UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas. Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu bersaing akan bertahan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG GO PUBLIC

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak bank yang mengalami kebangkrutan yang diawali oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

ANALISIS KINERJA KEUANGAN GUNA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, termasuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah

BAB I PENDAHULUAN. pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam

BAB I PENDAHULUAN. (surplus fund). Dalam pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa

Transkripsi:

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN ANALISIS MODEL Z-SCORE ALTMAN (Studi Empiris: Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : IKA SURYANI B 100 050 378 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perusahaan adalah suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan para pemilik modalnya. Disamping itu ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam persaingan, berkembang (growh) serta dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat. Agar kelangsungan usaha tetap terjaga, para pengelola perusahaan akan menjalankan kegiatan oprasional dengan sebaik-baiknya dan berusaha meminimalkan gangguan-gangguan yang ada atau yang akan muncul. Pencapaian tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kemampuan pihak manajemen untuk mengefektifkan sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Untuk menilai seberapa efektif pengelolah perusahaan, dapat dinilai dari kinerja perusahaan salah satunya adalah kinerja keuangan yang dapat diketahui dengan melaksanakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dengan analisis tersebut akan diketahui hasil-hasil kinerja yang telah dicapai di waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hal ini sangat membantu pihak manajemen 1

2 untuk menetapkan kebijakan yang akan datang, karena dengan diketahui kelemahan yang dimiliki, diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun mendatang kelemahan tersebut dapat diperbaiki sedang hasil-hasil positif yang telah dicapai dapat terus dipertahankan. Krisis moneter yang melanda Indonesia, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang bangkrut dan tutup, perbankan yang dilikuidasi, dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Dengan adanya kondisi tersebut, kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ, kemungkinan juga mengalami goncangan. Likuidasinya menjadi terganggu disebabkan oleh tertundanya daya beli masyarakat, solvabilitas perusahaan menjadi menurun disebabkan besarnya utang dalam bentuk U$ dollar, ketika dikonversikan kedalam nilai rupiah dan akhirnya akan berujung pada profitabilitas perusahaan. Sejak krisis ekonomi terjadi banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress), di mana hal itu bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kebangkrutan, salah satu kelompok perusahaan yang mengalami dampak krisis adalah perusahaan Property dan Real Estate. Dalam liputan khususnya, property.net memberikan pasaran property dipusat bisnis (Central Bussines District, CBD) Jakarta, khususnya perkantoran, hotel, dan apartemen masing-masing menunjukkan stagnasi sampai kuartal ketiga tahun 2000. Kenaikan

3 permintaan dan tingkat hunian hanya terjadi pada sektor Ritel, meski sebenarnya disebabkan banyak investor yang menunda aktifitasnya sejak krisis ekonomi tahun 1997. Sebelum krisis, jumlah apartemen berkembang dari 60 unit (1980) menjadi 23.230 unit pada 1997. Namun sejak krismon, 83% dari proyek yang telah direncanakan sebanyak 22.000 unit tertunda pembayarannya, perdagangan di pasar modal lesu, hanya saham-saham unggul yang ramai diperjualbelikan. Krisis moneter ini pun telah menghancurkan bisnis Property Ciputra, Ciputra yang telah merupakan perusahaan property terbesar pun ikut terjebak dalam kredit macet. Karena bisnis ini memang mengandalkan pembiayaan dari utang bank. Begitu nilai rupiah anjlok, ciputra pun kesulitan membayar utang-utangnya yang kebanyakan berbentuk mata uang dollar A$ dan jatuh tempo dalam jangka waktu pendek. Investor pada saham dipasar modal adalah yang baresiko tinggi karena naik turunnya harga saham, sehingga ia pun bisa memperoleh keuntungan atau kerugian yang besar dari investasinya. Untuk itu investor harus dapat memperkirakan dengan tepat saham-saham mana saja yang menguntungkan pasar modal yang merupakan wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal selain sistem perbankan. Bagi perusahaan (Emitten) mereka dapat memperoleh dana jangka panjang secara cepat dan dalam jumlah yang besar. Sedangkan bagi pemodal (Investor) diharapkan memperoleh imbalan atas penyerahan dananya baik berupa deviden maupun capital gain.

4 Dalam hal ini, maka perusahaan hendaknya waspada lebih awal untuk mengetahui adanya gejala kebangkrutan perusahaannya. Bila perusahaan sudah sedini mungkin mengetahui penurunan kinerjanya, maka ia bisa berbenah sehingga investor tidak lari. Untuk itu penulis ingin melakukan analisa sedini mungkin mengenai kebangkrutan agar perusahaan mendapat peringatan awal mengenai kinerja usahanya. Kebangkrutan akan terjadi pada perusahaan-perusahaan yang berada dinegara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan yang mungkin terjadi sudah sakit kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang sehat pun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Akibat yang dirasakan secara nyata bahwa dalam kondisi krisis telah terjadi berbagai macam masalah. Masalah pertama adalah krisis likuiditas, sehingga pengembangan tidak dapat membangun Property kembali. Kedua daya beli konsumen turun, ketiga lonjakan inflasi, sementara lemahnya sistem perbankan nasional juga memperjelas terpuruknya industri property di Indonesia. Bisnis property dirasakan tidak konduktif dan bergairah lagi, tidak mustahil perusahaan Property dan Real Estate di Indonesia bagi saja menuju penurunan secara finansial dan dikhawatirkan akan banyak mengalami kebangkrutan dimasa yang akan datang akibat tersebut terjadi jika dilihat secara makro.

5 Fakta di Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) menunjukan secara umum gambaran perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di BEJ sejak tahun 2004 sampai dengan 2007 tampak pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Rata-rata Working capital, Total Aktiva, Retained Earning, Ebit, Market Value Equty, Book Value Debt, Sales pada Industri Property dan Real Estate yang terdaftar di BEJ tahun 2004 s.d 2007 No. Keterangan 2004 2005 2006 2007 1 Working Capital (611.129,14) (881.492) (579.632,14) (408.703) 2 Total Aktiva 1.860.421,67 1.896.089,67 3.729.511,33 1.657.032,91 3 Retained Earning (632.317,29) (728.666,14) (1.360.983,43) (505.597,19) 4 EBIT (315.050,81) (26.806,90) (341.857,71) 27.320,86 5 Market Value 268.000,05 185.998,97 453.999,02 325.368,37 Equity 6 Book Value Equity 1.846.000,91 1.920.397,29 3.766.398,19 1.140.930,71 7 Sales 174.581,24 157.193,10 331.774,33 234.886,14 Sumber: data yang diolah dari Indonesia Capital Market Directory 2004 s/d 2007. Data-data yang diolah dari laporan keuangan (Neraca, laporan laba/rugi). Perusahaan tahun 2004 Working Capital merupakan selisih antara harta lancar dengan hutang lancar yang menunjukkan banyaknya dana perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Data yang ada menunjukkan Working Capital yang negatif dan terus-menerus mengalami penurunan.

6 Pada tahun 2007 mengalami peningkatan walaupun masih bernilai negatif. Nilai negatif disebabkan karena hutang lancar melebihi jumlah aktiva lancar. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan ataupun kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya masih rendah. Bentuk trend yang relative sama dengan Working Capital juga dialami Retained Earning atau laba ditahan yang mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Retained Earning perusahaan rata-rata adalah negatif, menunjukkan bahwa ternyata selama perusahaan beroperasi mengalami kerugian atau accumulated loss. Total aktiva menunjukkan jumlah harta lancar keseluruhan baik harta lancar maupun harta tetap dari perusahaan mengalami penurunan. Pada saat tahun 2006 nilai tertinggi sebesar Rp. 3.729.511,33 juta, begitu pula dengan Market Value Equity mengalami trend yang relative sama. Earning Before Tax (EBIT) bergerak dengan trend yang naik turun dan sebagian berada pada nilai yang negative hanya pada tahun 2007 mengalami peningkatan hingga posisi nilai positif. Book Value of Debt yang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang terus meningkat, hanya pada tahun 2007 mengalami penurunan. Demikian juga Sales yang merupakan pendapatan kotor dan perusahaan terus tumbuh hingga tahun 2006 dan sempat turun pada tahun 2007. Secara umum terutama jika dilihat dari Working Capital dan Retaned Earning yang semua bernilai negativ menunjukkan bahwa perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami kesulitan keuangan.

7 Resiko kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan penelitian strategi perusahaan yang akan diterapkan. Tingkat kesehatan perusahaan memiliki arti penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, suhingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan. Informasi mengenai prediksi kebangkrutan penting artinya bagi pihak-pihak lain yang terkait (Harmanto, 2005: 484): 1. Investor Informasi adanya prediksi potensi kebangkrutan memberi masukan bagi para investor dalam menanamkan modal mereka, apakah mereka akan terus menanamkan modal mereka atau menghentikan / membatalakan penanaman modal mereka ke perusahaan sebab bagaimanapun para investor pasti tidak menginginkan kerugian akibat mereka salah dalam menanamkan modalnya. 2. Pemerintah Prediksi kebangkrutan digunakan pemerintah untuk menetapkan kebijakan di bidang perpajakan dan kebijakan-kebijakan lain yang menyangkut hubungan pemerintah dengan perusahaan.

8 3. Bank dan lembaga perkreditan Informasi akan kemungkinan kebangkrutan yang dihadapi perusahaan nasabahnya dan calon yang dihadapi perusahaan nasabahnya sangat diperlukan untuk menentukan status apakah pinjaman harus diberikan, negosiasi pembayaran pinjaman perlu dibuat ulang serta kebijakankebijakan lain sehubungan dengan pemberian pinjaman. Dengan adanya kondisi dilematis tersebut, bisnis Property memang memiliki segi positif dan negative adapun kelebihan dan kelemahan bisnis Property bisa dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Kelebihan dan kelemahan bisnis Property Lahan kosong Rumah sewa dan villa Kelebihan - Peningkatan nilai yang tinggi - Capital gain tinggi - Beban Manajeman Rendah - Permintaan tinggi - Resiko kekosongan rendah - Perlindungan terhadap inflasi Kekurangan - Tidak menghasilkan pendapatan - Ketidakpastian potensi pengembangan - Beban biaya pemeliharaan tergantung karakter penyewa Ruko gedung kantor - Permintaan tinggi - Prospek tergantung dari

9 Kios dan toko - Kontrak sewa menguntungkan - Capital gain tinggi - Permintaan tinggi - Kontrak sewa menguntungkan - Capital gain tinggi lokasi - Peka terhadap kondisi ekonomi - Nilai sewa tergantung dari lokasi - Stabil dalam keadaan resesi Sumber: Investor, peluang Booming sektor Property Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengambil judul PENILAIAN KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN ANALISIS MODEL SCORE-Z ALTMAN (studi empiris: Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEJ). 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah kinerja pada perusahaan Property dan Real Estate sudah menunjukkan tingkat keefektifan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk mencapai tujuan perusahaan jika diukur dengan metode Altman; 2) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya penurunan tingkat-tingkat rasio keuangan yang mengakibatkan kebangkrutan perusahaan Property dan Real Estate selama krisis moneter.

10 1.3. Tujuan dan kegunaan penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menguji secara empiris terhadap rasio keuangan yang menunjukkan adanya penurunan yang signifikan berkaitan dengan kondisi perusahaan Property dan Real Estate selama krisis moneter; 2. Untuk memenuhi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan rasio keuangan di sektor Property dan Real Estate. 1.3.2 Kegunaan penelitian Bagi mahasiswa: 1. Mengetahui penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan penerapan pada dunia kerja; 2. Memberi tambahan informasi dan referensi kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta, mahasiswa ataupun pihak pembaca lainnya Membantu yang berkepentingan. Bagi Perusahaan: 1. informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dan upaya untuk memperbaiki di masa yang akan datang; 2. Sebagai bahan pertimbangan serta untuk memberikan alternatif perbaikan untuk menentukan kebijakan selanjutnya; 3. Memberikan analisa kuantitatif berupa prediksi bangkrut atau tidaknya perusahaan sampel.

11 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan penelitian ini membahas gambaran secara global atau garis besar mengenai hal-hal yang akan dibahas dalam bab berikutnya, sehingga dapat mempermudah penulis dalam menyelesaikan hasil dari penyusunan penelitian ini. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan akhir. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.