BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. digunakan dalam pengujian program perbandingan solusi numerik persamaan integral

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika dan Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan. 1. Processor Pentium III

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. perumusan persamaan integral tidak memerlukan syarat awal dan syarat batas.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan penyesuaian terhadap hari perdagangan (data penyesuaian ini yang akan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat kerasnya telah dipersiapkan, Kegiatan implementasi sistem ini meliputi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka komponen-komponen utama komputer yang akan mendukung setiap proses

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

sekolah maupun di lembaga pendidikan menggunakan sistem pembelajaran yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pertama adalah spesifikasi dari perangkat keras dan yang kedua adalan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan program aplikasi ini diperlukan hardware dan software yang

BAB III PERENCANAAN SISTEM. Pada bab ini akan dijelaskan alur sistem serta desain interface dari Aplikasi Sistem Input

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi program berdasarkan tahapan analisa dan desain sistem yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL

BAB 4 IMPLEMENTASI. pada jaringan komputer berbasis Windows, oleh karena itu diperlukan spesifikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

PROSEDUR MENJALANKAN APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tabel 4.1 Data Kepesertaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI. minimum 2 Giga Hertz dan memory RAM minimum 256 MB, sedangkan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. Processor : Intel Pentium IV 1.60 GHz RAM : 256 MB

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

Rancangan Layar Insert Berita Gambar 4.81 Rancangan Layar Insert Berita

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Tahap implementasi progam merupakan suatu tahap penerapan dari

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Bab IV berisi tentang implementasi dan evaluasi sistem.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA MASALAH DAN SISTEM

1.2. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan algoritma Bipartite Matching yang telah dirancang, maka perlu dilakukan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat dipahami jalannya aplikasi Rancang Bangun Aplikasi Informasi Kegiatan

Transkripsi:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini disajikan hasil pengujian program beserta spesifikasi sistem yang digunakan dalam pengujian program perbandingan solusi numerik persamaan integral Volterra nonlinier dengan metode Volterra-Runge-Kutta dan metode iterasi. 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem sistem pendukung yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat ini terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok perangkat keras dan kelompok perangkat lunak. Kedua kelompok tersebut akan dijabarkan di bawah ini. 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi dari perangkat keras yang dipakai dalam mengoperasikan program aplikasi adalah sebagai berikut: Processor : Pentium 4 (2 GB) Memory : 256 MB Harddisk : 20 GB VGA Card : 64 MB Standard VGA Monitor : SVGA 15 Mouse dan Keyboard

54 4.1.2 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Di samping kebutuhan perangkat keras yang tersebut di atas, dibutuhkan juga perangkat lunak dengan spesifikasi sebagai berikut: Operating System : WindowsXP Compiler Software : Borland Delphi 6.0 4.2 Tampilan Layar Gambar 4.1 Tampilan Layar Menu Utama Pada saat menjalankan volterra.exe, maka akan ditampilkan menu utama seperti gambar di atas. Pada saat permulaan dijalankan, menu output belum dapat dipilih karena belum ada persamaan yang di-input.

55 Gambar 4.2 Tampilan Layar Menu Utama saat menu output dipilih Setelah user memasukkan persamaan dengan terlebih dahulu mengakses menu input, maka tampilan menu utama akan berubah seperti gambar di atas. Gambar 4.3 Tampilan Layar Menu Utama saat menu keterangan dipilih

56 Gambar 4.4 Tampilan Layar Input Persamaan Pada saat menu input dipilih, maka akan ditampilkan seperti gambar di atas. Pada gambar di atas digunakan contoh persamaan y( x) = xe 1 cos( x) 1 + (1 + x) 2 x x 0 x (1 + t) 2 e 1 y( t ) dt

57. Gambar 4.5 Tampilan layar solusi dengan metode VRK Apabila pada menu utama dipilih menu Output, kemudian submenu Metode VRK, maka tampilan layarnya akan seperti gambar di atas dengan contoh input dan hasil kalkulasi seperti pada gambar. Apabila dipilih submenu Metode Iterasi, maka tampilannya adalah seperti gambar di bawah ini.

58 Gambar 4.6 Tampilan layar solusi dengan metode iterasi Apabila dipilih submenu Perbandingan, maka tampilannya sama seperti pada Gambar 4.6, namun yang berbeda adalah hasil output-nya (Gambar 4.7).

59 Gambar 4.7 Tampilan layar perbandingan metode VRK dan metode iterasi Kedua gambar berikut memberikan tampilan layar saat submenu Aturan Penulisan Rumus dan submenu About dari menu Keterangan dipilih. Gambar 4.8 Tampilan layar aturan penulisan rumus

60 Gambar 4.9 Tampilan layar about 4.3 Hasil evaluasi Proses perbandingan metode yang dilakukan penulis adalah berdasarkan lamanya waktu perhitungan fungsi saat nilai N tertentu dan perbedaan hasilnya dengan nilai eksaknya. Persamaan integral yang digunakan dalam membandingkan kedua metode tersebut adalah: y x 1 cos( x) 1 x 1 y( t ) ( x) = xe + x + e dt, x [0,1] 2 2 (1 x) 0 (1 + t) Sedangkan nilai fungsi yang akan dibandingkan adalah nilai fungsi pada titik x=1 dengan ε = 0,00000001 (10-8 ). Nilai ε tersebut dipilih secara sembarang. Contoh fungsi di atas memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, yaitu:

61 1 cos( x) 1 - g( x) = xe + x adalah fungsi yang terdefinisi pada [0,1]. 2 (1 + x) - Kernel K( x, t ; y( t)) x (1 + t) e 1 y( t) = juga fungsi yang kontinu dan terdefinisi 2 pada interval [0,1] Tabel 4.1 Hasil perhitungan fungsi pada titik x = 1 dengan metode VRK N h = Δx Y(x) Waktu 100 0.01 0.48960201179042 219 ms 200 0.005 0.49197626370589 469 ms 300 0.003333333 0.49276747931452 688 ms 400 0.0025 0.49316304691073 938 ms 500 0.002 0.49340037429610 1 dtk 172 ms 600 0.001666667 0.49355858699375 1 dtk 406 ms 700 0.001428571 0.49367159331832 1 dtk 640 ms 800 0.00125 0.49375634655195 1 dtk 875 ms 900 0.001111111 0.49382226483523 2 dtk 109 ms 1,000 0.001 0.49387499889401 2 dtk 344 ms 5,000 0.0002 0.49425466910031 11 dtk 672 ms 10,000 0.0001 0.49430212600797 23 dtk 375 ms

62 Tabel 4.2 Hasil perhitungan fungsi pada titik x = 1 dengan metode iterasi N h = Δx Y(x) Waktu 100 0.01-0.07602926073818 282 ms 200 0.005-0.07603503276122 609 ms 300 0.003333333-0.07603610487003 1 dtk 79 ms 400 0.0025-0.07603647718566 1 dtk 500 ms 500 0.002-0.07603664971129 2 dtk 140 ms 600 0.001666667-0.07603674349509 2 dtk 781 ms 700 0.001428571-0.07603680007097 3 dtk 531 ms 800 0.00125-0.07603683680374 4 dtk 344 ms 900 0.001111111-0.07603686199429 5 dtk 344 ms 1,000 0.001-0.07603688001671 6 dtk 125 ms 5,000 0.0002-0.07603696306753 1 mnt 52 dtk 938 ms 10,000 0.0001-0.07603695613017 7 mnt 9 dtk 78 ms Tabel 4.3 Perbedaan waktu proses pada titik x=1 dengan metode iterasi dan metode VRK N h = Δx Metode VRK Metode Iterasi Selisih Waktu 100 0.01 219 ms 282 ms 63 ms 200 0.005 469 ms 609 ms 140 ms 300 0.003333333 688 ms 1 dtk 79 ms 391 ms 400 0.0025 938 ms 1 dtk 500 ms 562 ms 500 0.002 1 dtk 172 ms 2 dtk 140 ms 968 ms 600 0.001666667 1 dtk 406 ms 2 dtk 781 ms 1 dtk 375 ms 700 0.001428571 1 dtk 640 ms 3 dtk 531 ms 1 dtk 141 ms 800 0.00125 1 dtk 875 ms 4 dtk 344 ms 2 dtk 469 ms 900 0.001111111 2 dtk 109 ms 5 dtk 344 ms 3 dtk 235 ms 1,000 0.001 2 dtk 344 ms 6 dtk 125 ms 3 dtk 781 ms 5,000 0.0002 11 dtk 672 ms 1 mnt 52 dtk 938 ms 1 mnt 41 dtk 266 ms 10,000 0.0001 23 dtk 375 ms 7 mnt 9 dtk 78 ms 6 mnt 45 dtk 703 ms Dari tabel 4.3 di atas terlihat bahwa semakin besar nilai N, maka perbedaan waktu proses juga semakin besar. Perbedaan waktu yang cukup besar

63 terjadi saat N 5.000. Sedangkan, saat N 1.000 tidak menunjukkan perbedaan waktu yang cukup besar, namun hanya berbeda beberapa detik saja. Apabila diperhatikan kembali algoritma pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa secara garis besar nilai yang dihitung sekurang-kurangnya sekali setiap perulangan pada metode iterasi lebih sedikit dibandingkan pada metode VRK, yaitu pada metode iterasi adalah nilai U dan Y (p) r+1, dan pada metode VRK adalah nilai L 1, L 2, L 3, Y i+1. Perbedaannya adalah nilai L 1, L 2, L 3, Y i+1 pada metode VRK dihitung hanya sekali setiap perulangan, sedangkan pada metode iterasi nilai U dihitung hanya sekali saja dan nilai Y (p) r+1 dapat lebih dari satu kali. Perhitungan nilai Y r+1 (p) inilah yang menyebabkan metode iterasi menjadi lebih lambat dibandingkan metode VRK. Banyaknya perulangan perhitungan nilai Y (p) r+1 tergantung pada nilai ε dan nilai fungsinya itu sendiri Nilai eksak dari persamaan di atas pada titik x = 1 adalah y(1) = 0,5 (Mihaila, B., Shaw, R.E., 2002, p8). Dengan demikian, nilai error untuk masing-masing metode ditunjukkan pada tabel-tabel berikut.

64 Tabel 4.4 Error absolut pada titik x = 1 dengan metode VRK N h = Δx Y(1) Error = Y-y 100 0.01 0.48960201179042 0.01039798820959 200 0.005 0.49197626370589 0.00802373629411 300 0.003333333 0.49276747931452 0.00723252068548 400 0.0025 0.49316304691073 0.00683695308927 500 0.002 0.49340037429610 0.00659962570390 600 0.001666667 0.49355858699375 0.00644141300625 700 0.001428571 0.49367159331832 0.00632840668168 800 0.00125 0.49375634655195 0.00624365344805 900 0.001111111 0.49382226483523 0.00617773516477 1,000 0.001 0.49387499889401 0.00612500110599 5,000 0.0002 0.49425466910031 0.00574533089969 10,000 0.0001 0.49430212600797 0.00569787399203 Tabel 4.5 Error absolut pada titik x = 1 dengan metode iterasi N h = Δx Y(1) Error = Y-y 100 0.01-0.07602926073818 0.57602926073818 200 0.005-0.07603503276122 0.57603503276122 300 0.003333333-0.07603610487003 0.57603610487003 400 0.0025-0.07603647718566 0.57603647718566 500 0.002-0.07603664971129 0.57603664971129 600 0.001666667-0.07603674349509 0.57603674349509 700 0.001428571-0.07603680007097 0.57603680007098 800 0.00125-0.07603683680374 0.57603683680374 900 0.001111111-0.07603686199429 0.57603686199429 1,000 0.001-0.07603688001671 0.57603688001671 5,000 0.0002-0.07603696306753 0.57603696306753 10,000 0.0001-0.07603695613017 0.57603695613017 Terlihat pada kedua tabel di atas bahwa nilai error absolut pada metode iterasi lebih besar dibandingkan nilai error pada metode VRK. Hal ini disebabkan karena metode iterasi berdasarkan pada aturan trapesium, sedangkan metode Volterra-Runge-Kutta berdasarkan pada aturan Simpson. Berdasarkan pendapat Wahyudin (1986, p5.26), pada umumnya aturan Simpson lebih teliti

65 daripada aturan trapesium. Selain itu, metode Volterra-Runge-Kutta yang digunakan adalah metode Volterra-Runge-Kutta orde 3, sedangkan semakin tinggi ordenya maka hasilnya semakin teliti.