BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu tatanan yang menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesehatan umumseperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Didalamnya tegas-tegas dicantumkan bahwa segala upaya dalam pembangunan kesehatan tersebut diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi serta memungkinkan setiap orang untuk hidup lebih tinggi dan produktif baik sosial maupun ekonomi. Masih tingginya angka kesakitan di Indonesia mengindikasikan bahwa upaya pembangunan kesehatan belum maksimal. Penyakit yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan antara lain artritis gout atau lebih dikenal dengan asam urat. Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena penumpukan purin yang biasanya terjadi pada sendi. Penyebab dari asam urat biasanya karena adanya faktor keturunan, konsumsi alkohol berlebih, diet tinggi protein hingga penggunaan obat-obat tertentu. Asam urat biasanya terjadi pada pria setelah masa pubertas sedangkan pada wanita biasa terjadi sesudah menopause. Asam urat juga lebih sering dijumpai pada pria dibanding wanita. 1 19
Di Amerika Serikat pada tahun 2006, penderita asam urat meningkat dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam urat pada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4% dengan puncak lebih dari 7% pada pria berusia 75 tahun. Di Indonesia sendiri, penderita penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun dan kecenderungan diderita pada usia produktif dan lansia. Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk di daerah pantai. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan pola makan ikan dan mengkonsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat melalui berkurang sehingga asam urat tetap bertahan didalam darah. Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu terutama pada daerah persendian. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa sakit tersebut akibata adanya peradangan pada sendi. Radang tersebut disebabkan oleh penumpukan kristal didaerah persendian. Di Indonesia, arthritis gout menduduki peringkat kedua terbanyak dari penyakit osteoartritis dan merupakan penyakit degeneratif. Dampak yang timbul apabila penyakit ini tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan akan menurunkan produktifitas kerja. Salah satu caranya adalah dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak mengkonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah (Krisnatuti&Rina, 2006). Akan tetapi saat ini masih banyak penderita yang tidak patuh terhadap dietnya. Kepatuhan pasien ditentukan oleh beberapa 20
hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati sendiri, lingkungan (teman dan keluarga), keadaan ekonomi dan interaksi dengan tenaga kesehatan. Menurut Mutia Sari (2010) asam urat merupakan penyakit akibat tingginya kadar asam urat ditubuh. Asam urat merupakan penyakit sistemik menahun yang membutuhkan pengobatan dan pengawasan diet yang ketat. Agar usaha ini dapat terlaksana dengan baik, maka dukungan keluarga tidak dapat diabaikan.keluarga dianggap memiliki pengaruh yang penting dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dialami pasien. Dukungan keluarga dapat mempertahankan stastus kesehatan pasien karena secara emosional pasien merasa diperhatikan. Dukungan keluarga ini dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan dukungan bentuk nyata, maupun dukungan informasi. Pada pasien dengan asam urat, peran keluarga diperlukan dalam rangka mengontrol diet pasien. Asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran dipercaya dapat mengurangi resiko terserang asam urat. Untuk menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. Tetapi jika sudah terlanjur mengalami penyakit ini, langkah terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kaya akan zat purin. 21
Berdasarkan pada data dan masalah dengan semakin banyaknya kasus arthritis gout pada empat bulan pertama tahun 2014 di Puskesmas Kalibagor yang berjumlah 66 orang. Maka penulis tertarik untuk menyusun laporan kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak S dengan Fokus Utama Anggota Keluarga Menderita Arthritis Gout di Desa Kalicupak Kidul Banyumas. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus arthritis gout yang terjadi pada keluarga Bapak S di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan secara umum biografi keluarga Bapak S dengan arthritis gout di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. b. Menggambarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga Bapak S dengan arthritis gout di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. c. Menggambarkan tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan arthritis gout Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. 22
d. Menggambarkan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada keluarga dengan arthritis gout di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. e. Menggambarkan tentang tindakan apa saja yang dilakukan serta evaluasi dari tindakan keperawatan pada keluarga dengan arthritis gout di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas. f. Membahas mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dan kondisi riil kasus yang dilaporkan. C. Pengumpulan Data Pada penyusunan Laporan Kasus ini, penulis menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, antara lain: 1. Observasi partisipatif Metode pengumpulan data dengan cara melakukan observasi terhadap klien, data klien diperoleh melalui interaksi secara intens antara perawat dan klien. 2. Wawancara Data pasien didapatkan melalui kegiatan tanya jawab. Wawancara dilakukan kepada klien, keluarga serta orang terdekat klien untuk mendapatkan informasi yang akurat dan memang benar-benar diperlukan. 23
D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan keluarga ini dilakukan di Desa Kalicupak Kidul Rt 01 Rw 01 Kalibagor, Banyumas pada tanggal 18-19 Juni 2014. E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis antara lain: 1. Praktek Keperawatan Memberikan informasi bagi semua perawat agar dapat mengimplementasikan ilmu keperawatan dalam komunitas keluarga. 2. Tenaga Kesehatan Memberikan informasi tentang penyakit arthritis gout sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan yang tepat guna menekan angka kejadian arthritis gout. 3. Keluarga Memberikan informasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan keluarga. 4. Mahasiswa Dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh pada saat perkuliahan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Serta sebagai ajang untuk membina pengalaman belajar mengenai masalah kesehatan dan menentukan penyelesaiannya. 24
F. Sistematika Penulisan Secara singkat sistematika dari penulisan laporan kasus terdiri dari BAB I Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini akan memaparkan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Tempat dan Waktu. Disini juga menjabarkan sistematika penulisan tentang laporan kasus. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini membahas mengenai pustaka-pustaka yang terkait dengan masalah beserta pemecahannya. BAB III Tinjauan Kasus Membahas tentang kasus yang dikelola pada laporan kasus. BAB IV Pembahasan Bab Pembahasan terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Tindakan Implementasi serta Evaluasi dari kasus yang dikelola. BAB V Penutup Meliputi kesimpulan dan saran yang bermanfaat guna penelitian selanjutnya. 25