Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PERENCANAAN

TINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MACAM-MACAM APARTEMEN BERDASARKAN SISTEM SIRKULASI CORE TYPE WALK UP APARTMENT CORRIDOR TYPE WALK UP APARTMENT

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI. dari ruang-ruang tempat tinggal (Grolier, 1973).

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB III: DATA DAN ANALISA

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB II TINJAUAN UMUM

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN


BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista


PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa dilakukan untuk menemukan kebutuhan kuantitas dan kualitas ruang beserta dimensi luasannya yang didasarkan pada kegiatan serta peanya sehari-hari. Karena fungsi bangunan merupakan tempat hunian, kegiatan utama sendiri dilakukan mayoritas di dalam gedung, baik itu melakukan kegiatan sehari-hari di unit hunian masing-masing, berbelanja, makan dan sebagainya. Analisa kegiatan yang terjadi dalam apartemen sendiri dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni apartemen, yaitu : Kelompok kegiatan pribadi Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen secara individual yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, seperti : tidur, istirahat, mandi, masak, dan sebagainya. Kelompok kegiatan bersama Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen 4.1.1 Analisa Penghuni Tipe penghuni yang menjadi sasaran apartemen sewa bersubsidi ini adalah : Karyawan / pe single yang be di kawasan Pulogadung Pasangan muda Keluarga kecil Berikut merupakan tabel analisa kegiatan penghuni 1

single pasangan muda keluarga kecil suami istri suami istri anak 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat 07.00-18.00 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 23.00-05.00 tidur 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat 07.00-18.00 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 23.00-05.00 tidur be IRT be IRT 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat 07.00-18.00 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 23.00-05.00 tidur 05.00-07.00 Bangun, menyiapkan keperluan pagi 07.00-18.00 Mengurus rumah 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 23.00-05.00 tidur 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat 07.00-18.00 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga 23.00-05.00 tidur 05.00-07.00 Bangun, persiapan berangkat 07.00-18.00 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 23.00-05.00 tidur tabel 4.1.1.1 analisa kegiatan sehari-hari penghuni 05.00-07.00 Bangun, menyiapkan keperluan pagi 07.00-18.00 Mengurus rumah 18.00-23.00 istrirahat/ santai, mandi, berinteraksi dengan tetangga, memasak 23.00-05.00 tidur 05.00-06.00 Bangun, bersiap ke sekolah 07.00-15.00 sekolah 15.00-18.00 istrirahat/ santai, bermain, belajar 21.00-05.00 tidur Gambar 4.1.1.1 Analisis kegiatan penghuni apartemen Unit Hunian Security Fasilitas Bersama Lobby Parkiran Enterance Tabel 4.1.1.2 Analisa Kebutuhan Ruang di Dalam Unit Single Pasangan muda Keluarga muda Unit menyediakan luasan Kebutuhan luasan unit tidak Unit menyediakan luasan ruang yang cukup dengan 1 terlalu luas, dengan 1 kamar ruang yang cukup dengan 1 kamar tidur orang tua, 1 tidur serta kamar mandi kamar tidur, 1 kamar mandi, kamar tidur anak, 1 kamar (studio) serta ruang keluarga mandi, serta ruang keluarga Perkiraan jumlah anggota hunian per unit 1-3 orang 2-3 orang 3-5 orang * 2

* Terkait dengan gaya hidup kelas menengah, maka tidak setiap anak mendapatkan kamar masing-masing, namun 1 kamar digunakan bersama-sama oleh beberapa anak sekaligus. Ruang tidur biasanya dibagi menjadi kamar orang tua dan kamar anak saja. Tabel 4.1.1.3 Analisa Kegiatan, Pengguna, Sifat Ruang, dan Dimensi Dalam Unit Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang Dimensi Tempat istirahat / tidur Penghuni Privat tertutup, nyaman, tenang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar Rg. tidur Elemen : ranjang, lemari Fleksible Asumsi : - 7m² - 9m² (kamar tidur utama) - Pencahayaan alami Mandi dan buang air Penghuni dan tamu penghuni Privat tertutup, nyaman Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan Kamar mandi Elemen : Closet, Fleksible Asumsi : 3m² lancar agar tdak pengap shower Tempat berkumpul, istirahat, Penghuni dan tamu penghuni Semi privat, terbuka, nyaman, tenang Kebutuhan : Rg. keluarga : Elemen : ranjang, Fleksible Asumsi : 8m² - 12m² bersantai, dan menerima tamu - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan alami - Luasan nyaman lemari Memasak mencuci dan mengolah makanan Penghuni Semi privat, bersih Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar Rg. dapur : Elemen : meja dapur, kulkas Fleksible Asumsi : 2.5m² - 3.5m² Kesimpulan dari analisa peghuni apartemen : - Akses antara hunian-fasilitas-enterance berada pada jalur yang saling berdekatan - Kebutuhan luasan ruang tergantung pada status pengguna dan jumlah pengguna 3

- Setiap unit, bahkan ruangan, memerlukan sirkulasi penghawaan alami yang lancar sehingga kualitas udara dalam ruangan tetap sehat dan nyaman. - Setiap unit memerlukan bukaan untuk masuknya pencahayaan alami, namun tetap menjaga kondisi thermal dalam bangunan Karena perencanaan yang dilakukan merupakan perencanaan unit apartemen bersubsidi, dimana peraturan dari luas unit maksimal adalah 36 m², maka unit yang dirancang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu : - Unit tipe 36 dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, serta 1 ruang tamu : Kamar utama = 8.75 m² Kamar anak = 7 m² Total luas + Kamar mandi = 3 m² ± 36 m² sirkulasi Ruang keluarga = 8 m² Balkon = 4 m² - Unit tipe 21 dengan 1 area tidur, 1 kamar mandi, serta 1 area bersantai : Area tidur = 6.25 m² Kamar mandi = 3 m² Total luas + ± 22 m² Ruang santai/keluarga = 8 m² sirkulasi Balkon = 4 m² 4.1.2 Analisa Staff dan Karyawan Dalam berjalannya kegiatan sehari-hari apartemen ini, tentu memerlukan karyawan dan staff yang membantu dalam bidang keamanan, kebersihan, pelayanan serta beberapa fungsi lainnya. Berikut merupakan data kegiatan staff dan pengelola apartemen : Waktu Aktifitas Kegiatan 08.00-12.00 Masuk dan mulai kegiatan masing-masing 12.00-13.00 Jam istirahat : 4

istirahat, makan siang, ibadah 13.00-17.00 Kembali be 17.00 Jam pulang, kecuali staff dan karyawan yang bertugas untuk tetap stay Tabel 4.1.2.1 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan Staff dan karyawan yang umumnya tetap be setelah jam pulang usai adalah staff dan karyawan yang ditugaskan per shift atau secara khusus berjaga malam hari, umumnya bagian keamanan yang be per shift. Untuk mendukung efektifitas kinerja staff dan karyawan ini, disediakan unit hunian khusus yang bersifat sementara, bukan permanen, agar karyawan atau staff yang sedang lembur tetap memiliki tempat untuk beristirahat. Tabel 4.1.2.2 Kebutuhan Ruang Unit Staff dan Karyawan Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang Pelayanan informasi bangunan, Staff, penghuni, Public, terbuka, Lobby ruang tunggu, dan sirkulasi keluar masuk bangunan dan tamu mudah diakses, nyaman Buang air khusus staff Staff Privat, tertutup, Toilet staff Mengontrol keamanan kegiatan di apartemen dan fasilitas Staff, penghuni, dan tamu Semi public, terbuka Pos satpam atau ruang keamanan pendukung nya Unit hunian/istirahat bagi karyawan / staff yang diharuskan stay di gedung Staff dan karyawan Privat, tertutup, nyaman, dan tenang Ruang istirahat / unit hunian sementara Mengontrol setiap fungsi fasilitas bangunan Servis maintenance gedung Privat, tertutup, tidak pengap Gudang, ruang istirahat, unit hunian Melayani urusan teknis dalam Staff kantor Publik, trbuka, Ruang kantor pengoperasian apartemen apartemen luas, sirkulasi udara lancar Menjaga kebersihan, kerapihan, Kebersihan, Privat, tertutup, Janitor / gudang, 5

dan keindahan apartemen office boy, tidak pengap ruang istirahat office girl Buang air Staff dan Privat, tertutup, WC karyawan karyawan sirkulasi udara lancar Pengaturan listrik Staff dan Ruang listrik karyawan Tabel 4.1.2.3 Kebutuhan Luasan Ruang Unit Staff dan Karyawan Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas Lobby 0,8 m² NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m² Toilet staff 3 m² per unit Studi 2 unit 2 x 3 6 m² banding Pos satpam / 5 m² Studi 1 3 orang 5 5 m² keamanan banding Ruang istirahat / 4 m² per unit Asumsi 1 2 orang 3 x 3 9 m² hunian sementara per unit (2 unit) Ruang kantor 3 m² Studi 6.5x7 45.5 m² banding gudang 9 m² Asumsi 1 gudang per lantai 3 x 3 9 m² Total perkiraan kebutuhan ruang staff 148 m² 4.1.3 Analisa Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen, diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan disediakannya fasilitas-fasilitas penunjang, efektifitas kegiatan pengguna gedung dapat terdukung. Dengan berjalannya fasilitas penunjang ini, tentu fungsi dari penyewa tenant sangat berperan dalam kelancarannya. Tenant ini yang bertugas mengelola serta 6

melayani setiap penghuni, staff, karyawan, serta tamu yang datang untuk membeli produk atau jasa dari tenant/kios itu sendiri Gambar 4.1.3.1 Analisis kegiatan tenant WC umum Buang air Musholla Ibadah Parkir Memarkir kendaraan Enterance Datang Kios tenant Be Pulang Kantin/dapur Makan Fasilitas umum Interaksi sosial Istirahat Tabel 4.1.3.1 Kebutuhan Fasilitas Penunjang Apartemen Kegiatan Pengguna Sifat ruang Ruang Tempat pertemuan dan acaraacara yang memerlukan ruangan Penghuni, tamu, dan staff Publik, nyaman, luas Ruang serba guna dengan kapasitak yang cukup banyak Sekaligus musholla Tempat sewa untuk kegiatan Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Kios sewa jual-beli barang atau jasa dan staff aman, strategis Tempat penjualan barang Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Mini market kebutuhan sehari-hari dan staff bersih Tempat penjualan makanan siap Penghuni, tamu, Publik, nyaman, Kantin saji dan staff bersih Sarana lari pagi Penghuni, tamu, dan staff Publik, terbuka, nyaman Jogging track, jalur sepeda Tempat untuk memarkir Penghuni, tamu, Aman, berisik Tempat parkir kendaraan dan staff Tempat mencuci pakaian Penghuni dan staff Semi privat Nyaman, ada Ruang cuci pakaian pengering Ruang duduk/ tempat berinteraksi bersama Penghuni, tamu, dan staff Publik, terbuka, nyaman Ruang duduk 7

Tabel 4.1.3.2 Kebutuhan Luasan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas Lobby 0,8 m² NAD 80 orang 0,8 x 80 65 m² Ruang serba 1 m² Studi 60 orang 1 x 60 160 m² guna Banding plus ruang penunjang dan sirkulasi ±20% Musholla 0,5 m² Studi 100 orang 100 m² Banding Ruang duduk Asumsi Mini market Lebar minimal NAD 1 unit 7 x 11 m 77 m² toko 4 m Kios sewa 18 m² Studi 8 unit Luasan sesuai 315 m² banding fungsi tenant Rg. duka 1 unit Termasuk ruang pendukung 50 m² Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang 767 m² Tabel 4.1.3.3 Kebutuhan Luasan Ruang Outdoor Fasilitas Penunjang Apartemen Ruang Standar Sumber kapasitas Perhitungan Luas Kantin Area primer 9 Studi 7 unit 9 x 7 63 m² m² per unit Banding Area makan NAD 20 unit 5,4 x 20 108 m² 5,4 m²/unit 4 kursi/unit Tempat parkir Parkir mobil Parkir mobil 500 m² 900 m² 2,5 x 5 NAD 40 unit parkir Parkir motor motor 400 m² 1 x 2 200 unit 8

Jogging track, jalur sepeda, komunal outdoor space Asumsi Multi-track, 250 m² 250 m² Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang outdoor 1321 m² Dalam mendukung keberlangsungan aktifitas pengguna apartemen, diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang di kawasan tapak. Fasilitas-fasilitas ini secara tidak langsung juga mendukung konsep sustainable, dimana dengan disediakannya 4.2 Analisis Kondisi Lingkungan Tapak 4.2.1 Lokasi Perancangan Pertimbangan Lokasi: Gambar 4.2.1.1 kawasan sekitar tapak 9

Lokasi tapak proyek ini berada tidak tepat di depan jalan utama, namun berada sekitar 130 meter ke dalam. Lokasi ini telah didukung oleh beberapa fasilitas umum yang lain antara lain rumah sakit, kawasan industri, terminal transportasi, serta beberapa fasilitas lain. Pada jalan utama di depan tapak sudah tersedia jalur busway yang akan memudahkan dalam penggunaan fasilitas umum busway. Pencapaian menuju ke tapak ini hanya dapat dilalui dari arah utara yaitu melalui Gang Tanah Padat, jalan kecil yang dapat dilalui two-way jalur mobil berukuran standart. Lokasi yang tidak berada tepat di depan jalanan ini member keuntungan tersendiri yaitu tidakberada terlalu dekat dengan kebisingan jalan raya serta tidak secara langsung terkena debu dari jalanan. Max. Tinggi Bangunan Koef. Dasar Bangunan Koef. Lantai Bangunan Gambar 4.2.1.2 peraturan tapak Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jakarta tentang KDB dan Luas tapak = 12800 m² KDB = 55 Luas lahan yang boleh dibangun = 12800 x 55% = 7040 m² KLB = 4 10

Luas lantai yang boleh dibangun = 12800 x 4 = 51.200 m² Jumlah lantai max = 8 lt GSB =10 m Wsn = Wisma Susun 4.2.2 AnalisisTapak Kondisi Tapak Lokasi : Jl Perintis Kemerdekaan, gang Tanah Padat, Pulogadung, Jakarta Timur Luas lahan : 1.28 Ha Kontur : Relatif datar Iklim : Tropis basah Suhu lingkungan : 30-32 C (kemarau) dan 28-31 C (musim hujan) Kecepatan angin : 10-15 km/jam Arah angin : dari utara mengarah ke selatan dan tenggara (dinamis) Batas batas tapak : Utara : lahan pembangunan Timur : kali dan rumah sakit Mediros Selatan : lahan kosong dan pemukiman penduduk Barat : pabrik 2 lantai Kondisi bangunan sekitar tapak : Terdapat kali yang membatasi lokasi tapak dengan Rumah Sakit Mediros 4 lantai di bagian barat tapak Lahan pembangunan dengan luasan 2 ha di utara tapak Bangunan di sekitar tapak mayoritas hunian horizontal dengan ketinggian 1-2 lantai 4.2.3 Potensi dan Kendala Tapak Potensi Tapak Daerah barat, selatan, serta timurnya tidak terdapat bangunan tinggi, sehingga angin yang bergerak datang tidak terhalang 11

Tapak memanjang mengikuti arah timur-barat Berada dekat dengan Halte Busway Tidak mengalami bising secara langsung karena letaknya tidak tepat di depan jalan utama Faktor keamanan yang cukup baik karena akses masuk terbatas sehingga kontrol lebih mudah dilakukan Kendala Tapak Padat karena terdapat beberapa mall seta merupakan kawasan industri padat pe di sekitar tapak Penghijauan di tapak kurang Terdapat bangunan setinggi 10 lantai di utara tapak sehingga angin dari utara cenderung sangat rendah (hampir tidak ada) karena tertutup oleh bangunan tersebut 4.2.4 Orientasi Matahari Untuk menghindari cahaya matahari arah barat-timur yang berlebihan ke bangunan unit, diberikan balkon dengan fungsi agar panas matahri tidak langsung masuk ke dalam bangunan, namun udara dari luar tetap dapat mengalir ke dalam unit. Untuk membantu menangani hal tersebut diperlukan pula pengolahan desain bukaan yang sesuai agar kebutuhan sirkulasi udara tetap lancar, namun cahaya matahari tidak masuk secara bebas sehingga malah menaikan suhu unit bangunan. Gambar 4.2.4.1 Orientasi matahari 12

4.2.5 Pencapaian Akses pencapaian dari jalan utama ke lokasi tapak berasal dari satu jalur saja, yaitu gang Tanah Padat yang melalui tapak. Jalur ini dapat dilalui oleh 2 jalur bolak balik. Gambar 4.2.5.1 Pencapaian Konfigurasi jalan sendiri secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai berikut : Gambar 4.2.5.2 pola sirkulasi 13

Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak Macam sistem sirkulasi: 1. Sirkulasi Manusia 2. Sirkulasi Kendaraan 3. Sirkulasi Barang (service) Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi manusia (pelajan kaki) berupa pedestrian yang mengarahkan pejalan untuk sampai ke dalam bangunan ataupun fasilitas dengan jalur yang aman, serta nyaman. Hal yang perlu diperhatikan: lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan dan fasilitas penyebrangan. Sirkulasi Kendaraan - Kendaraan yang melintas di tapak sendiri umumnya adalah milik penghuni ataupun karyawan. Selain itu sebagian kecil meupakan milik tamu. - Jalur kendaraan fasilitas publik mengarah ke tempat parkir - Jalur servis yang digunakan untuk transfer barang baik dari luar tapak ataupun dalam tapak, diarahkan ke area semi privat servis. 4.2.6 Pergerakan Angin Gambar 4.2.6.1 arah angin tapak Pola orientasi bangunan dibuat memanjang kea rah barat daya-timur laut adalah dengan mengikuti arah angin yang intensitas kuantitatifnya paling seri, yaitu angin berasal dari barat daya. 14

4.3 Analisis Kondisi Bangunan 4.3.1 Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan (Samuel Paul, 1976:327) a. Slab Massa yang berbentuk slab biasanya menggunakan sistem koridor sebagai berikut : Tabel 4.3.1.1 Tabel tipe bangunan dengan massa slab Koridor di tengah / Center Corridor Plan/Double Loaded Corridor Koridor satu sisi/open Corridor Plan/Single Loaded Corridor Ventilasi silang tidak tercapai Ekonomis jika lantai tinggi Mudah untuk dikembangkan Orientasi dan pencahayaan satu arah Panjang bangunan tidak terbatas Ventilasi silang tercapai Panjang bangunan tidak terbatas Pencahayaan dari dua arah dan pencahayaan alami dapat masuk keseluruh ruangan Boros untuk sirkulasi koridor Skip Top Plan Elevator terbuka pada lantai tertentu sesuai keinginan Jumlah koridor, pintu lift berkurang sehingga efisiensi bangunan lebih tinggi Pencahayaan alamiah lebih banyak Membutuhkan ruang tangga tambahan dalam ruangan sehingga menyulitkan orang tua dan orang cacat Terrace Plan Umumnya single loaded corridor 15

Ventilasi silang dapat tercapai Biaya bangunan relatif mahal Kesulitan menempatkan sirkulasi vertikal Orientasi terhadap matahari / view yang baik b. Tower Massa yang berbentuk tower biasanya menggunakan sistem core sebagai berikut: Tabel 4.3.1.2 Tabel tipe bangunan dengan massa tower Tower Plan Expanded Tower Plan Core terpusat ditengah Jumlah unit per lantai terbatas dan kurang efisien Panjang koridor terbatas Ventilasi silang dapat tercapai dan tiap unit mempunyai 2 arah pandangan Mudah ditempatkan pada tapak berkontur Umumnya digunakan untuk penghuni berpenghasilan menengah dan tinggi Prinsip sama seperti tower plan Jumlah unit per lantai lebih banyak dan ekonomis Kurangnya ventilasi silang dan penerangan 2 arah 16

Cross Plan Punya 4 sayap, masing-masing terdiri dari 2 unit menyebar dari core tengah Pencapaian langsung ke unit Ventilasi silang dan pandangan 2 arah dapat tercapai Kesilitan terhadap orientasi matahari Expanded Cross Plan Prinsip sama seperti cross plan Jumlah unit per lantai lebih banyak Three Wing Plan Mempunyai 3 sayap Tiap sayap terbagi menjadi 2 dan sudut antara sayap 120 derajat, sehingga privasi tiap unit terjaga Ventilasi tercapai dan penerangan alami Orientasi 2 arah Five Wing Plan Prinsip sama seperti cross plan, dengan ditambah satu sayap Jumlah unit per lantai dapat mencapai 10 unit Sudut antara sayap hanya 720 dapat mengurangi privasi Circular Plan Prinsip sama dengan tower plan Jumlah unit per lantai tergantung dari diameter bangunan 17

c. Variant Merupakan bentuk gabungan massa slab dan tower dengan podium, dimana bagian tower umumnya difungsikan sebagai hunian atau kantor sewa, sedangkan bagian bawahnya fasilitas pendukung seperti mall, lobby, parkiran, dsb. Analisis : Gambar 4.3.1 arah angin tapak Kesimpulan : Berdasarkan data di atas, tipe gubahan massa bangunan yang mendukung agar unit unian memperoleh penghawaan alami yang optimal adalah dengan tipe Slab, dimana bagian slab gedung yang difungsikan sebagai fasilitas pendukung apartemen dan tipe towernya Slab Double Loaded Plan. 4.3 Analisis Sususan Unit dalam Lantai Tipikal Karena bentuk bangunan yang persegi panjang dan bermassa tipis, maka tipe susunan unit yang terbaik adalah dengan berjajar memanjang mengikuti bentuk massa. Susunan unit sendiri direncanakan dalam bentuk double loaded, karena unit yang akan 18

dibuat memiliki bentuk bermassa tipis yang dapat mendukung penerapan penghawaan alami. Dan agar koridor tidak pengap, maka sistem ventilasi silang juga dapat diterapkan. Bagian tengah dari lantai tipikal merupakan fasilitas bersama, seperti lift, gudang, atau pun ruang komunal bersama untuk sekedar duduk-duduk. Sedangkan bagian-bagian ujung diletakan tangga darurat. 19