HAPPINESS PADA ORANG LANJUT USIA YANG TINGGAL JAUH DARI ANAKNYA Prilla Rahmanissa Bayuputri 3PA02 12509561
BAB I LATAR BELAKANG Seringkali, lansia diperlakukan sebagai beban keluarga dan masyarakat. seringkali tidak disukai serta sering dikucilkan di panti-panti jompo atau bahkan ditinggalkan anak-anaknya berkeluarga. Hal ini mengakibatkan lansia merasa tersingkirkan dan terpisah dari lingkungannya. Perubahan perilaku ke arah negatif akan mengancam keharmonisan dalam kehidupan lansia atau bahkan sering menimbulkan masalah yang serius dalam kehidupannya. Banyak orang lansia terpaku pada nostalgia dimasa muda dan menyesali keadaan saat ini. Hal ini juga disebabkan karena masyarakat menganggap lansia sudah tidak berguna dan sudah seharusnya digantikan oleh yang lebih muda. Menghadapi periode ini beberapa lansia menjalani hidupnya bersama keluarga, ada juga yang hidup sendiri karena pasangan hidup mereka sudah meninggal atau juga karena tidak memiliki sanak saudara sama sekali. Kebahagiaan seorang lansia tidak hanya didapatkan dari keluarganya saja. Melainkan, didapatkannya juga dalam lingkungan sosialnya. Di usia senjanya, lansia lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya demi mempersiapkan kematiannya. akan lebih sering terlihat dalam kegiatan pengajian atau ceramah. juga akan melakukan kontak dengan teman sekantornya atau karibnya dengan mengadakan arisan agar tercipta variasi dalam kehidupannya yang dirumah dan sendirian. ini juga akan sangat mencintai hewan dan tanaman ketika masa tuanya. merasa memiliki tanggung jawab atas hewan peliharaan dan tanaman tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian 2. Esensi 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
1. Pengertian 3. Kebutuhankebutuhan 2. Arah, Minat, dan Aktifitas 4. Ciri-ciri Usia Lanjut
Dinamika pada Orang Lanjut Usia yang Tinggal Jauh dari Anaknya yang tidak tinggal bersama dengan anak-anaknya untuk menghabiskan sisa umurnya, mengalami kebahagiaan dengan melakukan aktifitas lainnya. akan lebih sering menghabiskan waktu mengikuti ceramah dan pengajian, lansia menyempatkan diri mengikuti arisan dan jalan-jalan yang diadakannya bersama teman-teman kantornya dulu, dan meluangkan waktu mengurus hewan peliharaan serta tanaman dirumahnya. ini juga akan memiliki hobi baru seperti, membaca novel atau buku agama, menulis surat, mendengarkan radio atau menonton televisi, serta mengunjungi rumah teman dan kerabatnya. Bagi lansia yang bernaung di panti jompo, juga mengalami kebahagiaan. Para lansia bisa lebih mengekspresikan diri dengan menghasilkan berbagai karya dan hasilnya dapat dijual, mendapatkan teman-teman baru yang berasal dari tempat dan latar belakang yang berbeda, serta tidak repot lagi memikirkan siapa yang akan mengurusnya hingga ajal menjemput karena pastinya pengurus panti akan merawatnya.
BAB III Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian : Penelitian menggunakan metode kualitatif. Subjek Penelitian : lansia yang berumur minimal 60 tahun, hidup jauh dari anaknya dan atau memilih tinggal di Panti Wredha atau Panti Jompo. Subjek berjumlah dua orang dengan dua orang significant other. Tahap Penelitian: 1. Tahap Persiapan Penelitian : mencari subjek penelitian, menyiapkan alat-alat penelitian, membuat janji dengan subjek untuk dilakukan penelitian, menyusun pedoman wawancara. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian : melakukan wawancara dengan subjek penelitian dan mengolah data penelitian Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan empat instrumen yaitu: 1. Pedoman wawancara, 2. Pedoman Observasi, 3. Alat Perekam, 4. Alat Tulis Keakuratan penelitian: Dalam penelitian kualitatif juga dikenal istilah triangulasi. Triangulasi ada empat, yaitu: 1. Triangulasi Data, 2. Triangulasi Pengamat, 3. Triangulasi Teori, 4. Triangulasi Metode.