HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Supri Yanti 1), Erlamsyah 2), Zikra 3)

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS-TUGAS SEKOLAH

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

HUBUNGAN ANTARA PERLAKUAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DISEKOLAH

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Abstract

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

HUBUNGAN KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA ( Studi Korelasional terhadap SMP N 1 Padang Panjang )

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENCATAT DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanakkanak

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan. Hasil Analisis Deskriptif. Deskripsi data dilakukan untuk mengkategorikan kelompok

DINA FITMILINA A1A110053

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Konseling dan Pendidikan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK di KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN ABSTRACT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BROKEN HOME SERTA IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) DESI RATNA SARI

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Transkripsi:

Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-9 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Lusiana Solita¹ Syahniar² Nurfarhanah³ Abstract, Emotional independence is one of the most important in the motivation to learn as emotion plays an important role in encouraging a sense of self and mental activities that can foster the spirit of learning.. This research is a descriptive correlational aimed to examine the relationship between adolescent emotional autonomy motivation to learn in high school Adabiah Padang. From the results of the study show that there is a significant relationship between emotional independence and motivation to learn is at a level strong enough. Abstrak, Kemandirian emosi adalah salah satu hal yang terpenting dalam menumbuhkan motivasi belajar karena emosi sangat berperan dalam mendorong diri yang merupakan perasaan dan kegiatan mental yang bisa menumbuhkan semangat dalam belajar.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian emosi remaja dengan motivasi belajar di SMA Adabiah Padang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar dan berada pada tingkat cukup kuat. Kata Kunci: kemandirian emosi, motivasi belajar Pendahuluan Masa remaja merupakan saat untuk mencari jati diri karena pada masa itu remaja berada pada saat transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan, pada masa transisi itu ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilalui dan dikuasai oleh remaja. Menurut Elida Prayitno (2006:41) menyatakan bahwa pada setiap fase perkembangan individu dituntut untuk menguasai kemampuan berprilaku yang menjadi ciri keberhasilan atau kenormalan perkembanganya. Pada masa remaja ada beberapa tugas yang harus dijalani Hurlock (dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, 2006:10) menyatakan sebagai berikut : Menguasai kemampuan dalam membina hubungan baru lebih matang dengan teman sebaya yang sering atau berbeda jenis kelamin. ₁Lusiana solita, mahasiswa Jurusan bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email: lastri.lusi@yahoo,com ₂Syahniar,dosen jurusan bimbingan dan konseling,fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, email: Syah.niar.q@gmail.com ₃Nurfarhanah, Dosen Jurusan dan konseling,fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang email: efakons. unp@ymail.com 1 2012 oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

2 Menguasai kemampuan melaksanakan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian emosional Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi Memperoleh kemampuan untuk memilih dan mempersiapkan diri dalam karier Memiliki penguat nilai dan sistem dalam bertingkah laku Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga Salah satu tugas perkembangan siswa yang harus dicapai pada periode remaja adalah kemampuan untuk mencapai kemandirian emosi dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja yang mencapai tingkat perkembangan ini mampu mengembangkan kasih sayang terhadap orang tua, perasaan hormat terhadap orang tua, dewasa lain dan membina ikatan emosional terhadap lawan jenis menurut (Elida Prayitno, 2006:45). Remaja tidak lagi terpengaruh oleh situasi emosi orang tua atau orang dewasa lainnya yang buruk, mereka menyakini bahwa emosi buruk orang lain harus ditanggapi dengan emosi yang baik, dari tahun ke tahun dalam perkembangan emosi remaja terjadi perbaikan perilaku emosional. Selanjutnya menurut Havighurst (dalam Enung Fatimah 2006:143) menyatakan bahwa kemandirian terdiri dari aspek yaitu : Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua. Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Menjadi remaja yang yang mandiri yakni remaja yang menguasai dan mengatur diri sendiri, merupakan salah satu tugas perkembangan yang paling mendasar dalam masa remaja, bagi remaja tuntutan untuk memperoleh kemandirian harus dicapai oleh seseorang remaja salah satunya merupakan aspek emosional, remaja yang mandiri secara emosional dapat mengontrol dan mengendalikan emosi yang ditampilkanya, kemandirian emosi juga harus diiringi oleh kematangan emosi seseorang, Tim Pembina Mata Kuliah PPD (2000:89) menegaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri- ciri kematangan emosi seseorang yaitu:

3 Mandiri dalam arti emosi, bertanggung jawab atas masalah sendiri dan bertanggungjawab atas orang lain Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya Mampu mengekspresikan emosi sesuai dengan situasinya dan kondisi yang ada Mampu mengendalikan emosi- emosi negatif,sehingga pemunculanya tidak impulsif Gambaran yang berkembang selama ini bahwa remaja berada dalam periode badai dan tekanan yaitu suatu periode yang banyak masalah penyesuaian diri dengan teman sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas. Menurut Hurlock (1997:213) tidak semua remaja mengalami masa badai dan goncangan, namun benar juga bila sebagaian besar remaja mengalami ketidak stabilan emosi dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dan usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapakan diri untuk menghadapi keadaan itu, senada dengan pernyataan sebelumnya Elida Prayitno (2006:68) keadaan ini menimbulkan perasaan tidak puas atau konflik dalam diri remaja yang menjadi sumber munculnya emosi negatif dan ketegangan emosi pada remaja. Dapat disimpulkan bahwa remaja yang berkembang secara sempurna dapat memperlihatkan berbagai kemampuan dalam tugas tugas perkembangan salah satunya telah mencapai kemandirian emosi dalam perkembanganya telah mampu mengelola emosinya dengan efektif, mampu mengatasi emosi negatif, terampil dalam menampilkan emosi ke orang lain, juga memilki kemampuan memahami emosi orang lain. Remaja yang telah mencapai kemandirian emosi bisa memahami bagaimana dirinya sendiri dan menentukan mana yang baik dan buruk untuk masa depannya, begitu juga dalam belajar remaja bisa menumbuhkan motivasi diri untuk belajar dan berhasil. Menurut Sardiman (2008:75) mengemukakan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Emosi adalah salah satu hal yang berperan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang dinyatakan Daniel Goleman (1997:411) menyatakan bahwa emosi ialah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan nafsu dan merupakan kegiatan mental yang hebat dan meluap-luap. Bagaimana keadaan pikiran dan perasaan saat itu juga berhubungan untuk menumbuhkan gairah belajar dan perasaan senang dalam belajar. Menurut Atkinson (dalam Hamzah 2007:8) motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang, jadi motivasi

4 merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri untuk menumbuhkan kegiatan belajar, untuk menumbuhkan daya penggerak tersebut, keadaan emosi seseorang sangat mempengaruhi dalam mendorong dan menumbuhkan kegiatan belajar tersebut. Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya remaja yang mencapai kemandirian emosi, bisa mengontrol emosinya, remaja sudah bisa menentukan mana yang baik bagi dirinya dan mana yang buruk bagi dirinya, begitu juga dalam belajar, remaja bisa menumbuhkan memotivasi diri dalam belajar, namun semua itu tergantung pada kemandirian emosinya. contohnya ada siswa yang pernah dimarahi oleh gurunya karena membuat tugas di dalam kelas, tapi siswa tersebut sejak saat itu malas mengikuti pelajaran guru tersebut, karena pada saat peristiwa tersebut remaja tidak dapat memahami emosi orang lain. Seharusnya remaja tersebut tidak lagi terpengaruh oleh emosi orang lain karena salah satu bentuk ketercapaian tugas perkembangan remaja adalah remaja mampu mengelola emosinya seperti menurut (Santrock,2007:202) kemampuan remaja dalam mengelola emosinya merupakan bentuk tercapainya tugas -tugas perkembangan remaja. Metodologi Jenis penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional, menurut Suharsimi Arikunto (1989:201) penelitian korelasional bertujuan untuk mengemukakan ada atau tidaknya hubungan itu, apabila ada, seberapa eratnya serta berarti atau secara umum hanya mendesripsikan variabel yang diteliti, menghubungkan variabel yang diteliti, membandingkan satu gejala dengan gejala lainnya, serta menghubungkan antara peristiwa dengan gejala yang mungkin timbul. Data penelitian ini berasal dari siswa kelas XI SMA Adabiah Padang. Jumlah sampel penelitian adalah 74 orang. Prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah dengan mengadministrasikan angket penelitian kepada sampel penelitian. Data akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu dengan mencari skor mean, standar deviasi, range, skor minimum dan skor maksimum. Pengujian hipotesis untuk melihat keeratan hubungan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar siswa SMA Adabiah Padang, digunakan rumus Pearson Product Moment Correlation, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu kemandirian emosi (X) dan motivasi siswa dalam belajar (Y) HASIL Hasil penelitian disajikan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu (1) untuk mengetahui bagaimana kemandirian emosi siswa SMA Adabiah Padang (2) untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa SMA Adabiah Padang (3) untuk mengetahui,

5 apakah terdapat hubungan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar siswa SMA Adabiah. 1. Kemandirian Emosi Siswa Pendeskripsian data kemandirian emosi adalah untuk mengungkapkan bagaimana kemandirian emosi siswa SMA Adabiah Padang. Hasil pengolahan angket kemandirian emosi secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel I Kemandirian Emosi Kategorisasi Skor F (Σ) Subjek Sangat Baik 97,5 2 2,70 % Baik 82,5 < - 97,5 46 62,1 % Cukup 67,5 < - 82,5 26 35,1 % Kurang 52,5 < - 67,5-0% Tidak Baik 52,5-0 % Sumber: Hasil pengolahan data Kemandirian emosi siswa adabiah padang memiliki mean sebesar 96. 78 dan SD sebesar 6.9 pada tabel 6 terlihat bahwa 2,70 % Memilki kemandirian sangat baik, 62,1% memilki kemandirian emosi baik dan 35,1 % memilki kemandirian emosi cukup hal ini menunjukan bahwa secara umum siswa adabiah padang dengan kategori baik. 2. Motivasi Belajar % memiliki kemandirian emosi Pendeskripsian data motivasi belajar adalah untuk mengungkapkan motivasi belajar siswa Adabiah Padang. Hasil pengolahan angket motivasi belajar secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.

6 Tabel II Motivasi Belajar Siswa Subjek Kategorisasi Skor F (Σ) % Sangat Tinggi 97,5 1 1,3 % Tinggi 82,5 < - 97,5 22 29,7 % Sedang 67,5 < - 82,5 42 56,7 % Rendah 52,5 < - 67,5 9 12,1 % Sangat Rendah 52,5 Sumber: Hasil pengolahan data Motivasi belajar siswa memiliki mean sebesar 98,6 dan SD sebesar 9,8 Pada tabel 7 terlihat bahwa 1,3 % siswa adabiah padang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 29,7% memiliki motivasi belajar tinggi, 56,7% memiliki motivasi belajar sedang, 12,1% memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini menunjukan bahwa secara umum siswa memiliki motivasi belajar dengan kategori sedang. 3. Hubungan Antara kemandirian emosi dan motivasi belajar Tabel Hubungan antara kemandirian emosi dan motivasi belajar Correlations KEMANDIRIAN EMOSI Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Kemandirian emosi 1 74 Motivasi belajar.524** 000 74 Motivasi belajar Pearson correlation Sig. (2-tailed) N.524** 1 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar siswa dengan nilai keefisien korelasi antara X dan Y yaitu 0,524 dengan taraf signifikansi 0,01 yang memiliki jumlah responden sebanyak 74 orang dan berada pada tingkat cukup kuat.

7 Pembahasan 1. Kemandirian Emosi Hasil temuan penelitian menunjukkan kemandirian emosi yang dimiliki siswa pada saat penelitian adalah tergolong baik yakni 62,1%. Dapat dideskripsikan hasil temuan ini bahwa siswa yang memilki kemandirian emosi dapat mengatur emosi dan mengelola emosi yang ditampilkan secara positif Salah satu jenis emosi yang dialami remaja adalah emosi takut seperti takut ujian, takut dengan guru, dan takut gagal, siswa yang memiliki kemandirian emosi bisa mengontrol rasa takut tersebut agar tidak menggangu motivasi belajar siswa. Selanjutnya emosi yang sering dialami remaja adalah emosi marah, terjadinya marah karena tidak sejalan dengan teman, ditegur oleh guru dan orang tua karena rasa marah ini membuat menurunnya motivasi dalam belajar namun remaja yang mandiri secara emosi bisa mengatur rasa marahnya dengan lebih positif dan rasa marahnya tidak menganggu dalam motivasi belajar. Menurut Elida Prayitno (2006:170) remaja yang mandiri secara emosi dapat menampilkan rasa marahnya tidak melalui cara berkelahi seperti pada periode kanak-kanak, melainkan dengan cara yang lebih sopan yaitu diam, mogok kerja, pergi keluar dan latihan fisik yang keras sebagai pelarian emosi meraka. 2. Motivasi Belajar Hasil temuan penelitian menunjukkan motivasi belajar yang dimiliki siswa pada saat penelitian adalah tergolong sedang yakni 56,7%. Siswa yang memiliki motivasi belajar berusaha untuk mendorong dirinya untuk menjadi terbaik dalam belajar, siswa yang memilki motivasi dalam belajar menunjukan ketertarikan dalam belajar seperti ketekunan, keuletan, minat dan kemandirian dalam belajar, yang dimaksud ketekunan disini adalah kehadiran dalam belajar dan rajin dalam membaca materi pelajaran. Keuletan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa dalam menghadapi kesulitan dan berusahan mengatasi kesulitan tersebut. Minat yang dimaksud disini adalah perhatian dan semangat siswa dalam belajar. Dan yang dimaksud kemandirian disini adalah bagaimana cara siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah dan kemauan dalam belajar. Siswa yang memilki motivasi dalam belajar memiliki daya penggerak dari dalam dirinya untuk menumbuhkan arah kegiatan belajar sehingga tercapai apa yang dingginkan dalam belajar seperti yang dikemukakan oleh ( Winkel 1987: 123) motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai penggerak keseluruhan daya didalam diri seseorang

8 selanjutnya siswa aktivitas Berdasarkan hal yang menimbulkan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu dapat tercapai. 3. Hubungan antara Kemandirian Emosi dengan Motivasi Belajar Hasil analisis korelasional menunjukan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi dengan motivasi belajar siswa SMA Adabiah padang dengan nilai koefisien korelasi X dan Y yaitu 0,524 dengan taraf signifikasi 0,001 dengan jumlah responden 74 dan berada pada tingkat cukup kuat. Siswa SMA berada pada masa remaja pada masa remaja ini siswa menampilkan bermacam-macam emosi sesuai dengan apa yang diarasakan salah satu jenis emosi yang sering ditampilkan remaja adalah emosi marah, siswa sangat sering marah pada masalahmasalah yang sepele yang akhirnya berpengaruh pada motivasi belajar siswa, namun siswa yang memiliki kemandirian emosi tidak bisa mengontrol marah dan tidak berpengaruh pada motivasi belajar saat itu. Motivasi dalam belajar merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri, untuk memotivasi diri saat belajar keadaan emosi sangat mempengaruhi dorongan untuk belajar, hal ini karena emosi merupakan ekspresi seseorang yang terlihat dari tingkah laku yang ditampilkan dimana kesemuanya mengambarkan keadaanya jiwa, jadi siswa yang mandiri secara emosi, tentu dapat mengontrol emosinya untuk dapat menampilkan emosi yang positif yang dapat mendorong dalam kegiatan belajar, seperti di ungkapkan oleh Atkinson (dalam Hamzah, 2007:8) motivasi dipengaruhi keadaan emosi seseorang. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kemandirian emosi siswa SMA Adabiah Padang berada pada kategori baik.motivasi belajar siswa SMA Adabiah Padang berada pada kategori sedang dan Terdapatnya hubungan yang signifikan antara kemandirian emosi remaja dengan motivasi belajar siswa SMA Adabiah Padang dengan nilai koefisien yaitu 0,524 dengan taraf signifikasi 0,001 dan dikategorikan cukup kuat. Saran Kepada guru pembimbing supaya memperikan layanan yang berhubungan dengan perkembangan kemandirian emosi siswa, agar nantiknya siswa dapat mengembangkan emosi positif yang ada dalam dirinya. Kepada guru mata pelajaran hendaknya memberikan motivasi pada siswa dengan melihat suasana emosi siswa saat itu, karena keadaan emosi sangat mempengaruhi motivasi seseorang, dan kepada orangtua, hendaknya memperlakukan

9 anak dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan emosinya. Karena emosi mempengaruhi motivasi belajar siswa Sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi belajar untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Daftar Rujukan Prayitno,E.2006 Psikologi perkembang remaja.padang: Angkara Raya Hurlock,E B.1997.Psikologi perkembangan.jakarta :Erlangga Uno, H.2008. Teori motivasi dan pengukuran analisis dibidang pendidikan.jakarta : Bumi Aksara Ali, M dan Asrosi M.2006.Psikologi remaja.jakarta :Bumi aksara Sardiman. 2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada J.W, Santrock. 2007.Adolescence,elevent edition (remaja, edisi kesebelas) alih bahasa Benedicte Widyasinta editor Wibi Hardani. Jakarta :Erlangga Tim Pembina Mata Kuliah 2000. Pengantar peserta didik (pdd). Padang : UNP Press Winkel, WS 198. Psikologi pengajaran. Jakarta: PT Gramedia