BAB V PENUTUP Proses pembangunan nasional yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi secara spasial diterjemahkan sebagai Growth Pole yang melahirkan kebijakan pengembangan wilayah melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan dapat diartikan secara geografis sebagai suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction). Diketahui pula bahwa Growth Pole (pusat pertumbuhan) tidak terjadi di segala tempat, tetapi terbatas hanya pada tempat-tempat tertentu yang mempunyai berbagai variabel tertentu dengan intensitas yang berbeda-beda. Kabupaten Pangandaran adalah salah satu kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah induknya, yakni Kabupaten Ciamis. Kabupaten Pangandaran memekarkan diri dari wilayah induknya menjadi DOB (Daerah Otonomi Baru) pun dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya serta untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Untuk itu, Kabupaten Pangandaran perlu memiliki pusat pertumbuhan untuk mendukung proses pembangunan daerahnya sehingga keinginannya dapat dicapai. Berdasarkan pembahasan terhadap analisis-analisis yang dilakukan dan rumusan masalah yang telah dirumuskan, diketahui bahwa terdapat dua kecamatan yang paling berpotensi menjadi pusat pertumbuhan, yakni Kecamatan Padaherang dan Pangandaran. Kecamatan Padaherang dipilih karena kecamatan tersebut unggul berdasarkan hasil Analisis Skalogram dengan penggunaan variabel jumlah penduduk. Lalu dirinya juga unggul berdasarkan hasil Analisis Skalogram dan Analisis Indeks Sentralitas dengan penggunaan jumlah fasilitas serta jumlah jenis fasilitas yang dimiliki. Kecamatan Pangandaran pun dapat dipilih untuk ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan karena kecamatan tersebut unggul dalam setiap alat analisis yang dilakukan walaupun dalam Analisis Skalogram dengan penggunaan jumlah penduduk dirinya tidak unggul. Kecamatan Pangandaran juga dapat menjadi pusat pertumbuhan karena dirinya memiliki jumlah penduduk tertinggi kedua setelah Kecamatan Padaherang dan berada pada orde kedua dengan jumlah penduduk tertinggi. Kecamatan Pangandaran unggul dalam penyediaan jenis fasilitas dan jumlah jenis fasilitas berdasarkan hasil Analisis Skalogram dan Analisis Indeks Sentralitas. Berdasarkan penjelasan tersebut, keduanya dapat ditetapkan menjadi 55
pusat pertumbuhan yang paling berpotensi dibandingkan delapan kecamatan lainnya yang berada di Kabupaten Pangandaran. Selain itu, kedua kecamatan tersebut selanjutnya dapat dianalisis kembali untuk melihat keterkaitan antara pusat pertumbuhan dengan wilayah belakangnya melalui Analisis Gravitasi. Berdasarkan aktivitas ekonomi yang terjadi di Kabupaten Pangandaran, kedua kecamatan pusat pertumbuhan tersebut diketahui adalah kecamatan pemilik penyebaran kawasan usaha dan penyerapan tenaga kerja tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Pernyataan tersebut dapat mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi yang terjadi telah terkonsentrasi di pusat pertumbuhan, yakni Kecamatan Padaherang dan Pangandaran. Hal itu juga dapat semakin memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil Analisis Gravitasi dapat dilaporkan bahwa Kecamatan Padaherang sebagai pusat pertumbuhan memiliki keterkaitan terkuat dengan Kecamatan Kalipucang sebagai wilayah belakangnya. Dibandingkan dengan delapan kecamatan lainnya di Kabupaten Pangandaran, Kecamatan Kalipucang memiliki nilai hasil Analisis Gravitasi tertinggi yang menggambarkan keterkaitan terbesar dengan Kecamatan Padaherang sebagai pusat pertumbuhannya. Kecamatan Kalipucang pun diketahui berdasarkan peta, berada dekat dan bersebelahan dengan Kecamatan Padaherang tepatnya di sisi selatan Kecamatan Padaherang. Selanjutnya, Kecamatan Pangandaran pun memiliki keterkaitan terkuat dengan Kecamatan Sidamulih sebagai wilayah belakangnya. Hal itu pun diketahui dari nilai hasil Analisis Gravitasi yang dimiliki Kecamatan Sidamulih sebagai wilayah belakang dengan nilai keterkaitan tertinggi dibandingkan dengan delapan kecamatan lainnya di Kabupaten Pangandaran. Kecamatan Sidamulih berdasarkan peta diketahui berada di sebelah barat Kecamatan Pangandaran dan berada dekat atau bersebelahan dengan Kecamatan Pangandaran. Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa pusat pertumbuhan memang benar adanya memiliki keterkaitan atau daya tarik terhadap wilayah belakangnya (hinterland) yang memang dekat dengan wilayah pusat pertumbuhan. Keterkaitannya pun diciptakan tidak lain untuk dapat saling mengembangkan wilayahnya. Selain keterkaitan terhadap wilayah belakang pusat pertumbuhan, analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui keterkaitan antar pusat pertumbuhan. Berdasarkan hasil analisis ini, dapat dilaporkan bahwa kedua kecamatan pusat pertumbuhan memiliki keterkaitan di antaranya. Hal itu diketahui dari hasil Analisis Gravitasi yang dinyatakan dari kedua wilayah pusat yang dianalisis memiliki nilai 56
hasil analisis yang tinggi. Pada analisis terhadap Kecamatan Padaherang, keterkaitannya dengan Kecamatan Pangandaran menempati posisi kedua tertinggi setelah kecamatan wilayah belakangnya. Sementara itu, pada Kecamatan Pangandaran, keterkaitan terhadap Kecamatan Padaherang menempati posisi ketiga tertinggi. Hal itu telah mengindikasikan bahwa kedua pusat pertumbuhan memiliki keterkaitan. Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan, dapat dilaporkan bahwa penelitian ini telah berhasil melaporkan dua kecamatan yang layak menjadi pusat pertumbuhan, yakni Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Pangandaran. Telah ditentukannya kedua kecamatan tersebut sebagai pusat pertumbuhan, hal ini akan berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi yang terjadi di kedua wilayah tersebut. Aktivitas ekonomi akan semakin meningkat seiring dengan adanya pusat pertumbuhan akibat dari segala kegiatan yang telah terpusat di pusat pertumbuhan. Aktivitas ekonomi yang tinggi pun akan semakin mendorong pada besarnya angka pengganda yang dihasilkan. Angka pengganda akan semakin besar nilainya seiring dengan tingginya aktivitas ekonomi yang dilakukan di pusat pertumbuhan. Seiring dengan itu, angka pengganda tersebut pun akan berpotensi menciptakan PAD untuk wilayah kecamatan pusat pertumbuhan serta lambat laun akan mendorong pada peningkatan PAD kabupaten. Pada akhirnya, skema ini pun akan berakhir pada tujuan akhir Kabupaten Pangandaran yakni, Kabupaten Pangandaran dapat mandiri secara ekonomi. Penelitian ini dinilai masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penelitian ini pun memiliki kekurangan. Penelitian ini memiliki kekurangan karena dalam proses penghitungan tidak mengakomodasi perbedaan kontribusi berbagai jenis fasilitas terhadap aktivitas ekonomi. Misalnya, fasilitas sosial seperti masjid yang dibandingkan dengan fasilitas ekonomi seperti bank. Keduanya sama-sama dihitung tetapi keduanya tidak dibedakan masing-masing kontribusinya terhadap aktivitas ekonomi wilayah Kabupaten Pangandaran. Penghitungan ini dilakukan agar pusat pertumbuhan dapat ditetapkan di wilayah yang tepat dengan wilayah tersebut memang dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam penelitian sehingga disarankan untuk melakukan berbagai langkah penyempurnaan dalam penelitian selanjutnya seperti: 1. Melakukan scoring terhadap fasilitas yang diteliti. Scoring dilakukan agar dapat mengakomodasi perbedaan kontribusi berbagai jenis fasilitas sehingga pengaruhnya terhadap aktivitas 57
ekonomi semakin signifikan diketahui. Scoring dapat dilakukan melalui serangkaian metode dan alat analisis tertentu dengan didasarkan pada teori/ studi empiri yang sesuai. 2. Menambahkan alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan pusat pertumbuhan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan pusat pertumbuhan adalah analisis Location Quotient. Analisis LQ dilakukan untuk dapat menentukan sektor basis yang dimiliki suatu wilayah calon pusat pertumbuhan. Diketahuinya sektor basis akan dapat menunjukkan bahwa suatu wilayah calon pusat pertumbuhan bersifat mendorong daerah belakangnya. Bersifat mendorong daerah belakangnya merupakan salah satu ciri untuk suatu wilayah ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan (Tarigan, 2005). 3. Menambahkan data hubungan timbal balik/ keterkaitan antar sektor dalam perekonomian dengan menggunakan Tabel Input Output (IO). Penambahan data tersebut dilakukan guna memberikan indikasi adanya efek pengganda di suatu wilayah calon pusat pertumbuhan. Adanya data dari Tabel Input Output (IO) akan dapat semakin memperkuat kenyataan bahwa suatu wilayah memang benar adanya memiliki efek pengganda. Adanya efek pengganda pun akan dapat mendukung salah satu ciri suatu pusat pertumbuhan yang diutarakan Tarigan (2005), yakni adanya efek pengganda. 4. Menambahkan pembahasan dampak pemekaran daerah terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan karena pemekaran daerah bukan hanya dapat berdampak pada aspek ekonomi namun juga akan berdampak pada aspek lingkungan. Aspek lingkungan dalam hal ini adalah adanya kemungkinan eksploitasi sumber daya alam khususnya untuk Kabupaten Pangandaran dengan melimpahnya potensi sumber daya alam yang dimiliki. Berpisahnya Kabupaten Pangandaran dari kabupaten induknya akan membuat Kabupaten Pangandaran semakin memanfaatkan/bertumpu pada sumber daya alam yang dimiliki. Lambat laun, hal itu akan membuat sumber daya alam yang dimiliki cepat habis akibat dari adanya kemungkinan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dimiliki. 58
DAFTAR PUSTAKA Badan Informasi Geospasial. (n.d.). [Peta ilustrasi Kabupaten Pangandaran 8 Juni, 2017]. Data Peta Wilayah Kabupaten Pangandaran Diakses dari Peta Rupabumi. Diunduh dari http://www.bakosurtanal.go.id/peta-rupabumi/ Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). Penduduk. Diunduh dari https://www.bps.go.id/subjek/view/id/12 BPS dan Bappeda Kabupaten Ciamis. (2013). Ciamis dalam angka tahun 2013. Kabupaten Ciamis: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Cigugur. (2013). Kecamatan Cigugur dalam angka tahun 2013. Kecamatan Cigugur: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Cijulang. (2012). Kecamatan Cijulang dalam angka tahun 2012. Kecamatan Cijulang: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Cimerak. (2011). Kecamatan Cimerak dalam angka 2011. Kecamatan Cimerak: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Kalipucang. (2012). Kecamatan Kalipucang dalam angka 2012. Kecamatan Kalipucang: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Langkaplancar. (2012). Kecamatan Langkaplancar dalam angka tahun 2012. Kecamatan Langkaplancar: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Mangunjaya. (2012). Kecamatan Mangunjaya dalam angka tahun 2012. Kecamatan Mangunjaya: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Padaherang. (2011). Kecamatan Padaherang dalam angka tahun 2011. Kecamatan Padaherang: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Pangandaran. (2011). Kecamatan Pangandaran dalam angka tahun 2011. Kecamatan Pangandaran: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. BPS Kecamatan Parigi. (2012). Kecamatan Parigi dalam angka tahun 2012. Kecamatan Parigi: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. 59
BPS Kecamatan Sidamulih. (2011). Kecamatan Sidamulih dalam angka tahun 2011. Kecamatan Sidamulih: Indonesia. Kantor Percetakan Pemerintah. Data. (2016). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diunduh dari http://kbbi.web.id/data Dinas Pariwisata Perindagkop dan UMKM Kabupaten Pangandaran. (2017). Jumlah lokasi dayatarik, kawasan strategis, dan destinasi pariwisata lingkup kabupaten pangandaran. Diunduh dari http://dispar.pangandarankab.go.id/profil-pariwisata-kabupatenpangandaran/ Djati, T. S. S., Tilaar, S., & Sembel, A. (2016). Kajian pertumbuhan wilayah pengembangan di Kota Ambon (Studi kasus: Satuan wilayah pengembangan II). SPASIAL: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 3(3), 126-135. Farizal, F., Hidayanti, A. N., & Kumcoro, T. (2011). Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pusat pertumbuhan (studi kasus: Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat). Jurnal Tata Kota dan Daerah, 3(1), 39-46. Fasilitas. (2016). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diunduh dari http://kbbi.web.id/fasilitas Google Maps. (2017). Akses data jarak antar kecamatan di kabupaten pangandaran. Diunduh dari https://www.google.co.id/maps/place/pangandaran,+west+java/@- 7.640436,108.4162259,11z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e6596ce48211b 65:0x18de882518fc07f6!8m2!3d-7.6150611!4d108.4988269?hl=en Google Maps. (2017). Akses data kantor pemerintahan kabupaten pangandaran. Diunduh dari https://www.google.co.id/maps/search/kantor+pemerintahan+kabupaten+pa ngandaran/@-7.7023742,108.4240029,11z/data=!3m1!4b1?hl=en Herawati, N. R. (2011). Pemekaran daerah di Indonesia. POLITIKA: Jurnal Ilmu Politik, 2(1), 1-9. Jarak. (2016). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diunduh dari http://kbbi.web.id/jarak 60
Jayadinata, J. T. (1999). Tata guna tanah dalam perencanaan pedesaan, perkotaan, dan wilayah. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Data dasar puskesmas provinsi Jawa Barat keadaan desember 2013 [File Data]. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/data-dasar- puskesmas/12.%20data%20dasar%20puskesmas%20final%20- %20Jawa%20Barat.pdf Marmuksinudin, Ujang. (2013, Februari 10). Pemekaran Kabupaten Pangandaran sudah sah. Sindonews.com. Diunduh dari http://daerah.sindonews.com/read/716113/21/pemekaran-kabupatenpangandaran-sudah-sah-1360425654 Mypangandaran News. (2011, September 12). Penantian panjang pemekaran Pangandaran. Mypangandaran.com. Diunduh dari http://news.mypangandaran.com/artikel/read/pemekaranpangandaran/107/penantian-panjang-pemekaran-pangandaran.html Nainggolan, P. T. P. (2013). Analisis penentuan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 1(12), 15-26. Panjiputri, A. F. (2013). Analisis potensi pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan strategis Tangkallangka. Economics Development Analysis Journal, 2(3), 1-13. Pikiran Rakyat. (2013, Maret 15). Pangandaran bakal jadi pusat pertumbuhan Jabar selatan. Pikiran Rakyat. Diunduh dari http://www.pikiran-rakyat.com/jawabarat/2013/03/15/227029/pangandaran-bakal-jadi-pusat-pertumbuhan-jabarselatan Pos Indonesia Online. (2017). Unit layanan pos: Alamat kantor pos. Diunduh dari http://www.posindonesia.co.id/index.php/hasil-pencarian-alamat-kantorpos/ Pribadi, D. O., Putra, A. S., & Rustiadi, E. (2015). Determining optimal location of new growth centers based on LGP-IRIO model to reduce regional disparity in Indonesia. The Annals of Regional Science, 54(1), 89-115. Rahayu, E., & Santoso, E. B. (2014). Penentuan pusat-pusat pertumbuhan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Teknik Pomits, 3(2), 290-295. 61
Rochmi, M. N. (2016, Ferbuari 27). Pemerintah moratorium pemekaran daerah baru. Beritagar.id. Diunduh dari https://beritagar.id/artikel/berita/pemerintahmoratorium-pemekaran-daerah-baru Samsudin, D. (2003). Penentuan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Tangerang (Tesis). Diunduh dari Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. htttp://www.digilib.ui.ac.id Saputra, A. (2008). Pemekaran daerah dan implikasinya pada pembangunan. Jurnal Administrasi Publik, 5(1), 69-82. Siregar, O. K. (2015). Penerapan model location quotient dan skalogram dalam mendorong pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan Kota Medan. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (SNEMA) (pp. 55-65). Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Sudjana, N. (2006). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Tarigan, R. (2005). Ekonomi regional, teori, dan aplikasi (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, R. (2007). Ekonomi regional, teori, dan aplikasi (edisi keempat). Jakarta: Bumi Aksara. Tenrini, R. H. (2013, November 21). Pemekaran daerah: Kebutuhan atau euphoria demokrasi? Mengapa harus mekar. Diunduh dari http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2013_kajian_pkapbn_mengapa %20Harus%20Mekar_RTH.pdf Variabel. (2016). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diunduh dari http://kbbi.web.id/variabel Wiwoho, L. H. (2015, Juli 11). Kemendagri perketat pemekaran daerah baru. Kompas.com. Diunduh dari http://nasional.kompas.com/read/2015/07/11/16491141/kemendagri.perketa t.pemekaran.daerah.baru 62