Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Permendikbud, Standar Penilaian Pendidikan ( Jakarta: Permendikbud No66, 2013), hal 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. siswa harus selalu mengikuti kehendak guru dikelas secara keseluruhan 2.

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.

PROFIL MOTIVASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING MELALUI LEMBAR KEGIATAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

PENERAPAN MODEL PROBING PROMPTING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP. Agni Danaryanti, Dara Tanaffasa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

Circle either yes or no for each design to indicate whether the garden bed can be made with 32 centimeters timber?

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan istilah Sosial Studies. 1 IPS juga merupakan perpaduan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang diajarkan. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan. pada prestasi belajar siswa yang rendah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. F. J. McDonald, Education Psychology, (San Fransisco: Wadsworth Publishing, 1959), hlm. 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS XI.IPA MAN 1 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTSN LUBUK BUAYA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan upaya manusia itu sendiri. Guru sebagai salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, untuk perkembangan sains,

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu materi yang dianggap penting. Bahkan di Perguruan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan pesan dari satu orang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN. siswa mampu menyelesaikan semua persoalan-persoalan yang terdapat dalam

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

Kata Kunci : Model Kooperatif dengan Teknik Bertukar Pasangan, Aktivitas dan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e ISSN :

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam. Sahara, 2009: 1), untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. juga terletak pada karakter yang dimilikinya. Seperti pada fungsi pendidikan. karakter, salah satunya adalah tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SEPTIANA RATNANINGSIH

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya 1. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di sekolah formal diberikan bekal kepada siswa salah satunya adalah bidang keilmuwan matematika. Ilmu matematika merupakan ilmu dasar yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan tanpa membedakan aspek jurusan sehingga pembelajaran matematika bisa digunakan sebagai pendukung peningkatan mutu sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang dialami peneliti saat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), siswa tidak tertarik terhadap mata pelajaran matematika karena masih terfokus kepada buku teks. Kebiasaaan siswa dalam belajar adalah mengerjakan latihan soal apabila diminta oleh guru. Pembelajaran seperti ini dirasa kurang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Persoalan yang harus diselesaikan adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan 1 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Permendikbud, Standar Penilaian Pendidikan ( Jakarta: Permendikbud No66, 2013), hal 2 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 digilib.uinsby.ac.id

nyata. Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran matematika. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran 2. Penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga penyajian dalam pembelajaran tidak selalu didominasi oleh guru, siswa juga harus aktif dalam pembelajaran tersebut. Model problem based learning dengan pendekatan problem posing dan model kooperatif dengan teknik probing prompting yang dipilih dalam penelitian ini karena dalam pendekatan problem posing dan teknik probing prompting siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran sehingga hasil belajar matematikanya berkembang. Model PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiyah sedangkan pendekatan problem posing merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat soal dari masalah yang diberikan oleh guru dan menyelesaikannya sendiri atau diselesaikan oleh siswa yang lain, sehingga akan terlihat kegiatan siswa yang akan lebih dominan dibandingkan dengan guru 3. Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan pengajuan masalah (problem posing) ini adalah dapat memantapkan kemampuan siswa dalam belajar 2 Ismail, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. (Jakarta: Universitas Terbuka.2003).hal.53 3 Sutiarso. 2008. Meningkatkan aktivitas belajar melalui probem possing. Diakses 22 September 2013. Tersedia pada http://www.nursalam-uin.blogspot.com.

matematika. Selain itu dalam pendekatan pengajuan masalah (problem posing) akan melibatkan aktifitas mental siswa yang dapat membentuk siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan teknik probing prompting merupakan pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari, selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep, prinsip dan aturan dari pengetahuan baru yang sedang dipelajari 4. Aktivitas dalam pembelajaran probing prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas berpikir yang berusaha membangun pengetahuannya, serta aktivitas guru yang berusaha membimbing siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi 5. Dengan teknik pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, karena setiap saat siswa bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab 6. Siswa juga diharapkan mampu mengkonstruksi konsep, prinsip dan aturan dari pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Oleh karena itu proses komunikasi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 4 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran (Banjarmasin : Scripta Cendikia, 2012) hal 165 5 Suherman, et.al., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Bandung: JICA UPI, 2001) 6 Ngalimun, Op. Cit., hal 165

Model problem based learning pendekatan problem posing dan model kooperatif teknik probing prompting terdapat persaman yaitu sama-sama menggali kemampuan siswa melalui serangkaian perntanyaan-pertanyaan, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana dalam model tersebut siswa lebih aktif dalam menghadapi permasalahan sehingga pemahaman konsep lebih tertanam. Dari uraian tersebut peneliti ingin mencari tahu perbedaan hasil belajar siswa yang dengan menggunakan pendekatan problem posing dan teknik probing prompting. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning Pendekatan Problem Posing dan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Probing Prompting B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model problem based learning pendekatan problem posing? 2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik probing prompting? 3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model problem based learning pendekatan problem posing dan model kooperatif teknik probing prompting? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model problem based learning pendekatan problem posing. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model kooperatif teknik probing prompting. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setelah menggunakan model problem based learning pendekatan problem posing dan model kooperatif teknik probing prompting. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Siswa diharapkan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi guru a. Guru memperoleh variasi pembelajaran yang lebih variatif terhadap matematika yaitu dengan menggunakan pendekatan problem posing dan teknik probing prompting sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan yang bervariasi bagi guru sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran. 3. Bagi sekolah a. Sebagai bahan acuan penelitian. b. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam dunia pendidikan khususnya bidang matematika. 4. Bagi peneliti a. Memberikan pengalaman mengajar secara langsung. b. Mempunyai dasar-dasar kemampuan mengajar dan memperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga diperoleh suatu pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah siswa. E. Batasan Penelitian Agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat serta terhindar dari adanya beragam inteprestasi dan meluasnya masalah dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : a) Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa SMPN 2 Mojowarno Jombang khususnya pada kelas VIII. b) Materi yang akan diuji pada penelitian ini adalah materi SPLDV karena menyesuaikan materi pada sekolah yang digunakan untuk penelitian. F. Definisi Operasional. Kesalahpahaman dalam memahami isi yang terkandung dalam skripsi sering terjadi, oleh karena itu untuk menghindari dari hal tersebut maka peneliti memberikan penjelasn mengenai istilah-istilah (batasan pengertian) yang penting diantaranya adalah : 1. Perbedaan adalah sesuatu yang menjadikan tidak sama atau berlainan antara dua benda atau dua hal. 2. Hasil belajar adalah skor tes akhir yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. 3. Model PBL (Problem Based Learning) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 4. Pendekatan problem posing adalah perumusan atau pengajuan masalah atau pertanyaan terhadap situasi atau stimulus yang diberikan, baik sebelum, selama, ataupun setelah pemecahan masalah. Dalam hal ini ada tiga bentuk kegiatan,

yaitu (1). sebelum pengajuan masalah, (2). di dalam pengajuan masalah, dan (3). setelah pengajuan solusi. 5. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. 6. Teknik probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. a. Pertanyaan menuntun (prompting question) yaitu pertanyaan yang bertujuan untuk membimbing dan menuntun siswa dalam proses berpikir. b. Pertanyaan menggali (probing question) yaitu pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari murid-murid guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.

G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pembahasan dan menghindari kerancuan pembahasan, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan yang merupakan landasan awal penelitian, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, definisi operasional, serta sistematika pembahasan. Bab II: Bab III Bab IV : Kajian pustaka yang meliputi: belajar dan pembelajaran, hasil belajar, model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), pendekatan problem posing, model pembelajaran kooperatif, teknik probing prompting, SPLDV. : Metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, rancangan penelitian, tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, perangkat pembelajaran, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. : Hasil dan pembahasan yang meliputi: instrumen, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran