BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini teknologi mengalami perkembangan diseluruh belahan dunia termasuk juga Indonesia. Salah satu perkembangan tersebut ditandai dengan munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan Internet mulai menjadi sangat berperan di berbagai aspek kehidupan seharihari yang dikenal dengan teknologi berbasis Internet(Internetbased technology). Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektorkehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, kesehatan dan penelitian hingga di bidang perbankan. Peran teknologi di bidang perbankan sangat besar, karena kemajuan suatu sistem perbankan tidak dapat dipisahkan dengan peran teknologi informasi. 1 Produk-produk bank yang memanfaatkan perkembangan teknologi adalah: 1. Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine); 2. Sistem Aplikasi Perbankan (Banking Application System); 1 Andi Hamzah, 1993, Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 122. 1
3. Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System); 4. Perbankan Daring (Internet Banking); dan 5. Sistem Kliring Elektronik. Penggunaan teknologi yang dimanfaatkan dalam produk-produk bank tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi bank, diantaranya adalah: 1. Business expansion Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin ATM sehingga bank tersebut dapat beroperasi di tempat mesin ATM berada. Kemudian terdapat electronic banking (e-banking) yang mulai menghilangkan batas fisik, menghilangkan batas ruang, dan waktu dimana nasabah dapat menggunakan media electronic untuk melakukan aktivitas perbankannya. 2. Customer loyality Khususnya nasabah yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat sehingga nasabah dapat menggunakan atau membuka account pada satu bank saja. 2
3. Revenue and cost improvement Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui e-bankingdapat lebih murah daripada membuka kantor cabang. 4. Competitive advantage Bank yang memiliki fasilitas e-bankingakan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki e-banking. Dalam waktu dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas e-banking. 5. New business model E-banking memungkinan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui jaringan Internet dengan cepat. Semakin berkembang dan kompleks fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, semakin beragam dan kompleks pula adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. 2 Setiap terdapat keuntungan dan kemudahan sudah tentu akan terdapat pula beberapa kelemahan dan kerugian yang didapatkan dari digunakannya teknologi yang ada. Kelemahan tersebut diantaranya adalah munculnya tindak kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau cyber crime seperti kasus pembobolan terhadap sistem keamanan dan pembobolan rekening atau yang biasa disebut dengan hacking, sistem electronic nasabah dalam sistem perbankan nasional dengan 2 Muladi dalam kuliahnya pada peserta Program Magister Ilmu Hukum, UNDIP, Semarang, tanggal 19 September 1996. 3
menggunakan sarana prasarana dan identitas orang lain guna memalsukan kartu kredit dalam kejahatan yang disebut carding. 3 Munculnya tindak kejahatan cyber crime di bidang perbankan sudah tentu akan menimbulkan kerugian bagi bank yang menjadi korban tindak kejahatan ITE di bidang perbankan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE di bidang perbankan. Bank yang menjadi korban tersebut memiliki hak dalam mendapatkan hak-hak atas kerugian yang dialami dan juga perlindungan yang sama seperti nasabah bank. Kerugian tersebut baik menyangkut mengenai dengan sistem jaringan komputer yang dirusak atau dibobol oleh pelaku tindak kejahatan ITE di bidang perbankan juga ganti kerugian atas rekening nasabah yang telah dicuri atau dibobol oleh pelaku kejahatan ITE di bidang perbankan. Selain bankyang menjadi korban dari tindak kejahatan ITE nasabah juga menjadi korban atas kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, akibat dari kejahatan ITE tersebut sudah selayaknya bank memberikan perlindungan terhadap nasabah dari berbagai kerugian yang akan muncul sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya disebut UU Perbankan 1992 bahwa perbankan Indonesia haruslah berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dimana dalam melakukan usahanya pihak bank akan melindungi kepentingan masyarakat penyimpan dana dan mewajibkan bank untuk tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Pasal 37B ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, 3 Andi Hamzah, Op.Cit, Hukum Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer, hlm. 121. 4
selanjutnya disebut UU Perbankan 1998 yang berbunyi Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penghimpun dana dari masyarakat bank menganut asas kepercayaan dari masyarakat, apabila masyarakat percaya pada bank, maka masyarakat akan merasa aman untuk menyimpan uang atau dananya di bank dengan demikian, bank menanggung risiko reputasi atau reputation risk yang besar oleh karenaitu sudah selayaknya bank memberikan perlindungan bagi nasabah yang menggunakan jasanya agar mendapatkan kepercayaan tersebut. Dalam hal pemenuhan terhadap perlindungan nasabah telah terdapat Undang-undang yang menjamin tentang kepastian hukum bagi nasabah itu sendiri yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, selanjutnya disebut dengan UUPK. Selain adanya pengaturan mengenai perlindungan nasabah juga telah terdapat beberapa pengaturan dasar mengenai tindak kejahatan e-banking di bidang perbankan yaitu Undangundang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, selanjutnya disebut dengan UU ITE. Dalam penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam tindak kejahatan e-banking UU ITE memiliki kekurangan seperti apabila hakim menerapkan ketentuan UU ITE, maka hal tersebut hanya ditujukan kepada pelaku kejahatannya saja, sehingga UU ITE belum memberikan perlindungan atas hak-hak nasabah bank sebagai korban dari kejahatan ITE di bidang 5
perbankan, sedangkan upaya hukum perdata yang dilakukan oleh pihak bank dan nasabah bank yang menjadi korban dari tindak kejahatan ITE di bidang perbankan, hak-hak nasabah bank yang menjadi korban belum juga terealisasi. Berdasarkan realita yang ada lembaga perbankan tidak menjamin ganti kerugian material atas tindak kejahatan e-banking yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE apabila tidak diatur secara terperinci dalam perjanjian penjaminan keamanan rekening antara pihak bank dan nasabah bank. 4 Di Indonesia sendiri terdapat beberapa bank yang telah berdiri salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selanjutnya disebut dengan BRI sebagai salah satu bank yang telah berdiri sejak tahun 1895 BRI selalu mengikuti perkembangan zaman dalam memberikan pelayanan maupun dalam usaha-usaha yang dilakukan terbukti dengan penyediaan fasilitas berupa e-banking. 5 Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan BRI juga mempunyai risiko untuk menjadi korban cyber crime,begitupula dengan nasabah BRI. Berdasarkan uraian di atas, membuat penulis menyelami dunia perbankan yaitu produk e-banking dan kejahatan ITE di bidang perbankan khususnya mengenai perlindungan hukum terhadap bank dan nasabah yang terkena kejahatan e-banking. Oleh karena itu penulis mengangkat judul Perlindungan Hukum Terhadap Bank dan Nasabah Serta Tanggung Jawab Bank Kepada Nasabah Korban dalam Kejahatan Internet Banking dalam penulisan hukum. 4 Kusuma Mahesa Jati, 2012, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Nusa Media, Bandung, hlm. 11. 5 Profil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, http://www.bangga-berindonesia.com/profilbripeduli.html, diakses pada tanggal 15 September 2015. 6
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah pengguna produk e- banking dalam kejahatan e-banking? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap bank dalam kejahatan e- banking? 3. Bagimanakah bentuk tanggung jawab bank kepada nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah yang menggunakan produk e-banking di PT BRI (Persero) Tbk. dalam kejahatan e-banking; b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap PT BRI (Persero) Tbk. dalam kejahatan e-banking; dan c. Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking. 2. Tujuan Subjektif Penelitian Untuk mencari dan memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penulisan hukum sebagai syarat yang harus ditempuh 7
untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis baik melalui penelusuran kepustakaan maupun penelusuran di Internet ditemukan 3 (tiga) hasil penelitian yang serupa mengenai perlindungan konsumen nasabah dan bank korban dalam cyber crime yang terdiri dari tiga penelitian hasil kepustakaan. Berdasarkan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum Gadjah Mada diperoleh 3 (tiga) hasil penelitian yang serupa yaitu sebagai berikut: 1. Penulisan skripsi tahun 2010 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Elisabeth Lidya Siraitdengan judul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna Sistem Pembayaran Melalui Produk E-banking Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap nasabah pengguna produk e-banking? (Mandiri Internet, Mandiri SMS, Mandiri ATM, Electronic Data Capture, Mandiri Call, Coorporate Desktop Banking); dan 8
b. Bagaimana perlindungan hukum yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terhadap nasabah pengguna produk e- banking terkait dengan prinsip TIPCE, pelaksanaan Good Coorporate Governance, Code OF Conduct, Bussiness Ethnic, Prudential Banking, dan Visi Misi Bank Mandiri? (Mandiri Internet, Mandiri SMS, Mandiri ATM, Electronic data capture, Mandiri call, Coorporate Desktop Banking). Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Perlindungan hukum bagi nasabah terhadap e-banking telah diatur di dalam beberapa peraturan perundang-undangan seperti PBI Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, PBI Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh bank umum, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/175/KEP/DIR/1998 tentang Penyempurnaan Teknologi Sistem Informasi Bank dalam Menghadapi Tahun 2000. Bank Indonesia pun telah menetapkan suatu mekanisme yang baku terhadap penyelesaian pengaduan nasabah, dan b. Perlindungan terhadap nasabah Bank Mandiri pengguna e-banking juga telah disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan seperti Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, PBI Nomor 7/7/PBI tentang penyelesaian Pengaduan 9
Nasabah, PBI Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, dan ketentuan yang ada dalam Bank Mandiri. 2. Penulisan skripsi tahun 2012 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Widianofitasari dengan judul Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Bank Kepada Nasabahnya Dalam Kejahatan Internet Banking Di Perbankan Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimanakah bentuk kejahatan Internet Banking di perbankan Indonesia? b. Bagaimana upaya otoritas regulasi dan pengawasan perbankan dalam menanggulangi kejahatan Internet banking di perbankan Indonesia? c. Bagaimana tanggung jawab bank kepada nasabahnya dalam hal terjadi kejahatan Internet banking yang merugikan nasabahnya? Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Keraguan masyarakat terhadap layanan Internet banking tersebut timbul karena banyaknya kejahatan e-banking yang terjadi saat ini. Secara umum, penyebab timbulnya kejahatan Internet banking dapat dibagi dua, yaitu yang disebabkan oleh human error dan yang disebabkan oleh system error. Berdasarkan penyebab timbulnya kejahatan Internet banking, yang paling rentan terjadi adalah kejahatan Internet banking yang disebabkan oleh human error; 10
b. Upaya otoritas regulasi dan pengawasan perbankan dalam kejahatan Internet banking di perbankan Indonesia dilakukan secara preventif dan represif. Bentuk upaya preventif dari otoritas regulasi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu upaya preventif untuk memitigasi risiko kejahatan Internet banking yang disebabkan human error dan upaya preventif untuk memitigasi risiko kejahatan Internet banking yang disebabkan system error. Bentuk upaya represif yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah penjatuhan sanksi administratif kepada bank yang tidak melakukan instruksi sebagaimana dalam peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan c. Bentuk tanggung jawab bank kepada nasabahnya yang mengalami kerugian yang disebabkan oleh kejahatan Internet banking, yaitu dengan memberikan complain handling, melakukan upaya damai, melalui mediasi perbankan dan melalui jalur pengadilan. 3. Penulisan skripsi tahun 2010 di Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Adinda Wahyu Putri dengan judul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna Layanan Internet Banking Di Bank Mandiri Cabang Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada nasabah penggunan layanan Internet banking? 11
b. Bagaimana upaya hukum serta bentuk pelaksanaan sengketa yang dilakukan ketika terjadi kesalahan transaksi melalui Internet banking baik bagi pihaknasabah, bank, dan pihak ketiga yang terjadi di Yogyakarta? Dengan beberapa kesimpulan yaitu: a. Bentuk perlindungan yang diberikan kepada nasabah pengguna layanan Mandiri Internet ada 3 yaitu, perlindungan yang diberikan dalam perjanjian pada waktu proses pendaftaran menjadi pengguna layanan Mandiri Internet, dan perlindungan ketika melakukan transaksi finansial, dan b. Penyelesaian kerugian yang diderita nasabah dilakukan secara kekeluargaan belum ada sengketa yang diproses ke pengadilan. Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis berbeda dari ketiga penelitian tersebut. Pertama, lokasi penelitian dimana penulisan hukum yang penulis lakukan berlokasi bukan di Bank Mandiri melainkan pada BRI, kedua rumusan masalah yang penulis ambil memiliki perbedaan diantaranya adalah penulisan hukum ini tidak hanya mengenai perlindungan hukum untuk nasabah pengguna produk e-banking saja melainkan juga perlindungan hukum untuk bank yang terkena kejahatan e-banking, ketiga penulisan hukum yang penulis lakukan menggunakan metode normatif empiris dimana metode tersebut merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai 12
unsur empiris. Berdasarkan pengamatan penulis hingga saat ini belum terdapat penelitian yang mengangkat tema mengenai perlindungan hukum terhadap bank dan nasabah pengguna produk e-banking apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan dalam pengetahuan ilmu Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya dari hukum dagang terutama di dalam bidang perbankan terkait pada kasus kejahatan e-banking serta mengenai aspek pelaksanaan perlindungan hukum dan pertanggungjawaban untuk bank dan nasabah pengguna produk e-banking yang terkena kejahatan e-banking. 2. Kegunaan dalam bidang praktik Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi BRI Yogyakarta, nasabah pengguna produk e-banking PT BRI (Persero) Tbk, dan para sarjana hukum dalam menangani kasus perbankan khususnya dalam permasalahan e-banking. 13