JIMVET. 01(2): (2017) ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

Farida. N. Yuliati, R. Malaka, K. I. Prahesti, E. Murpiningrum

DETEKSI Staphylococcus aureus DALAM SUSU SEGAR SEBAGAI PARAMETER KEBERSIHAN PROSES PEMERAHAN NANANG SYAIFUL HIDAYAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

Screening sumber cemaran bakteri pada kegiatan pemerahan susu di peternakan sapi perah rakyat Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengkaji hubungan higiene dan sanitasi berbagai lingkungan peternakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

MATERI DAN METODE. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

JUMLAH TOTAL BAKTERI DAN COLIFORM DALAM AIR SUSU SAPI SEGAR PADA PEDAGANG PENGECER DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2013, Hal 1-8 Vol. 8, No. 1 ISSN :

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

ASPEK MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BEKU YANG DILALULINTASKAN MELALUI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK MELANI WAHYU ADININGSIH

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan minuman sumber protein yang diperoleh dari hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

TINGKAT KEAMANAN SUSU BUBUK SKIM IMPOR DITINJAU DARI KUALITAS MIKROBIOLOGI UTI RATNASARI HERDIANA

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH)

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

LAPORAN AKHIR PKM PENELITIAN JUDUL PROGRAM

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB I PENDAHULUAN. Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

KEAMANAN MENGKONSUMSI SATE KAMBING DITINJAU DARI ASPEK PEMANASAN DAN TINGKAT CEMARAN MIKROBA DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR CHAIDIR TAUFIK

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

INTISARI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yani dan Purwanto (2006) dan Atabany et al. (2008), sapi Fries Holland

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

MATERI DAN METODE. Materi

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena. vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000).

EVALUASI CEMARAN BAKTERI SUSU YANG DITINJAU MELALUI RANTAI DISTRIBUSI SUSU DARI PETERNAK HINGGA KUD DI KABUPATEN BOYOLALI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang

Kesetaraan Uji Mastitis IPB-1 dengan Metode Breed untuk Mendiagnosis Mastitis Subklinis pada Susu Kerbau Murrah dan Kambing

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

HIGIENE DAN SANITASI PADA SUSU SAPI SEGAR DI DESA KAYUMAS KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI INDIKATOR MIKROBIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

DAFTAR PUSTAKA. Blakely, J dan D. H. Bade Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUALITAS MIKROBA PADA RUANG PENAMPUNGAN SUSU DAN PENGARUHNYA TERHADAP JUMLAH BAKTERI DALAM AIR SUSU

SUMBER-SUMBER KONTAMINASI BAKTERI PADA DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG, SULAWESI SELATAN ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Total Bakteri; ph; Susu; Sapi Friesian Holstein. ABTRACT

KESEHATAN AMBING DAN HIGIENE PEMERAHAN DI PETERNAKAN SAPI PERAH DESA PASIR BUNCIR KECAMATAN CARINGIN

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein)

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

Analisa Mikroorganisme

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam

Kualitas Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Susu Kambing pada Waktu Pemerahan yang Berbeda di Peternakan Cangkurawok, Balumbang Jaya, Bogor

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

KATEGORI KUALITAS SUSU SAPI SEGAR SECARA MIKROBIOLOGI DI PETERNAKAN X CISURUPAN - GARUT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

GAMBARAN TOTAL ANGKA BAKTERI PADA SUSU SAPI SEGAR DI KUD KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

TOTAL BAKTERI Escherichia coli PADA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN IBUH KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT The Total of Escherichia coli Count in Fresh Milk of Etawah Cross Breed in Ibuh Village West Payakumbuh Subdistrict West Sumatera Province Intan Paramitha Putri 1, Erina 2, Rastina 3, M. Nur Salim 4, Mahdi Abrar 2, Muttaqien 5 1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2 Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 3 Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 4 Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 5 Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh E-mail: intanparamithaputri@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri Escherichia coli pada susu kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. Sampel pada penelitian ini adalah dua belas sampel susu segar, yang diambil di peternakan kambing Peranakan Etawah di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. Sampel diambil tiga kali dengan selang waktu satu minggu. Penghitungan bakteri dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC) berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan cara membuat satu seri pengenceran desimal (10-1 -10-5 ). Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya bakteri Escherichia coli pada susu kambing Peranakan Etawah di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. Dapat disimpulkan bahwa susu kambing Peranakan Etawah (PE) di peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat tidak tercemar bakteri Escherichia coli. Kata kunci: Esherichia coli, kambing peranakan etawah, susu, total plate count (tpc). ABSTRACT This research was done to count the total of Escherichia coli in fresh milk of etawah cross breed in Ibuh Village, West Payakumbuh Subdistrict, West Sumatera Province. Samples were twelve of fresh milk that taken from dairy farm in the Ibuh Village, West Payakumbuh Subdistrict, West Sumatera Province. Samples were taken three times with an interval of one week. Bacteria was counted using total plate count (TPC) method based on Standar Nasional Indonesia (SNI) by serial dilution (10-1 -10-5 ). The result of this research showed that Escherichia coli was not detected in fresh milk from Ibuh Village, West Payakumbuh, West Sumatera Province. It can be concluded that the fresh milk in the dairy farm in Ibuh Village, West Payakumbuh Subdistrict, West Sumatra province, is not contaminated with Escherichia coli. Keywords: Esherichia coli, PE goat, milk, total plate count (TPC). PENDAHULUAN Di Indonesia kambing merupakan bagian terpenting dari sistem usaha peternakan, seperti halnya dibeberapa negara di Asia, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Pemeliharaan ternak kambing tidak hanya di pinggiran kota tetapi ada juga di tengah-tengah kota. Hal ini didukung oleh ternak kambing yang adaptif dengan berbagai kondisi agro-sistem dan tidak mempunyai hambatan sosial, artinya dapat diterima oleh semua golongan masyarakat (Sinar, 2011). Peternakan kambing telah menyebar luas di seluruh Indonesia salah satunya di kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Adapun peternakan terbesar yang ada di Kota Payakumbuh berada di Kecamatan Payakumbuh Barat, dengan luas wilayah 19,06 km 2 atau 23,70 % dari total wilayah total Payakumbuh. Berdasarkan data dari Badan 130

Pusat Statistik (2016), total ternak kambing di Payakumbuh Barat adalah 1750 ekor dan ini merupakan jumlah ternak kambing terbesar di Kota Payakumbuh. Menurut Budi (2005), salah satu bangsa kambing di Indonesia yang diharapkan dapat ditingkatkan produksinya adalah kambing Peranakan Etawah (PE) yaitu bangsa kambing yang diperoleh dari kawin tatar (grading-up) antara kambing asli Indonesia (kambing kacang) dengan kambing Etawah yang didatangkan dari India. Menurut Apriliast (2007), kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing yang memiliki karakteristik yang baik dan khas. Jika ditinjau dari ukuran tubuh, warna rambut, dan juga produksi susu yang mencapai 1-2 liter per hari. Susu kambing dapat dikonsumsi sebagai pengganti susu sapi karena tidak bersifat alergen (Park dkk., 2007) dan memiliki kecernaan yang tinggi (Jandal, 1996). Masyarakat di kota Payakumbuh pada umumnya telah mulai beralih dari mengkonsumsi susu sapi ke susu kambing. Ini dapat dilihat dari mulai berkembangnya peternakan-peternakan kambing perah di Kota Payakumbuh. Hal ini disebabkan karena banyaknya manfaat dan khasiat dari susu kambing. Susu kambing termasuk bahan pangan alami yang mengandung nilai gizi tinggi, namun cepat mengalami kerusakan atau kebusukan bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Kerusakan susu dapat disebabkan oleh berkembangnya bakteri dan metode penyimpanan yang tidak tepat (Ismanto dkk., 2013). Beberapa bakteri yang ada pada susu seperti Escherichia coli (E. coli), Salmonella sp., Staphylococcus aureus (S. aureus), Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) dan Camphylo-bacter jejuni (C. jejuni) dilaporkan sebagai penyebab milk borne disease (Jeffrey dkk., 2009). Menurut Rombaut (2005), pencemaran pada susu mulai terjadi sejak proses pemerahan dari berbagai sumber seperti kulit, ambing, air, tanah, debu, manusia, peralatan, dan udara. Escherichia coli dan Salmonella sp. merupakan cemaran dalam susu yang berasal dari lingkungan sekitar kandang dan kotoran ternak. Pemerahan yang kurang diperhatikan tingkat kebersihan dan sanitasi kandang dapat memicu perkembangan bakteri. Bakteri berkembang dan dapat menjadi sumber penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli pada susu yang terkontaminasi. Pada umumnya infeksi dapat terjadi karena kebiasaan masyarakat di Kota Payakumbuh yang mengkonsumsi susu kambing secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu atau tanpa pasteurisasi. Susu diperoleh langsung dari peternak yang menjual susu di peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) dan di Pasar Payakumbuh. Persyaratan susu segar dapat mengacu pada SNI No.7388:2009, meskipun standar khusus untuk susu kambing saat ini belum tersedia. Berdasarkan SNI tersebut, maka persyaratan susu segar mempunyai TPC, dan koliform masing-masing 1x10 6 cfu/ml, dan 2x10 cfu/ml, sedangkan Escherichia coli adalah negatif (BSN, 2009). Berdasarkan pernyataan tersebut maka dilakukan penelitian mengenai Total Bakteri Escherichia coli pada susu kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. MATERIAL DAN METODE Penelitian ini menggunakan sampel susu dari 12 ekor kambing Peranakan Etawah (PE) dari peternakan kambing Peranakan Etawah di Kelurahan ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. Susu diambil sebanyak 250 ml, dimasukkan ke dalam plastik dan kemudian dimasukkan ke dalam termos berisi es lalu dibawa ke Laboratorium Kesmavet Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat. 131

Penghitungan bakteri dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC) berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan cara membuat satu seri pengenceran desimal (10-1 -10-5 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pemeriksaan total bakteri Escherichia coli pada sampel susu kambing Peranakan Etawah (PE) dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Total bakteri Escherichia coli yang tumbuh pada media Eosin Methylen blue (EMB) pada sampel susu kambing Peranakan Etawah (PE) dari peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat No. Minggu Kode sampel Jenis sampel Escherihia coli 1. I 1 Susu kambing PE Negatif 2. 2 Susu kambing PE Negatif 3. 3 Susu kambing PE Negatif 4. 4 Susu kambing PE Negatif 5. II 5 Susu kambing PE Negatif 6. 6 Susu kambing PE Negatif 7. 7 Susu kambing PE Negatif 8. 8 Susu kambing PE Negatif 9. III 9 Susu kambing PE Negatif 10. 10 Susu kambing PE Negatif 11. 11 Susu kambing PE Negatif 12. 12 Susu kambing PE Negatif Penelitian ini menggunakan media Eosin Methylen Blue (EMB) agar yang digunakan untuk proses penghitungan total bakteri Escherichia coli. Media ini berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba, yang dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Eosin Methylen Blue (EMB) agar merupakan media selektif untuk pertumbuhan spesies bakteri Escherichia coli. Hasil uji total bakteri pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak ditemukannya bakteri Escherichia coli dalam susu segar kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat. Hal ini sesuai dengan SNI 7388:2009, tentang persyaratan susu segar terhadap jumlah cemaran bakteri Escherichia coli adalah negatif. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui sampel susu dari peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat layak untuk dikonsumsi. Sebelum melakukan pemerahan susu, kandang kambing dibersihkan dari kotoran kambing dan pakan yang berserakan agar susu kambing tidak terkontaminasi pada saat proses produksi susu. Sanitasi terhadap kandang kambing dilakukan secara rutin pada pagi hari sebelum pemerahan sebanyak 1 kali sehari. Kotoran-kotoran kambing tersebut kemudian dimasukkan kedalam karung dan diolah menjadi pupuk yang dijual kepada masyarakat. Menurut pendapat Firman (2010), cemaran bakteri dalam jumlah yang tinggi pada susu tidak terlepas dari manajemen sanitasi pada saat 132

pemerahan. Serta higiene peralatan dan pemerah juga memiliki pengaruh terhadap besarnya jumlah bakteri pada saat susu diproses lebih lanjut sebelum pengiriman. Untuk menjaga susu tetap higienis, sebelum melakukan pemerahan petugas membersihkan ambing dengan menggunakan handuk yang dibasahi dengan air hangat. Namun pada minggu ke-2 dan minggu ke-3 terdapat perbedaan pada saat pembersihan ambing. Peternak membersihkan ambing dengan menggunakan handuk yang dibasahi dengan air hangat dan kemudian dibersihkan dengan menggunakan alkohol dengan tujuan pemberian air hangat dan alkohol adalah untuk mencegah kontaminasi dari mikroba terutama bakteri Escherichia coli terhadap susu. Bakteri Escherichia coli akan mengkontaminasi susu ketika ambing tidak dibersihkan dengan baik sebelum melakukan pemerahan. Setelah dibersihkan ambing dibiarkan hingga kering lebih kurang selama 30 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso dkk. (2010), bahwa kebersihan kandang dan tubuh ternak berkaitan erat dengan kualitas susu. Usaha membersihkan kandang dan bagian-bagian tubuh dari ternak yang dapat mencemari hasil dari pemerahan bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1) Lantai kandang dicuci dengan menggunakan air bertekanan tinggi; 2) Lipatan paha, ambing, dan puting pada ternak di cuci dengan menggunakan air hangat sembari dipijat secara perlahan; 3) Puting dikeringkan dengan kain bersih; 4) Membuang susu pada pancaran pertama. Sebelum melakukan pemerahan petugas atau anak kandang mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi yang berasal dari tangan pemerah itu sendiri karena kebersihan tangan pemerah sering tidak diperhatikan (Cahyono dkk., 2013). Setelah itu pemerahan dilakukan di kandang kambing dengan menggunakan ceret tertutup yang terbuat dari bahan plastik sebagai wadah penampung susu. Sebelumnya wadah dicuci dengan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan menggunakan sabun hingga bersih dan setelah itu dikeringkan hingga tidak ada sisa air cucian wadah. Menurut Sanjaya dkk. (2007), tingkat pencemaran pada susu juga dipengaruhi oleh air yang digunakan untuk membersihkan peralatan, tangan pemerah, dan ambing, sehingga perlu dijaga dari kontaminasi feses. Pemerahan dilakukan dengan tangan secara manual memijit ambing dengan metode whole hand (lima jari). Metode ini sering dilakukan pada ternak kambing. Menurut Lukman dkk. (2009), bahwa memerah dengan seluruh jari memiliki keuntungan yaitu memerah lebih cepat, puting tidak tertarik, dan puting tidak terlalu basah sehingga kotoran jarang atau sedikit terikut dalam susu. Ternak kambing yang diperah merupakan kambing Peranakan Etawah yang dipelihara dalam kondisi sehat. Berdasarkan pengakuan peternak, riwayat penyakit yang pernah diderita kambing adalah scabies, dan diare. Kambing yang menderita scabies biasanya diobati dengan obat yang diperoleh dari dokter hewan sedangkan kambing yang menderita diare diobati dengan obat tradisional berupa daun jambu biji. Berdasarkan pengakuan dari peternak, pemerahan susu kambing Peranakan Etawah (PE) dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Sampel ini diambil pada pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB. Peternak mempercayai bahwa susu yang diperah dipagi hari lebih banyak ketimbang pada sore hari dikarenakan kurangnya aktifitas kambing pada malam hari. Produksi susu yang baik diperoleh dari pakan yang mampu meningkatkan jumlah dan kualitas dari susu. Kebiasaan peternak setelah melakukan pemerahan, kambing diberikan pakan berupa konsentrat ampas tahu, ampas kedelai, kulit singkong 133

sebagai asupan nutrisinya berupa karbohidrat yang diperoleh dari pabrik tahu, pabrik krupuk singkong yang ada di Kota Payakumbuh. Pada pukul 15.00 WIB petugas kandang memberikan pakan hijauan berupa rumput liar. Upaya ini sesuai dengan pendapat Atabany (2002), bahwa produksi susu kambing dapat ditingkatkan dengan memilih manajemen yang baik, seperti pemberian pakan tambahan dan bibit yang berkualitas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian susu kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Provinsi Sumatera Barat tidak tercemar bakteri Escherichia coli. DAFTAR PUSTAKA Apriliast, M. 2007. Penampilan Reproduksi Kambing Peranakan Ettawa (PE) Ras Kaligesing. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Atabany, A. 2002. Strategi Pemberian Pakan Induk Kambing Perah Sedang Laktasi dari Sudut Neraca Energi. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pascasarjana IPB, Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Kota Payakumbuh Dalam Angka. Juli. BPS Kota Payakumbuh. Payakumbuh. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 7388:2009, Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Budi, U. 2005. Pengaruh Interval Pemerahan Terhadap Aktivitas Seksual Setelah Beranak Pada Kambing Peranakan Etawah. Jurnal Agribisnis Peternakan (1) 2: 53-61 Cahyono, D., M.Ch. Padaga, dan M.E. Sawitri. 2013. Kajian kualitas mikrobiologis (Total Plate Count (TPC), Enterobactericeae dan Staphylococcus aureus) susu sapi segar di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 8 (1):1-8. Firman, A. 2010. Agribisnis Sapi Perah: Bisnis Sapi Perah Dari Hulu Sampai Hilir. Widya Padjadjaran. Bandung Ismanto, T., S. Utami., dan H. A. Suratim. 2013. Pengaruh Lama Penyimpanan Dalam Refrigerator Terhadap Berat Jenis dan Viskositas Susu Kambing Pasteurisasi. Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (1) : 69-78. Jandal, J.M. 1996. Comparative Aspects Of Goat And Sheep Milk. Small Rumin. Res. 22:177-185. Jeffrey, T., Lejeune, and P.J.R. Schultz. 2009. Unpasteurized Milk: A Continued Publich Health Threat. Food Safety. Clinical. Infectious Diseases. (48):93-100. Lukman, D.W., M. Sudarwanto., A.W. Sanjaya., T. Purnawarman., H. Latif., dan R.R. Soejoedono. 2009. Pemerahan dan penanganan. Di dalam: Pisestyani H, editor. Higiene Pangan. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. hlm 51 56. Park, Y.W., M. Juarez, M. Ramos, and G.F.W. Haenlein. 2007. Physicochemical Characteristics Of Goat And Sheep Milk. Small Rumin. Res. 68:88-113. 134

Rombaut, R. 2005. Dairy Microbiology and Starter Cultures. Laboratory of Food Technology and Engineering, Gent University, Belgium. Sanjaya A.W, M. Sudarwanto, R.R. Soejoedono, T. Purnawarman, D.W. Lukman, dan H. Latif. 2007. Higien Pangan. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Bogor: FKH-IPB. Santoso, I., S. Wijana dan W. H. Pratiwi. 2010. Penerapan logika fuzzy pada penilaian mutu susu segar. Jurnal Teknologi Pertanian 11 (1) : 47-53. Sinar, T. 2011. Kambing Peranakan Etawah Sumberdaya Ternak Penuh Berkah. Edisi 19-25 Oktober No. 3427. 135