DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 13 D. Tinjauan Pustaka... 14 E. Kerangka Konseptual... 21 F. Metode Penelitian... 28 G. Sistematika Penulisan... 30 BAB II. MASYARAKAT MINANGKABAU DAN DAYA TAHAN ADAT ISTIADATNYA... 33 A. Alam Minangkabau... 33 B. Penduduk Minangkabau... 43 C. Bertahan dalam Sistem Kekerabatan Matrilineal.. 51 D. Adat, Islam dan Hukum Kolonial... 60 BAB III. BERPINDAH KE RUANG KOTA : PEREMPUAN MINANGKABAU DI TENGAH MODERNITAS... 70 A. Dari Rumah Gadang ke Sekolah... 71 B. Dari Kampuang ke Rantau... 90 C. Dari Dapur ke Kantor... 98 1. Perempuan dalam Surat Kabar... 98 2. Perempuan dalam Pergerakan... 102 vi
BAB IV. PEREMPUAN MINANGKABAU DAN PERUBAHAN ADAT PERKAWINAN... 116 A. Dilema Adat Perkawinan di Minangkabau... 117 B. Perkawinan dalam Abad Kemajuan... 142 1. Tanpa perjodohan... 143 2. Terikat dalam aturan tertulis... 150 3. Munculnya biro jodoh... 157 C. Menentang Poligami... 162 BAB V. MENJADI KELUARGA MINANGKABAU BARU... 171 A. Peran Sekolah dalam Pendidikan anak-anak... 171 1. Gaya Hidup Modern Anak-anak Minangkabau 179 2. Keluarga Baru Minangkabau Rantau... 186 B. Berpindahnya Warisan (Harta Pencaharian) dari Bapak ke Anak... 194 C. Bergantinya Peran Mamak Kepada Bapak... 203 BAB VI. KESIMPULAN... 210 DAFTAR PUSTAKA... 214 vii
DAFTAR ISTILAH Adat Alim Ulama Afdeeling : Suatu struktur dan kebiasaan tradisional yang mengatur tata kehidupan dan cara kerja masyarakat prakolonial. Dalam hal ini biasanya mengacu kepada Adat Minangkabau. : pemimpin agama : divisi, unit administratif dari Hindia Belanda Bako : keluarga dari pihak ayah. Balai : ruang berkumpul, tempat pertemuan bagi penghulu dalam suatu desa Minangkabau. Baralek : Pesta hajatan yang diadakan dalam acara perkawinan Bodi Caniago : Salah satu diantara dua tradisi politik Minangkabau. tradisi ini lebih menekankan kesetaraan dalam hubungan di antara penghulu serta pengikut mereka. Bundo Kanduang : penyebutan terhadap perempuan Minangkabau yang sudah dewasa dan menikah. Cerdik Pandai Controleur : Kaum inteligencia atau cendikiawan nagari. : pegawai belanda dalam pemerintahan Hindia Belanda Consultatiebureau : badan konsultasi Darek Datuk Demang : daerah Minangkabau yang terletak di tengahtengah daerah pegunungan Bukit Barisan dan berbatasan dengan daerah pesisir. : pemimpin suku di Minangkabau / gelar kehormatan untuk seorang penghulu. : Jabatan untuk kepala distrik di Sumatera Barat setelah 1914. Teoritis dipilih lebih viii
berdasarkan kemampuan daripada karena garis keturunan. Eksogami Endogami : perkawinan berbeda suku di Minangkabau : perkawinan satu suku di Minangkabau Harta pencaharian : harta benda yang diperoleh seseorang dari hasil kerja selama hidupnya. Harta pusaka Hibah Induak Bako Kaba Kadi Kaum : harta benda dan kekayaan yang dimiliki bersama oleh suatu unit keluarga matrilineal, lazimnya disingkat pusaka. : merupakan pemberian harta secara sukarela kepada orang tertentu sewaktu pemilik hartanya masih hidup. Harta yang diperoleh melalui jalan hibah tidak bisa diganggu. : keluarga besar pihak perempuan : dongeng Minangkabau dituturkan dalam suatu prosa ritmik : hakim Muslim : suatu pengelompokan anggota masyarakat nagari berdasarkan garis keturunan ibu. Kemenakan :istilah untuk anak-anak dari saudara perempuan. Biasanya juga mengacu pada anak buah atau pengikut seseorang. Koto Piliang Laras : sistem pemerintahan adat di Minangkabau yang mengambil keputusan berdasarkan dari penghulu tertinggi. Sistem pemerintahan ini di bawa oleh Datuk Katumanggungan, dan menjadi salah satu suku di Minangkabau. : daerah unit teritorial pemerintahan ciptaan Belanda abad ke-19. (juga mengacu pada dua tradisi politik adat Minangkabau). ix
Larashoodfd Luhak Mamak Mandeh Nagari Paruik Pakan Pasumandan Rangkiang Semenda Sumando Surau Tambo volkscholen : harfiah kepala laras, suatu kedudukan yang diciptakan Belanda. Penguasa atas daerah distrik atau kelarasan. : salah satu diantara tiga pemukiman asli orang Minangkabau, disebut Luhak Nan Tigo, yaitu Tanah datar, Limapuluh koto dan Agam. : paman : ibu : nama lain (istilah) untuk menyebut pedesaan di Minangkabau : suku : pasar mingguan di Minangkabau : perempuan-perempuan muda (biasanya sudah menikah) berpakaian pengantin dan bertugas mendampingi atau mengiringi pengantin lakilaki atau perempuan di Minangkabau dalam upacara menikah dan manjalang. :tempat menyimpan padi : orang milik : sebutan bagi suami di Minangkabau : Tempat mengaji Al-Quran suatu kaum, atau tempat belajar agama Islam dibawah bimbingan seorang ulama. : kronik tradisional Minangkabau : sekolah rakyat x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Halaman Tabel 2.1 : Penduduk Sumatera Barat Tahun 1852... 45 Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Sumatera Barat Tahun 1880.. 48 Tabel 2.3 Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Sumatera Barat Antara tahun 1920 dan Tahun 1930... 49 : Perkembangan Penduduk Sumatera Barat dari tahun 1852 sampai tahun 1930... 50 Tabel 5.1 : Jumlah Orang Minangkabau Tahun 1930... 197 Gambar 2.1 : Rumah Gadang di Singkarak 1895 dan Rumah Gadang Khatib Nagari di Supayang, Tanah Datar 1877-1879... 56 Gambar 3.1 : Syarifah... 77 Gambar 3.2 : Sekolah Tenun di Singkarak (1910)... 81 Gambar 3.3 : Kegiatan Kerajinan Amai Setia (KAS)... 84 Gambar 3.4 : Murid-murid Diniyah Putri... 87 Gambar 3.5 : Perempuan Minang dan seorang anak dengan Dagangan yang akan di jual di pasar Agam (1880... 92 Gambar 3.6 : Pedagang Perempuan di Pasar Payakumbuh (1911)... 92 Gambar 3.7 : Rapat perkumpulan tahun 1930... 103 Gambar 3.8 : Himpunan Putri Noenang 1936... 113 Gambar 4.1 : Prosesi Perkawinan di Soengai Poear 1880 dan Prosesi Perkawinan di Sumatra s Weskust 1930...121 Gambar 4.2 : Dua pasang pengantin dari Solok 1895... 132 xi
Gambar 4.3 : Istri-istri dan anak-anak Kepala Laras Sungai Puar... 136 Gambar 4.4 : Pengantin Baru Tahun 1930... 159 Gambar 5.1 : Rutinitas Sehari-hari Perempuan Minang di Sungai(1885) dan Perempuan Minangkabau yang menenun 1895... 173 Gambar 5.2 : Dua Perempuan Berpakaian ala Eropa 1935, Perempuan Berpakaian seperti Perempuan Gipsi 1928 dan Grup Musik di Sumatra Weskust 1935... 177 Gambar 5.3 : Wanita Minang Modern,1924 dan dua orang perempuan di depan sebuah mobil di Sumatra's Westkust(1921)...180 Gambar 5.4 : Seorang Ibu dengan anaknya di Sumatra s Westkust 1921 dan seorang bayi yang sedang tidur di Sumatra s Westkust 1921... 188 Gambar 5.4 : Iklan Rumah Makan Padang di Batavia dan Iklan Minuman Teh di Batavia... 199 xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Foto-foto Kehidupan Sehari-hari 224 Masyarakat Minangkabau Lampiran 2 Foto-foto Perempuan Minangkabau 226 Dalam Sekolah Lampiran 3 Foto-foto Berbagai Aktivitas Perempuan 227 Minangkabau Modern Lampiran 4 Foto-foto Perkawinan dari Berbagai 229 Daerah di Minangkabau Lampiran 5 Foto-foto Prosesi Perkawinan 232 Lampiran 6 Peraturan Perkara Nikah, Thalak dan 235 Rujuk di Perca Barat (Menurut Staatsblad 1910 No. 659) Lampiran 7 Aturan Dalam Hal Nikah, Thalak dan 236 Nafkah di Agam Lampiran 8 Keterangan Tentang Kebulatan 237 Kadli Nikah dan Bagaimana Merubahnya (Menurut Staatsblad 1932 No. 482). Lampiran 9 Surat Nikah 239 Lampiran 10 Surat Thalak 240 Lampiran 11 Surat Rujuk 241 xiii