APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Riswandi, Sofia Sandi, Meisji Liana Sari, Muhakka, Asep Indra M. Ali Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA MANDIRI PAKAN TERNAK Technology Application of Bio Cubed Hay to Independent Ration Village

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

Adrial dan Saleh Mokhtar Abstrak

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penerapan Teknologi ProLinas Dengan Konsep Zero Waste Di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur

F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK

POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus Desember 2014

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBUATAN KOMPOS DAN SILASE PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI DAN KELOMPOK WANITA PETANI HOLTIKULTURA 1

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

JURNAL INFO ISSN :

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

Transkripsi:

APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Adriani, Fatati dan Suparjo Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi Abstrak Didesa Kota Baru kecamatan Geragai kabupaten Tanjung Jabung timur terdapat beberapa kelompok ternak sapi potong yang sudah berkembang dengan baik diantaranya kelompok sapi potong suka maju 1 dan kelompok suka maju 2 yang beranggotakan sebanyak 52 peternak. Kedua kelompok ini tergabung dalam Gapoktan Suka Maju. Kelompok ternak ini berdiri pada tahun 2008 dengan jumlah anggota pada awalnya 25 orang, dan mendapat bantuan ternak dari petrochina Tbk sebanyak 78 ekor sapi, terdiri dari 6 ekor pejantan dan 71 ekor betina. Bantuan ternak tersebut bertujuan untuk pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan petani. Kelompok yang semula hanya satu dengan jumlah 25 peternak sekarang sudah berkembang menjadi 2 kelompok ternak. Pada tahun 2013 kelompok ini juga mendapatkan bantuan ternak sapi sebanyak 20 ekor yang terdiri atas 18 ekor betina dan 2 ekor jantan. Sapi ini dipelihara pada kandang kelompok, dengan sistem intensif sehingga pakan harus disediakan peternak dengan proses pencarian pakan hijauan dengan sistem piket untuk setiap anggota kelompok. Sekarang sapi ini sudah beranak sebanyak 3 ekor, dan dalam keadaan bunting delapan bulan sebanyak 13 ekor. Target luaran program IbM ini adalah teknologi pengolahan pakan fermentasi berbahan dasar hijauan pakan untuk meningkatkan nilai tambah limbah pertanian guna memperkuat daya saing budidaya sapi potong dalam rangka mencapai kesejahteraan rumah tangga peternak dan menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan. Metode penerapan Ipteks berupa transfer teknologi tepat guna tentang teknologi pengolahan pakan fermentasi berbasis hijauan pakan local dan limbah pertanian yang tersedia pada lingkungan peternak. Selain itu digunakan Probio-FM produk Fakultas Peternakan untuk membantu proses fermentasi pakan. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi dan kesepakatan waktu pembuatan kegiatan pada kedua kelompok peternak, melakukan penyuluhan mengenai pengolahan limbah pertanian untuk pembuatan pakan fermentasi, percontohan pembuatan pakan fermentasi, pemberian pakan pakan fermentasi pada ternak sapi, serta dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang yang sudah dilakukan terutama daya serap inovasi oleh peternak terhadap teknologi tepat guna yang diberikan. Secara umum peternak sudah memahami dan sebagain sudah menerapkan teknologi pakan silase dari pelepash kelapa sawit setelah kegiatan pengabdian ini selesai terutama untuk sapi-sapi yang berada pada kandang kelompok Kata Kunci : pakan fermentasi, sapi, limbah pertanian PENDAHULUAN Usaha peternakan sapi potong di desa Kota Baru Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari 2 kelompok ternak sapi yaitu kelompok ternak Suka Maju 1 yang diketuai oleh Pak Parli dan kelompok tenak Suka Maju 2 diketuai oleh pak Sabardin. Kedua kelompok ini tergabung dalam Gapoktan Suka Maju. Kelompok ternak ini berdiri pada tahun 2008 dengan jumlah anggota pada awalnya 25 orang, mendapat bantuan ternak dari petrochina Tbk sebanyak 78 ekor sapi, terdiri dari 6 ekor pejantan dan 71 ekor betina. Bantuan ternak tersebut bertujuan untuk pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan petani. Selain itu perusahaan Petrochina juga memfasilitasi kelompok tani dengan pembinaan intensif melalui penyuluhan dengan perkembangan populasi pada tahun 2013 sebanyak 162 ekor. Kelompok yang semula hanya satu dengan jumlah 25 peternak, sekarang sudah berkembang menjadi 2 kelompok ternak yaitu suka maju 2 dengan jumlah anggota sebanyak 27 orang, dan jumlah anggota kedua kelompok sudah 52 orang. Pada tahun 2013 kelompok ini juga mendapatkan bantuan ternak sapi sebanyak 20 ekor yang terdiri atas 18 ekor betina dan 2 ekor jantan. Sapi ini dipelihara pada kandang kelompok, dengan sistem intensif sehingga pakan harus Tanjung Jabung Timur 1

disediakan peternak dengan proses pencarian pakan hijauan dengan sistem piket untuk setiap anggota kelompok. Sekarang sapi ini sudah beranak sebanyak 3 ekor, dalam keadaan bunting delapan bulan sebanyak 13 ekor. Artinya dalam 2 bulan ini populasi sapi akan bertambah sebanyak 13 ekor lagi dan populasi ternak menjadi 36 ekor. Berdasarkan hasil diskusi bersama anggota kelompok peternak suka maju 1 dan suka maju 2 beberapa waktu lalu, kendala yang paling dirasakan peternak dalam mengelola ternak sapi sekarang adalah sulitnya mencarikan pakan setiap hari, karena jumlah sapi pada kelompok sebanyak 23 ekor ditambah dengan masing-masing peternak juga mempunyai sapi sebanyak 2-6 ekor per orang. Sementara pemeliharaan sapi pada kelompok ternak ini dilakukan secara intensif dan setiap hari peternak harus mencari rumput kurang lebih sebanyak 500-600 kg kelompok ditambah hijauan untuk sapi pribadi peternak. Tentunya ini menjadi permasalahan tersendiri, karena banyaknya hijauan yang harus dicari setiap hari terutama jika peternak punya keperluan lain, padahal pada waktu-waktu tertentu hijauan limbah pertanian dan rumput juga banyak tersedia dalam jumlah banyak. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk penyediaan pakan secara kontinu, mudah dan murah adalah dengan cara pengawetan pakan hijauan berbasis pakan hijauan lokal, sehingga peternak tidak perlu memcari hijauan setiap hari, selain itu juga menghemat waktu dan tenaga peternak. Secara umum permasalahan yang dihadapai oleh kedua usaha peternakan sapi ini relatif sama yaitu penyediaan pakan berkualitas, kontinu, dan bisa disimpan dalam waktu lama, sehingga bisa mencukupi kebutuhan sapi-sapi yang dipelihara. Beberapa teknologi pakan yang mudah, murah dan bahan bakunya cukup tersedia dilokasi pengabdian ini adalah rumput dan pelepah kelapa sawit. semua hijauan dan limbah pertanian ini bisa diolah menjadi pakan fermentasi sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama dengan pengolahan sederhana, sementara kualitas pakan meningkat, dan produktivitas sapi juga meningkat. Disisi lain Fakultas Peternakan sendiri juga sudah mengembangkan starter untuk fermentasi pakan yaitu probiotik (Probio -FM) yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembuatan pakan fermentasi dari limbah pertanian seperti rumput, jerami jagung, jerami kedelai dan pelepah kelapa sawit yang di buat dalam bentuk hiajaun fermentasi dan telah terbunti dapat meningkatkan bobot badan sapi bali 0.9-1.1 kg per hari (Novianti dan Adriani, 2012). Ketersediaan hijauan pakan dan limbah pertanian ini sangat besar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dimana potensi besar dalam pengembangan peternakan sapi potong baik ditinjau dari aspek sumberdaya alam maupun potensi pasar. Sumberdaya lahan yang melimpah termasuk lahan perkebunan seperti kelapa, kelapa sawit dan pangan merupakan potensi besar pendukung pengembangan usaha peternakan. Pada sisi lain, peluang pasar output yang luas tidak hanya mencakup pasar lokal dalam provinsi Jambi tetapi juga pasar regional seperti Batam dan Jawa dan internasional seperti Singapura dan Malaysia. Posisi geografis dan adanya pelabuhan Muara Sabak menjadikan Kabupaten Tanjabtim sebagai daerah paling potensial sebagai sentra produksi daging sapi wilayah timur Provinsi Jambi. Berdasarkan hal tersebut, banyak alternatif pilihan program yang dapat dikembangkan antara lain introduksi usaha ternak sapi, integrasi usaha sapi potong dan pangan untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan (mutual simbolism) antara berbagai kelompok ternak, mendorong kemitraan usaha skala besar dan peternak rakyat sebagai salah satu implementasi dari program Millenium Goal Development, serta program pengembangan Sentra pembibitan (breeding center) sapi potong guna memenuhi kebutuhan sapi nasional. Berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat mengenai aplikasi pakan fermentasi berbahan dasar limbah Tanjung Jabung Timur 2

pertanian pada peternakan sapi potong di desa Kota Baru Kecamatan Geragai kabupaten Tanjung Jabung Timur. METODE PELAKSANAAN Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi peternak sapi potong di desa Kota Baru Kecamatan Geragai yaitu kesulitan pakan terutama pada saat musin kemarau, atau sedang ada keperluan,sementara jumlah sapi yang dipelihara semakin banyak. Maka salah satu solusi yang ditawarkan berdasarkan hasil diskusi dengan anggota kelompok peternak pada kegiatan pengabdian ini adalah penerapan teknologi tepat guna (TTG) mengenai pengolahan hijauan dan limbah pertanian yang memang tersedia dalam jumlah banyak di desa Kota baru dan belum diolah sebagai pakan ternak. Padahal limbah ini mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk dijadikan pakan berkualitas dengan pengolahan pakan dalam bentuk pakan fermentasi. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah pendidikan dan pemberdayaan pada masyarakat pada kelompok ternak suka maju 1 dan sukamaju 2 yang diawali dengan participatory rural apraisal (PRA), kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan, pencontohan, pendampingan dan penerapan pembuatan pakan fermentasi. Metode ini dipilih karena PRA memiliki kelebihan diantaranya keterlibatan aktif anggota kelompok peternak dan masyarakat sebagai subjek, sedangkan Perguruan Tinggi sebagai Fasilitator. Pelatihan yang diberikan dalam bentuk pelatihan partisipatif. Materi yang diberikan dalam penyuluhan, pelatihan percontohan dan pendampingan adalah dalam bentuk pembelajaran orang dewasa (Andragogi) dengan ratio kegiatan sebanyak 30 persen dalam bentuk teori dan 0 persen dalam bentuk praktek. Oleh karena proses pemberdayaan dan pendampingan ini mengikuti pembelajaran orang dewasa, maka dalam pendampingan lebih menitik beratkan pada peningkatan ketrampilan peternak, keahlian dan kemampuan dalam meningkatkan kualitas anggota kelompok peternak. Secara umum kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Pengenalan program, penyuluhan, pelatihan dan penerapan pakan fermentasi serta pembinaan dan layanan jasa dan konsultasi. Rician kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Pengenalan Program: tahap ini tim kegiatan pengabdian masyarakat memperkenalkan rencana kegiatan pengabdian pada anggota kelompok peternak sesuai dengan kesepakatan bersama dari diskusi sebelumnya, menjelaskan detail kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap ini dibuat kesepakatan pengaturan waktu dan jadwal pelaksanaan penyampaian materi penyuluhan dan demontrasi teknik pembuatan pakan fermentasi untuk pakan sapi. Hal ini dilakukan agar seluruh anggota kelompok peternak dapat berpartisipasi dalam seluruh program yang direncanakan, menjamin pemerataan dan penyebaran ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada semua anggota kelompok peternak. 2. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan; Penyuluhan dilakukan dalam bentuk ceramah dan peragaan tentang pembuatan pakan fermentasi pada kelompok tani suka maju 1 dan sukamaju 2, dengan menggunakan berbagai pakan hijauan yang ada dilokasi kegiatan pengabdian. Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 materi utama yaitu manajemen pemeliharaan sapi, identifikasi dan jenis pakan hijauan ternak sapi, proses pembuatan pakan fermentasi untuk sapi. Penyuluhan dilakukan pada kelompok sasaran yang dipilih (kepeternak sapi potong) akan diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai teknologi pengolahan fermentasi pakan berbasis limbah pertanian, identifikasi limbah untuk pakan ternak. Kegiatan ini dimaksudkan agar kelompok usaha peternak sapi perah dan sapi potong menyadari potensi dan sumberdaya yang dimilikinya terutama sumber pakan dari limbah pertanian, sehingga dapat menyakinkan bahwa usaha sapi Tanjung Jabung Timur 3

perah dan sapi potong bisa berkembang secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan tentang teknologi pengolahan pakan fermentasi yang berasal dari limbah pertanian sehingga berkualitas, tersedia dalam jumlah banyak dan kontinu. Selain itu produktivitas sapi menjadi lebih baik 3. Kegiatan Pembuatan pakan Fermentasi dan Pendampingan Kegiatan ini adalah kegiatan utama dari semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh tim pengabdian karena pada kegiatan ini nantinya peternak akan dapat mempraktekkan dan melihat langsung semua proses pembuatan pakan fermentasi yang akan diterapkan pada kelompok ternak suka maju 1 dan kelompok suka maju 2 dengan tahapantahapan pembuatanya seperti adalah sebagai berikut: 1. Pebuatan pakan fermentasi pertama adalah melakukan pengambilan dan pengumpulan pakan hijuan yang ada disekitar desa, selanjutnya dilakukan pencacahan bahan pakan hijauan menggunakan coper yang direncanakan disediakan dari program pengabdian ini. Kedua melakukan proses pelayuan pakan hijauan sampai kadar air sekitar 60%. Selanjutnya dilakukan proses pengadukan dengan dedak dan probiotik dan disimpan didalam wadah (silo) tertutup untuk proses fermentasi secara anaerop. Pakan yang sudah dibuat ini disimpan selama 21 hari untuk bisa digunakan sebagai pakan sapi. 2. Pemanen pakan fermentasi Setelah proses fermentasi berlangsung selama 21 hari, maka dilakukan pemanenan hijauan pakan fermentasi dengan cara membuka tempat fermentasi, kemudian pakan diangin-anginkan agar amoniak dalam pakan bisa keluar. Setelah aroma amonia berkurang, maka pakan sudah siap diberikan kepada sapi. Jika pakan fermentasi belum digunakan segera, maka tempat penyimpanannya tidak boleh terbuka, dan pakan bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama. 3. Pemberian pakan fermentasi kepada sapi Pakan fermentasi yang sudah jadi bisa diberikan pada sapi jika sudah diangin-anginkan selama 3 jam, dengan jumlah pemberian 10% bobot badan sapi. Pada tahap awal bisa dilakukan pemberian pakan hijauan fermentasi sedikit-demi sedikit yang dikombinasi dengan hijauan segar untuk penyesuaikan. Namun setelah satu minggu pemberian pakan dalam bentuk fermentasi sudah bisa dilakukan 100%. Secara umum prosedur kerja dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini merupakan hasil kesepakatan antara tim pelaksana dengan mitra (peternak sapi potong suka maju 1 dan suka maju 2) yang ada di desa Kota Baru yang diikuti PPL dan perangkat desa setempat. Semua lembaga terkait akan diorkordinasikan baik antara tim pelaksanan kegiatan, maupun PPL dan dinas terkait, Universitas Jambi dan perangkat desa saling bersinergis dalam mensukseskan kegiatan pengabdian ini pada kelompok petani sapi potong suka maju 1 dan suka maju 2 ini dengan mengaplikan teknologi tepat guna yang ada di kampus pakan fermentasiuntuk menciptakan petani peternak yang mandiri. Peralatan yang diperlukan dalam penerapan teknologi pakan fermentasi adalah silo masing-masing 8 unit untuk hijauan pakan fermentasi. Proses pencacahan, pencampuran bahan dengan probio-fm dan dedak, proses fermentasi, proses panen pakan fermentasi serta proses pemberian pakan fermentasi pada ternak. Partisipasi dari mitra (peternak sapi potong suka maju 1 dan suka maju 2 ) menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan kegiatan. Berdasarkan hasil diskusi dengan kedua kelompok mitra maka dihasilkan kesepakatan bahwa mitra mempunyai tanggung jawab untuk mendukung keberhasilan program pengabdian ini berupa Tanjung Jabung Timur 4

a. Mitra bersedia melaksanakan dan berpatisipasi aktif terhadap semua proses kegiatan yang dilakukan. b. Mitra bersedia membantu penyediaan sarana dan prasarana untuk proses suksesnya kegiatan yang dilakukan terutama dalam penyediaan pakan hijauan c. Mitra bersedia melakukan teknologi pengolahan pakan fermentasi sebagai pakan sapi dan menerapkannya dikemudian hari setelah program ini berakhir. d. Mitra bersedia menyandang dana untuk kegiatan pengumpulan hijauan pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan berupa diskusi untuk kesepakatan kegiatan yang akan dilakukan baik berupa jadwal kegiatan, penyuluhan, praktek pembuatan pakan dan pemberian kepada ternak. Kegiatan Pengabdian ini dilakukan pada dua kelompok tani yang penyuluhannya dan praktek pembuatan pakan fermentasi (silase) digabung menjadi satu, karena lokasi kelompok ternak ini jaraknya berdekatan. Pada tahap awal dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai sistem pemeliharaan sapi, hijauan yang bisa dijadikan bahan pakan, proses pembuatan silase dari limbah pelepah sawit. Kegiatan ini dihadiri oleh semua anggota kelompok tani sukamaju satu dan sukamaju dua yang dilakukan dirumah ketua kelompok tani (Gambar 1). Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan pada Kelompok Tani Sukamaju 1 dan Sukamaju 2. Setelah dilakukan penyuluhan untuk petani ternak, maka dilakukan praktek pembuatan pakan silase dari pelepah kelapa sawit, dengan terlebih dahulu mendatangkan alat coper (Gambar 2) untuk mencacah pelepah sawit. Alat coper ini digunakan untuk menghaluskan atau memperkecil ukuran dari pelepas kelapa sawit, agar bisa diolah menjadi silase. Tanjung Jabung Timur 5

Gambar 2. Alat Coper Pelepah Kelapa Sawit Praktek pembuatan pakan fermentasi (silase) dilakukan bersama-sama antara tim kegiatan pengabdian dengan petani peternak (Gambar 3). Bahan campuran dalam pembuatan silase adalah pelepah sawit yang sudah dicoper sebanyak 80 kg + 10 kg dedak + 3 kg bungkil kelapa dan 7 kg ampas tahu. Bahan-bahan ini diaduk sampai rata mulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit kejumlah bahan yang paling banyak. Kemudian campuran yang sudah siap dimasukkan kedalam drum platik dengan cara dipadatnya dan ditutup untuk proses fermentasinya. Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari, setelah itu silase dari hasilo fermentasi sudah bisa digunakan sebagai pakan sapi dalam bentuk pakan kolpit, dan untuk diberikan pada sapi atau bisa disimpan dalam waktu yang lama jika belum digunakan. Gambar 3. Proses Pembuatan Silase dari Pelepah Kelapa Sawit Dari hasil kegiatan pengabdian ini secara umum petenak sudah memahami cara pembuatan silase dengan berbagai bahan pakan hijauan, dan sebagaian sudah menerapkannya untuk pakan sapi yang dipelihara, dengan penggunakan coper secara bergantian antara anggota kelompok peternak. Sistem pemeliharaan sapi pada kelompok ternak sukamaju 1 dan sukamaju 2 ini umumnya secara intensif yaitu sapi dikandangkan terus menerus siang dan malam, sehingga semua kebutuhan pakan sapi harus disediakan oleh peternak. Selain itu sebagian sapi dipelihara dalam kandang kelompok (Gambar 4). Sehingga jumlah sapi menjadi terkonsentrasi dalam satu kandang dengan kebutuhan hijauan yang sangat banyak. Tanjung Jabung Timur 6

Gambar 4. Sapi dipelihara dalam kandang kelompok Sistem pemeliharaam kambing secara intensif ini cukup merepotkan peternak dalam penyediaan hijauan pakan, karena peternak harus mencari pakan setiap hari dalam jumlah yang banyak. Karena pada saat peternak mempunyai keperluan lain, maka hijauan untuk sapi disediakan sedikit. Proses pengolahan limbah kelapa sawit ini menjadi alternatif untuk peternak, karena peternak bisa membuat silase disaat mereka punya waktu luang dalam jumlah banyak untuk disimpan dan memakainya jika peternak punya kesibukan lain. KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah peternak sudah memamhi dan menerapkan pembuatan pakan silase untuk kebutuhan sapi yang dipeliharanya terutama sapi di kandang kelompok. DAFTAR PUSTAKA Adriani. 2007. Pengaruh pemberian permen suplemen terhadap pertumbuhan kambing. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat UNJA. Jambi Andayani, J dan S. Novianti. 2008. Evaluasi pemanfataan kulit buah jagung amoniasi sebagai bahan penyusun ransum ternak sapi (in sacco). Laporan Penelitian Dosen Muda. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Departemen Pertanian.2010. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Dinas Pertanian dan Peternakan Muaro Jambi. 2011. Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Peternakan Muaro Jambi. Jambi. Novianti, S., J. Andayani dan A. Yani, 2006. Evaluasi peningkatan kualitas pakan serat bermutu rendah yang berasal dari limbah pertanian dengan amoniasi dan inokulasi digesta rumen. Laporan Penelitian Dosen Muda, Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi. Novianti, S., J. Andayani., T. Kaswari., S. Syarif dan A. Latief (2008). Evaluasi Kecernaan In-Sacco Pelepah Sawit Amoniasi dan Kecernaan In-Vitro Penggunaan Pelepah Sawit Amoniasi dalam Ransum Ternak Sapi. Novianti dan Adriani, 2012. Peninfkatan produktivitas sapi Bali yang diberi berbagai bentuk pakan olahan pelepah sawit. Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Sutardi, T. 1992. Pengembangan pakan ternak rumiansia. Proc. Seminar Nasional Usaha Peningkatan Produktivitas Peterkan Rakyat. Fakultas Peternakan UNJA. Widjaja, E. Dan B.N. Utomo. 2001. Pemanfaatan limbah kelapa sawit solid sebagai Pakan tambahan ternak ruminansia di Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Tanjung Jabung Timur 7

Veteriner Bogor. 17 18 September 2001. Balitnak. Bogor hal 262 267. Zulbardi, M., A.A. Karto, U. Kusnadi dan A, Thalib. 2001. Pemanfaatan jerami padi bagi usaha pemeliharaan sapi Peranakan Ongole di daerah irigasi tanaman padi. Proc. Seminar Hasil Penelitian Peternakan dan Veteriner. Hal 256 -.261. Tanjung Jabung Timur 8