BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan mengadopsi Teknologi Informasi terutama Internet. Internet telah

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB I. yang salah satu bentuknya berupa e-banking. 2 Dengan adanya fasilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum terhadap Nasabah Pengguna Layanan Internet Banking

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya dari layanan perbankan kepada nasabah. Pelayanan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Beragam layanan elektronik banking kini bisa dinikmati setelah melewati

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I LATAR BELAKANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.02/2014 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN PUNGUTAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan bagi penggunannya serta membuat lebih efektif dan efisien

A. Latar Belakang Masalah

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. house) dalam berbagai kegiatan e-business, e-commerce dan usaha teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakpastian kehidupan sehari-hari terhadap manusia dewasa ini, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bank memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan uang, penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah populasi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perekonomian yang sehat tentunya tidak lepas dari kemajuan ilmu

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan pendirian bank-bank baru dan pembukaan kantor-kantor. kebijakan deregulasi menunjukkan perkembangan jumlah yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust yang berarti dasar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi termasuk sektor perbankan. Kelengkapan peraturan terutama

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi: diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan

BAB V PENUTUP. dirugikan akibat penerapan dari layanan E-banking; 2. Setelah melakukan analisis yuridis terhadap Putusan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III PENUTUP. 1. Kontrak elektronik yang dilakukan melalui SMS Banking sah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kembali kepada masyarakat. Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa keuangan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, sehingga mengimplikasikan berbagai perubahan dalam. kinerja manusia. Salah satu produk inovasi teknologi komunikasi

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah

Oleh: A.A.Ngurah Rai Suarjaya Di Putra Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan sektor yang bergerak atas dasar kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

1

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/14/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik utama: (1) konsumen memegang kendali, (2) persaingan tajam, (3)

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kas Bayar, Teras BRI dan Teras Mobile yang tersebar diseluruh Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Yang Melakukan Transaksi. Elektronik Banking Melalui Automated Teller Machine. (Studi : Bank Sumut -Medan) SKRIPSI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diawasi adalah kas. Menurut Syam (2010 : 78), uang kas adalah aktiva yang

Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini teknologi mengalami perkembangan diseluruh belahan dunia termasuk juga Indonesia. Salah satu perkembangan tersebut ditandai dengan munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan Internet mulai menjadi sangat berperan di berbagai aspek kehidupan seharihari yang dikenal dengan teknologi berbasis Internet(Internetbased technology). Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektorkehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, kesehatan dan penelitian hingga di bidang perbankan. Peran teknologi di bidang perbankan sangat besar, karena kemajuan suatu sistem perbankan tidak dapat dipisahkan dengan peran teknologi informasi. 1 Produk-produk bank yang memanfaatkan perkembangan teknologi adalah: 1. Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine); 2. Sistem Aplikasi Perbankan (Banking Application System); 1 Andi Hamzah, 1993, Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 122. 1

3. Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System); 4. Perbankan Daring (Internet Banking); dan 5. Sistem Kliring Elektronik. Penggunaan teknologi yang dimanfaatkan dalam produk-produk bank tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi bank, diantaranya adalah: 1. Business expansion Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin ATM sehingga bank tersebut dapat beroperasi di tempat mesin ATM berada. Kemudian terdapat electronic banking (e-banking) yang mulai menghilangkan batas fisik, menghilangkan batas ruang, dan waktu dimana nasabah dapat menggunakan media electronic untuk melakukan aktivitas perbankannya. 2. Customer loyality Khususnya nasabah yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat sehingga nasabah dapat menggunakan atau membuka account pada satu bank saja. 2

3. Revenue and cost improvement Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui e-bankingdapat lebih murah daripada membuka kantor cabang. 4. Competitive advantage Bank yang memiliki fasilitas e-bankingakan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki e-banking. Dalam waktu dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas e-banking. 5. New business model E-banking memungkinan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui jaringan Internet dengan cepat. Semakin berkembang dan kompleks fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, semakin beragam dan kompleks pula adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. 2 Setiap terdapat keuntungan dan kemudahan sudah tentu akan terdapat pula beberapa kelemahan dan kerugian yang didapatkan dari digunakannya teknologi yang ada. Kelemahan tersebut diantaranya adalah munculnya tindak kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau cyber crime seperti kasus pembobolan terhadap sistem keamanan dan pembobolan rekening atau yang biasa disebut dengan hacking, sistem electronic nasabah dalam sistem perbankan nasional dengan 2 Muladi dalam kuliahnya pada peserta Program Magister Ilmu Hukum, UNDIP, Semarang, tanggal 19 September 1996. 3

menggunakan sarana prasarana dan identitas orang lain guna memalsukan kartu kredit dalam kejahatan yang disebut carding. 3 Munculnya tindak kejahatan cyber crime di bidang perbankan sudah tentu akan menimbulkan kerugian bagi bank yang menjadi korban tindak kejahatan ITE di bidang perbankan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE di bidang perbankan. Bank yang menjadi korban tersebut memiliki hak dalam mendapatkan hak-hak atas kerugian yang dialami dan juga perlindungan yang sama seperti nasabah bank. Kerugian tersebut baik menyangkut mengenai dengan sistem jaringan komputer yang dirusak atau dibobol oleh pelaku tindak kejahatan ITE di bidang perbankan juga ganti kerugian atas rekening nasabah yang telah dicuri atau dibobol oleh pelaku kejahatan ITE di bidang perbankan. Selain bankyang menjadi korban dari tindak kejahatan ITE nasabah juga menjadi korban atas kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, akibat dari kejahatan ITE tersebut sudah selayaknya bank memberikan perlindungan terhadap nasabah dari berbagai kerugian yang akan muncul sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya disebut UU Perbankan 1992 bahwa perbankan Indonesia haruslah berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dimana dalam melakukan usahanya pihak bank akan melindungi kepentingan masyarakat penyimpan dana dan mewajibkan bank untuk tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Pasal 37B ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, 3 Andi Hamzah, Op.Cit, Hukum Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer, hlm. 121. 4

selanjutnya disebut UU Perbankan 1998 yang berbunyi Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penghimpun dana dari masyarakat bank menganut asas kepercayaan dari masyarakat, apabila masyarakat percaya pada bank, maka masyarakat akan merasa aman untuk menyimpan uang atau dananya di bank dengan demikian, bank menanggung risiko reputasi atau reputation risk yang besar oleh karenaitu sudah selayaknya bank memberikan perlindungan bagi nasabah yang menggunakan jasanya agar mendapatkan kepercayaan tersebut. Dalam hal pemenuhan terhadap perlindungan nasabah telah terdapat Undang-undang yang menjamin tentang kepastian hukum bagi nasabah itu sendiri yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, selanjutnya disebut dengan UUPK. Selain adanya pengaturan mengenai perlindungan nasabah juga telah terdapat beberapa pengaturan dasar mengenai tindak kejahatan e-banking di bidang perbankan yaitu Undangundang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, selanjutnya disebut dengan UU ITE. Dalam penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam tindak kejahatan e-banking UU ITE memiliki kekurangan seperti apabila hakim menerapkan ketentuan UU ITE, maka hal tersebut hanya ditujukan kepada pelaku kejahatannya saja, sehingga UU ITE belum memberikan perlindungan atas hak-hak nasabah bank sebagai korban dari kejahatan ITE di bidang 5

perbankan, sedangkan upaya hukum perdata yang dilakukan oleh pihak bank dan nasabah bank yang menjadi korban dari tindak kejahatan ITE di bidang perbankan, hak-hak nasabah bank yang menjadi korban belum juga terealisasi. Berdasarkan realita yang ada lembaga perbankan tidak menjamin ganti kerugian material atas tindak kejahatan e-banking yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE apabila tidak diatur secara terperinci dalam perjanjian penjaminan keamanan rekening antara pihak bank dan nasabah bank. 4 Di Indonesia sendiri terdapat beberapa bank yang telah berdiri salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selanjutnya disebut dengan BRI sebagai salah satu bank yang telah berdiri sejak tahun 1895 BRI selalu mengikuti perkembangan zaman dalam memberikan pelayanan maupun dalam usaha-usaha yang dilakukan terbukti dengan penyediaan fasilitas berupa e-banking. 5 Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan BRI juga mempunyai risiko untuk menjadi korban cyber crime,begitupula dengan nasabah BRI. Berdasarkan uraian di atas, membuat penulis menyelami dunia perbankan yaitu produk e-banking dan kejahatan ITE di bidang perbankan khususnya mengenai perlindungan hukum terhadap bank dan nasabah yang terkena kejahatan e-banking. Oleh karena itu penulis mengangkat judul Perlindungan Hukum Terhadap Bank dan Nasabah Serta Tanggung Jawab Bank Kepada Nasabah Korban dalam Kejahatan Internet Banking dalam penulisan hukum. 4 Kusuma Mahesa Jati, 2012, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Nusa Media, Bandung, hlm. 11. 5 Profil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, http://www.bangga-berindonesia.com/profilbripeduli.html, diakses pada tanggal 15 September 2015. 6

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah pengguna produk e- banking dalam kejahatan e-banking? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap bank dalam kejahatan e- banking? 3. Bagimanakah bentuk tanggung jawab bank kepada nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah yang menggunakan produk e-banking di PT BRI (Persero) Tbk. dalam kejahatan e-banking; b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap PT BRI (Persero) Tbk. dalam kejahatan e-banking; dan c. Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking. 2. Tujuan Subjektif Penelitian Untuk mencari dan memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penulisan hukum sebagai syarat yang harus ditempuh 7

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis baik melalui penelusuran kepustakaan maupun penelusuran di Internet ditemukan 3 (tiga) hasil penelitian yang serupa mengenai perlindungan konsumen nasabah dan bank korban dalam cyber crime yang terdiri dari tiga penelitian hasil kepustakaan. Berdasarkan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum Gadjah Mada diperoleh 3 (tiga) hasil penelitian yang serupa yaitu sebagai berikut: 1. Penulisan skripsi tahun 2010 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Elisabeth Lidya Siraitdengan judul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna Sistem Pembayaran Melalui Produk E-banking Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap nasabah pengguna produk e-banking? (Mandiri Internet, Mandiri SMS, Mandiri ATM, Electronic Data Capture, Mandiri Call, Coorporate Desktop Banking); dan 8

b. Bagaimana perlindungan hukum yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terhadap nasabah pengguna produk e- banking terkait dengan prinsip TIPCE, pelaksanaan Good Coorporate Governance, Code OF Conduct, Bussiness Ethnic, Prudential Banking, dan Visi Misi Bank Mandiri? (Mandiri Internet, Mandiri SMS, Mandiri ATM, Electronic data capture, Mandiri call, Coorporate Desktop Banking). Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Perlindungan hukum bagi nasabah terhadap e-banking telah diatur di dalam beberapa peraturan perundang-undangan seperti PBI Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, PBI Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh bank umum, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/175/KEP/DIR/1998 tentang Penyempurnaan Teknologi Sistem Informasi Bank dalam Menghadapi Tahun 2000. Bank Indonesia pun telah menetapkan suatu mekanisme yang baku terhadap penyelesaian pengaduan nasabah, dan b. Perlindungan terhadap nasabah Bank Mandiri pengguna e-banking juga telah disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan seperti Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, PBI Nomor 7/7/PBI tentang penyelesaian Pengaduan 9

Nasabah, PBI Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, dan ketentuan yang ada dalam Bank Mandiri. 2. Penulisan skripsi tahun 2012 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Widianofitasari dengan judul Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Bank Kepada Nasabahnya Dalam Kejahatan Internet Banking Di Perbankan Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimanakah bentuk kejahatan Internet Banking di perbankan Indonesia? b. Bagaimana upaya otoritas regulasi dan pengawasan perbankan dalam menanggulangi kejahatan Internet banking di perbankan Indonesia? c. Bagaimana tanggung jawab bank kepada nasabahnya dalam hal terjadi kejahatan Internet banking yang merugikan nasabahnya? Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Keraguan masyarakat terhadap layanan Internet banking tersebut timbul karena banyaknya kejahatan e-banking yang terjadi saat ini. Secara umum, penyebab timbulnya kejahatan Internet banking dapat dibagi dua, yaitu yang disebabkan oleh human error dan yang disebabkan oleh system error. Berdasarkan penyebab timbulnya kejahatan Internet banking, yang paling rentan terjadi adalah kejahatan Internet banking yang disebabkan oleh human error; 10

b. Upaya otoritas regulasi dan pengawasan perbankan dalam kejahatan Internet banking di perbankan Indonesia dilakukan secara preventif dan represif. Bentuk upaya preventif dari otoritas regulasi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu upaya preventif untuk memitigasi risiko kejahatan Internet banking yang disebabkan human error dan upaya preventif untuk memitigasi risiko kejahatan Internet banking yang disebabkan system error. Bentuk upaya represif yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah penjatuhan sanksi administratif kepada bank yang tidak melakukan instruksi sebagaimana dalam peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan c. Bentuk tanggung jawab bank kepada nasabahnya yang mengalami kerugian yang disebabkan oleh kejahatan Internet banking, yaitu dengan memberikan complain handling, melakukan upaya damai, melalui mediasi perbankan dan melalui jalur pengadilan. 3. Penulisan skripsi tahun 2010 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Adinda Wahyu Putri dengan judul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna Layanan Internet Banking Di Bank Mandiri Cabang Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada nasabah penggunan layanan Internet banking? 11

b. Bagaimana upaya hukum serta bentuk pelaksanaan sengketa yang dilakukan ketika terjadi kesalahan transaksi melalui Internet banking baik bagi pihaknasabah, bank, dan pihak ketiga yang terjadi di Yogyakarta? Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Bentuk perlindungan yang diberikan kepada nasabah pengguna layanan Mandiri Internet ada 3 yaitu, perlindungan yang diberikan dalam perjanjian pada waktu proses pendaftaran menjadi pengguna layanan Mandiri Internet, dan perlindungan ketika melakukan transaksi finansial, dan b. Penyelesaian kerugian yang diderita nasabah dilakukan secara kekeluargaan belum ada sengketa yang diproses ke pengadilan. Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis berbeda dari ketiga penelitian tersebut. Pertama, lokasi penelitian dimana penulisan hukum yang penulis lakukan berlokasi bukan di Bank Mandiri melainkan pada BRI, kedua rumusan masalah yang penulis ambil memiliki perbedaan diantaranya adalah penulisan hukum ini tidak hanya mengenai perlindungan hukum untuk nasabah pengguna produk e-banking saja melainkan juga perlindungan hukum untuk bank yang terkena kejahatan e-banking, ketiga penulisan hukum yang penulis lakukan menggunakan metode normatif empiris dimana metode tersebut merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai 12

unsur empiris. Berdasarkan pengamatan penulis hingga saat ini belum terdapat penelitian yang mengangkat tema mengenai perlindungan hukum terhadap bank dan nasabah pengguna produk e-banking apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan dalam pengetahuan ilmu Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya dari hukum dagang terutama di dalam bidang perbankan terkait pada kasus kejahatan e-banking serta mengenai aspek pelaksanaan perlindungan hukum dan pertanggungjawaban untuk bank dan nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking. 2. Kegunaan dalam bidang praktik Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi BRI Yogyakarta, nasabah pengguna produk e-banking PT BRI (Persero) Tbk, dan para sarjana hukum dalam menangani kasus perbankan khususnya dalam permasalahan e-banking. 13