82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan hipertensi. merupakan suatu keadaan di mana tekanan yang tinggi di dalam arteri

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PERAWATAN HIPERTENSI OLEH KELUARGA SUKU ACEH DI GAMPONG ARAFAH KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

PENDAHULUAN Latar Belakang

WIJI LESTARI J

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga


.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Transkripsi:

GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Prevalensi penyakit hipertensi di Kabupaten Kulon Progo tergolong tinggi. Salah satu penyebab meningkatnya pasien hipertensi adalah perubahan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya hidup Wates, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian survey. Populasi sebagai subjek penelitian sebanyak 455 orang, dengan metode pengambilan sampel yaitu insidental sampling sebanyak 213 orang dan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner tertutup. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan rumus mean, setelah itu dikelompokkan dengan menggunakan rumus persentase. Gaya hidup Wates Kabupaten Kulon Progo sebagian besar masuk dalam kategori sehat yaitu sebanyak 178 orang (83,57%). Dengan uraian pola makan sebanyak 163 orang (76,53%) dalam kategori sehat, aktivitas fisik atau olahraga sebanyak 193 orang (90,61%) dalam kategori sehat, kebiasaan merokok sebanyak 151 orang (70,89%) dalam kategori tidak sehat karena masih ada yang merokok dan menghirup asap rokok, dan manajemen stress sebanyak 173 orang (81,22%) dalam kategori sehat. Gaya hidup pasien hipertensi di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo sebagian besar termasuk dalam kategori sehat. Kata kunci: Gaya hidup, Hipertensi PENDAHULUAN Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah didalam arteri diatas 140/90 mmhg dengan sedikitnya tiga kali pengukuran secara berurutan (Ganong 2010). Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi secara terus menerus dapat memicu terjadinya stroke, serangan jantung, dan gagal jantung (Rudianto, 2013). Penyakit hipertensi termasuk dalam kategori penyakit dengan Case Fatality Rate tertinggi setelah pneumonia yaitu 4,81% (Kemenkes, 2012). Menurut National Basic Health Survey (2013) prevalensi hipertensi di Indonesia paling tinggi pada usia lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7% (Depkes, 2010). Prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara mengalami peningkatan mencapai 9,5% (Depkes, 2013). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY terjadi peningkatan penyakit menjadi (32.971 kasus) pada tahun 2014 dan masuk dalam urutan ketiga dari distribusi 10 besar penyakit. Prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara pada tahun 2013, Kabupaten Kulon Progo menduduki urutan pertama yaitu rata-rata mencapai 17,4%. Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 sebanyak 48.929 pasien hipertensi dan masuk dalam urutan kedua dari distribusi 10 besar penyakit. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Wates didapatkan data bahwa dari 10 besar penyakit, hipertensi menduduki posisi pertama. Pada tahun 2015 terdapat 4.472 pasien hipertensi. Penyebab masih tingginya jumlah pasien hipertensi kemungkinan dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, dengan berbagai faktor risiko antara lain gemuk atau obesitas, suka merokok, diet yang tidak sehat, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, stres, makan garam yang berlebihan, kurang aktivitas fisik serta memiliki gaya hidup yang tidak sehat (Roesma, 2008). Terdapat 93,5% masyarakat kurang dalam mengkonsumsi sayur dan buah, perilaku konsumsi makanan berisiko paling banyak adalah 82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

konsumsi bumbu penyedap (77,3%), diikuti konsumsi makanan berlemak (40,7%) (Depkes, 2013). Mengendalikan dan mencegah hipertensi, harus melakukan gaya hidup sehat. Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan adalah mengatur pola makan, olahraga, dan menghindari konsumsi kopi dan rokok, serta menejemen stress (Yulianti, Sufrida, dan Maloedyn, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian survey yang menggambarkan tentang gaya hidup Wates, Kabupaten Kulon Progo. Populasi sebagai subjek penelitian sebanyak 455 orang, dengan metode pengambilan sampel yaitu insidental sampling sebanyak 213 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup berisi pernyataan tentang 4 gaya hidup pasien hipertensi antara lain pola makan, aktivitas fisik/ olahraga, kebiasaan merokok, dan manajemen stress yang diukur menggunakan Skala Likert. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan rumus mean yang dikategorikan menjadi dua yaitu sehat apabila x mean dan tidak sehat apabila x < mean. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian pada 4 macam gaya hidup pasien hipertensi, didapatkan hasil bahwa gaya hidup pasien hipertensi di Puskesmas Wates dalam kategori gaya hidup sehat. Pembahasan mengenai macam-macam gaya hidup pada pasien hipertensi ditampilkan pada Tabel 1. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 213 pasien hipertensi yang menjadi responden, sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 151 orang (70,89%), berusia 60-69 tahun sebanyak 85 orang (39,90%), tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 83 orang (38,97%), beragama islam sebanyak 201 orang (94,37%), dan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu ada 91 orang (42,72%). Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates Karakteristik Frekuensi Persen Jenis kelamin Laki laki Perempuan 62 151 29,11 70,89 Umur 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun 70-79 tahun 4 24 65 85 23 1,88 11,28 30,51 39,90 10,80 80-89 ahun 11 5,16 90-99 tahun 1 0,47 Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Diploma Sarjana 12 83 39 58 12 9 5,63 38,97 18,31 27,23 5,63 4,23 Pekerjaan Tidak Bekerja Petani/buruh Wiraswasta PNS Pensiunan Pedagang 91 38 40 5 31 8 42,72 17,84 18,78 2,35 14,55 3,76 Agama Islam Katholik Kristen 201 2 10 94,37 0,94 4,69 Lamanya menderita HT 1 tahun > 1 tahun 59 154 27,70 72,30 Infomarsi tentang Hipertensi Keluarga Media 2 1 210 0,94 0,47 98,59 massa/elektronik Pelayanan Kesehatan Riwayat Keturunan Ada Tidak ada 91 122 42,72 57,28 Klasifikasi Hipertensi Prehipertensi (120-139/80-89) Hipertensi Stage I (140-159/90-99) Hipertensi Stage II ( 160/100) 106 84 23 49,76 39,44 10,80 83 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

Penyakit hipertensi yang diderita oleh responden sebagian besar bukan karena riwayat keturunan yaitu 122 orang (57,28%). Informasi mengenai hipertensi yang pasien dapatkan sebagian besar dari pelayanan kesehatan sebanyak 210 orang (98,59%), telah menderita hipertensi selama > 1 tahun, yaitu 154 orang (31,93%), hasil prngukuran tekanan darah responden paling banyak pada kategori prehipertensi 120-139/80-89 sebanyak 106 orang (49,76 %). Tabel 2. Distribusi Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo *) n=213 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa kebiasaan aktivitas fisik atau olahraga pasien hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori gaya hidup sehat, yaitu sebesar 90,61% dan sebagian kecil dalam kategori tidak sehat, yaitu sebesar 9,39% Tabel 5. Distribusi Kebiasaan Merokokpada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates Tidak 62 151 29,11 70,89 Tidak 178 35 83,57 16,43 Dari tabel 2 mengenai distribusi frekuensi gaya hidup secara keseluruhan Wates Kabupaten Kulon Progo, didapatkan hasil bahwa gaya hidup pasien hipertensi termasuk dalam kategori gaya hidup yang sehat, yaitu sebesar 83,57%. Tabel 3. Distribusi Pola Makan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates, 163 76,53 Tidak 50 23,47 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa pola makan pasien hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori gaya hidup yang sehat, yaitu sebesar 76,53% dan sebagian kecil dalam kategori tidak sehat, yaitu sebesar 23,47%. Tabel 4. Distribusi Kebiasaan Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo *) n=213 Tidak 193 20 90,61 9,39 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa kebiasaan merokok pada pasien hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori gaya hidup tidak sehat yaitu sebesar 70,89% dan sebagian kecil termasuk kategori sehat, yaitu 29,11%. Tabel 6. Distribusi Frekuesi Manajemen Stres pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wates 173 81,22 Tidak 40 18,78 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa manajemen stres pasien hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori gaya hidup sehat, yaitu sebesar 81,22% dan sebagian kecil dalam kategori tidak sehat, yaitu sebesar 18,78%. PEMBAHASAN dalam menjaga pola makan sebagian besar tergolong pada pola makan sehat. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan mengonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur, tidak mengonsumsi garam berlebih, sebagian besar pasien tidak pernah makan daging maupun jeroan, namun terkadang masih makan gorengan, memasak tidak menggunakan penyedap rasa, tidak minum-minuman beralkohol, dan sebagian besar responden tidak pernah minum kopi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hasil tekanan darah responden dalam 84 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

klasifikasi prehipertensi yang berarti sebagian besar tekanan darah pasien hipertensi sudah terkontrol. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa pengaturan diet sangat penting pada pasien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi (Sutomo, 2009). Selain itu pola makan yang sehat di dukung oleh peran Puskesmas dalam pemberian pelayanan kesehatan pada saat pelayanan umum ataupun pelayanan khusus yaitu dalam kegiatan PROLANIS hipertensi. Pada kegiatan PROLANIS tersebut pasien hipertensi telah mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi salah satunya adalah mengenai apa yang diperbolehkan untuk dikonsumsi dan pantangan bagi pasien hipertensi, sehingga pasien hipertensi dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. dalam kebiasaan aktivitas fisik atau olahraga sebagian besar tergolong pada kebiasaan olahraga yang sehat. Kondisi ini dipengaruhi oleh sebagian besar pasien hipertensi berjenis kelamin perempuan dan tidak bekerja, sehingga kegiatan rutin yang dilakukan adalah aktivitas fisik pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, dan mengepel, namun tidak hanya perempuan untuk pasien hipertensi berjenis kelamin laki-laki juga melakukan aktivitas fisik pekerjaan rumah seperti menyapu halaman rumah dan memotong rumput. Selain melakukan aktivitas pekerjaan rumah, kebiasaan berolahraga juga dilakukan oleh sebagian besar pasien hipertensi misalnya jalan pagi, berlari-lari disekitar rumah, ataupun bersepeda. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dalam suatu penelitian, bahwa olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah (Hanafi, 2016). Pada teori juga menjelaskan bahwa melakukan kegiatan aktivitas fisik yang teratur dapat mencegah hipertensi. Aktivitas fisik yang ideal adalah aktivitas yang dapat meningkatkan ketahanan jantung respirasi, disamping juga melatih ketahanan dan kekuatan otot (Bustan, 2007) Aktivitas fisik lain yang dilakukan oleh pasien hipertensi adalah kegiatan olahraga senam. Pasien hipertensi juga mengikuti kegiatan senam rutin di Puskesmas setiap satu minggu sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan senam di Puskesmas Wates sangat bermanfaat dalam menunjang tingkat kesehatan pasien hipertensi sehingga dapat selalu bergaya hidup yang sehat dan mampu terkontrol tekanan darahnya. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa gaya hidup pada pasien hipertensi dalam kebiasaan merokok tergolong pada gaya hidup yang tidak sehat karena sebagian kecil responden masih ada yang merokok. Selain itu sebagian besar responden masih sering terpapar asap rokok yang lebih dominan responden berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut terjadi karena di lingkungan keluarga, tempat tinggal, tempat umum, dan tempat kerja masih ada yang merokok. Berdasar hasil penelitian, bahwa antara kebiasaan merokok dengan tekanan darah terdapat hubungan yang bermakna (Romauli, 2014). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila semakin banyak menghisap rokok ataupun asap rokok maka akan mengganggu kerja paruparu yang normal, sehingga peluang untuk terjadi penyakit hipertensi semakin besar. Selain dapat meningkatkan tekanan darah, merokok juga meningkatkan denyut jantung Karyadi (2002). dalam manajemen stress tergolong sehat. Kondisi ini dibuktikan dengan sebagian besar pasien hipertensi mampu mengontrol pola tidur dalam sehari. Selain itu apabila ada masalah sebagian besar pasien tidak menyimpan masalahnya sendiri tetapi diceritakan pada orang terdekat dan ada juga mengalihkan dengan kegiatan lain seperti menonton tv, mendengarkan radio, dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa dalam manajemen stress dapat dipengaruhi oleh mekanisme koping setiap individu. Salah satunya adalah mekanisme koping adaptif yaitu mekanisme yang berfokus pada masalah meliputi usaha untuk memperbaiki situasi tertentu dengan membuat perubahan (Stuart dan Sundeen, 2007). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gaya Hidup pada pasien Hipertensi di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas pasien hipertensi mempunyai gaya hidup sehat. 85 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

1. Gaya hidup tentang pola makan pada pasien hipertensi dalam kategori sehat. 2. Gaya hidup tentang kebiasaan aktivitas fisik atau olahraga pada pasien hipertensi dalam kategori sehat. 3. Gaya hidup tentang kebiasaan merokok pada pasien hipertensi dalam kategori tidak sehat (merokok dan terpapar asap rokok). 4. Gaya hidup tentang manajemen stress pada pasien hipertensi dalam kategori sehat. DAFTAR PUSTAKA Bustan, M.N. (2007.) Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Cetakan 2. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI Ganong, W. F. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta: EGC Kemenkes RI. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI Hanafi. (2016). Gambaran Gaya Hidup Penderita Hipertensi di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Skripsi. UNDIP Karyadi, E. (2002). Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, dan Jantung Koroner. Jakarta: Intisari Mediatama Roesma, J. (2008). Masa Depan Hipertensi dan PGK: Adakah Harapan. Dalam: Lubis, H.R., et al (eds). 2008. Hipertensi dan Ginjal. Medan: USU Press,133-139 Romauli. (2014). Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2014. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Rudianto, Budi F. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta: Sakkhasukma Stuart dan Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4. Jakarta: EGC Sutomo, B. (2009). Menu Penakluk Hipertensi. Jakarta: De Media Pustaka Yulianti, Sufrida dan Maloedyn S. (2006). 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta: AgroMedia Pustaka 86 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf