BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. munculnya kasus Enron, Worldcom, Parmalat, dan Tyco. Perusahaan tersebut

REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kapitalis mendominasi iklim perekonomian di berbagai belahan dunia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Sri Mulyati, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan informasi perusahaan dan reformasi corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan suatu perdagangan instrument keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya pemisahaan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

PENGARUH KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan (Farid dan Kautsar

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh. Dalam kebanyakan kasus, pemegang saham akan memilih direksi, yang

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Krisis Corporate Governance pertama terjadi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Markets Ranked by Corporate Governance Tahun

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dan dunia bisnis yang sangat melesat ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang pengaruh dari struktur good corporate governance seperti

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, ekonomi berbasis pengetahuan menjadi tren dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya Enron dan WorldCom, serta krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang menyebabkan kerugian pada perusahaan besar seperti Merrill Lynch, Lehman Brothers dan Citicorp. Hal tersebut mengingatkan akan pentingnya penerapan Good Corporate Governance (Joko Sugiarsono, Januari 2008). Konsep Good Corporate Governance di Indonesia tampak pada era krisis moneter tahun 1998 yang menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan saat itu sangat tidak baik (Ni Made Sasmita Dwi Utami dan I Gde Ary Wirajaya, 2016). Corporate governance dinilai memiliki pengaruh kuat untuk memperbaiki kinerja perusahaan selama periode krisis (Mitton, 2002). Penerapan konsep corporate governance di Indonesia semakin meningkat setelah krisis seiring dengan tuntutan prinsip transparansi dan akuntabilitas perusahaan. Meskipun begitu, Indonesia masih tergolong negara yang memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain yang tergabung dalam ASEAN Capital Market Forum (ACMF). Data tersebut mengacu pada ASEAN Corporate Governance Scorecard dan merupakan hasil riset dari badan pemeringkat domestik yang telah ditunjuk ACMF dan Asian Development Bank 1

2 (ADB, 2014). Dalam laporan ADB (2014) mengenai laporan dan penilaian corporate governance negara ASEAN, Indonesia memperoleh nilai rata-rata corporate governance 54,55%. Negara ASEAN lainnya seperti Philipina, Singapura, Malaysia, dan Thailand yang berada diatas Indonesia berturut-turut memperoleh nilai 57,99%, 71,68%, 71,69%, dan 75,39%. Good Corporate Governance (GCG) merupakan landasan yang kokoh untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan membangun bisnis yang berkelanjutan (Harmanto Edy Djatmiko, Desember 2010). Penilaian penerapan GCG pada perusahaan di Indonesia dilakukan melalui program Corporate Governance Perception Index (CGPI). Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan publik dan BUMN di Indonesia. Tahapan riset dan pemeringkatan CGPI terdiri dari empat tahapan yaitu self assessment, kelengkapan dokumen, penyusunan makalah dan observasi. Pada tahapan self assessment digunakan kuesioner sebagai alat ukur yang meliputi enam cakupan komponen penilaian yang mewakili prinsip-prinsip dasar GCG. Cakupan penilaian tersebut berupa komitmen terhadap tata kelola perusahaan, hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci, perlakuan yang setara tehadap seluruh pemegang saham, peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan, pengungkapan dan transparansi (berupa kinerja perusahaan, hal-hal lain, action-action yang menyangkut perusahaan) dan tanggung jawab dewan

3 komisaris dan dewan direksi. Hasil riset ini berupa skor dan indeks persepsi penerapan GCG pada perusahaan publik dan BUMN di Indonesia. Corporate Governance Perception Index (CGPI) merupakan salah satu informasi yang masuk di pasar modal. Informasi yang masuk ke bursa efek memiliki pengaruh terhadap segala aktivitas perdagangan di pasar modal. Hal ini terjadi karena diumumkannya CGPI akan memberikan pengaruh kepada investor untuk menganalisis lebih lanjut mengenai informasi yang masuk di pasar modal. Informasi dianggap memiliki value jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan investor yang tercermin lewat perubahan harga, baik diukur dengan abnormal return maupun volume perdagangan saham yang diukur dengan abnormal trading volume. Adanya perubahan abnormal return dan abnormal trading volume, diharapkan CGPI dapat memberikan reaksi pasar. Pengaruh pengumuman CGPI dimungkinkan dapat memberi reaksi positif oleh pasar sehingga memberikan kepercayaan kepada investor. Pentingnya suatu informasi dapat ditunjukkan melalui respon pasar di sekitar tanggal pengumuman tersebut. Adanya perubahan abnormal return dan pergerakan volume perdagangan di sekitar tanggal pengumuman membuktikan bahwa CGPI memiliki informasi yang dapat mempengaruhi perilaku harga saham. Pada perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan CGPI adalah perusahaan yang menerapkan corporate governance dengan baik, kemungkinan saham yang masuk CGPI akan direaksi oleh pasar. Adanya pemeringkatan CGPI, dapat

4 diduga bahwa perusahaan yang mendapat peringkat atas lebih baik dalam penerapan corporate governance-nya daripada perusahaan peringkat bawah sehingga memungkinkan adanya perbedaan reaksi pasar (Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa, 2006). Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam dengan hasil penelitiannya sebagai berikut: Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa (2006) menguji reaksi pasar terhadap pengumuman CGPI tahun 2001-2003 dengan membagi perusahaan kelompok sepuluh besar dan non sepuluh besar. Penelitian tersebut diperoleh bukti bahwa pengumuman CGPI pada kedua kelompok tersebut direaksi pasar dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman hasil yang sejalan ditunjukkan oleh penelitian I Gde Ary Wirajaya (2011) yang menguji CGPI tahun 2006-2008 berdasarkan peringkat baik dan cukup. Penelitian Lu lu Nafiati dan Idrus Mahidin (2013) juga menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar di seputar tanggal pengumuman CGPI dilihat dari abnormal return dan trading volume activity yang signifikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Dyan Kunthi Nalitami (2012) dan Melissa Aristya Tedjakusuma (2012) menyatakan tidak ada abnormal return yang signifikan, tetapi terdapat trading volume activity yang signifikan di seputar tanggal pengumuman CGPI. Pengelompokkan pengamatan dalam perusahaan yang tersurvei CGPI digolongkan menjadi beberapa kategori. Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa

5 (2006) mengelompokkan perusahaan berdasarkan perusahaan yang masuk sepuluh besar dan non sepuluh besar sedangkan Dyan Kunthi Nalitami (2012) mengelompokkan perusahaan berdasarkan predikat cukup terpercaya, terpercaya dan sangat terpercaya. Pengelompokkan pengamatan pada jenis peringkat CGPI ini untuk mengetahui apakah setiap predikat mempunyai kandungan informasi yang berbeda sehingga reaksi pasar dapat berbeda. Hal ini menarik minat penulis apakah pengumuman pemeringkatan CGPI selama tahun 2012-2015 dapat memberikan reaksi pasar yang dapat berpengaruh terhadap harga saham maupun volume perdagangan saham perusahaan yang mengikuti survei pemeringkatan CGPI di sekitar tanggal pengumuman. Selain itu, inkonsistensi penelitian terdahulu mendorong penulis untuk melakukan pada periode terkini. Disamping itu untuk mendeteksi perbedaan reaksi pasar dilakukan pengelompokkan berdasarkan peringkat CGPI yang berdasarkan corporate governance-nya lebih baik yaitu kelompok Sepuluh Besar dan kurang baik yaitu kelompok Non Sepuluh Besar. Penelitian ini mengelompokkan pengamatan pada jenis peringkat CGPI yang berbeda untuk mengetahui apakah setiap kelompok mempunyai kandungan informasi yang berbeda sehingga reaksi pasar dapat berbeda pula. Ada tidaknya reaksi pasar ini ditunjukkan dengan ada tidaknya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Abnormal return dapat dikatakan signifikan adalah abnormal return positif, yang berarti good news dan

6 negatif berarti bad news. Diharapkan adanya perbedaan signifikan abnormal return lebih besar dapat terjadi pada perusahaan kelompok Sepuluh Besar dari pada perusahaan kelompok Non Sepuluh Besar. Karena perusahaan kelompok Sepuluh Besar dimungkinkan akan mendapatkan reaksi yang lebih dibandingkan perusahaan kelompok Non Sepuluh Besar, sehingga abnormal return yang diraih lebih besar. Reaksi pasar juga ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan yang diukur dengan abnormal trading volume. Diharapkan adanya abnormal trading volume signifikan di sekitar pengumuman CGPI pada perusahaan kelompok Sepuluh Besar dan perusahaan kelompok Non Sepuluh Besar. Sehingga apakah memunculkan perbedaan signifikan di antara kedua kelompok perusahaan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar? 2. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar?

7 3. Apakah terdapat volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar? 4. Apakah terdapat volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar? 5. Apakah terdapat abnormal return yang lebih besar di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar dari pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar? 6. Apakah terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan di sekitar tanggal pengumuman CGPI antara perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar dan non sepuluh besar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Menguji apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar

8 2. Menguji apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar 3. Menguji apakah terdapat volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar 4. Menguji apakah terdapat volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar 5. Menguji adanya abnormal return yang lebih besar di sekitar tanggal pengumuman CGPI pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar dari pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok non sepuluh besar 6. Menguji perbedaan signifikan volume perdagangan di sekitar tanggal pengumuman CGPI antara perusahaan yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar dan non sepuluh besar 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan dari penelitian ini akan memberikan berbagai manfaat baik secara empiris, teoritis, maupun kebijakan diantaranya sebagai berikut :

9 1. Bagi Peneliti a) Merupakan sarana belajar untuk menganalisis kondisi nyata, sehingga akan lebih meningkatkan pemahaman dari teori-teori perkuliahan yang terkait dengan corporate governance perception index. b) Dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan dibidang keuangan, khususnya mengenai corporate governance perception index. 2. Bagi perusahaan a) Bagi perusahaan sebagai pelaku implementasi good corporate governance dan pelaksana corporate governance perception index, penelitian ini dapat digunakan pertimbangan untuk praktik ke depannya. b) Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan baru terkait keputusan investasi terutama untuk lebih memilih perusahaan dengan predikat corporate governance yang sangat baik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a) Menambah perbendaharaan dari hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang terkait dengan corporate governance perception index.

10 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian ini disajikan dalam lima bab, dimana lima bab tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bab tersebut terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi pembahasan secara garis besar mengenai latar belakang yang melandasi pemikiran atas penelitian, apa saja masalah yang dapat dirumuskan, tujuan dari penelitian, manfaat yang ingin dicapai dan sistematika yang digunakan dalam penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai penelitian terdahulu yang sejenis yang pernah dilakukan secara teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti, kerangka pemikiran serta hipotesis dari penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini meliputi rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

11 BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALSISIS DATA Bab ini mengemukakan tentang gambaran subyek penelitian serta analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. BAB V : PENUTUP Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan, keterbatasan serta saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.