BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah maloklusi pertama kali diciptakan oleh Guilford. Guilford mengartikan maloklusi sebagai setiap penyimpangan oklusi yang berada diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi disebabkan oleh faktor herediter dan lingkungan. 1 Maloklusi memiliki dampak terhadap kesehatan periodontal, fungsi rahang, terjadinya karies, serta sosial dan psikologis. 2 Ciri-ciri maloklusi yang terjadi dapat berupa gigi yang overcrowded, spacing diantara gigi, gigitan yang tidak baik antara gigi maksila dan mandibula, serta disproporsi ukuran antara maksila dan mandibula. 1 Sebagian besar kasus maloklusi terjadi pada saat periode gigi bercampur, yang mencakup usia 6 hingga 12 tahun. 3-5 Periode gigi bercampur merupakan periode yang kritis dalam perkembangan maloklusi. 6 Periode gigi bercampur disebut juga fase transisi karena pada periode tersebut terjadi transisi pergantian gigi dari gigi desidui ke gigi permanen yang ditandai dengan erupsi gigi molar pertama dan insisivus permanen sehingga diperlukan prediksi Leeway space. 5 Pengertian Leeway space yang diperkenalkan oleh Nance pada tahun 1947 adalah kelebihan ruang yang terjadi pada maksila dan mandibula saat pergantian gigi kaninus dan molar desidui oleh gigi kaninus dan premolar permanen. 7,9 Leeway space terjadi karena dimensi mahkota mesiodistal gigi kaninus dan molar desidui lebih besar daripada dimensi mahkota mesiodistal gigi pengganti (kaninus, premolar satu, premolar dua). 5,8 Memprediksi Leeway space dapat digunakan untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan maloklusi, mencegah terjadinya crowding, mempertahankan ruang yang tersedia atau menambah ruang yang tersedia, dan serial ekstraksi dimana dilakukan pengukuran lebar mesiodistal insisivus mandibula dan ruangan yang tersedia pada maksila dan mandibula. 4,10-12 Besar Leeway space menurut Nance pada maksila memiliki rata-rata 0.9 mm setiap kuadran dan pada mandibula memiliki rata-rata 1.7 mm setiap
kuadran. 7,9 Menurut Moyers, besar Leeway space yang normal adalah 2.6 mm pada maksila dan 6.2 mm pada mandibula. 13 Menurut Bishara, besar Leeway space pada setiap kuadran maksila adalah 0.9 mm dan 1.8 pada setiap kuadran mandibula. 14 Besar Leeway space menurut Proffit & Fields adalah 1.5 mm untuk maksila dan 2.5 mm untuk mandibula. 15 Lebar mesiodistal gigi dapat bervariasi dan dapat mempengaruhi besar Leeway space. Berdasarkan penelitian Green-Thompson dan Hucal, lebar mesiodistal gigi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, genetik, jenis kelamin, dan lingkungan. Hasil penelitian Green-Thompson menunjukkan bahwa ukuran mesiodistal gigi laki-laki lebih besar daripada ukuran mesiodistal gigi perempuan. 16 Pada penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak menunjukkan bahwa lebar mesiodistal suku Batak lebih kecil dibandingkan ras campuran Proto dan Deutro- Melayu. 17 Di Indonesia terdiri dari dua macam ras, yaitu Proto-Melayu dan Deutro- Melayu. Ras Proto-Melayu disebut juga dengan Melayu-Polinesia terdiri dari suku Batak di Sumatera Utara dan suku Dayak di Kalimantan. Ras Deutro-Melayu terdiri dari suku Jawa, Bali, Bugis, Makasar, Ternate, dan suku-suku yang berbahasa Minangkabau. 18-19 Ada beberapa analisis untuk memprediksi Leeway space pada masa gigi bercampur, yaitu analisis radiografi, non-radiografi, dan kombinasi keduanya. Analisis radiografi memakai foto radiografi untuk memprediksi lebar mesiodistal kaninus dan premolar permanen yang belum erupsi. 9 Analisis radiografi digunakan oleh Nance dan Huckaba. 1,15 Analisis non-radiografi memakai persamaan regresi yang menghubungkan ukuran gigi yang telah erupsi dengan ukuran gigi yang belum erupsi. Analisis non-radiografi digunakan oleh Moyers, Tanaka-Johnston, Ballard and Wylie, dan Sitepu. 20 Analisis kombinasi adalah analisis yang menggunakan gambaran radiografi dan persamaan regresi untuk memprediksi Leeway space. Analisis kombinasi digunakan oleh Hixon-Oldfather, Staley dkk., dan Ingervall- Lennartsson. 6,9,15
Analisis Tanaka-Johnston diperkenalkan pada tahun 1974, yang merupakan pengembangan dari tabel Moyers dengan menggunakan 506 model gigi pasien daerah Cleveland dari departemen ortodonsia di Universitas Case Western Reserve. 1-2 Analisis Tanaka-Johnston dapat digunakan untuk maksila dan mandibula, karena tidak memerlukan gambaran radiografi, mudah digunakan, dapat diaplikasi langsung pada kunjungan pertama, menghemat banyak waktu, dan akurasi cukup baik. 3,11 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memprediksi ukuran lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar permanen yang akan erupsi. Jaroontham dan Godfrey 21 menyatakan bahwa analisis Tanaka-Johnston memberikan prediksi yang mendekati ukuran gigi sebenarnya dan dapat diterapkan pada orang Thailand. Kuswandari 6 meneliti 285 anak suku Jawa dan menemukan bahwa analisis Tanaka- Johnston lebih mendekati ukuran gigi sebenarnya dibandingkan dengan Moyers. Memon dan Fida 22 melakukan penelitian pada 121 model gigi dengan derajat kepercayaan 95% dan menemukan bahwa analisis Tanaka-Johnston sangat mendekati nilai sebenarnya dari kaninus dan premolar pada laki-laki dan perempuan Pakistan. Viella dkk., 23 meneliti 650 model gigi dari klinik Ortodonti Universitas Flumeinense Federal dengan derajat kepercayaan 95% menemukan bahwa analisis Tanaka- Johnston dapat digunakan untuk memprediksi Leeway space maksila dan mandibula pada laki-laki Brazil kulit putih dan hitam. Megawaty, 24 melakukan penelitian mengenai prediksi rata-rata Leeway space pada 30 pasang model studi murid Sekolah Dasar ras Deutro-Melayu di Kecamatan Medan Helvetia dengan menggunakan analisis Tanaka-Johnston dan memperoleh besar rata-rata Leeway space pada maksila 2,11 mm dan mandibula 2,99 mm. Penelitian mengenai nilai rata-rata Leeway space pada ras Deutro-Melayu dengan menggunakan analisis Tanaka-Johnston telah dilakukan sebelumnya oleh Megawaty. Oleh karena itu, peneliti ingin melanjutkan penelitian dengan menggunakan sampel suku Batak untuk memprediksi Leeway space dengan menggunakan analisis Tanaka-Johnston pada murid Sekolah Dasar suku Batak di Kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Berapa besar prediksi nilai rata-rata Leeway space murid Sekolah Dasar suku Batak di Kota Medan. 2. Apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata Leeway space antara murid Sekolah Dasar laki-laki dan perempuan suku Batak di Kota Medan. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prediksi nilai rata-rata Leeway space murid Sekolah Dasar suku Batak di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata Leeway space antara murid Sekolah Dasar laki-laki dan perempuan suku Batak di Kota Medan. 1.4 Hipotesis Penelitian Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata Leeway space antara murid Sekolah Dasar laki-laki dan perempuan suku Batak di Kota Medan pada analisis Tanaka- Johnston. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memprediksi nilai rata-rata Leeway space pada suku Batak. 2. Dapat membantu klinisi ortodontis dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan. 1.5.2 Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya, khususnya di bidang Ortodonti.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.