BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke komunikan sehingga pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat

Produksi Media PR Cetak

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Komunikasi adalah sebuah proses di mana suatu ide yang ada di dalam pikiran

Produksi Media Public Relations AVI. Modul ke: 04FIKOM CORPORATE IMAGE. Fakultas. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Program Studi HUMAS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

Managing Identity and Organization Culture

Etika Profesi Public Relations

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maka akan mempengaruhi terhadap produk atau service, yaitu dengan meningkatnya

BAB V PENUTUP. bisa dikatakan sangat nyata dan profesional. Berbagai aktivitas yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Magelang, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Dengan adanya perencanaan strategi yang matang, maka seorang

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

STAKEHOLDER RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning) dan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik untuk para customer-nya. Kemampuan perusahaan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, komunikasi yang terjadi juga bisa mempengaruhi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

RENCANA PEMBELAJARAN KKNI

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan. besar di Indonesia dengan pemasokan paling besar kepada Negara.

FUNGSI PUBLIC RELATIONS PT. PUPUK KUJANG DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jasa yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi


BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi Pada prinsipnya, komunikasi adalah cara penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan sehingga pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga yang diperlukan dalam suatu organisasi, tanpa adanya komunikasi yang baik maka organisasi tersebut akan berantakan. Berikut ini beberapa cakupan komunikasi dalam organisasi. 1 a. Bagaimana komunikasi dioperasionalkan dalam organisasi, yang meliputi bentuk-bentuk komunikasi dalam seluruh lingkungan kehidupan organisasi; orang dapat menentukan makna pesan verbal dan nonverbal dalam komunikasi bersama; dan model dapat memvisualsisasikan proses komunikasi. b. Bagaimana individu dapat berkomunikasi dengan efektif. Misalnya, bagaimana mendengarkan dengan baik, bagaimana berbicara dengan baik, bagaimana menulis dengan baik, dan bagaimana menggunakan media komunikasi yang membatasi ruang dan waktu, serta bagaimana menggunakan teknologi komunikasi jaringan dan teknologi informasi. 1 Alo Liliweri, Sosiologi & Komunikasi Organisasi,, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hal. 369 7

8 c. Bagaimana komunikasi yang diperankan oleh para manajer dalam organisasi. Misalnya, bagaimana fungsi manajemen dalam implementasi komunikasi, membedakan peranan kepemimpinan dengan manajemen dan menciptakan iklim komunikasi bagi efektif organisasi. d. Bagaimana menjadi manajer efektif melalui komunikasi. Misalnya, bagaimana memberikan motivasi, bagaimana memperbarui komunikasi kelompok kerja, bagaimana mengelola rapat dan wawancara, dan bagaimana mengelola konflik. e. Mempelajari topik-topik khusus manajemen komunikasi, antara lain bagaimana mengembangkan etika organisasi, bagaimana mengubah total quality communication, bagaimana memanfaatkan komunikasi untuk berhubungan dengan komunitas yang luas, dan bagaimana menjadi seorang praktisi dalam bidang komunikasi organisasi. 2.1.1 Tujuan Komunikasi Organisasi Di setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai bentuk realisasi dari misi organisasi tersebut. Secara umum, tujuan komunikasi organisasi ini terbagi menjadi empat sebagai berikut. 2 a. Menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat. Memberikan peluang bagi para pemimpin organisasi dan anggotanya untuk menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang mereka lakukan. 2 DR. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, hal. 432.

9 b. Membagi informasi. Memberikan peluang kepada seluruh aparatur organisasi untuk membagi informasi dan member makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi organisasi, suborganisasi, individu maupun kelompok kerja dalam organisasi. c. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberikan peluang bagi para pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. d. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengoordinasikan sebagian atau seluruh tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi, yang telah habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi. Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sema dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja sama. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Organisasi Tujuan dan Fungsi itu diibaratkan sebagai dua sisi mata uang. Jadi, kalau ada tujuan maka akan ada fungsinya. Berikut ini penjabaran fungsi organisasi menurut Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 3 a. Fungsi Umum 1. To tell. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan. 3 Prof. Drs. H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hal. 123.

10 Terkadang komunikasi merupakan proses pemberian informasi mengenai bagaimana seseorang atau sekelompok orang harus mengerjakan satu tugas tertentu. 2. To sell. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan. 3. To learn. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain, tentang apa yang dijual atau yang diceritakan oleh orang lain tentang organisasi. 4. To decide. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi pembagian kerja atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan manusia, mesin, metode, dan teknik dalam organisasi. b. Fungsi Khusus 1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi, lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah komando. 2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antarsesama bagi peningkatkan produk organisasi.

11 3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti. 2.2 Public Relations Public Relations (PR) atau humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan, konsekuensi dari setiap kegiatan, memberikan masukan dan saran-saran kepada pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayak atau publik. 4 Berikut ini ciri-ciri yang harus dimiliki oleh PR yang baik. a. Komunikasi yang lancar berlangsung dua arah secara timbal balik. b. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum. c. Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan organisasi tempat PR menginduk. d. Sasaran yang hendak dituju adalah khalayak di dalam organisasi dan khalayak di luar organisasi. e. Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak. 4 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, hal. 58

12 Dari ciri-ciri PR itu jelas bahwa tugas kegiatan PR adalah mendukung tercapainya tujuan organisasi yang dikejar dan dilaksanakan oleh seluruh insan dalam organisasi yang bersangkutan mulai dari pimpinan tertinggi sampai dengan bawahan terendah. 5 2.2.1 Publik PR Secara umum public PR terbagi menjadi dua bagian, yaitu public internal dan public eksternal. a. Publik internal adalah publik yang jelas mempunyai kepentingan dengan organisasi, seperti karyawan, keluarga karyawan, dan pemegang saham. Komunikasi secara internal terjadi pada pertukaran gagasan diantara administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya suatu perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). 6 5 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 132 Onong Uchjana Effendy, ibid, hal 132.

13 b. Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat), sedangkan komunikasi kepada publik eksternal bertujuan untuk mengusahakan timbulnya sikap atau gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwalikinya. 7 Komunikasi eksternal dalam suatu perusahaan terkait dengan beberapa bagian, yaitu: 1) Customer Relations Salah satu tujuan dari Customer Relations adalah menjalin, memelihara, dan memperbaiki hubungan yang saling harmonis dan saling pengertian serta kerja sama yang baik antara perusahaan dan publiknya. Untuk memelihara dan memperbaiki hubungan yang baik perlu adanya keterampilan dari para karyawan dalam melayani customer agar nantinya tidak timbul berbagai masalah sehingga dapat menurunkan citra perusahaan. 8 2) Press Relations Tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah menciptakan pengetahuan dan pemahaman. Jadi, bukan hanya untuk menyebarkan pesan sesuai dengan keinginan perusahaan melainkan juga mendapatkan suatu citra yang lebih indah daripada aslinya di mata publiknya. 9 7 8 9 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal 251 Djokosantoso Moeljono, Good Corporate Culture sebagai Inti dari Good Corporate Government, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009, hal. 43 Onong Uchjana Effendy, op.cit, hal. 138

14 3) Government Relations Yang dimaksud dengan Government Relations adalah mengakrabkan diri dengan instansi pemerintah setempat, setidaknya dengan humas instansi bersangkutan. Tujuan pembinaan hubungan ini adalah menunjang kerja sama dan mempermudah pemecahan masalah jika suatu saat terjadi salah pengertian. 10 4) Community Relations Hakekatnya hubungan komunikasi adalah titip diri (membaur dan menyesuaikan diri) pada lingkungan, pada prinsipnya sekitar agar tidak menganggu bahwa bersama-sama menjaga. Harapan yang mendambakan sikap itu diperhatikan kepentingannya. Untuk mengetahui kepentingannya kepala humas harus akrab dengan penduduknya. 11 5) Competitor Relations Suatu sistem ekomomi selalu memerkenankan timbulnya pesaingan. dengan adanya persaingan timbul dorongan memeperbaiki kualitas produk, pelayanan, harga dan sebagainya. Pada hakikatnya, esensi bisnis sudah bukan pesaingan antara barang dan jasa melaikan sudah menjadi pesaingan kopetensi. Sebuah perusahaan untuk memenangkan pesaingan perlu mengembangkan aspek kopentensinya. Koporasi harus mampu 10 11 Onong Uchjana Effendy, ibid, hal. 137 Onong Uchjana Effendy, ibid, hal. 137

15 menjadi learning organization yang melahirkan para knowledge workers, yang merupakan faktor dalam meningkatkan keunggulan kompentensi perusahaan faktor penting meningkatkan keungulan kompentitif perusahaan, melalui kretivitas dan inovasi yang dihasilkan.12 2.3 Strategi Public Relations Strategi biasanya lebih mengacu pada konsep, pendekatan, atau rencana umum untuk program PR yang didesain guna mencapai tujuan. Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. 13 Strategi komunikasi menurut Cutlip, Center & Broom dalam Rosady Ruslan 14 lebih dikenal dengan istilah 7-Cs PR Communication sebagai berikut. a. Credibility (Kredibilitas) Komunikasi itu dimulai dari suatu paling percaya dan diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh, untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respek. 12 13 14 Djokosantoso Moeljono, Op.Cit, hal 51-52 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010, hal. 37 Rosady Ruslan, ibid, hal. 37.

16 b. Contex (Konteks) Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. Komunikasi efektif diperlukan untuk mendukung lingkungan sosial melalui pemberitaan di berbagai media massa. c. Content (Isi) Pesan menyangkut kepentingan orang banyak atau publik sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat. d. Clarity (Kejelasan) Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema, dan tujuan semua pihak. e. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsisten) Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir. Oleh karena itu, dilakukan berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian, untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan-pesan tersebut harus konsisten. f. Channels (saluran) Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya, serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang PR harus dapat memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.

17 g. Capability of the Audience (Kapabilitas khalayak) Komunikasi harus memperhitungkan kemampuan penerima. Komunikasi menjadi sangat efektif ketika penerima memerlukan upaya yang paling sedikit untuk memahami pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, pengirim pesan harus mempertimbangkan: ketersedian khalayak, kebiasaaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan yang mereka miliki. 2.3.1 Perencanaan Strategi PR (Planning) Perencanaan strategi merupakan bagian penting dalam usaha mendapatkan opini publik yang menguntungkan. Perencanaan ini merupakan bagian yang cukup penting karena menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan organisasi atau perusahaan. Dalam melaksanakan perencanaan strategi harus mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai masalah sosial, politik, ekonomi dengan masalah manajemen atau marketing apabila perusahaannya bergerak di bidang penjualan barang. 15 a. Merumuskan tujuan apa yang harus diperoleh. b. Mengelola data yang diperolehnya tentang berbagai faktor sosial, ekonomi yang sekiranya diperlukan. c. Merumuskan bagaimana pesan itu disebarkan. d. Menentukan teknik komunikasinya. 15 Silih Agung Wasesa dan Jim Macnamara, Strategi Public Relations, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010, hal. 112.

18 e. Memeriksa informasi yang diperolehnya. f. Membandingkan pengalaman-pengalaman pihak lain dengan organisasi atau perusahaan sendiri guna memperoleh langkah terbaik. g. Mengadakan analisis atas informasi yang diperoleh serta merumuskan dengan program kerja yang sesuai dengan situasi dan kondisi. 2.3.2 Manajemen Strategi PR(Strategy Management) Manajemen strategi PR merupakan proses pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi yang menyangkut suatu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen PR yang aktivitasnya untuk menangkap peluang yang ada baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Peluang yang ada ini bertujuan untuk menciptakan persepsi dan kesan yang positif baik yang diberikan dari penilaian perorangan maupun penilaian dari kelompok. 16 Selain itu, strategi sendiri berhubungan dengan pelanggan/pembeli (bagaimana menyenangkan hati mereka), kompetitor (bagaimana dapat mengalahkan mereka), dan perusahaan (bagaimana membangun dan memperkuat kekuatan). 17 Sementara itu, fungsi PR bukan hanya dimonopoli pekerjaan kepala humas saja, melainkan juga semua pimpinan organisasi tersebut yang mempunyai anak buah atau orang yang 16 17 Djokosantoso Moeljono dan Sujatmiko, Corporate Culture, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2009, hal. 98. Onong Uchjana Effendy, op.cit, hal. 133.

19 mempunyai khalayak. Akan tetapi, tidak semua organisasi dilengkapi dengan bagian PR sendiri sehingga pekerjaan dan fungsi PR bisa dilaksanakan oleh seorang pimpinan dalam organisasi/perusahaan tersebut. Berikut ini tahapan dalam manajemen PR yang dikutip dari Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Bloom dalam Firsan Nova. 18 a. Definisikan permasalahan Dalam tahap ini, seorang praktisi PR perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu, praktisi PR perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. Dengan kata lain, tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelijen perusahaan. b. Perencanaan dan program Pada tahap ini, seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah tersebut dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Penting bagi praktisi PR untuk mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan banyak bagian. 18 Firsan Nova, Crisis Public Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011, hal 304.

20 c. Aksi dan komunikasi Banyak praktisi PR sering melupakan kedua proses di atas, dan langsung masuk ke tahap ketiga, yaitu langsung melakukan aksi dan komunikasi berdasarkan asumsi pribadi. Meski tidak jarang tindakan ini membawa hasil yang tidak buruk, langkah ini tidak disarankan karena terlalu tinggi risikonya bagi citra perusahaan. d. Evaluasi program Proses PR selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan data. Untuk mengetahui apakah prosesnya sedah selesai atau belum, seorang praktisi PR perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambilnya. 2.4 Citra Menurut Rosady Ruslan 19 citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau Publik Relations (PR). Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik maupun buruk, seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya. Berikut ini akan dijabarkan beberapa jenis citra. 19 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2010, hal 74.

21 2.4.1 Jenis Citra Menurut M. Linggar Anggoro 20 menjelaskan beberapa jenis citra yang ada selama ini. Adapun jenis citra tersebut sebagai berikut. a. Citra cermin (mirror image) Pengertian di sini bahwa citra cermin diyakini oleh perusahaan bersangkutan terutama para pemimpinnya, yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan, dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra yang di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan citra negatifnya muncul. b. Citra kini (current image) Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Berdasarakan pengalaman dan informasi yang kurang baik penerimaanya, sehingga dalam posisi tersebut pihak PR akan menghadapi risiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk, dan hingga muncul kesalahpahaman yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya. 20 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumusan serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2012, hal 59 69

22 c. Citra keinginan (wish image) Citra keinginan ini seperti yang didapat oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum. d. Citra perusahaan (corporate image) Jenis citra ini yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care). Dalam hal ini, pihak humas/pr berupaya bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan agar mampu memengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi untuk berkompetensi di pasar bursa saham. e. Citra serba aneka (multiple image) Banyaknya jumlah pegawai(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.

23 Dengan kata lain, citra ini merupakan pelengkap dari citra dari perusahaan di atas. Misalnya, bagaimana pihak humas/pr akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand s name, seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, dan penampilan para profesionalnya. Semua itu, kemudian diunifikasikan atau diidentikan dalam suatu citra serba aneka (multiple image) yang di integrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image). f. Citra penampilan (performance image) Citra penampilan ini lebih ditunjukkan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para profesional pada perusahaan yang bersangkutan. Misalnya, dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut telepon, tamu dan pelanggan, serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang. 2.4.2 Peran Citra bagi Perusahaan Pendapat Groonross dalam Firsan Nova 21 yang mengidentifikasi peran citra bagi perusahaan, sebagai berikut. 21 Firsan Nova. Crisis Public Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011, hal 304

24 a. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasar eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi, dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang netral atau tidak diketahui mungkin tidak menyebabkan kehancuran, tetapi hal itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih efektif. b. Citra sebagai penyaring yang memengaruhi persepsi kegiatan perusahaan. c. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen karena citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen. 2.4.3 Manfaat Citra untuk Perusahaan Dalam dunia bisnis, tidak sedikit pengusaha yang bersifat acuh tak acuh mengenai citra perusahaannya. Padahal, para pemilik perusahaan tidak menyadari bahwa dalam jangka panjang, citra yang baik akan membawa banyak manfaat. Menurut Sutojo, yang dikutip dalam Firsan Nova 22, citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut. a. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (mid and long term sustainable competitive position). b. Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times). 22 M. Linggar Anggoro, Ibid, hal 303 304

25 c. Menjadi daya tarik eksekutif andal (attraction the best executives available). d. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (increasing effectivensse of marketing instruments). e. Penghematan biaya operasional (cost saving). Katherine Miller dalam Richard West and Lynn Turner 23 menyatakan bahwa terdapat begitu banyak konseptualisasi mengenai komunikasi, dan konseptualisasi ini telah mengalami banyak perubahan dalam tahun-tahun terakhir ini. 23 Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika. 2012, hal 4.