BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

dokumen-dokumen yang mirip
Agama Sebagai Perubahan Sosial: Kristenisasi di Tobelo

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

STRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB VI KESIMPULAN. merupakan terbentuk dari proses perkembangan pelayanan farmasi sejak sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

BAB VII KESIMPULAN. dan berkuasa dalam aspek pendidikan dan politik, bahkan dipandang lebih superior

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk

Bab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan layak. Masalah kemiskinan menjadi masalah yang cukup serius karena akan

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB VI KESIMPULAN. Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari. perubahan sosial politik, baik di Jepang ( ) dan di Jawa

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Penelitian dan Latar Belakangnya. Berbagai kajian tentang sejarah Indonesia menunjukan bahwa agama

BAB V P E N U T U P. bahwa dalam komunitas Kao, konsep kepercayaan lokal dibangun dalam

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

DINAMIKA UMAT KlENTENG BDEN BID SURABAYA SKRIPSI """.."-" ::" " DISUIUN OLEH = Shinto, Devi Ilea Santk; Rakayu. Nle.

SEJARAH HUKUM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

BAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

Bab Satu Pendahuluan. Ciptaan: NN.

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

BAB II KERANGKA TEORI. upahan pasca panen. Peluang kerja adalah suatu keadaan dimana adanya

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono*

Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia: Mengapa RS Non-Profit membutuhkan dana kemanusiaan

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

Dalam tesis ini, penulis memandang bahwa masuknya pariwisata ke Atauro tidak bisa dilepaskan dengan hadirnya para penggerak yang disebut sebagai

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama yang terkandung dalam alkitab. Dalam penelitian ini penulis melihat dari sisi yang berbeda, yakni dengan pendekatan sejarah sosial. Wacana agama Kristen yang dibawakan oleh penginjil (Belanda) ke wilayah Tobelo tidak saja terfokus pada bidang teologi semata. Para penginjil selain menyiarkan agama Kristen juga turut terlibat untuk melakukan pelayanan dalam bidang sosial pada masyarakat. Dari seluruh permasalahan dan pembahasan yang telah dijabarkan lima bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penulisan tersebut sebagai berikut: 1. Masuknya agama Kristen Protestan di Tobelo pada 1866 dibawa oleh Utrechtsche Zendings Vereeniging (selanjutnya UZV), tidak saja didorong oleh keadaan alam yang terjadi di Nieuw Guinea, akan tetapi proses Kristenisasi di Tobelo juga bermuatan politis. Proses ini bermula dari ajakan Moli (seorang penganut agama Kristen Protestan yang berasal dari Halmahera bagian utara dan pernah bertugas di Nieuw Guinea), bahwa di wilayah Halmahera peluang proses Kristenisasi lebih menguntungkan bila melihat situasi sosial-politik yang terjadi antara penduduk Tobelo dan pihak Kesultanan Ternate. Hal ini diperkuat dengan adanya ijin yang diberikan oleh Residen Ternate P. Van der Crab (1863-1867) atas kesepakatan bersama pihak Kesultanan Ternate (Sultan Muhammad Arsyad, 1861-1876). Tujuan Residen Belanda yang berkedudukan di Ternate semata-mata atas dasar politik, yaitu agar orang-orang Halmahera bagian utara tertarik pada sikap dan tindakan 242

para penginjil, mau menerima dan memeluk agama Kristen serta mengakui kedaulatan Residen Ternate. Di sisi lain Sultan Ternate memiliki kepentingan terkait penarikan pajak dan juga penanganan pemberontakan yang sering terjadi. Pihak Kesultanan Ternate berharap bahwa dengan masuknya penginjil, orang-orang Tobelo yang hidupnya masih di pedalaman Halmahera dan aktif sebagai Bajak Laut bisa teratasi dan perlahan-lahan masyarakat akan menetap di pesisir-pantai, mengeluarkan pajak serta mengirimkan tenaga kerja pada Kesultanan Ternate. 2. Fakta menunjukan bahwa suksesnya Kristenisasi di Tobelo, pihak penginjil tidak memfokuskan diri mereka dalam bidang teologi semata. Melainkan proses Kristenisasi diperluas dan menarik simpatik masyarakat Tobelo melalui pemberian pelayanan pendidikan, kesehatan serta pembuatan fasilitas publik yang membawa masyarakat Tobelo pada taraf kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini tampak pada metode kerja yang diterapkan oleh pihak penginjil, setelah mempelajari kondisi sosial di Tobelo yang masih sangat terbelakang dan tingkat kehidupan yang rendah. Sehingga dimungkinkan penduduk tidak akan menerima ajaran Kristen dengan baik bertolak dari kondisi sosial yang dialami masyarakat Tobelo. Oleh karena itu para penginjil berusaha untuk meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan dengan harapan masyarakat dengan mudah diajari tentang agama Kristen. Metode tersebut menunjukan bahwa kedatangan para pengiljil (Belanda) tidak hanya bermotif teologi dalam penyebaran Injil. Awalnya sasaran penginjilan secara langsung melalui gereja sangat minim hasil. Sehingga dikhawatirkan oleh para penginjil masyarakat tidak akan menerima ajaran agama Kristen dari apa yang dibicarakan dalam konferensi di Tobelo. Maka salah satu jalan keluar untuk 243

membawa Mayarakat Tobelo mengenal dan mau menerima agama Kristen serta memiliki hasil yang memuaskan adalah penyediaan pendidikan Kristen serta pelayanan kesehatan gratis oleh pihak gereja dengan harapan masyarakat Tobelo bersimpati dan mau menerima ajaran agama Kristen secara langsung tanpa paksaan. Jika dilihat dari metode kerja zending dalam pelayanan pendidikan, kesehatan dan pembuatan fasilitas publik, untuk menanamkan pengaruh pada masyarakat. Hal ini tidak saja terjadi di Halmahera bagian utara (Tobelo), akan tetapi metode kerja yang sama juga terjadi di Pulau Jawa, melalui penginjil yang tergabung dalam Nederlandsche Zending Vereeniging (selanjutnya NZV), dengan wilayah kerja tepatnya di Desa Persil, Kecamatan Dukuseti, Kabupaten Pati Jawa Tengah. 3. Mula-mula penduduk yang telah konversi ke agama Kristen membuat perkampungan baru (Kampung Kristen) dan mengangkat pemimpin dari kalangan agama Kristen (awalnya utusan dari Kesultatan Ternate yang berkultur Islam), dengan maksud dapat hidup berdampingan bersama para penginjil, mudah dikontrol serta membuat benteng yang kokoh. Masyarakat Tobelo yang konversi ke agama Kristen juga diberikan kemerdekaan atau bebas pajak yang diberlakukan oleh pihak Kesultanan Ternate atas negosiasi para penginjil dengan Pemerintah Belanda/ Residen Ternate. Setelah perkampungan-perkampungan Kristen dibuat, berbagai perubahan terjadi dalam aspek kehidupan masyarakat Tobelo, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan, kebersihan, cara berpakaian dan keamanan. Masyarakat Tobelo yang 244

awalnya bermata pencaharian berburu, perlahan-lahan beralih pekerjaan karena telah mengenal beragam jenis pekerjaan yang terdapat di Karesidenan Ternate. Pihak zending juga mengajarkan para jemaat/murid, berbagai kebiasaan Eropa yang diajarkan pada masyarakat Tobelo hingga perlahan-lahan budaya orang Tobelo hilang. Tampaknya tujuan sekolah Kristen sendiri adalah bagaimana mengajarkan agama Kristen pada penduduk pribumi sesuai dengan tujuan Pemerintah kolonial Belanda, maka sekolah-sekolah Kristen pada akhirnya menyediakan bantuan dan kemudahan dalam pemerintahan kolonial Belanda. Dalam waktu singkat sekolah Kristen berkembang pesat dan dapat menampung alumni sekolah dan memberikan berbagai jenis pekerjaan yang telah disediakan, seperti administrasi perkantoran dan bidang kemiliteran/ keamanan, dengan begitu secara tidak langsung status sosial mereka juga membaik dari sebelumnya. 4. Tampaknya agama Kristen Protestan yang dibawakan oleh penginjil yang tergabung dalam UZV juga mendapat dukungan dan campurtangan dari Pemerintah Belanda, terlihat sejak masa pemerintahan Residen Ternate P. Van der Crab. Walaupun pada awalnya para pinginjil ini melakukan proses Kristenisasi dan jadikan pendidikan, pelayanan kesehatan serta membebaskan pungutan pajak (yang dilakukan oleh utusan Kesultanan Ternate), sebagai wadah untuk menarik simpatik masyarakat Tobelo untuk memeluk (konversi) ke agama Kristen tanpa berharap mendapat bantuan dari Pemerintah Belanda. Akan tetapi sejalan dengan diberlalukannya Pilitik Etis atau Politik Balas Budi pada 1901 di wilayah Hindia Belanda. Maka Pemerintah Belanda dalam hal ini Karesidenan Ternate juga memberikan pendanaan dalam bentuk sumbangan/ subsidi pada pihak UZV untuk programprogram kerja berupa pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan 245

pembuatan infrastruktur umum unutuk masyarakat Halmahera bagian utara (Tobelo) karena dianggap sejalan dengan Pilitik Etis. Walaupun Pemerintah Belanda juga memberikan sumbangan pendanaan berupa subsidi pada sekolah-sekolah milik Sekolah Rakyat (Swasta), tampaknya subsidi yang diterima persekolah sangat bervariasi. Jika dibandingkan dengan sekolah Kristen dengan Swasta. Sangat jelas terlihat bahwa penerimaan subsidi lebih besar sekolah Kristen ketimbang Sekolah Swasta. Hal ini dilihat bukan berdasarkan perbedaan kepercayaan yang dianut melainkan dilihat pada kepemilikan banyaknya sekolah dan siswa/murid yang terdapat dalam wilayah dimana sekolah tersebut berada. Terlihat dengan jelas bahwa program-program UZV di Halmahera bagian utara dan NZV di Jawa Tengah, mendapat perhatian serius dari kalangan Pemerintah Belanda dengan cara memberikan bantuan dana/ subsidi kepada Sekolah Kristen/ zending, pembuatan rumah sakit, klinik, pengiriman tenagan medis dari Batavia, pemberian obat vaksin pada masyarakat, pembuatan jalan, jembatan, perkampungan Kristen, serta memperkerjakan masyarakat yang telah konversi ke agama Kristen dalam birokrasi pemerintahan dan militer (keamanan). Para penginjil juga turut memperkenalkan gaya hidup orang Belanda setelah orang Tobelo konversi ke agama Kristen. Kemajuan terlihat setelah diperkenalkan pendidikan, pelayanan medis, pengenalan cara berpakaian, sikap/ tingkah laku, penataan kampung, jalan serta kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif para penginjil UZV untuk mendirikan sekolah-sekolah Kristen merupakan awal dari pembaharuan modernisasi di wilayah Tobelo. Perubahan-perubahan dalam berbagai 246

bidang kehidupan yang diperkenalkan oleh pihak penginjil UZV dari Belanda yang mengarah pada kemajuan. Dinamika keagamaan yang terjadi pada 1866-1942, memperlihatkan perubahan yang signifikan. Kristen menjadi agama penduduk, dan terjadi perubahan-perubahan yang sangat berarti diadopsi dalam kehiduapan masyarakat Tobelo. Berbeda dengan masyarakat Tobelo yang masih hidup di Pedalaman Halmahera yang masih mempertahankan budaya leluhur/ penganut agama lokal. Jika ingin melihat realitas keagamaan dan jejak-jejak masa lalu itu tergambar kuat hari ini di Halmahera Utara (Tobelo) merupakan salah satu tempatnya. 247