BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan salah satu bagian dari perkembangan media masa. Film biasanya digunakan sebagai sarana hiburan ataupun digunakan sebagai sarana penyampaian suatu informasi. Di Indonesia sendiri film telah berkembang. Dapat dilihat dari banyaknya film-film karya anak bangsa yang populer, contohnya seperti film Laskar Pelangi dan 5CM. Keduanya sama-sama menceritakan tentang kisah persahabatan. Film Laskar Pelangi yang tayang tahun 2008 berhasil menembus 4.631.841 penonton, sedangkan film 5CM yang tayang pada tahun 2012 berhasil menembus 2.392.210 penonton. Diakses pada (http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/aadc-2-jadi-nomor-1-tapibelum-kalahkan-laskar-pelangi)(15 Maret 2017, 17.28 wib) Film Laskar Pelangi menceritakan tentang persahabatan dan pendidikan di desa terpencil. Film ini memperlihatkan bagaimana keadaan pendidikan pada sebuah desa di Bangka Belitung. Keindahan alam seperti pantai, padang rumput dan keasrian desa tersebut ditampilkan dan menarik para penontonnya. Film 5CM juga menceritakan tentang kisah persahabatan. Namun persahabatan ini terdiri dari 5 orang dan mereka berasal dari kota Jakarta. Film ini menceritakan tentang perjalanan 5 sahabat yang mendaki Gunung Mahameru. Keindahan alam Gunung Semeru menarik perhatian para penontonnya. Kedua film tersebut memiliki kelebihan. Film-film tersebut ternyata mampu mempersuasi penontonnya untuk berkunjung ke lokasi-lokasi syutingnya. SD Muhammadiah di Bangka Belitung yang digunakan sebagai syuting film Lakar Pelangi kini menjadi destinasi wisata baru di pulau Bangka Belitung. Sedangkan Gunung Mahameru kini menjadi salah satu destinasi wisata pendakian yang favorit. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari narasi dalam film Laskar Pelangi dan 5CM. 1
Narasi yang disusun dengan logis dan emosional membuat penontonnya terbawa dan ingin merasakan sensasi perjalanan yang sama seperti di dalam film. Selain film persahabatan, ada film percintaan yang popular di Indonesia. Film Ada Apa dengan Cinta yang tayang pada tahun 2002. Kisah cinta SMA antara Rangga dan Cinta sukses mengambil hati para penontonnya. Dalam buku Katalog Film Indonesia 1926-2007 yang disusun JB Kristanto, AADC meraih 62.217 penonton, pada jurnal Kalam no 9, 2002, tercatat bahwa setelah tiga minggu tayang di 12 kota di Indonesia AADC meraih 1,3 juta penonton. Rekor Petualangan Sherina terlampaui. Hingga filmnya turun layar jumlah penonton yang diraih 2,7 juta. Diakses pada (http://www.storibriti.com/film-indonesia/bagaimana-aadcpertama-dibuat-dan-jadi-legenda-160418r-splitnews-4.html )(10 Desember 2016, 16:21wib) Keberhasilan inilah yang membuat film ini berlanjut pada film Ada Apa dengan Cinta 2. Ceritanya masih sama, menceritakan kisah percintaan antara Rangga dan Cinta yang berpisah selama empat belas tahun. Para penggemarnya sangat antusias dengan kehadiran film Ada Apa dengan Cinta 2 ini. Mereka penasaran dengan akhir cerita cinta Rangga dan Cinta. Film Ada Apa dengan Cinta 2 yang berlatar di kota Yogyakarta ini tayang di bioskop pada tanggal 28 April 2016 serentak di bioskop seluruh Indonesia 2
Gambar 11.1 Cover Film Ada Apa dengan Cinta 2 Sumber: Google.com diunduh pada 03 September 2016 pukul 10:13 wib Film Ada Apa dengan Cinta 2 garapan Riri Riza ini dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Titi Kamal, Adinia Wirasti, Sissy Priscilla dan Ario Bayu. Cinta dan ketiga sahabatnya sedang berlibur ke kota Yogyakarta. Tak disangka-sangka Rangga juga sedang berada di Jogja untuk mencari ibunya. Cinta dan Ranggapun bertemu setelah empat belas tahun berpisah. Cinta merasa kesal dengan Rangga karena tidak ada kabar dari Rangga selama empat belas tahun. Ranggapun meminta maaf dan mengajak Cinta berkeliling kota Jogja sambil menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Mereka pun mengunjungi Sellie Café, Klinik Kopi, Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Istana Ratu Boko, Papermoon Puppet Theatre, Sate Klathak Pak Bari, Puthuk Setumbu dan Gereja Ayam. Disana mereka kembali membuat kenangan bersama yang membuat keduanya kembali jatuh cinta. Begitu banyak latar tempat wisata di kota Yogyakarta dalam film Ada Apa dengan Cinta 2. Hal ini membuat beberapa tempat wisata di kota Yogyakarta menjadi ramai pengunjung. Para penonton film Ada Apa dengan Cinta 2 ingin merasakan sensasi perjalanan ala Cinta dan Rangga secara langsung. 3
Meskipun sama-sama mempersuasi penontonnya untuk berkunjung ke lokasi syutingnya, namun film Laskar Pelangi dan film 5CM berbeda dengan film Ada Apa dengan Cinta 2. Film Laskar Pelangi dan 5CM lebih menonjolkan keindahan alam suatu tempat. Berbeda dengan film Ada Apa dengan Cinta 2 yang menonjolkan kebudayaan dan keindahan kota Jogja. Menggunakan keindahan alam seperti pantai, gunung, danau dan lain-lain lebih mudah dari pada menggunakan kebudayaan dalam menarik penonton karena orang-orang pasti menyukai keindahan alam namun tidak semua orang dapat menerima dan menyukai kebudayaan suatu daerah. Narasi dalam film Ada Apa dengan Cinta 2 ini menceritakan kisah Rangga dan Cinta dengan latar beberapa tempat-tempat wisata di kota Yogyakarta yang terkenal hingga yang belum dikenal. Cerita perjalanan Cinta dan Rangga menarik untuk disimak, alur ceritanya dikemas dengan baik sehingga dapat membawa penontonnya untuk ikut merasakan sensasi perjalanan mereka. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting di dalam bidang-bidang pariwisata. Komunikasi berperan penting bukan saja pada komponen pemasaran pariwisata, namun juga berperan pada semua komponen dan elemen pariwisata. Peran komunikasi diperlukan baik komunikasi personal, komunikasi massa, komunikasi persuasif serta komunikasi lainnya. Merujuk kepada latar belakang diatas, penulis akan melakukan kajian secara mendalam mengenai bagaimana film Ada Apa dengan Cinta 2 berhasil mempersuasi penontonnya untuk berkunjung ke kota Yogyakarta dengan menggunakan analisis naratif. Oleh karena itu, penulis merumuskan judul yaitu Analisis Narasi mengenai Dramatisme Lokasi Wisata dalam Film. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Analisis Narasi mengenai Dramatisme Lokasi Wisata dalam Film. Dalam penelitian ini fokus permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu bagaimana narasi film Ada Apa dengan Cinta 2 mendramatisasi lokasi-lokasi syutingnya di kota Yogyakarta. 4
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana narasi film Ada Apa dengan Cinta 2 mendramatisasi lokasi-lokasi syutingnya di Kota Yogyakarta sehingga dapat mempersuasi penontonnya untuk berkunjung ke kota Yogyakarta dengan menggunakan Pentad Analysis dari Kenneth Burke. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu : 1.4.1 Aspek Praktis Selain kegunaan secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai kalangan. Dilihat dari dampaknya, selain dapat digunakan untuk bercerita dan menyampaikan pesan, narasi juga dapat digunakan untuk merubah cara pandang orang lain. Dengan menyampaikan pesan dengan narasi, orang akan lebih mudah untuk memahami maksud dan tujuannya. Penelitian ini diharapkan dapat berguna, Karena the power of narasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1.4.2 Aspek Teoritis Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif yang dapat digunakan sebagai referensi tinjauan ilmiah dibidang ilmu komunikasi. Khususnya untuk yang ingin melakukan analisis naratif. Analisis naratif ini dapat menjadi salah satu cara untuk menganalisis suatu teks atau narasi yang efektif, karena analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik narasi fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya). 1.5 Sistematika Penulisan Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mengetahui seperti apa tahap-tahap dalam penelitian tersebut dan seperti yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan penelitian secara sistematis. Tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 5
Tabel Gambar 1.1 Sistematika 11.2 Bagan Sistematika Penulisan Penulisan Memilih Topik Menentukan Objek Penelitian Menentukan Metode Pengolahan Mengklasifikasi Data Menganalisis Data Kesimpulan Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks dan Media, 2009:15 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dari berbagai sumber, baik buku, internet maupun penelitian terdahulu yang dilakukan di beberapa perpustakaan dan observasi ke delapan belas lokasi syuting film Ada Apa dengan Cinta 2. 1.6.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan antara bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 dengan alokasi sebagai berikut : 6
Tabel 21.2 Waktu Penelitian Jadwal Kegiatan Bulan Pelaksanaan 2016-2017 Agustus September Oktober November Desember Januari Mencari topik dan permasalahan yang akan diteliti. Mengumpulkan, mengelola, dan menganalisa data pra-riset penelitian menjadi latar belakang penelitian. Pengumpulan teori yang dijadikan sebagai kajian pustaka dan pembuatan kerangka pemikiran. Metodelogi penelitian. Mengumpulkan data dari observasi. 7
Penyusunan hasil dan pembahasan penelitian. Pembuatan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. Sumber : Olahan Penulis 2017 8