METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perubahan penutupan/penggunaan lahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan dalam proses pembangunan, dimana kebutuhan akan lahan selalu meningkat setiap tahunnya dalam upaya mendukung proses pembangunan yang dicanangkan oleh suatu daerah/wilayah. Berbagai aspek ternyata mempengaruhi terjadinya perubahan penutupan/penggunaan lahan, apakah itu disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh daerah/wilayah, atau aspek lainnya yang mendorong terjadinya perubahan penutupan/penggunaan lahan seperti kondisi biofisik, kondisi sosial ekonomi maupun aktivitas manusia yang menyertainya. Dinamika perubahan penutupan/penggunaan lahan dapat diketahui dengan cara membandingkan minimal dua titik waktu yang berbeda. Dengan diketahuinya perbedaan penutupan/penggunaan lahan pada dua titik waktu tersebut dapat diketahui pusat-pusat lokasi, pergeseran dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam terjadinya perubahan penutupan/penggunaan lahan, serta konsistensi dan inkonsistensi penutupan/penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW di suatu daerah/wilayah tersebut. Dengan memperhatikan ketersediaan lahan atau luasan lahan yang relatif tetap maka perlu dilakukan suatu perencanaan yang matang agar kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pengelolaan yang tidak baik dapat diminimalkan. Pengelolaan yang baik tentunya harus didukung oleh keberadaan data dan informasi yang akurat, salah satunya adalah data dan informasi mengenai dinamika perubahan penutupan/penggunaan lahan. Data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam mengarahkan penutupan/penggunaan lahan sesuai dengan daya dukung lahan yang dimiliki oleh daerah/wilayah tersebut, sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud. Kerangka pemikiran secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1.

2 17 Gambar 1 Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksankan di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat yang meliputi 36 Kecamtan dengan luas area sebesar ha. Secara geografis berada pada posisi 108 O O 40 BT dan 7 O O LS, Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Desember Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat ETM-7 pada 3 titik tahun (2000, 2005 dan 2010), Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta RTRW, Peta Administrasi, Peta Tanah, Peta Lereng dan Peta Elevasi, Data Potensi Desa (Podes) Tahun 2003 dan 2008 dari Badan Pusat Statistik.

3 18 Alat yang digunakan adalah GPS, kamera digital dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software: ERDAS Imagine, Frame and Fill, Arc GIS, Google Earth, Statistica 8.0 dan Microsoft Excel. Pengumpulan Data Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari interpretasi citra, hasil survey atau cek lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari menginventarisasi dan penelusuran data, baik pada buku, peta, internet, peraturan perundang-undangan, penelitian terdahulu maupun dari beberapa instansi pemerintah yang terkait. Analisis dan Pengolahan Data Perbaikan Stripping Sensor Scan Line Corrector (SLC) Citra Landsat ETM 7+ mulai mengalami kegagalan operasi sejak tanggal 31 Mei 2003 sehingga menyebabkan terjadinya stripping pada produk citra Landsat ETM 7+ yang dihasilkan dan bersifat permanen sampai saat ini. Perbaikan dilakukan dengan menggunakan citra pengisi yang berada pada path and row yang sama dan tahun yang sama akan tetapi berbeda dalam waktu (bulan) perekamannya. Yang perlu diperhatikan dalam perbaikan stripping ini yaitu dimana citra yang digunakan sebagai penampalnya harus bersilangan dengan area stripping pada citra utamanya. Pada penelitian ini menggunakan 5 scene citra Landsat ETM 7+, yaitu untuk tahun 2000 digunakan citra pada path 121 dan row 065 dengan akuisisi pada bulan Pebruari. Tahun 2005 digunakan citra utama dengan akuisisi pada bulan Juni dan sebagai pengisinya pada bulan April. Sementara tahun 2010 digunakan citra utama dengan akuisisi pada bulan Pebruari dan sebagai pengisinya pada bulan April. Proses pengisian citra utama dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Frame and Fill. Hasil perbaikan citra Landsat ETM 7+ dapat dilihat pada Gambar 2.

4 19 a. Citra Landsat ETM 7+ Path 121 Row 065, sebelum perbaikan b. Citra Landsat ETM 7+ Path 121 Row 065, setelah perbaikan Gambar 2 Perbaikan Citra Landsat ETM7+ Path 121 Row 065 Band Pemotongan Batas Area Penelitian Luas 1 scene citra Landsat adalah 185 km x 185 km dan tidak semua image akan digunakan, karena itu perlu dilakukan pemotongan citra Landsat sesuai dengan data/wilayah kajian. Sebagai batas digunakan peta administrasi Kabupaten Ciamis yang akan menjadi acuan dalam penentuan luas pada analisis selanjutnya. Rektifikasi Citra Distorsi geometrik selama akuisisi citra seperti pengaruh rotasi bumi, kelengkungan bumi, kecepatan penyiaman dari beberapa sensor yang tidak normal, efek panoramik yang menyebabkan posisi setiap objek di citra tidak sama dengan posisi geografis permukaan bumi yang sebenarnya (Sitorus et al. 2006), oleh karena itu citra Landsat perlu terlebih dahulu dilakukan rektifikasi/koreksi geometrik agar posisi citra sama dengan posisi geografis sebenarnya. Citra yang mempunyai kesalahan dalam geometri berimbas terhadap variasi jarak, luas, arah, sudut dan bentuk di semua bagian citra sehingga sangat perlu dilakukan koreksi geometri agar sesuai dengan kondisi aslinya di lapangan. Distorsi geometrik yang bersifat random koreksinya membutuhkan sejumlah titik kontrol (Ground Control Point, GCP), titik kontrol yang dipilih adalah kenampakan-kenampakan yang terlihat jelas pada citra atau mengacu dari peta seperti peta RBI atau dengan memanfaatkan satelit GPS. Teknik transformasi yang umum digunakan adalah transformasi polinomial. Secara garis besar ada

5 20 beberapa orde dari transformasi polinomial yaitu polinomial orde satu, orde dua dan orde ke n. Contoh fungsi transformasi polinomial orde satu memiliki rumus fungsi sebagai berikut: X = a 0 + a 1 X + a 2 X + a 3 XY Y = b 0 + b 1 Y + b 2 Y + b3xy Dimana x, y : koordinat baris, kolom pada image yang belum terkoreksi X, Y : koordinat kolom pada image yang sudah terkoreksi (GCP) Hal penting perlu diperhatikan dalam koreksi geometri adalah akurasinya, dengan memperhatikan nilai Root Mean Square (RMS) yang disarankan nilai RMS tidak lebih besar dari 1 pixel (Suriadi et al. 2003), sedangkan menurut Jaya (2009) menyatakan bahwa umumnya RMS Error tidak boleh lebih besar dari 0,5 pixel. Klasifikasi Penutupan/Penggunaan Lahan dan Deteksi Perubahan Kategori penutupan/penggunaan lahan terdiri atas 8 (delapan) tipe yaitu hutan, perkebunan, pertanian lahan kering, permukiman, sawah, semak belukar, tanah tebuka dan tubuh air. Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ERDAS Imagine dan Arc GIS yaitu dengan menggunakan kombinasi antara klasifikasi secara terbimbing (supervised classification) dan manual/visual dengan tahapan klasifikasi disajikan pada Gambar 3. Pengujian Hasil Klasifikasi Pengujian kualitas hasil klasifikasi penutupan/penggunaan lahan dengan melakukan verifikasi dan validasi data. Verifikasi dilakukan melalui tahapan pengecekan lapangan (ground truth) untuk mengecek kebenaraan, ketepatan atau kenyataan di lapangan. Akurasi klasifikasi biasanya diukur berdasarkan persentase jumlah pixel yang dikelaskan secara benar dibagi dengan jumlah total pixel yang digunakan, akurasi tersebut sering disebut dengan overall accuracy, akan tetapi akurasi ini umumnya over estimate, sehingga digunakan kappa accuracy (Jaya 2010). Adapun rumus kappa accuracy, sebagai berikut:

6 21 Dimana: K : kappa akurasi X ii X i+ X +i N : nilai diagonal dari matrik kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i : jumlah pixel dalam baris ke-i : jumlah pixel dalam kolom ke-i : banyaknya pixel dalam contoh Gambar 3 Pengolahan Data Penginderaan Jauh Kombinasi Antara Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification) Dengan Manual/Visual

7 22 Identifikasi Pergeseran dan Pusat-pusat Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan Shift Share Analysis (SSA) Identifikasi pergeseran atau dinamika perubahan penutupan/penggunaan lahan dapat dilakukan dengan Shift Share Analysis (SSA) dengan menggunakan data atribut hasil overlay (tumpang susun) peta penutupan/penggunaan lahan pada dua titik tahun. Teknik ini mendasarkan kepada tiga komponen pertumbuhan yaitu pertumbuhan regional (regional share, RS), pertumbuhan proporsional (proporsional shift, PS), dan pertumbuhan pangsa wilayah (differensial shift, DS) (Daryanto dan Hafizrianda 2010). Faktor RS menggambarkan laju perubahan penutupan/penggunaan lahan rata-rata pada total wilayah, faktor PS menggambarkan laju perubahan penutupan/penggunaan lahan tertentu secara total dalam wilayah dan faktor DS menggambarkan laju perubahan lahan tertentu di sub wilayah tertentu secara relatif terhadap laju perubahan jenis penutupan/penggunaan lahan tertentu pada total wilayah. Persamaan umum dari Shift Share Analysis ini adalah: SSA X.. ( t1) 1 X.. ( t0) X. j X. j ( t1) ( t0) X.. ( t X.. ( t 1) 0) X X ij( t1) ij( t0) X X i( t1) i( t0) dimana : a b c SSA X.. X.j X ij t 1 t 0 : luas pergeseran penutupan/penggunaan lahan ke-i di unit analisis ke-j (ha) a : komponen RS b : komponen PS c : komponen DS dan : luas lahan pada total wilayah (ha) : luas total penutupan/penggunaan lahan ke-i pada total wilayah (ha) : luas penutupan/penggunaan lahan ke-i di sub wilayah ke-j (ha) : titik tahun akhir : titik tahun awal

8 23 Location Quotient (LQ) Identifikasi pusat-pusat perubahan penutupan/penggunaan lahan dapat dilakukan dengan analisis Location Quotient (LQ). Analisis LQ merupakan suatu indikator sederhana yang dapat menunjukan kekuatan atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah di atasnya atau wilayah referensi (Daryanto 2010). Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah (1) kondisi geografis relatif seragam, (2) pola-pola aktifitas bersifat seragam, dan (3) setiap aktifitas menghasilkan produk yang sama. Persamaan analisis LQ dalam penelitian ini adalah: Dimana: X ij X i. X.j X.. LQ IJ : penutupan/penggunaan lahan ke-j di sub wilayah ke-i : total luas perubahan penutupan/penggunaan lahan di sub wilayah ke-i : luas perubahan penutupan/penggunaan lahan ke-j di seluruh wilayah : total luas perubahan penutupan/penggunaan lahan X X IJ. J / / X X I... Interpretasi hasil analisis LQ, adalah sebagai berikut: 1. Nilai LQ ij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi perubahan penutupan/penggunaan lahan di sub wilayah ke-i secara relatif dibandingkan dengan total wilayah. 2. Nilai LQ ij = 1, maka sub wilayah ke-i tersebut mempunyai perubahan penutupan/penggunaan lahan yang sama dengan rata-rata total wilayah. 3. Nilai LQ ij < 1, maka sub wilayah ke-i tersebut mempunyai perubahan penutupan/penggunaan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang secara umum ditemukan diseluruh wilayah.

9 24 Analisis Faktor-faktor Penyebab Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan Faktor-faktor penyebab perubahan penutupan/penggunaan lahan didekati dengan menggunakan persamaan regresi logistik biner (logit model). Logit model ini variabel responnya hanya memiliki dua kategori, untuk setiap subjek dapat diklasifikasikan sebagai sebuah keberhasilan (1) atau kegagalan (0) (Agresti 1990). Data hasil peta perubahan penutupan/penggunaan lahan ditumpangsusunkan dengan data faktor-faktor yang di duga mempengaruhi perubahan penutupan/penggunaan lahan baik secara fisik, sosial, ekonomi dan kelembagaan. Setiap tipe perubahan penutupan/penggunaan lahan ke tipe penutupan/penggunaan lahan lain dicari peluang perubahannya dengan persamaan umum logit model yaitu: Dimana: Pi/r = peluang lahan ke-i berubah menjadi penutupan/penggunaan lahan jenis ke-r β 0r = parameter intersep untuk perubahan lahan menjadi penutupan/ penggunaan jenis ke-r β jr r X j = parameter koefisien variabel ke-j untuk perubahan menjadi penutupan/ penggunaan jenis ke-r = penutupan/penggunaan lahan jenis ke-1, ke 2, ke-3 dst = variabel bebas Analisis Kesesuaian Penutupan/Penggunaan Lahan Eksisting Dengan RTRW Analisis kesesuaian penutupan/penggunaan lahan didekati dengan proses tumpangsusun penutupan/penggunaan lahan sekarang dengan RTRW sehingga didapatkan daerah-daerah yang penutupan/penggunaannya sesuai dan tidak sesuai dengan RTRW. Analisis dan pengolahan data secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4. Sementara ringkasan variabel Tujuan, Jenis Data, Sumber Data, Metode/Analisis dan Keluaran dapat dilihat pada Tabel 2.

10 25 Gambar 4 Analisis dan Pengolahan Data

11 26 Tabel 2 Tujuan, Jenis Data, Sumber Data, Metode/Analisis dan Keluaran No Tujuan Jenis Data Sumber Data Metode/Analisis Keluaran 1 Mengidentifikasi pola dan dinamika perubahan penutupan/penggunaan lahan 2 Mengetahui faktor-faktor dominan penyebab perubahan penutupan/penggunaan lahan Citra Landsat 2000, 2005 dan 2010 Peta RBI Peta Administrasi Hasil analisis citra 2000,2005 dan 2010 Hasil analisis skalogram Peta lereng Peta tanah Peta elevasi Peta jaringan jalan gov/ Bakosurtanal Bappeda Ciamis Puslitanah Bogor Bappeda Ciamis aster.ersdac.or.jp/ Interpretasi citra dengan menggunakan software pengolah citra Verifikasi citra: ground check (GPS) Overlay LQ SSA Overlay (GIS) Binomial Logit Model Peta penutupan/penggunan lahan tahun 2000, 2005 dan 2010 Matrik perubahan penutupan/penggunaan lahan Pemusatan perubahan penutupan/pengggunaan lahan Pergeseran perubahan penutupan/penggunaan lahan Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan penutupan/penggunaan lahan 3 Mengevaluasi konsistensi penutupan/penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW Kab. Ciamis Peta RTRW Kab. Ciamis Peta penutupan/penggunan lahan tahun Bappeda Ciamis - Hasil analisis - Overlay (GIS) - Konsistensi penutupan/penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW Kab. Ciamis

12 27 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN CIAMIS Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Ciamis dibagi ke dalam 36 Kecamatan, 343 Desa dan 7 Kelurahan. Ibukota kabupaten terletak di Kecamatan Ciamis. Letak Kabupaten Ciamis secara geografis berada pada sampai dengan Bujur Timur dan sampai dengan Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Ciamis meliputi: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, 2. Sebelah Timur dengan Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah, 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya (Gambar 5). Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Ciamis pada tahun 2008 tercatat sebanyak orang. Komposisi jumlah penduduk laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak orang dengan rasio jenis kelamin 100,89 yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 101 laki -laki. Kepadatan Kabupaten Ciamis adalah 662 orang per km 2. Dari segi penyebarannya, 5,77% penduduk Kabupaten Ciamis bertempat tinggal di Kecamatan Ciamis sehingga menyebabkan kepadatan tertinggi (2.825 orang/km 2 ), hal ini dapat dimengerti karena Kecamatan Ciamis merupakan pusat kegiatan pemerintahan, kepadatan cukup tinggi juga ada di Kecamatan Cikoneng, Cihaurbeuti, Kawali dan Kecamatan Pemekaran yaitu Kecamatan Baregbeg, Sindangkasih dan Lumbung. Tabel 3 memperlihatkan perkembangan penduduk Kabupaten Ciamis dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008.

13

14 Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Ciamis 23

15

16 29 Tabel 3 Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Ciamis Tahun Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2008 Cimerak Cijulang Cigugur Langkaplancar Parigi Sidamulih Pangandaran Kalipucang Padaherang Banjarsari Lakbok Pamarican Cidolog Cimaragas Cijeungjing Cisaga Tambaksari Rancah Rajadesa Sukadana Ciamis Cikoneng Cihaurbeuti Sadananya Cipaku Jatinagara Panawangan Kawali Panjalu Panumbangan Banjar* Purwaharja* Pataruman* Langensari* Sindangkasih Baregbeg Lumbung Purwadadi Mangunjaya Sukamantri JUMLAH Sumber Keterangan : BPS Kabupaten Ciamis : *) Menjadi Pemkot Banjar +) Pemekaran Kecamatan Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 6 diketahui laju pertumbuhan penduduk rata-rata pertahunnya selama kurun waktu 8 tahun yaitu sebesar 1,45%, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode tahun sebesar 3,65%, sedangkan pertumbuhan pada periode sebesar 0,11%.

17 Jumlah Penduduk (Jiwa) Gambar 6 Perkembangan Penduduk Kabuapten Ciamis Tahun Aktivitas Perekonomian Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di wilayah tersebut. Keadaan perekonomian wilayah dapat dilihat dari PDRB wilayah yang disajikan menurut sektor lapangan usaha. Sektor pertanian di Kabupaten Ciamis mencakup pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Sektor tersebut masih menjadi penggerak roda perekonomian walaupun dari tahun ketahun persentasenya mengalami penurunan seiring dengan perkembangan sektor lainnya. Persentase perananan sektor dalam perekonomian Kabupaten Ciamis tahun dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Lapangan Usaha Persentase Peranan Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun I. Sektor Primer 1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perkebunan 2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian II.Sektor Sekunder 1. Industri Pengolahan a. Industri Migas Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2008 Jumlah Penduduk Tahun

18 31 Tabel 4 Lanjutan Lapangan Usaha III. 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Gas 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki 3. Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk kimia dan barang dari karet 6. Semen dan barang galian bukan logam 7. Logam dasar besi dan baja 8. Alat angkutan Mesin dan peralatannya 9. Barang lainnya 2. Listrik Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih Tahun Bangunan Sektor Tersier 1. Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 2. Pengangkutan dan Komunikasi a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 3. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 4. Jasa Jasa a. Pemerintahan Umum 1. Adm, Pemerintahan dan Pertahanan 2. Jasa pemerintahan lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Ciamis 2009

19 32 Karakteristik Fisik Wilayah Ketinggian (Elevasi) Wilayah Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis yang berada di ujung timur Provinsi Jawa Barat sebagian besar wilayahnya bergelombang. Ketinggian wilayah Kabupaten Ciamis berkisar dari meter dpl. Wilayah yang tertinggi berada pada puncak Gunung Sawal di Kecamatan Sindangkasih dan Panjalu, sedangkan dataran rendahnya membentang di wilayah Selatan sepanjang pantai Pangandaran yang sekaligus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Berdasarkan pengelolaan data spasial, ketinggian Wilayah Kabupaten Ciamis didominasi oleh ketinggian meter dpl yaitu seluas ha (52,97%) dari luas Kabupaten tercantum dalam Tabel 5 dan Gambar 7. Area tersebut hampir berada di seluruh wilayah Tengah dan sebagian di Utara dan Selatan. Ketinggian >1500 meter dpl menempati luasan yang paling kecil yaitu 473 ha (0,17%) merupakan bagian puncak Gunung Sawal. Tabel 5 Ketinggian Wilayah Kabupaten Ciamis No Ketinggian (mdpl) Luas Lahan (ha) Persentase (%) , , , , ,39 6 > ,17 Luas Total ,00 Sumber: Hasil analisis dari data DEM Kemiringan Lereng Wilayah Kabupaten Ciamis Kemiringan Lereng di Kabupaten Ciamis relatif beragam mulai dari 0-8% hingga diatas 40%. Berdasarkan tingkat kemiringan lahannya sebagian besar wialayah Kabupaten Ciamis berada pada kemiringan lereng <8% yaitu seluas ha (33,96%) yang terbentang di bagian Timur, Tengah dan Selatan. Sementara area yang memiliki kemiringan lereng >40% memiliki luasan yang

20 Gambar 7 Peta Elevasi Kabupaten Ciamis 33

21 34 terkecil yaitu sebesar ha (5,82%) yang merupakan daerah perbukitan atau pegunungan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6 dan Gambar 8. Tabel 6 Kelas Kemiringan Wilayah Kabupaten Ciamis No Kelas Kemiringan Luas Lahan (ha) Persentase (%) % , % % , % ,24 5 > 40% ,82 Luas Total ,00 Sumber : Hasil analisis dari data DEM Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Ciamis Jenis tanah di Kabupaten ciamis menurut sistem pusat penelitian tanah terdiri dari 8 jenis yang disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Ciamis No Jenis Tanah Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1 Alluvial ,97 2 Gleisol ,32 3 Grumusol ,58 4 Latosol ,27 5 Organosol ,59 6 Podsolik ,81 7 Regosol ,86 8 Renzina ,61 Luas Total Sumber : Hasil analisis dari data Puslit Tanah Departemen Pertanian Dari total wilayah Kabupaten Ciamis, jenis tanah Podsolik lebih dominan di banding jenis tanah yang lainnya dengan luasan sebesar ha (38,81%) dan diikuti dengan jenis tanah Latosol dengan luas sebesar ha (27,27%) kedua jenis tersebut menyebar merata di wilayah bagian Tengah dan Utara Kabupaten Ciamis. Sementara untuk jenis tanah Renzina memiliki luas sebesar ha

22 Gambar 8 Peta Lereng Kabupaten Ciamis 35

23 36 (12,61%) yang menyebar di wilayah Barat dan sebagian di Utara dan untuk jenis tanah Alluvial memiliki luas sebesar ha (12,97%) yang menyebar dibagian Timur. Sementara jenis tanah yang paling kecil luasannya adalah Gleisol sebesar ha (1,32%) dan diikuti oleh jenis tanah Grumosol sebesar ha (1,58%). Sebaran jenis tanah Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Gambar 9. Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten merupakan penjabaran dari strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah provinsi ke dalam strategi dan struktur pemanfaatan rung wilayah Kabupaten. Berdasarkan RTRW Kabupaten Ciamis Tahun , arahan penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis di dominasi oleh kebun campuran sebesar ha ( 62%). Sebaran arahan penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 8 dan sebaran spasialnya pada Gambar 10. Tabel 8 Sebaran Arahan Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Ciamis No Arahan RTRW Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1 Gambut 270 0,10 2 Hutan Lindung ,16 3 Hutan Produksi ,95 4 Kawasan Konservasi ,13 5 Kebun campuran Kawasan Pariwisata ,28 7 Permukiman ,98 8 Sawah ,31 9 Tubuh Air Luas Total ,00 Sumber: Hasil analisis dari data RTRW Kabupaten Ciamis Tahun

24 Gambar 9 Peta Tanah Kabupaten Ciamis 37

25 38 Gambar 10 Arahan RTRW Kabupaten Ciamis Tahun

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 17 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penggunaan lahan masa lalu dan penggunaan lahan masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling berhubungan antara lain peningkatan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Ciamis, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. Ir. Gandjar Rachman

Sekapur Sirih. Ciamis, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. Ir. Gandjar Rachman Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang (UU No. 26 tahun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2, pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari 2011. Secara geografis

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

5 HASIL PEMBAHASAN. 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan

5 HASIL PEMBAHASAN. 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan 68 5 HASIL PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah sangat tergantung dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi wilayahnya (Rustiadi et al. 2007).

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data

LAMPIRAN. Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data LAMPIRAN Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data No Kebutuhan Data Metode Jenis Data Sumber Data 1 Konteks Umum Lokasi Studi Dokumen, Interview, Pengamatan Lapang Primer, Sekunder

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Juli 2010 sampai Januari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai Februari 2011 yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan

Lebih terperinci

bahwa penataan daerah pemilihan pada kabupaten induk dan pembentukan daerah pemilihan pada kabupaten pemekaran dalam penataan keanggotaan

bahwa penataan daerah pemilihan pada kabupaten induk dan pembentukan daerah pemilihan pada kabupaten pemekaran dalam penataan keanggotaan KOMIS! PEtfllLlllAN utiluh KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 61 1/Kpts/KPU/TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 104/Kpts/KPU/TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAERAH

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Gambar 7. Lokasi Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2009 sampai Januari 2010 yang berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Bogor. Analisis data dilaksanakan

Lebih terperinci

DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DAN ALOKASI PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT GUNADI

DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DAN ALOKASI PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT GUNADI DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DAN ALOKASI PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT GUNADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

Keterangan * 2011 ** 2012 *** Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis data Landsat 7 untuk estimasi umur tanaman kelapa sawit mengambil daerah studi kasus di areal perkebunan PTPN VIII

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 46 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Ciamis Posisi geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20 sampai dengan 108 40 Bujur Timur dan 7 40 20 sampai dengan 7 o 41 20

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013*** 8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Desember 2009. Penelitian ini terbagi atas pengambilan dan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pembangunan dan pengembangan wilayah di setiap daerah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product X Produk Domestik Regional Bruto 306 Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2013 Gross Regional Domestic Product 10.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya (Gambar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON 4.1 Analisis Struktur Ekonomi Dengan struktur ekonomi kita dapat mengatakan suatu daerah telah mengalami perubahan dari perekonomian

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIAMIS Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Ciamis Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Ciamis Tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan April 2011 dengan daerah penelitian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada daerah kajian Provinsi Kalimantan Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing dan Sistem

Lebih terperinci

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan : Tujuan : KOREKSI GEOMETRIK 1. rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar kordinat citra sesuai dengan kordinat geografi 2. registrasi (mencocokkan) posisi citra dengan citra lain atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diteliti adalah wilayah pesisir Kabupaten Karawang (Gambar 3), yang secara administratif berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gap Filling Citra Gap Filling citra merupakan metode yang dilakukan untuk mengisi garisgaris yang kosong pada citra Landsat TM hasil download yang mengalami SLCoff, sehingga

Lebih terperinci

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Bidang Energi & Ketenagalistrikan UPTD : 1. UPTD Wilayah Ciamis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat, 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci