Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimensi kemanusiaan yang saling terkait yaitu aspek biologis, psikologis,

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia mencapai usia 66,2 tahun, tahun 2008 UHH penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia). Undang-undang RI No. 13 Tahun 1998 menjelaskan bahwa lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes, 2013). World Population Prospective (2010, dalam Kemenkes, 2013) memperkirakan persentase penduduk lansia di Dunia pada tahun 1950-2050 akan terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2050 diperkirakan persentase lansia sebanyak 25,07%. Adanya peningkatan jumlah penduduk ini telah menjadikan Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured population) dan menempati urutan ke empat terbanyak Negara berpopulasi lansia setelah Cina, India, dan Amerika (Ronawulan, 2009). WHO menyatakan di kawasan Asia Tenggara terdapat 142 juta jiwa (8%) populasi adalah lansia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 23,8 juta jiwa atau 9,77%. Diperkirakan jumlah lansia pada tahun 2020 menjadi 28 juta jiwa atau 11,3% (BPS, 2013). Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa 1

(Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2014).Pada tahun 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan karena tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Efendy & Makhfudli, 2009). Banyaknya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, karena semakin bertambahnya usia fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik itu karena faktor ilmiah maupun karena faktor penyakit (Kemenkes, 2013). Penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus, dan bekesinambungan (Darmojo, 2009). Selanjutnya panuaan akan menyebabkan perubahan fisik dan psikososial. Kemunduran secara fisik anatar lain ditandai dengan penurunan fungsi panca indera, kulit keriput, dan menurunnya imunitas sehingga memunculkan berbagai penyakit. Kemunduran psikologis antara lain perasaan tidak berguna, mudah sedih, dan depresi (Soejono, 2009). Selain perubahan fisik dan psikologis, lansia juga mengalami perubahan sosial. Perubahan sosial pada lansia merupakan perubahan status dan perannya dalam kelompok atau masyarakat seperti pensiun dari pekerjaan dan kehilangan jabatan/kedudukan, lansia juga mengalami dalam status keluarga ketika ia kehilangan pasangan hidup, serta kehilangan sistem dukungan dari keluarga, teman dan tetangga (Ebersole, 2010). Akibat lansia yang tidak bisa menyesuaikan diri (adaptasi buruk)/ koping maladapatif yang dilakukan lansia yaitu terjadinya depresi, isolasi sosial, dan 2

kesepian, dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Riannisa, dkk bahwa prevalensi depresi pada lansia di Kelurahan Babakan Sari Bandung yaitu 42%. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8-15 %. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan Panti Perawatan sebesar 30-45% (Dharmono,2008). Hasil survey dari berbagai negara didunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5% dengan perbandiangan wanita dan pria 14,1% : 8,5%. Depresi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor bilogis, faktor psokologis, faktor usia dan penggunaan obat-obatan tertentu, depersi ini juga terjadi karena faktor peristiwa kehidupan seperti kehilangan keluarga yang dicintai (Dharmono, 2008). Depersi pada lansia bukan merupakan proses penuaan yang normal. Depresi bisa menjadi masalah yang kronik dan berulang yang akan mengakibatkan seseorang tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri, selain itu depresi dapat menjurus kepada tindakan bunuh diri. Salah satu faktor sangat penting untuk mencegah depresi pada usia tua adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan gabungan sikap dan penerimaan yang dapat membantu usia tua menghadapi masalah (House & Khan dalam Esti Tiar, 2010), diantaranya adalah dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Dukungan keluarga berdampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu, yang berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, meningkatnya fungsi kognitif dan kesehatan emosi individu (Setiadi, 2008). Menurut Friedman 3

(2010), dukungan keluarga mempunyai peran penting dalam proses pengobatan, karena keluarga bisa memberikan dorongan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis untuk penderita depresi. Depresi bisa terjadi pada lansia disebakan lanisa merasa terasing dari keluarganya dan merasa kesepian. Depresi pada lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain penurunan fungsi dari organ tubuh, kehilangan sumber nafkah, perubahan gaya hidup dan sebagainya. Untuk itu pendekatan keluarga sangat diperlukan dalam penatalaksaan depresi pada lansia yaitu dengan memberikan dukungan pada lansia. Kebutuhan akan dukungan dan perhatian keluarga berlansung sepanjang hidup sehingga jika seseorang lansia tidak mnedapat dukungan mereka akan mengalami epsisode mayor dari depresi yaitu gambaran melankolis, merasa rendah diri, perasaan tidsk berdaya, dan hal yang paling mengancam adalah keinginan untuk bunuh diri. Melalui dukungan keluarga, lansia akan merasa masih ada yang memperhatikan. Dukungan keluarga dapat diwujudkan dengan memberikan perhatian, bersikap empati, memberikan dorongan, memberikan saran, memberikan pengetahuan dan sebagainya. Keluarga memiliki peran yang sangan besar pada lansia. Menurut Rezki (2013) terdapat hubungan yang bermakna antara kehilangan keluarga dengan kejadian depresi pada lansia. Keluarga dapat memberikan dukungan social pada lansia yang mengalami depresi. Dukungan keluarga bermanfaat untuak mengeluarkan segala perasaan dan masalah, memunculkan perasaan diterima dan disayangai, sehingga dapat mengurangi tekanan psikologis yang dialami individu 4

(Rezki, 2013). Kurangnya dukungan bisa menyebabkan timbulnya depresi pada lansia. Pada beberapa keluarga ada yang memilih untuk menitipkan anggota keluarganya pada panti social khusus untuk lansia. Hal ini bisa mencetuskan timbulnya depresi pada lansia. Meskipun keluarga masih bisa mengunjungi anggota keluarganya yang tinggal dipanti social, namun perasaan tak berguna sehingga dititipkan pada panti social bisa muncul pada lansia (Darmojo, 2009). Dukungan keluarga yaitu infomasi verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh keluarga di lingkungan keluarga atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pada tingkah laku penerimanya (Gottlieb dalam Hasymi, 2009). Dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada anggota keluarga lain meliputi dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan instrumental, dan dukungan penghargaan (Friedman, 2003). Data dinas kesehatan Kota Padang tahun 2014 menunjukkan jumlah usia lanjut 82.790 jiwa, yang mendapatkan pelayanan kesehatan 17,94%. Jumlah usia lanjut ytang tertinggi terdapat di Puskesmas Andalas dengan jumlah 9.319 jiwa. Wilayah kerja puskesmas andalas terdiri dari 10 kelurahan dan dari 10 keluarahan tersebut terdapat 13 posyandu lansia. Posyandu lansia yang memiliki angka kunjungan tertinggi berada di Kelurahan Parak Gadang Timur dengan jumlah kunjungan terakhir sebanyak 103 orang lansia. Di Kelurahan Parak Gadang Timur sendiri terdapat 3 posyandu lansia yaitu posyandu lansia Air Camar, Aur Duri, dan Air Mati. 5

Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi ada sekitar 16 lansia, 6 orang berjenis kelamin perempuan dan diantaranya adalah IRT, pensiunan pegawai negeri dan tidak memiliki pekerjaan tetap yang memilki tanda dan gejala dari depresi, dimana nampak murung dan sedih, 5 diantaranya berjenis kelamin laki-laki yang bekerja sebagai pensiunan pegawai negeri dan buruh memiliki tanda atau gejala depresi yang lain yaitu letih, tidak bergairah, kadang nafsu makan menurun, dan 4 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki, 2 orang berjenis kelamin perempuan dan tidak memilki pekerjaan tetap, serta sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi memiliki tanda ataupun gejala dari depresi yaitu tidak dapat tidur nyenyak dan lebih senang menyendiri. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik meneliti Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi Pada Lanjut Usia Di Kelurahan Parak Gadang Timur Wilayah Kerja Puekesmas Andalas Kota Padang Tahun 2016. B. Rumusan masalah Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di kelurahan Parak Gadang Timur wilayah kerja puskesmas andalas kota padang tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum 6

Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada lansia di kelurahan Parak Gadang Timur kerja puskesmas andalas kota padang tahun 2016 2. Tujuan khusus a. Diketahui distribusi dukungan keluarga pada lansia di kelurahan Parak Gadang Timur wilayah kerja puskesmas andalas kota padang tahun 2016 b. Diketahui kejadian depresi pada lansia di kelurahan Parak Gadang Timur wilayah kerja puskesmas andalas kota padang tahun 2016 c. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di kelurahan Parak Gadang Timur wilayah kerja puskesmas andalas kota padang tahun 2016 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai sumber masukan bagi bidang ilmu keperawatan gerontik, asuhan keperawatan tentang depresi pada lansia baik kepada penderita, keluarga dan masyarakat. 7

2. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengebai hubungan dukungan keluarga dengan dperesi pada lansia dan pengembangan metodologi penelitiannya. 8