Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

Pengendapan. Sophi Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

Purwanti Widhy H, M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

ELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama

Bilamana beberapa fase berada bersama-sama, maka batas di antara fase-fase ini dinamakan antarmuka (interface).

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

Laporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

BAB II LANDASAN TEORI

BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK)

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Persiapan UN 2018 KIMIA

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Pengendapan dengan Variasi Konsentrasi Koagulan dan Variasi Konsentrasi Flokulan

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

Skala ph dan Penggunaan Indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Diskusi

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

STORY BOARD. Frame HOME Berisi : Menu-menu : About Me, Materi, Animasi, dan Home Lingkaran kuning Tulisan / salam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

PEMBAHASAN. I. Definisi

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

KIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI

Hal ini akan memberikan kestabilan terhadap sistem koloid.

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B)

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

SURFACE TENSION ( Tegangan Permukaan )

Transkripsi:

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan konsentrasi relatif sol hidrofob Fe 2 O 3 dan As 2 O 3 pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna. II. TEORI DASAR Sol adalah sebutan untuk sistem koloid dengan fasa terdispersi zat padat dan medium pendispersi zat cair. Partikel partikel fasa terdispersi tidak menggumpal dan mengendap, hal ini disebabkan karena sol mempunyai kestabilan tertentu. Berdasarkan kestabilan ini, sol dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sol liofob dan sol liofil. Kestabilan sol hidrofob disebabkan oleh karena adanya lapisan rangkap listrik diantara permukaan partikel dan medium pendispersinya. Permukaan partikel terdispersi mengadsorpsi ion ion tertentu sehingga partikel tersebut memperoleh muatan listrik tertentu. Partikel partikel koloid akan bermuatan sejenis sehingga satu sama lain saling tolak menolak dan ion ion disekitarnya akan terdistribusi membentuk lapisan rangkap listrik menyesuaikan dengan muatan pada permukaan partikel tersebut. Jadi adanya sedikit elektrolit dapat menstabilkan ion. Kestabilan sol hidrofil terutama desebabkan oleh karena partikel partikel terdispersi memiliki afinitas yang besar terhadap molekul molekul air sehingga menjadi partikel partikel terhidrasi (terselubungi oleh molekul molekul air). Sol hidrofob dapat diendapkan dengan menambahkan elektrolit. Interaksi yang terjadi antara partikel sol dengan ion yang berlawanan muatan akan mengakibatkan penetralan muatan partikel, menghilangkan kestabilan sol tersebut karena hilangnya gaya tolak menolak antar partikel dan sol tersebut akan terflokulasi, akhirnya partikel partikel sol akan mengendap. Efek yang sama dapat diperoleh apabila ke dalam suatu sol ditambahkan sol lain yang berlawanan muatan. Proses ini disebut dengan pengendapan timbal balik. Dalam hal ini akan terjadi pengendapan sempurna bila kedua sol dicampurkan dengan perbandingan tertentu. Pada percobaan ini akan ditentukan perbandingan kedua sol hidrofob yang berlawanan muatan untuk mengasilkan pengendapan sempurna.

III. DATA PENGAMATAN Sebelum divariasikan sol + (ml) 1 2 3 4 5 6 sol - (ml) 9 8 7 6 5 4 endapan +++ - - - - - Setelah divariasikan sol + (ml) 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 sol - (ml) 9.8 9.6 9.4 9.2 9 8.8 endapan + ++ +++ - - - Sebelum divariasikan Setelah divariasikan IV. PENGOLAHAN DATA ρfe 2 O 3 = 9,19 g/l ρas 2 O 3 = 3,33 g/l V total = V sol(+) + V sol(-) = 10 ml [C + ] = ( ) ( ) = = 0,5514 g/l

[C - ] = ( ) ( ) = = 3,1302 g/l C relatif =

VI. PEMBAHASAN Jelaskan pengendapan timbal balik Jelaskan sol + dan yang dugunakan, cara buat. Knp vol sol - > sol + Kestabilan sok hidrofob. Garam mengambil air, hidrofob mengendap. Selain dengan penambahan elektrolit, sol hidrofob dapat pula diendapkan dengan cara menambahkan sol lain dengan muatan berlawanan. Dalam hal ini proses yang sama akan terjadi seperti halnya dengan pengendapan karena penambahan elektrolit. Interaksi yang terjadi antara partikel sol negatif dengan partikel sol positif yang berlawanan muatan akan mengakibatkan penetralan muatan partikel sehingga menghilangkan kestabilan sol tersebut karena hilangnya gaya tolak menolak antar partikel dan sol tersebut akan terflokulasi, akhirnya partikel partikel sol akan mengendap. Proses ini disebut dengan pengendapan timbal balik sol hidrofob. Pada percobaan ini digunakan Fe2O3 sebagai sol positif dan As2O3 sebagai sol negatif. Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel. Sol Fe2O3 dan As2O3 dibuat dengan cara adsorpsi. Dalam sistem koloid terdapat muatan sejenis. Oleh karena sejenis, maka akan terdapat gaya tolak-menolak antarpartikel koloid. Hal ini menyebabkan partikel-partikel tersebut tidak bergabung dan memberikan kestabilan pada sistem koloid (mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap karena adanya gaya gravitasi). Selain itu, kestabilan koloid juga disebabkan adanya lapis rangkap listrik pada permukaan partikel terdispersi dengan medium pendispersi. Sistem koloid bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan berinteraksi dengan muatan berlawanan pada medium pendispersi. Partikel-ppartikel koloid stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Ketika muatan listrik itu hilang, partikel-partikel koloid akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan ini disebut flokulasi dan gumpalannya disebut flok. Gumpalan ini akan mengendap disebabkan oleg gaya gravitasi. Peristiwa ini disebut dengan koagulasi. Pengendapan terjadi pada penambahan sedikit sol positif (sol Fe 2 O 3 ) dan penambahan lebih banyak sol negatif (As 2 S 3 ). Hal ini terjadi karena ion yang valensinya lebih besar akan memiliki kekuatan koagulasi lebih besar bergantung pada muatan solnya. Arsen dan besi sama-sama memiliki muatan +3, akan tetapi jika dalam air, arsen (III) sulfida akan menarik anion sedangkan besi (III) oksida akan menarik kation. Akan tetapi, ukuran ion As 3+ lebih besar dibandingkan Fe 3+ sehingga ikatan As 2 S 3 lebih mudah untuk dilepaskan, sedangkan ikatan Fe 2 O 3 akan

semakin kuat. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah As 2 S 3 yang lebih banyak untuk bisa memutuskan ikatan Fe 2 O 3 sehingga sol positifnya bisa terkoagulasi oleh sol negatif.

VII. KESIMPULAN Konsentrasi relatif sol hidrofob Fe 2 O 3 dan As 2 O 3 pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna adalah 0,1761. VIII. DAFTAR PUSTAKA S. Glasstone. 1946. Textbook of Chemistry. 2nd ed. P.1243-1245. Lewet, G.F. 1973. Findlay s Practical Physical Chemistry. 9th ed. P.402-403 http://www.scribd.com/doc/83114401/koloid (5 Oktober 2012, pk 00.00)