PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 027 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

PENDIDIKAN PANCASILA

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai dasar negara dan hubungannya dalam Pasal UUD 45. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 1 TAHUN 2016

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. SMP/MTs BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN GURU KELAS SD

Transkripsi:

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS) Mursalim Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman Jl. Pulau Flores No. 1 Samarinda, Kalimantan Timur Pos-el: mursalim.unmul@yahoo.com ABSTRAK Negara Republik Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman bangsa seperti jumlah penduduk kurang lebih 240 juta, suku bangsa dan bahasa daerah, agama, beragam budaya, beragam adat dan istiadat, serta beraneka ragam flora dan fauna yang semua hal tersebut sangat perlu dipahami dan diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dan dibangun, diungkapkan, dikomunikasikan baik secara lisan maupun secara tertulis. Agar kekayaan dan keberagaman bangsa seperti tersebut dapat diketahui dan dipahami sebaik-baiknya oleh seluruh warga negara Indonesia, maka setiap warga negara juga diharapkan tidak ada lagi yang mengalami buta aksara, atau sebaliknya semuanya melek huruf. Oleh sebab itu, penulis dalam makalah ini akan memaparkan mengenai penumbuhan budaya literasi dengan ilmu keterampilan berbahasa membaca dan menulis. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat pembaca mengenai proses penumbuhan budaya literasi dengan penerapan ilmu keterampilan berbahasa membaca dan menulis. Hal-hal yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah (a) pengertian literasi dan budaya literasi, (b) penumbuhan budaya literasi, (c) pengertian keterampilan berbahasa, (d) penerapan ilmu keterampilan berbahasa menulis, dan (e) penerapan ilmu keterampilan berbahasa membaca. Dapat disimpulkan bahwa literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Kemudian, budaya literasi yang dimaksudkan adalah melakukan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis, yang pada akhirnya, apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Kata kunci: budaya literasi, keterampilan berbahasa, membaca, menulis A. LATAR BELAKANG Negara RI memiliki kekayaan dan keberagaman bangsa seperti jumlah penduduk ± 240 juta, suku bangsa dan bahasa daerah, agama, beragam budaya, beragam adat dan istiadat, serta beraneka ragam flora dan fauna (Sekretaris Jenderal MPR RI, 2009:55). Berkaitan dengan hal tersebut, Negara Republik Indonesia juga CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017 31

telah menyatakan dalam Pembukaan UUD Negara RI pada paragraf keempat yaitu sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kemudian dikaitkan dengan UU RI Nomor 24 Tahun 2009, menyatakan bahwa (a) Bendera Negara Indonesia Sang Merah Putih, (b) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia, (c) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan (d) Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Sekjen MPR RI, 2014: 46). Sejalan dengan UU dan Kebijakan Negara RI tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun RKPD Tahun 2017. Tujuannya adalah memberikan arahan sekaligus acuan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah dalam menjabarkan perencanaan pembangunan Tahun 2017. Melalui capaian kinerja pembangunan Kalimantan Timur, telah dijabarkan sembilan sasaran RPJMD untuk Tahun 2013 2018. Dari sembilan belas sasaran RPJMD tersebut yang dijabarkan untuk prioritas kedua adalah program peningkatan Angka Melek Huruf Masyarakat Kalimantan Timur. Hingga saat ini, telah dinyatakan bahwa keberhasilan Pendidikan Provinsi Kaltim menyatakan bahwa keberhasilan Peningkatan Angka Melek Huruf di Kaltim telah mencapai 98,75% Tahun 2015 (BPPD Provinsi Kaltim, 2016:3). Dengan mengacu kepada latar belakang di atas, maka program peningkatan angka melek huruf yang telah dilakukan oleh Pemda Provinsi Kaltim untuk masyarakat Kaltim maka sangatlah relevan amanat pembukaan UUD RI 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan yang lebih khusus lagi yaitu mencerdaskan kehidupan masyarakat Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, kaitannya dengan penulisan makalah ini pertanyaan yang penulis ajukan adalah bagaimanakah gambaran penumbuhan budaya literasi dengan penerapan ilmu-ilmu keterampilan berbahasa baik membaca maupun menulis? Untuk memperjelas pertanyaan tersebut, maka aspek-aspek jawaban yang perlu penulis utarakan dalam isi makalah ini adalah seperti berikut: (a) pengertian literasi dan budaya literasi, (b) penumbuhan budaya literasi, (c) pengertian keterampilan 32 CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

berbahasa, (d) penerapan ilmu keterampilan berbahasa tulis, dan (e) penerapan ilmu keterampilan berbahasa membaca. B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Literasi/Budaya Literasi Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Selanjutnya, budaya literasi yang dimaksudkan adalah untuk melakukan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca dan menulis, yang pada akhirnya proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya (Haryanti, 2014:1). 2. Penumbuhan Budaya Literasi Trik-trik yang perlu dilakukan di dalam masyarakat untuk menumbuhkan budaya literasi adalah melalui pendekatan kultural. Beberapa hal yang berkaitan dengan pendekatan kultural, yaitu: a. pengenalan budaya (tradisi/kebiasaan masyarakat); b. pengenalan tokoh masyarakat (memiliki pengaruh: kepala suku, kepala desa, dan pemuka agama); c. pengenalan fasilitas yang ada di masyarakat (fasilitas umum); d. pengenalan alam dan kondisi lingkungan (alam, geografis, lingkungan, dan potensi); dan e. pengenalan kearifan lokal (petuah, aturan). Salah satu contoh yang perlu diingat bahwa jangan memaksa masyarakat membaca jika hal itu belum menjadi budaya. Masuklah mengikuti budaya yang ada, perlakuan tapi pasti, membiasakan membaca, akan mudah bagi masyarakat jika kita sudah mengenal budaya, dan kita sudah mengenal tokoh masyarakat, dan kita sertakan partisipasi masyarakat. Sebuah ilustrasi yang sudah YPPI lakukan selama ini, salah satunya di daerah sungai Banjarmasin, masyarakat yang tidak bisa membaca, aktivitasnya di perkebunan karet dan sawit, maka pendekatan yang dilakukan adalah layanan ke kelompok pada sore hari, mengajak anak-anak bermain-main. Layanan ke sekolah dilakukan dengan mobil perpustakaan untuk melakukan berbagai kegiatan, di antaranya memberikan fasilitas majalah dinding supaya anak-anak berimajinasi dan karyanya bisa dipajang. Akhirnya, dengan intensitas kedatangan mobil perpustakaan keliling, maka terbentuklah kebiasaan membaca pada masyarakat tersebut (Haryanti, 2014: 2). 3. Hakikat Keterampilan Membaca dan Menulis CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017 33

Manusia sebagai makhluk sosial tentu memerlukan media bahasa dalam kegiatan berkomunikasi, menjalani profesi, dan kehidupan sehari-hari. Dalam mendukung beberapa kegiatan tersebut, manusia juga perlu memiliki kemampuan atau keterampilan membaca buku-buku, jurnal, ensiklopedia, laporan-laporan yang bermanfaat. Selanjutnya, pada kesempatan yang sama manusia juga perlu membuat catatan-catatan mengenai isi bacaan tersebut, dan pada kesempatan yang lain manusia untuk keperluan hidup dan pekerjaannya perlu pula memiliki kemampuan dan keterampilan menulis. Sebagai contoh, guru menulis persiapan mengajar untuk memenuhi tugas mengajarnya, mahasiswa menulis untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahannya. 4. Penerapan Ilmu Keterampilan Membaca Untuk memberi kemudahan bagi pembaca dalam memahami ilmu keterampilan membaca sajian materinya dibagi dalam pembahasan, yaitu sebagai berikut. a. Kemampuan Dasar dalam Membaca Dalam kehidupan, kita lebih banyak melakukan kegiatan membaca dalam hati daripada membaca bersuara. Namun, untuk profesi tertentu, seperti pembaca berita, hakim, Presiden, dan profesi lainnya, kemampuan membaca bersuara memegang peranan penting dalam karir mereka. Kemampuan membaca dalam hati mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, dan ingatan kita dalam membaca, sedangkan kemampuan membaca bersuara mensyaratkan kita untuk melafalkan kata demi kata, kalimat demi kalimat dari bahan bacaan dengan pengucapan, intonasi, tekanan, dan tempo suara yang tepat. Dalam membaca wacana informatif dan membaca untuk tujuan belajar, strategi membaca memindai (scanning dan skimming) menjadi penting. Kemampuan membaca dengan sangat cepat diperlukan dalam pemindaian bahan bacaan. Scanning akan membantu kita menemukan dengan cepat informasi khusus yang kita perlukan, sedangkan skimming membantu kita memperoleh gambaran mengenai bahan bacaan yang kita hadapi. Kedua strategi membaca itu diperlukan dalam melakukan kegiatan prabaca (previewing), kemudian menjadi dasar bagi pembaca untuk melakukan dugaan-dugaan mengenai isi bacaan. Selanjutnya, setelah tahap prabaca dan pendugaan dilalui, dalam membaca untuk tujuan pemahaman (belajar), kita akan menggunakan kecepatan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Ini dikarenakan kita sering harus memberi tanda-tanda tertentu pada bahan bacaan. Kegiatan membaca pemahaman akan lebih mantap apabila diakhiri dengan menulis sebuah rangkuman dan catatan mengenai teks yang telah dibaca. 34 CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017

b. Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Membaca Dalam berpidato, kadang-kadang seseorang harus menggunakan naskah lengkap karena sesuatu alasan. Dalam membaca naskah pidato, seseorang harus mengandalkan kempuan membaca bersuara dengan intonasi, tekanan, dan tempo yang tepat serta kemampuan menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai. Kemampuan itu hanya dapat diperoleh melalui latihan. Internet merupakan salah satu sumber informasi. Kemampuan menelusuri wacana informatif di internet merupakan nilai tambah yang harus dikuasai. Selain menguasai teknik penelusuran, kecepatan membaca (scanning dan skimming) sangat diperlukan dalam membaca wacana informatif di internet. Kemudian, dalam membaca karya sastra, seseorang paling tidak harus memahami tiga hal, yaitu (1) kode bahasa, (2) kode sastra, dan (3) kode budaya yang berkaitan dengan karya sastra itu. Tanpa pemahaman terhadap ketiga hal tersebut, pembaca tidak akan dapat memahami dan menikmati karya sastra yang dibaca. 5. Penerapan Ilmu Keterampilan Menulis Guna memudahkan pembaca dalam memahami ilmu keterampilan menulis, maka sajian materinya dibagi dalam pembahasan seperti berikut. a. Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis Dalam menulis, kita harus melakukan pemilihan kata dari sejumlah besar kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki berbagai karakteristik, antara lain: (a) berupa kata-kata yang bersinonim dan berantonim, (b) berupa kata-kata umum dan khusus, (c) kata-kata kajian dan populer, (d) kata-kata konkret dan kata abstrak, dan (e) kata-kata asli dan serapan. Kemudian, kata-kata tersebut dengan dibantu oleh unsur gramatikal tertentu harus disusun menjadi kalimat-kalimat efektif. Selanjutnya, sebuah tulisan yang baik bukanlah hanya terdiri dari deretan kalimat lepas, melainkan kalimat-kalimat harus dirangkaikan secara serasi dan padu dengan cara tertentu menjadi paragraf-paragraf. b. Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis Karangan fiksi merupakan hasil kreatif dan imajinatif penulis. Berbeda dengan itu, karangan nonfiksi merupakan hasil pemikiran dan pengamatan penulis yang dituangkan dengan menggunakan strategi tertentu. Oleh karena itu, karangan fiksi bersifat imajinatif, sedangkan karangan nonfiksi bersifat logis dan empiris. Biasanya sebuah fiksi direncanakan dengan cara menulis sinopsis cerita terlebih dahulu, kemudian baru dikembangkan dalam bentuk cerita pendek, novel, atau CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017 35

naskah drama. Di pihak lain, proses penulisan karangan nonfiksi melalui langkahlangkah sebagai berikut: pemilihan topik, perumusan tujuan penulisan, penulisan kerangka karangan, pengumpulan bahan tulisan, dan pengembangan kerangka karangan menjadi karangan utuh. C. SIMPULAN Berdasarkan pada beberapa uraian atau pembahasan tersebut, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut. 1. Literasi adalah keberaksanaan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Kemudian budaya literasi yang dimaksudkan adalah melakukan kebisaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. 2. Ilmu membaca yang perlu dikuasai oleh seorang pembaca yaitu kemampuan dasar dalam kegiatan membaca dan kemampuan lanjut dalam kegiatan membaca. 3. Ilmu menulis yang perlu dikuasai oleh penulis yaitu kemampuan dasar dalam kegiatan menulis dan kemampuan lanjut dalam kegiatan menulis. 4. Pemerintah, swasta, masyarakat, sekolah, aparat, dan kelompok jika bersamasama, maka akan menjadi kekuatan besar untuk sama-sama menyadari pentingnya literasi bagi kemajuan dan kecerdasan masyarakat menuju Indonesia cerdas seutuhnya. DAFTAR PUSTAKA BPPD. 2016. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kaltim. Samarinda: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Haryanti, Trini. 2014. Membangun Budaya Literasi dengan Pendekatan Kultural & Komunikasi Adat. http://www.triniharyanti.id/ (Diakses 7 Mei 2017). MPR RI. 2014. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.. 2014. Bahan Tayang Materi Sosialisasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI. Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa di SD. Jakarta: UT Press. Sunarti, Sastri. 2013. Kelisanan dan Keberaksanaan dalam Surat Kabar Terbitan Awal di Minangkabau. Jakarta: Kepustakaan Populer Media. 36 CaLLs, Volume 3 Nomor 1 Juni 2017