MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA KONFLIK

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 sebagaimana mestinya perlu ditetapkan suatu peraturan pemerintah yang mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal. Meskipun pembentukan perat

Rencana Strategis

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Berdasarkan analisis tipologi gabungan kinerja sistim agropolitan dan kinerja

BAPPEDA Planning for a better Babel

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Peran TKPK Kabupaten/Kota dalam Penggulangan Kemiskinan pasca UU 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. Permasalahan yang Dihadapi

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

TAUFIQ GUNAWANSYAH, S.IP. WAKIL BUPATI KABUPATEN SUMEDANG. DR. H. DON MURDONO, SH., M.Si. BUPATI KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

Transkripsi:

MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL I A Program Percepatan Pembangunan Daerah pusat produksi daerah 1. Meningkatnya pengembangan pusat produksi di daerah tetinggal 2. Terfasilitasinya pemulihan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, dengan menciptakan dan memberdayakan lingkungan pendukung bagi perbaikan kegiatan usaha dan pembangunan manusia 1. Persentase kabupaten di daerah yang memiliki pusat produksi 2. Persentase kabupaten di daerah yang mendapatkan fasilitasi pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan Nias-Local Economic Development Program (Nias-LEDP); (a). meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani skala kecil dan aparat pemerintah untuk mendukung kegiatan usaha berbasis kelompok di perdesaan, (b). Melaksanakan kegiatan perbaikan usaha pertanian dan usaha lainnya, (c). Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan belanja publik, manajemen pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program 2012 2013 2014 2012 2013 2014 1.068,2 1.002,8 806,5 862,2 60,9 79,8 26,0 28,0 II.L.067.1

B Pusat Pertumbuhan Daerah 1. Meningkatnya pengembangan pusat pertumbuhan di Daerah 2. Terfasilitasinya pembiayaan untuk pengembangan ekonomi 1. Persentase kabupaten di daerah yang memiliki Pusat Pertumbuhan 2. Persentase kabupaten di daerah yang mendapatkan fasilitasi pembiayaan untuk pengembangan ekonomi melalui kegiatan Aceh- Economic Development Financing Facility (Aceh-EDFF); (a) Berkembangnya sektor usaha swasta berorientasi pasar, (b) meningkatnya kualitas dan nilai tambah produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan, (c). Meningkatkan perdagangan internasional, dan (d). Meningkatkan investasi dalam negeri maupun luar negeri 2012 2013 2014 2012 2013 2014 250,0 114,5 30,0 32,0 C usaha mikro kecil menengah dan koperasi daerah Meningkatnya pengembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi di daerah 1. Persentase daerah yang mengembangkan usaha mikro kecil menengah dan koperasi di daerah 2. Terbentuknya forum koordinasi UKM di daerah 15,0 25,0 25,0 25,0 II.L.067.2

D pendanaan dan kemitraan usaha daerah Meningkatnya ketersediaan sumber pendanaan dan pengembangan kemitraan usaha di daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang mengembangkan sumber-sumber pendanaan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. 2. Terbentuknya forum kemitraan usaha di daerah. 2012 2013 2014 2012 2013 2014 13,0 14,0 14,0 14,0 E investasi ekonomi daerah daerah Meningkatnya jumlah dan nilai investasi di daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki regulasi dalam mendukung iklim investasi. 2. Persentase kabupaten daerah yang telah meningkatkan jumlah dan nilai investasi 13,0 15,0 16,0 21,0 II.L.067.3

F penguatan kelembagaan pemerintah daerah, terdepan, terluar, dan pasca konflik. 1. Meningkatnya kemampuan sistem, organisasi, dan SDM pemerintahan daerah untuk mewujudkan good governance 2. (i) Meningkatnya kemampuan kelembagaan Pemda dan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya lokal, (ii) Meningkatnya kegiatan ekonomi, pengembangan sumberdaya manusia, dan infrastruktur lingkungan perdesaan secara terpadu di daerah, dan (iii) Meningkatkan mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik, melalui PNPM Mandiri 1. Persentase yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan mengalami peningkatan indeks good governance 2. (i) Persentase jumlah kabupaten yang kemampuan kelembagaan pembangunan masyarakat dan pemda meningkat dalam pengelolaan sumberdaya lokal, (ii) Persentase jumlah kawasan pembangunan perdesaan yang terpadu dari aspek ekonomi, sumberdaya manusia, dan infratruktur lingkungan, dan (iii) Persentase yang mengalami peningkatan mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik (PNPM-P2DTK) 2012 2013 2014 2012 2013 2014 345,9 202,9 109,7 121,7 II.L.067.4

G H I penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah lembaga kerjasama antar daerah daerah lembaga perekonomian daerah Meningkatnya kapasitas kelembagaan sosial masyarakat daerah Meningkatnya kerjasama antar lembaga pemerintah di daerah Meningkatnya kapasitas lembaga perekonomian daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah 2. Persentase lembaga sosial masyarakat di daerah yang meningkat kapasitasnya. 1. persentase kabupaten daerah yang menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lain. 2. Terbentuknya kerjasama regional 1. persentase kabupaten yang memperoleh fasilitasi penguatan lembaga perekonomian 2. persentase jumlah lembaga perekonomian yang meningkat kapasitasnya 5 2012 2013 2014 2012 2013 2014 12,0 18,0 20,0 22,0 12,0 18,0 19,0 20,0 6 8 10 12,0 16,0 17,0 18,0 J kemitraan antar lembaga daerah Meningkatnya kemitraan antar lembaga pemerintahan kabupaten daerah Persentase kabupaten daerah yang memperoleh fasilitasi penguatan kemitraan antar lembaga pemerintahan 7,0 16,0 18,0 20,0 II.L.067.5

K kesehatan daerah Meningkatnya koordinasi kesehatan daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memperoleh fasilitasi pembangunan infrastruktur kesehatan daerah 2. Persentase kabupaten daerah yang memiliki Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan di daerah. 2012 2013 2014 2012 2013 2014 12,0 14,0 16,0 18,0 L Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah yang memiliki kebijakan di bidang Kesehatan Dasar Daerah Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan di bidang Kesehatan Dasar Daerah 7,0 15,0 15,0 17,0 M pendidikan daerah yang memiliki kebijakan di bidang pendidikan daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan di bidang pendidikan daerah 2. Persentase angka partisipasi sekolah meningkat di daerah. 70% 90% 7,0 10,0 12,0 13,0 II.L.067.6

N Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan di Daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan Pendidikan yang memiliki Dasar, Menengah dan Kejuruan Daerah kebijakan Pendidikan Dasar, Menengah Dan 2. Persentase kabupaten yang terfasilitasi Kejuruan Daerah penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah dan kejuruan 3. Persentase angka melek huruf di daerah. 2012 2013 2014 2012 2013 2014 7,0 15,0 15,0 15,0 O Pendidikan Luar Sekolah Daerah yang memiliki kebijakan di bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan di bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah 7,0 18,0 20,0 22,0 P ekonomi daerah yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah 2. Persentase kabupaten daerah yang terfasilitasi pemenuhan kebutuhan infrastruktur ekonomi. 25,0 34,0 38,0 40,0 II.L.067.7

Q energi daerah 1. yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur energi daerah 2. Meningkatnya Pemanfaatan Energi Matahari untuk Pengembangan Infrastruktur Dasar di Wilayah Perdesaan Terpencil 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur energi daerah 2. Persentase kabupetan didaerah yang memiliki database permintaan kelistrikan dengan menggunakan teknologi GIS dan memanfaatkan energi matahari untuk pengembangan infrastruktur serta peningkatan kemampuan masyarakat yang dapat melakukan pemetaan Wilayah Rentan Perubahan Iklim dan Kegiatan Adaptasi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim 2012 2013 2014 2012 2013 2014 83,3 150,0 150,0 150,0 R telekomunikasi daerah yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah 2. Persentase masyarakat di daerah yang memiliki akses terhadap fasilitas telekomunikasi. 8,0 12,0 13,0 14,0 II.L.067.8

S Pembangunan Infrastruktur Transportasi Daerah yang memiliki kebijakan di bidang transportasi daerah 1. Persentase kabupaten daerah yang memiliki kebijakan di bidang transportasi daerah 2. Persentase peningkatan aksesibilitas masyarakat di daerah 2012 2013 2014 2012 2013 2014 30,0 40,0 47,0 50,0 T koordinasi, dan fasilitasi daerah di kawasan perbatasan II Program Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis KPDT Meningkatnya koordinasi antar sektor dalam pengembangan daera di kawasan perbatasan 1. Jumlah rapat koodinasi 2. Jumlah rencana aksi pengembangan daerah di kawasan perbatasan yang dioperasionalisasikan TOTAL ALOKASI 4 27 4 27 4 27 4 27 30,0 35,0 35,0 35,0 116,3 128,0 143,0 157,5 1.184,5 1.130,7 949,5 1.019,7 II.L.067.9