BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang

Menumbuhkan Kemandirian Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui pendidikan. Banyak sekarang kita lihat bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ketidakmandirian dan ketergantungan disiplin pada kontrol luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014

PENGASUHAN ANAK DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGI

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua pasti menghendaki agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri,

KOMPENSATORIS ANAK AUTIS

ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) Dra. Mimin Casmini, M.Pd.

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

: RIZKA RATNA NURVITASARI

DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lapar dia akan menangis, dan ketika disuapin ia akan diam, hal ini menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Menurut Slameto (dalam Pradhana, 2012), Keluarga adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK A TAMAN KANAK KANAK MANDIRI DESA SUMBER ASRI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH. A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI LATIHAN MERAPIKAN MAINAN PADA KELOMPOK B DI PAUD HIDAYAH KOTA LUBUKLINGGAU KARYA ILMIAH OLEH :

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

Panduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

4-5. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNA DAKSA SEDANG (SDLB D1)

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK A TK WIDYATAMA TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

I. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru.

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

Lampiran 1. Instrumen Observasi Kemampuan Bina Diri Makan Anak Tunagrahita Sedang Kelas III SDLB. No Komponen Kegiatan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik anak usia dini. Pada anak usia dini anak perlu dilatih untuk secara mandiri bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sehingga mampu mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Upaya untuk melatih kemandirian anak memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Selain guru di sekolah, Orang tua adalah pendidik yang sangat banyak memberikan hubungan terhadap pendidikan anak usia dini, karena anak usia dini cenderung meniru setiap yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga memiliki hubungan penting dalam menumbuhkembangkan anak. Pada usia pra sekolah akan mengalami bentuk kemandirian dan perkembangan sosial, dimana anak sudah mulai mandiri dalam tumbuh kembang seperti dalam motorik dan bahasa, anak mampu melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar, dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik. Dan di masa ini anak juga akan mampu mengungkapkan dan memahami 900-2100 kata (Muscari, 2005:3). Jika dicermati pengembangan potensi anak peserta didik khususnya anak usia dini diarahkan pada usaha untuk mengembangkan kemampuan, dan keterampilan anak sehingga memiliki kemandirian dalam melaksanakan aktivitas. Oleh karenanya anak usia dini perlu diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kemandirian yang dibutuhkan dalam menyesuaikan diri dengan orang lain dari berbagai tatanan, baik keluarga, sekolah dan teman sebaya. Menurut Desmita (2011: 19) kemandirian merupakan kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan. Dalam konteks ini kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu 1

menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada hubungan dari orang lain. Eksistensi kemandirian adalah bagian yang sangat penting dari kepribadian seorang anak yang perlu terus ditingkatkan ke arah yang positif. Pengembangan kemandirian anak dilakukan agar anak memahami bahwa keberadaan dirinya tidak harus selalu tergantung pada orang lain dan lingkungannya. Kemandirian anak akan menjadikan dirinya menjadi pribadi yang tegar dan dapat memecahkan masalah secara mandiri. Anak yang memiliki kemandirian biasanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak sombong dan selalu berpikiran yang positif. Hal paling menonjol yang ditunjukkan oleh anak yang memiliki kemandirian yang tinggi adalah kemampuan dan tanggung jawabnya terhadap tugas. Anak yang mandiri akan berupaya untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan berupaya agar tugasnya tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Dengan perilaku mandiri yang ditunjukkan anak maka akan memudahkan bagi dirinya untuk melaksanakan aktivitas belajar baik di sekolah maupun di rumah. Kusuma, (dalam Allan, 2011: 4) mengidentifikasi bahwa seorang yang memiliki kemandirian antara lain ditunjukkan dengan kemampuannya untuk sikat gigi sendiri meski belum sempurna, buka-pakai baju kaus dan celana berkaret, memakai sepatu berperekat, mandi sendiri dengan arahan, buang air kecil di toilet, mencuci tangan tanpa dibantu, menuang air tanpa tumpah dan minum sendiri dari gelas tanpa gagang maupun cangkir bergagang, membereskan mainan usai bermain, menggunakan pisau untuk memotong makanan, buka pakai baju berkancing depan, buka-tutup celana beresleting, menalikan sepatu, mandi sendiri tanpa arahan, cebok sehabis buang air kecil/besar, dan menyisir rambut, mandi sendiri (dari menyalakan shower, membuka keran, mengguyur tubuh, bersabun/bersampo dan membilas tubuh serta rambutnya), mengambil makanan dan makan sendiri (misalnya menyendok makanan yang tersedia di piring, bisa mengambil nasi dan lauk yang tersaji di meja), menyiapkan dan membereskan peralatan sendiri (membereskan buku dan peralatan yang harus dibawa ke sekolah, dan meletakkan sepatu di rak). 2

Berbagai kemampuan anak tersebut dapat dilakukan dengan mandiri jika orang tua memberikan pola asuh yang baik. Dalam konteks ini orang tua perlu mendampingi anak untuk melakukan berbagai aktivitas dalam belajar maupun bermain sehingga anak dapat mencapai kemandirian yang diharapkan. Pola asuh orang tua merupakan usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa. Pola asuh orang tua dengan anak menjadi hal yang sangat penting dilakukan agar anak dapat memiliki kemandirian dalam melakukan kegiatan. Pola asuh yang ditunjukkan hendaklah pola asuh yang positif. Orang tua perlu mendengarkan kemauan anaknya dalam batas kewajaran. Dalam konteks ini orang tua perlu memberikan kebebasan kepada anak untuk untuk melakukan kegiatan tetapi dalam pengawasan. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak selalu tergantung pada orang tua, tetapi dapat melakukan kegiatan tanpa didampingi orang tua sekalipun. Pola asuh orang tua dalam mendidik anak memberikan kebebasan secara mutlak kepada anak dalam bertindak tanpa ada pengarahan sehingga bagi anak yang perilakunya menyimpang akan menjadi anak yang tidak diterima di masyarakat karena dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Terkait hal ini maka orang tua perlu melakukan pola asuh yang wajar serta memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya untuk melatih kemandirian anak dapat dilakukan orang tua dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, memberikan kesempatan untuk membantu tugas-tugas yang menantang, mendorong anak agar berani dalam membuat keputusan, orang tua dibutuhkan menjadi model bagi anak dalam menunjukkan sikap tanggung jawab dan mandiri, memberikan bantuan dan dorongan pada anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, memberikan anak dorongan untuk mengambil risiko, mendampingi anak untuk memberikan dukungan banyak ketika ia membutuhkannya, memberikan penghargaan pada anak, memberikan disiplin yang wajar dan memberikan anak tanggung jawab. 3

Dalam proses untuk membantu anak menjadi pribadi mandiri itulah diperlukan sikap bijaksana orang tua atau lingkungan agar anak dapat terus termotivasi dalam meningkatkan kemandiriannya. Kemandirian anak usia dini ditunjukkan dengan beberapa kriteria sebagai berikut yaitu: a) Kepercayaan pada diri sendiri, b) memiliki motivasi instrinsik yang tinggi, c) mampu dan berani menentukan pilihan sendiri, d) kreatif dan inovatif, e) bertanggung jawab menerima konsekwensi yang menyertai pilihannya, dan f) menyesuiaikan diri dengan lingkungannya. Rasa percaya pada diri sendiri, ditempatkan sebagai ciri pertama dari sifat kemandirian anak, karena memang rasa percaya diri ini memegang peran penting bagi seseorang, termasuk anak usia dini, dalam bersikap dan bertingkah laku atau dalam beraktivitas sehari-hari. Anak yang memiliki kepercayaan diri lebih berani untuk melakukan sesuatu, menentukan pilihan sesuai dengan kehendaknya sendiri dan bertanggung jawab terhadap konsekwensi yang ditimbulkan karena pilihannya. Motivasi instrinsik adalah dorongan yang tumbuh dalam diri untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya motivasi ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang memungkinkan ia memperoleh apa yang dicita-citakannya. Dengan keinginan dan tekad yang kuat, orang biasanya menjadi lupa waktu, keadaan, dan bahkan lupa diri sendiri. Selanjutnya mampu dan berani menentukan pilihan sendiri. Anak mandiri memiliki kemampuan dan keberanian dalam menentukan pilihan sendiri. Misalnya dalam memilih alat bermain atau alat belajar yang akan digunakannya. Kriteria kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif pada anak usia dini merupakan ciri anak yang memiliki kemandirian, seperti dalam melakukan sesuatu atas kehendak sendiri tanpa disuruh oleh orang lain, tidak ketergantungan kepada orang lain dalam melakukan sesuatu, meyukai pada hal-hal baru yang semula dia belum tahu, dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Bertanggung jawab menerima konsekwensi yang menyertai pilihannya. Di dalam mengambil keputuan atau pilihan tentu ada konsekwensi yang melekat pada 4

pilihannya. Anak yang mandiri dia bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya apapun yang terjadi tentu saja bagi anak Taman Kanak-kanak tanggung jawab pada taraf yang wajar, dan 6) menyesuiaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah (Taman Kanak-kanak) merupakan lingkungan baru bagi anakanak. Sering dijumpai anak menangis ketika pertama masuk sekolah karena mereka merasa asing dengan lingkungan di Taman Kanak-kanak bahkan tidak sedikit yang ingin ditunggui oleh orang tuanya ketika anak sedang belajar. Namun, bagi anak yang memiliki kemandirian, dia akan cepat menyesuaiakan diri degan lingkungan yang baru Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap anak usia dini di Desa Biontong Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Utara menunjukkan bahwa tingkat kemandirian anak dalam melakukan aktivitas belum optimal. Fakta yang ditemukan di lapangan bahwa anak usia dini masih sangat tergantung pada orang tuanya dalam melakukan aktivitas seperti ganti baju, makan dan minum, memakai sepatu, menyisir rambut serta aktivitas lainnya. Anak pada umumnya sangat dimanjakan orang tua sehingga segala sesuatu selalu dibantu orang tuanya. Hasil pengamatan lainnya menunjukkan bahwa orang tua enggan untuk membiarkan anaknya mandiri dalam melaksanakan kegiatan. Orang tua pada umumnya mengkhawatirkan anaknya akan mengalami hal yang tidak diinginkan jika melaksanakan kegiatan dengan mandiri. Mereka lebih cenderung mendampingi anak dalam melakukan semua kegiatan dan membantu anak sepenuhnya dalam melakukan aktivitas. Kondisi ini yang menyebabkan sebagian anak sangat manja dan selalu minta dibantu orang tua untuk melaksanakan kegiatan makan, mandi, ganti baju dan kegiatan lainnya. Terkait hasil pengamatan awal ini menunjukkan bahwa diduga terjadi pola asuh yang kurang baik dari orang tua dengan anak, sehingga berimplikasi terhadap kurang mandirinya anak dalam melakukan aktivitas. Orang tua seharusnya dapat memperhatikan anak dan perlu melatih anak untuk memiliki kemandirian dalam 5

melakukan kegiatan. Pola asuh terhadap anak sangat menentukan kemandirian anak dalam melaksanakan aktivitas. Anak yang selalu dibantu orang tua akan sulit untuk mencapai kemandirian sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji masalah ini melalui penelitian yang diformulasikan dengan judul: Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kemandirian Anak Usia Dini PAUD Impian di Desa Biontong Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Tingkat kemandirian anak dalam melakukan aktivitas belum optimal. 2. Anak usia dini masih sangat tergantung pada orang tuanya dalam melakukan aktivitas seperti ganti baju, makan dan minum, memakai sepatu, menyisir rambut serta aktivitas lainnya. 3. Anak pada umumnya sangat dimanjakan orang tua sehingga segala sesuatu selalu dibantu orang tuanya. 4. Orang tua enggan untuk membiarkan anaknya mandiri dalam melaksanakan kegiatan. 5. Orang tua pada umumnya mengkhawatirkan anaknya akan mengalami hal yang tidak diinginkan jika melaksanakan kegiatan dengan mandiri. 6. Orang tua lebih cenderung mendampingi anak dalam melakukan semua kegiatan dan membantu anak sepenuhnya dalam melakukan aktivitas. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak usia dini PAUD Impian di Desa Biontong Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara? 6

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak usia dini PAUD Impian di Desa Biontong Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bahan kajian ilmiah yang dapat memperkaya khasanah ilmu yang berhubungan dengan pola asuh orang tua dan kemandirian anak 2. Sumbangan konsep baru yang diharapkan akan menjunjung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam menumbuhkan kemandirian anak melalui pola asuh positif dari orang tua. 1.5.2 Manfaat Paraktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut: 1. Bagi orang tua dapat dijadikan untuk selalu mendorong dan melatih kemandirian sesuai peran orang tua yang meliputi asih, asuh, dan asa. 2. Bagi Peneliti lanjutan dapat dijadikan sebagai acuan melakukan penelitian selanjutnya dan sebagai ilmu pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk informasi dalam penelitian. 3. Bagi lembaga pendidikan anak usia ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan kemandirian anak 7