2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

2015 MODEL PENGAYAAN KETERAMPILAN BERBAHASA JEPANG MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

HUBUNGAN ANTARA KEBAHAGIAAN DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA TEUKU UMAR SEMARANG. Allysa Rahmanissa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai pengguna internet urutan keenam di dunia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua organisasi ataupun instansi memerlukan Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar (Sadirman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Secara umum perkembangan smartphone di seluruh dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan iklan mulai merambah ke media televisi sekitar awal tahun 1950-an. Saat itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada

Gambar 1.1 Aplikasi Instant Messenger. Sumber: Dok. Peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis bisnis. Selain digunakan sebagai produksi, teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam mencapai Drajat Sarjana S1 Psikologi. Disusun Oleh : ANA ARIFA SARI F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

MAKALAH PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sejak internet masuk ke Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahunnya selalu bertambah. Berdasarkan data lembaga riset Mark Plus Insight, pada tahun 2013 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 74,6 juta orang (Marketeers, 2013). Dari jumlah tersebut, remaja mendominasi jumlah pengguna internet di Indonesia. Sebuah riset menunjukkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah remaja usia 15-19 tahun (Kirana, 2013). Menurut Maczewski (dalam Sarwono, 2005) ada tiga alasan utama remaja menggunakan internet, yaitu: (1) internet itu mengagumkan, (2) internet memberi kebebasan, dan (3) internet memungkinkan pengembangan identitas diri. Menurut Rakhmat (2008) terdapat beberapa motif yang membuat individu menggunakan media massa (termasuk di dalamnya media dengan internet), diantaranya adalah keinginan untuk mengaktualisasikan diri, keinginan untuk mencari pengalaman baru, keinginan untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, keinginan untuk memperoleh penghargaan dari orang lain, dan kebutuhan akan penerimaan orang lain. Dari seluruh aktivitas yang dilakukan melalui internet, media sosial adalah fitur yang paling sering diakses oleh pengguna internet di Indonesia. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), 95 persen pengguna internet Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial (Inioke.com, 2013). Menurut pengamatan peneliti, saat ini kebanyakan orang lebih memilih mengungkapkan perasaannya melalui media sosial daripada mengungkapkannya secara langsung. Kekurangmampuan seseorang dalam mengungkapkan perasaannya secara tepat merupakan ciri-ciri orang dengan keterampilan sosial yang kurang baik. Menurut Sergin (2001), 1

2 orang yang memiliki keterampilan sosial akan mampu memahami dan mengekspresikan dirinya secara efektif. Keterampilan sosial merupakan kemampuan berperilaku yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dan menimbulkan tanggapan positif serta menghindari perilaku yang menimbulkan tanggapan negatif (Cartledge & Milburn, 1986). Spence (2003) mendefinisikan keterampilan sosial sebagai kemampuan seseorang dalam menampilkan perilaku-perilaku yang penting untuk mencapai kompetensi sosial. Keterampilan sosial meliputi berbagai respon verbal dan non-verbal yang mempengaruhi persepsi dan respon orang lain selama terjadi interaksi sosial. Menurut Riggio (1986) keterampilan sosial mencakup kemampuan menyampaikan (expressivity), menerima (sensitivity) dan mengelola (control) komunikasi dalam dua dimensi yaitu emotional (nonverbal) dan social (verbal). Berdasarkan hal tersebut, seseorang diharapkan mampu atau terampil dalam berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Orang yang kurang memiliki keterampilan sosial akan merasa kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung (face to face) sehingga akan merasa lebih nyaman jika berkomunikasi secara virtual. Keberadaan internet khususnya media sosial yang didukung dengan kemudahan sarana untuk mengaksesnya, menjadi alternatif bagi mereka dalam berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan. Media sosial merupakan salah satu media komunikasi yang bersifat bebas, dimana setiap pengguna memiliki kebebasan dalam menggunakan akun media sosialnya. Bebasnya memasukkan apapun dalam akun media sosial membuat banyak orang memilih media sosial sebagai sarana alternatif untuk mengekspresikan diri dan mengungkapkan berbagai hal yang sedang dirasakannya. Media sosial menjadi pilihan banyak orang terutama remaja, karena dianggap dapat menjadi sarana untuk mengumpulkan kepercayaan diri dan dukungan dari lingkungan (Hanjani, 2013). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Common Sense Media (2012), 90 persen remaja telah

3 menggunakan media sosial secara intensif, bahkan 51 persennya mengakui bahwa melihat media sosial adalah bagian dari aktivitasnya sehari-hari. Salah satu media sosial yang sering digunakan di Indonesia adalah twitter. Twitter merupakan layanan mikroblog yang digunakan untuk melakukan update berupa teks dengan panjang maksimum 140 karakter (Juju, 2009). Twitter memberikan banyak kemudahan, diantaranya promosi atau penyebaran berita dengan cepat, sarana komunikasi secara luas tanpa batasan jarak, bahkan mendukung atau mengkritik sesuatu hal. Meski demikian, twitter juga membawa dampak negatif pada penggunanya, seperti menyebabkan kecanduan, digunakan untuk saling mencaci serta menimbulkan perselisihan dan sebagainya. Beberapa lembaga riset telah melakukan survey mengenai pengguna twitter di Indonesia. Brand24.co.id merilis sebuah hasil statistik infografi media sosial yang menunjukkan bahwa statistik pengguna twitter adalah statistik yang paling menonjol dibandingkan pengguna media sosial lain (Bambang, 2013). Peerreach (2013) menyebutkan Indonesia menyumbang 6,5% dari jumlah seluruh akun twitter yang ada di dunia, yaitu sekitar 58 juta akun dan merupakan peringkat ketiga pengguna twitter terbanyak di dunia. Hasil survey Peerreach menambahkan bahwa pengguna twitter di Indonesia didominasi oleh teens (remaja belasan tahun), yaitu sebesar 63%. Selain itu, Jakarta dan Bandung masuk ke dalam 10 besar kota paling aktif nge-tweet di dunia. Semiocast mencatat dari 10 miliar tweet yang masuk, sebanyak 2,3 persen berasal dari pengguna di Jakarta dan 1,2 persen dari pengguna di Bandung (Wahyudi, 2012). Menulis status di twitter atau yang lebih populer dengan istilah ngetweet, dipilih sebagian besar orang untuk menuangkan perasaan yang sedang mereka rasakan. Hal tersebut memunculkan sebuah fenomena yang dikenal dengan curhat via twitter. Twitter kini berubah seperti buku harian atau diary, dimana user dapat mengeluhkan segala hal bahkan hal yang bersifat pribadi ke dalam akun twitter-nya. Misalnya mengeluhkan pelajaran yang sulit di sekolah, mengungkapkan rasa sedihnya karena patah hati, mengungkapkan

4 kekesalan pada temannya dan sebagainya. Contohnya adalah kasus akun twitter @kemalsept yang mengungkapkan kekecewaannya mengenai Kota Bandung melalui twitter. Pemilik akun menuliskan beberapa twit yang terkesan menghina Kota Bandung hingga menimbulkan reaksi warga Kota Bandung lain yang juga menggunakan twitter, bahkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, turut menanggapi kicauan dari akun tersebut. Gambar 1.1 Tweet dari akun @kemalsept yang ditanggapi oleh Wali Kota Bandung Muculnya berbagai tweet yang berisi tentang pengungkapan perasaan mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan orang tersebut dalam mengungkapkan perasaannya secara langsung yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan sosial yang dimiliki. Orang yang kurang memiliki keterampilan sosial akan lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata (Majorsy dkk., 2013), hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada intensitas penggunaan twitter yang dilakukan oleh orang tersebut. Intensitas merupakan tingkat keseringan individu dalam melakukan suatu kegiatan tertentu sesuai dengan perasaan, dimana perasaan senang terhadap suatu kegiatan tertentu akan mendorong individu untuk melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang (Rinjani & Firmanto, 2013). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal, dimana semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki maka semakin rendah

5 kecanduan akan situs jejaring sosial (Majorsy dkk., 2013). Meski penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan sosial dengan kecanduan situs jejaring sosial, perbedaan karakteristik antara twitter dengan media sosial lain membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Twitter memiliki karakteristik berbasis teks yang hanya terbatas pada 140 karakter, berbeda dengan media sosial lain misalnya facebook yang tidak dibatasi karakter. Meski memiliki karakter yang terbatas, twitter tetap dapat digunakan seseorang untuk mengekspresikan dirinya. Twitter juga sering digunakan sebagai pengganti telepon, sms atau chatting untuk mengobrol dengan orang lain. Selain itu, hampir semua media sosial seperti facebook, path, instagram dan lain-lain dapat ditautkan ke akun twitter, sehingga konten dalam akun media sosial lain dapat juga ter-update di akun twitter. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Hubungan Keterampilan Sosial dengan Intensitas Penggunaan Twitter pada Remaja di Kota Bandung. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, masalah yang berusaha dipecahkan melalui penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter pada remaja di Kota Bandung?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka terdapat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter pada remaja di Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

6 Secara teoritis, hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat untuk pengembangan keilmuan psikologi, khususnya psikologi perkembangan, psikologi sosial dan psikologi komunikasi. Hasil penelitian ini akan memberikan informasi atau gambaran mengenai keterampilan sosial remaja seiring perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh gaya hidup berteknologi tinggi, dimana internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seseorang khusunya remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Orang Tua dan Guru Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menjadi pedoman bagi orang tua dan guru dalam membimbing remaja dalam mengembangkan keterampilan sosialnya. Hasil penelitian ini juga dapat membantu orang tua dan guru dalam mengarahkan remaja untuk menggunakan media sosial secara lebih bijak. b. Bagi Remaja Pengguna Twitter Bagi remaja pengguna twitter, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya remaja berinteraksi dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui dunia maya, khususnya twitter. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai keterampilan sosial atau intensitas penggunaan twitter, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

7 Bab ini memiliki fungsi sebagai landasaan teoritik bagi penelitian. Pada bab ini, teori yang dipaparkan adalah teori mengenai intensitas penggunaan twitter dan teori mengenai keterampilan sosial remaja. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan jabaran yang rinci mengenai metode penelitian, terdiri dari populasi dan sampel termasuk didalamnya teknik sampling, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengambilan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan interpretasi. Dalam bab ini dipaparkan apa yang menjadi hasil dari penelitian serta analisis yang dilakukan sehingga hasil tersebut diperoleh. Selain itu, bab ini juga berisi mengenai pembahasan dan interpretasi dari hasil yang diperoleh. 5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini terdiri atas kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan jawaban atas permasalahan yang didapatkan melalui hasil penelitian di BAB IV. Rekomendasi merupakan anjuran yang bersifat operasional, kebijakan, maupun konseptual yang ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian atau peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan.