANAGEMENT

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

Transkripsi:

1 PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN Rosimiati 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat rosimiatiilyas@yahoo.com ABSTRACT The Backround of this research were students who don t have good emotional intelligence. Purpose of this research for to described: (1) Profile students emotional intelligence from aspect of recognizing the emotions self, (2) Profile students emotional intelligence from aspect of managing emotions, (3) Profile students emotional intelligence from aspect of motivate self, (4) Profile students emotional intelligence from aspect recognize of other people emotion, (5) Profile students emotional intelligence from aspect of build relationship. Type of the research is descriptive quantitative. Population of the research is students grade XI SMAN 3 Pariaman with amount 299 students. Removal of the sample make use technique proposional random sampling with amount 172 students to collected the date used questionnaire, and was analyzed persentage technique. The result of the research by means of general emotional quetient students are in pretty smart category. The result of the research according subvariable: (1) Profile emotional intelligence students from aspect of regognizing the emotions self are in pretty smart category, (2) Profile emotional intelligence students from aspect of managing emotions are in pretty smart category, (3) Profile intelligence emotional students from aspect of motivate of self are in smart category, (4) Profile emotional intelligence students from aspect recognize other people emotion are in smart category, (5) Profile intelligence emotional students from aspect build relationship are in pretty smart category. Recomendation of the research to students able to understand and improve of the emotional quetient. Keywords: Emotional Intelligence, Student. PENDAHULUAN Setiap makhluk hidup akan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan. Fase pertumbuhan dan perkembangan pada manusia akan dimulai dari masa dalam kandungan hingga masa akan kembali kekehidupan yang paling kekal dan abadi. Salah satu fase pertumbuhan dan perkembangan yang akan manusia lalui yaitu masa remaja, sebagian orang berpendapat bahwa masa remaja adalah masa pubertas dimana segala keberhasilan menjalankan kehidupan ditentukan oleh masa remaja karena masa remaja 1

2 merupakan proses pencarian identitas diri. Pada masa remaja ada beberapa tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui dengan baik oleh setiap remaja. Hurlock (Ali dan Asrori, 2011:10) adapun tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah berusaha: 1. Mampu menerima keadaan fisiknya 2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa 3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis 4. Mencapai kemandirian emosi 5. Mencapai kemandirian ekonomi. 6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 7. Memahami dan menginternalisasikan nilainilai orang dewasa dan orangtua. 8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki usia dewasa 9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan 10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan para remaja. Rendahnya tingkat intelegensi menyebabkan remaja tidak mampu melihat dan memperkirakan akibat dari perbuatannya. Menurut Goleman (2007:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerjasama. Dalam aspek kecerdasan emosional menyangkut banyak aspek penting. Menurut Salovey (Goleman, 2007:57) ada lima kemampuan utama dalam kecerdasan emosional yaitu: 1. Mengenali emosi diri. Kesadaran diri-mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri, ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.

3 2. Mengelola emosi. Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan dan akibatakibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. 3. Memotivasi diri sendiri. Menata emosi sebagai alat mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. 4. Mengenali emosi orang lain. Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan bergaul. Upaya untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain untuk mewujudkan hubungan baik dengan setiap strata masyarakat. 5. Membina hubungan. Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan. Berdasarkan observasi dilapangan yang penulis lakukan saat Praktek Lapangan di SMA Negeri 3 Pariaman yang dimulai dari tanggal 26 Juli sampai 17 Desember terdapat peserta didik yang belum mencerminkan adanya kecerdasan emosional dalam diri peserta didik tersebut, hal ini ditandai oleh peserta didik yang suka marah tanpa ada penyebabnya, ada yang merasa cemas tanpa ada penyebabnya tidak dapat mengontrol emosinya atau bersikap agresif, seperti kasar terhadap orang lain, berbicara dengan nada tinggi kepada teman, berbicara tidak sopan kepada guru, sering bertengkar, sering mengolok-ngolok teman dan guru, dan bertempramen tinggi, mudah tersinggung, merasa tidak dicintai oleh lingkungan sekitar. Hal ini juga disampaikan oleh guru BK saat penulis melakukan wawancara pada tanggal 11 Januari 2017 adanya peserta didik yang menarik diri dari pergaulan sosial, seperti lebih suka menyendiri. Permasalahan lain dalam hal

4 perhatian dan berfikir yaitu banyak diantara siswa yang tidak mampu memusatkan perhatian dengan baik atau duduk tenang, tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, sering mendapatkan nilai buruk, suka mengganggu teman, pesimis terhadap diri sendiri, tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan bahkan ada beberapa peserta didik yang tidak bersapaan dengan kedua orangtua di rumah akibat dari tidak mampu mengendalikan emosinya. Melihat kenyataan dan fenomena diatas, menunjukan banyaknya peserta didik yang belum mencerminkan adanya pengendalian emosi secara baik dan belum mampu memandirikan emosionalnya secara baik. Dengan demikian maka penulis tertarik untuk meneliti terkait dengan kecerdasan emosional peserta didik dengan judul: Profil Kecerdasan Emosional Peserta Didik Di SMAN 3 Pariaman. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah, rumusan dan tujuan dalam penelitian ini adalah: Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMA Negeri 3 : 1. Mengenali Emosi Diri. 2. Mengelola Emosi. 3. Memotivasi Diri Sendiri. 4. Mengenali Emosi Orang Lain. 5. Membina Hubungan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Yusuf (2005:83), mengemukakan bahwa Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dam akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan emosional peserta didik. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMAN 3 Pariaman yang berjumlah 299 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik propotional random sampling dengan

5 jumlah sampel sebanyak 172 peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan adalah presentase untuk mengungkapkan aspek yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah teknik analisis presentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:89) sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, gambaran secara umum dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 116 orang peserta didik (67,44%) berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 55 orang peserta didik (31,98%) berada pada kategori cerdas, terdapat 1 orang peserta didik (0,58%) berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori kurang cerdas dan sangat kurang cerdas. Goleman (2007:48) mengatakan banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap, yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif, memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan atau dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi. Gambaran kecerdasan emosional peserta didik dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut: a. Mengenali Emosi Diri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 mengenali emosi diri diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 110 orang cukup cerdas, terdapat 48 orang cerdas, terdapat 12 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, terdapat 2 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil

6 kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi diri termasuk ke dalam kategori cukup cerdas. Menurut Salovey (Goleman, 2007:58) mengenali emosi diri adalah kesadaran diri-mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri, ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang andal bagi kehidupan mereka, karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan yang akan diambil. b. Mengelola Emosi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional serta didik di SMAN 3 mengelola emosi dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 95 orang cukup cerdas, terdapat 72 orang cerdas, terdapat 3 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, terdapat 2 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan, bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengelola emosi termasuk ke dalam kategori cukup cerdas. Menurut Salovey (Goleman, 2007:58) mengelola emosi merupaka kemampuan menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,

7 kemurungan, atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan. c. Memotivasi diri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 memotivasi diri dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 93 orang cerdas, terdapat 46 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, terdapat 33 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori kurang cerdas dan sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek memotivasi diri termasuk ke dalam kategori cerdas. Sesuai dengan pendapat Salovey, 1990 (Goleman, 2007:58) Menata emosi sebagai alat mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. d. Mengenali Emosi Orang lain Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 mengenali emosi orang lain dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 95 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 53 orang cukup cerdas, terdapat 23 orang

8 sangat cerdas, terdapat 1 orang kurang cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik pada masa pubertas di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi orang lain termasuk ke dalam kategori cerdas. Dalam hal ini Salovey (Goleman, 2007:58) berpendapat mengenali emosi orang lainempati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan bergaul. orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. e. Membina Hubungan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 membina hubungan dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 71 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 60 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 33 orang sangat cerdas, terdapat 8 orang kurang cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek membina hubungan termasuk ke dalam kategori cukup cerdas. Sesuai pendapat Salovey (Goleman, 2007:59) Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.

9 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman sebagai berikut: 1. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 mengenali emosi diri berada pada kategori cukup cerdas. 2. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 mengelola emosi berada pada kategori cukup cerdas. 3. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 memotivasi diri berada pada kategori cerdas. 4. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 mengenali emosi orang lain berada pada kategori cerdas. 5. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 membina hubungan berada pada kategori cukup cerdas. KEPUSTAKAAN Ali, Mohammad dan Mohammad, Asrori. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bradberry dan Graves. 2009. Ayo Taklukkan Emosimu. Yogyakarta: Garailmu. Bukit, Sriwati dan Istarani. 2015. Kecerdasan dan Gaya Belajar. Medan: Larispa. Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Fitriyah, Lailatul dan Moh, Jauhar. 2014. Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Ginanjar, Ary. 2009. Emotional Spiritual Quetient. Jakarta: Arga. Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Utama. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada. Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

10 Uno, B Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Zulkifli L. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.