BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

SADAR MOEHAR DANIL MISRAN DARMAWI

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

LAPORAN AKHIR TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Abstrak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

BULETIN IKATAN VOL. 3 NO. 1 11

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Keragaan Varietas Unggul Baru Inpari dan Inpara di Kabupaten Kutai Kartanegara

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

1 SET A. INDIVIDU PETANI

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KERAGAAN PRODUKSI PADI MELALUI DEMPLOT VARIETAS UNGGUL BARU DAN IMPLEMENTASI KOMPONEN PTT DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

Potensi Penerapan dan Pengembangan PTT dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

TEKNOLOGI SALIBU.

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI VARIETAS UNGGUL BARU MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Pedoman Umum. PTT Jagung

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ISBN

LAPORAN TAHUN 2011 PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADI DI KABUPATEN TANA TORAJA. Ir. Daniel Pasambe, dkk I. PENDAHULUAN

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

Dicetak : 19-Sep-2013

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BULUKUMBA. Andi Darmawidah, dkk

PROSPEK PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN PADI 400 DI PROVINSI SUMATRA BARAT THE PROSPECT OF IMPROVING RICE CROPPING INDEX 400 IN WEST SUMATRA PROVINCE

Dihasilkan : 23-Feb

Dihasilkan : 23-Feb-2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program P2BN menargetkan peningkatan produksi padi sebesar 5% per tahun pada tahun 2008-2009 (Purwanto, 2008), sedangkan pada tahun 2014 ditergetkan surplus beras 10 juta ton. Untuk mencapai target tersebut perlu diimplementasikan beberapa strategi, ada tiga strategi utama, yaitu: (1) perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, (2) peningkatan produktivitas dengan menerapkan budidaya padi sawah sesuai konsep PTT padi sawah, antara lain penggunaan; varietas unggul baru (VUB), benih bermutu, bibit umur muda, pengaturan sistem tanam, pengelolaan lahan dan air yang tepat, pemupukan lengkap yang rasional, pengendalian organisme pengganggu tanamam (OPT) sesuai konsep pengendalian hama/penyakit terpadu (PHT), dan (3) perluasan areal panen melalui peningkatan indeks pertanaman (IP). Dalam upaya mencapai sasaran P2BN beberapa strategi yang perlu dilakukan adalah: (1) peningkatan produktivitas, antara lain melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Badan Litbang, 2009). Komponen teknologi tersebut, seperti perbaikan mutu benih dan penggunaan varietas unggul baru (VUB), pemupukan berimbang dan rasional, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pengelolaan air serta penggunaan pupuk organik, (2) Perluasan areal tanam, antara lain dicapai melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), pemanfaatan lahan-lahan suboptimal, pencetakan sawah baru, penyediaan air melalui rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan jaringan irigasi tingkat usahatani, maupun jaringan irigasi desa (Purwanto, 2008). Salah satu strategi yang diterapkan dalam upaya mendukung peningkatan produksi padi sawah, kacang tanah dan jagung melalui penerapan inovasi teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas, diantaranya varietas unggul yang telah banyak dimanfaatkan oleh petani. Sejalan dengan perkembangan IPTEK, Badan Litbang juga telah megembangkan suatu pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produktivitas dan efisien dalam pemanfaatan input produksi. 1

Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) yang merupakan pendekatan dalam budidaya tanaman padi sawah adalah salah satu bentuk implementasi dari revolusi hijau lestari. Berbeda dengan revolusi hijau generasi pertama yang lebih mengutamakan peningkatan produksi pada lahan sawah irigasi, revolusi hijau lestari mencakup semua agroekosistem padi, yaitu lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan kering, lahan pasang surut dan lahan rawa lebak. PTT padi sawah merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi masukan (input) produksi dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam yang bijak dengan melalui keterpaduan (integrasi) berbagai komponen teknologi yang saling menunjang (sinergis) dengan sumberdaya setempat (spesifik lokasi), dan partisipasi petani sejak awal pelaksanaan kegiatan (partisipatif). Melalui PTT diharapkan kebutuhan beras nasional dapat dipenuhi, pendapatan petani padi dapat ditingkatkan, dan usaha pertanian padi sawah dapat menjadi usahatani berkelanjutan. 1.2. Dasar Pertimbangan Dalam upaya peningkatan produksi padi sawah program PTT telah menjadi program nasional sejak tahun 2003, dan dijadikan sebagai landmark pangan nasional oleh Kementrian Riset dan Teknologi dan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Untuk mendukung pengembangan Program PTT secara nasional, Departemen Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. SL-PTT adalah sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan. Tujuan utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya. Melalui SL-PTT diharapkan terjadi percepatan penyebaran teknologi PTT dari peneliti ke petani peserta dan kemudian berlangsung difusi secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani di sekitarnya. Seiring dengan perjalanan waktu dan tahapan SL-PTT, petani diharapkan merasa memiliki PTT padi sawah yang dikembangkan (Deptan, 2008a). Kegiatan SL-PTT padi sawah telah dimulai sejak tahun 2008 di seluruh Indonesia, untuk mempercepat pelaksanaan dan pengembangan SL-PTT padi sawah tersebut, perlu dilakukan percepatan diseminasi inovasi teknologi dalam mendukung program SL-PTT padi sawah tersebut. PTT diterapkan dengan prinsip utama antara lain: 1) Partisipatif, petani berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi; 2) Spesifik lokasi, memperhatikan keseuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya, dan 2

ekeonomi stempat; 3) Terpadu, sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu; 4) Sinergis atau Serasi, pemenfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung; dan 5) Dinamis, penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial ekonomi setempat (Badan Litbang, 2009). Anjuran teknologi produksi padi yang dilaksanakan dalam program PTT adalah: 1) Penggunaan varietas padi unggul (VUB) atau berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi; 2) Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi; 3) Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi; 4) Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah (soil amandement); 5) Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat melalui: a) Pengaturan tanam, sistem legowo, tegel maupun sistem tebar benih langsung, dengan tetap mempertahankan populasi minimum, b) Penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat dan serempak yang diperoleh melalui pemisahan benih padi bernas (berisi penuh); c) Penanaman bibit umur muda (<21 hari setelah semai) dengan jumlah bibit terbatas antara 1-3 bibit per lubang; d) Pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, dan e) Pengendalian gulma; 6) Pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan PHT, dan 7) Penggunaan alat perontok gabah mekanis atau mesin perontok (Abdullah dkk, 2008). Hasil pengujian demplot adaptasi beberapa VUB padi sawah pada Tahun 2011 di beberapa kelompok tani pada beberapa kecamatan di Kabupaten Agam menunjukkan hasil dicapai cukup tinggi untuk VUB Inpari 12 dengan rataan hasil 7,54 t/ha, Silugonggo dengan rataan 6,52 t/ha. Hasil analisis tanah pada beberapa hamparan kelompok tani pada lima kecamatan menunjukkan bahwa untuk unsur hara P dan K dengan kandungan hara Rendah sd Tinggi. 1.3. Tujuan Kegiatan Pengkajian bertujuan untuk: Mempercepat diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui identifikasi biofisk dan sosial ekonomi lokasi kajian melalui PRA, demplot uji adaptasi varietas unggul baru (VUB) padi sawah, kegiatan pelatihan untuk PPL dan POPT serta narasumber untuk PL2 dan PL3 serta SL untuk anggota kelompok tani, pendistribusian media cetak dan temu lapang dalam mendukung program SL-PTT padi sawah sehingga dapat meningkatkan produksi. 3

1.4. Keluaran (OUTPUT) Yang Diharapkan Terlaksananya percepatan diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui identifikasi biofisik dan sosial ekonomi lokasi kajian melalui PRA/KKP, demplot uji adaptasi varietas unggul baru (VUB) padi sawah, melaksanakan kegiatan pelatihan untuk PPL dan POPT serta narasumber untuk PL2 dan PL3 serta SL untuk anggota kelompok tani, pendistribusian media cetak dan temu lapang dalam mendukung program SL-PTT padi sawah sehingga dapat meningkatkan produksi padi sawah minimal 15%. 1.5. Hasil (OUTCOMES) Yang Diharapkan Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah diharapkan memberikan hasil terhadap VUB padi sawah yang diuji adaptasinya sehingga dengan penanaman VUB padi sawah tersebut dapat meningkatkan produktivitas, disamping itu diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan PPL/POPT dalam penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah, baik melalui pelatihan ataupun dari distribusi media cetak. 1.6. Manfaat (BENEFIT) Yang Diharapkan Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dapat memberikan manfaat bagi petani dalam menambah pilihan akan VUB padi sawah yang akan ditanam dalam upaya peningkatan produksi padi sawah. 1.7. Dampak (IMPACT) Yang Diharapkan Kegiatan pendampingan SLPTT akan memberikan dampak dalam peningkatan produksi padi sawah. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA PTT Padi Sawah Pengembangkan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) ternyata mampu meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi (Deptan, 2008) melalui keterpaduan (integrasi) berbagai komponen teknologi yang saling menunjang (sinergis) dengan sumberdaya setempat (spesifik lokasi), dan partisipasi petani sejak awal pelaksanaan kegiatan (partisipatif). Penerapan PTT padi sawah di Sumatera Barat yang dimulai pada tahun 2001 di Kabupaten Padang Pariaman, Agam dan Tanah Datar, dapat meningkatkan produktivitas padi sebesar 12,3-21,0%. Kemudian pada tahun 2004-2006, PTT diterapkan dengan menggunakan varietas Batang Piaman di Kabupaten Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Sijunjung, Kota Padang, Solok. Pada penerapan PTT tersebut terjadi peningkatan produksi 15,5-56,6% serta keuntungan bagi petani sebesar 16,4-85,6% (Abdullah dkk, 2008). Adapun teknologi produksi yang dianjurkan pada Model PTT padi sawah adalah: (1) Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat; (2) Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi); (3) Bibit muda (umur <21 hari setelah semai); (4) Jumlah bibit 1-3 batang per lubang dan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau legowo 4:1; (5) Pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD); (6) Pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah, yang ditentukan dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau petak omisi, serta pemecahan masalah kesuburan tanah apabila terjadi di lokasi; (7) Bahan organik (kompos jerami 5 t/ha, atau pupuk kandang 2 t/ha); (8) Pengairan berselang (intermittent irrigation); (9) Pengendalian gulma secara terpadu; (10) Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT); dan (11) Panen beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok (Abdullah dkk, 2008). Penerapan PTT diawali dengan pemahaman terhadap masalah dan peluang (PMP) pengembangan sumberdaya dan kondisi lingkungan dengan tujuan: (1) Mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala, dan peluang usahatani; (2) Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi; dan (3) 5

Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah setempat (Hasan dkk, 2009). Varietas Unggul Baru (VUB) Saat ini telah banyak varietas unggul baru (VUB) padi sawah yang dihasikan oleh Badan Litbang Deptan, khusus untuk masyarakat Sumbar yang suka dengan rasa nasi pera (kandungan amilosa >25%) dan memberikan produksi cukup tinggi adalah: Logawa, Inpari 12, IR-66, dan Tukad Unda yang perlu didiseminasikan kepada petani Sumatera Barat. Selain memberikan hasil yang cukup tinggi, VUB juga mempunyai umur yang lebih pendek. Logawa baik untuk lahan sawah dataran rendah sampai 500 m dpl dengan umur 110-120 hari (15-25 hari lebih genjah dari IR-42), potensi hasil 7,5 t/ha dan tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2, serta tahan terhadap penyakit hawar daun strain III. IR-66 termasuk varietas yang berumur cukup genjah, yaitu 110-120 hari tetapi mempunyai potensi hasil yang lebih rendah dibanding Logawa, yaitu 5,5, t/ha, tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1,2,dan 3, tahan wereng hijau, dan agak tahan wereng punggung putih, serta tahan hawar daun, tungro dan agak tahan blas. Tukad Unda mempunyai umur yang lebih pendek yaitu 105-115 hari, potensi hasil 7,0 t/ha, agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3, tahan terhadap penyakit blas, serta agak tahan hawar daun bakteri strain VIII. Tukad Unda dan IR-66 merupakan varetas pilihan bagi daerah endemik tungro karena kedua varietas tersebut tahan terhadap penyakit tungro yang akhir-akhir ini banyak menyerang pertanaman padi sawah di Sumatera Barat. Inpari 12 merupakan VUB yang paling baru dilepas yaitu pada tahun 2009, sesuai selera masyarakat Sumbar dengan kadar amilosa 26,4 %, umur 103 hari, potensi hasil lebih tinggi yaitu 8,0 t/ha, agak tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, tahan penyakit blas ras 033, agak tahan terhadap ras 133 dan 073. Deskripsi varietas-varietas yang telah dilepas Kementerian Pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. 6

Tabel 1. Deskripsi beberapa varietas unggul baru dan varietas unggul lokal padi sawah Varietas Silugonggo Batang Piaman Batang Lembang Logawa Tukad Unda IR-66 Sarinah Maro Rokan Hipa 4 Inpari 12 Inpari 21-Batipuah Dodokan Ciherang Cisokan IR-42 Anak Daro Kuriak Kusuik Junjuang Sagamgam Panuah Sumber: Suprihatno, dkk. 2010 Potensi hasil (t/ha) 5,5 7,6 7,8 7,5 7,0 5,5 8,0 9,5 9,0 10,0 8,0 8,20 7,0 8,5 6,0 7,0 6,4 6,5 6,0 7,8 Umur tanaman (hari) 85-90 105-117 93-115 110-120 105-115 110-120 107-116 114-120 108-115 114-116 103-112 ±120 100-105 116-125 90-100 135-145 135-145 ±155 ±125 ±141 Bobot 1000 butir (g) 25,0 27,0 29,0 27,0 24,0 25,0 25,5 27,0 26,0 24,5 25,1 25,3 23,3 28,0 22,0 23,0 22,4 24,9 24,8 24,9 Tekstur nasi (Kadar amilosa) Pera (26,9%) Pera (28,0%) Pera (27,0%) Pera (26,0%) Pera (25,0%) Pera (25%) Pulen (23,3%) Pulen (23,1%) Sedang (23,5%) Pera (24,7%) Pera (26,4%) Pera (26,0%) Pulen (20,7%) Agak Pulen (23,0%) Pera (26,0%) Pera (27%) Pera (27,0%) Pera (27,0%) Pera (24,8%) Pera (26,5%) 7

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dilaksanakan di Kabupaten Agam dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2012. 3.2. Prosedur Penelitian Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dilaksanakan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Koordinasi dan sosialiasi inovasi teknologi PTT dan SL-PTT padi sawah Kegiatan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah dilaksanakan dengan Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Agam. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi meliputi penyampaian rencana kegiatan pendampingan SL-PTT pada Dinas terkait yang meliputui aspek: kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Sumbar, Kalender tanam padi sawah, serta inovasi teknologi lainnya yang mendukung kegiatan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam. b. Identifikasi Biofisik Lokasi Pendampingan SL-PTT Padi Sawah Lokasi kegiatan pendampingan SL-PTT model melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan Indek Pertanaman (IP) dan kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah melalui displai VUB padi sawah dilakukan terlebih dahulu identifikasi biofisik lokasi dengan metode PRA/KKP. Data yang dikumpulkan meliputi biofisik, sosial ekonomi, inovasi teknologi padi sawah yang dilakukan seperti: varietas yang dipakai, pemupukan, jenis OPT dan pengendaliannya, sistem tanam dan inovasi teknologi PTT padi sawah lainnya serta dilakukan identifikasi untuk jenis traktor yang digunakan untuk lokasi pelaksana SLPTT model. c. Demplot Uji Adaptasi VUB Padi Sawah Demplot Uji Adaptasi VUB padi sawah dilakukan dengan menguji 1-3 varietas unggul padi sawah dan satu varietas unggul lokal padi sawah sebagai pembanding yang telah digunakan petani secara luas di lokasi pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Agam. VUB yang digunakan seperti: Inpari-12, Inpari 21, dan Inpara-3, Caredek 8

Merah dan Sagamgam Panuah. Sedangkan varietas unggul lokal yang banyak berkembang di Kabupaten Agam seperti: PB 42, Cisokan dan Kuriek Kusuik. Demplot displai/uji adaptasi VUB dilaksanakan berdampingan dengan lokasi SL-PTT di luar Labor Lapang (LL) dengan ukuran plot 0,50-1,00 ha dengan menggabungkan beberapa lokasi SLPTT dari beberapa kelompok tani. Inovasi teknologi yang digunakan adalah PTT padi sawah dengan pilihan teknologi dasar seperti: benih bermutu, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah, pengaturan populasi tanam secara optimum (sistem tanam legowo 4:1 atau 6:1), pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara dengan penggunaan PUTS dan BWD, pengendalian OPT dengan pendekatan PHT. Teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi setempat seperti: pengolahan tanah sesuai musim, penggunaan bibit muda (<21 hari), tanam benih 1-3 batang per rumpun, pengairan secara efektif dan efisien, dan panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Pelaksanaan di lapangan demplot VUB dilaksanakan oleh peneliti, penyuluh bekerja sama dengan PPL/THL/POPT dan petugas pertanian lainnya. Secara umum pupuk yang digunakan dengan takaran 300 kg NPK Phonska + 100 kg Urea/ha dan bahan organik 1 ton/ha. Mendukung pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang juga dilaksanakan kajian tentang Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) padi sawah untuk menentukan penggunaan hara spesifik lokasi. Data yang dikumpulkan meliputi komponen hasil setiap VUB yang digunakan, serangan H/P, produksi, serta umur VUB yang di displaikan. d. Pelatihan Kegiatan diseminasi lainnya adalah peneliti dan penyuluh BPTP Sumbar sebagai narasumber inovasi teknologi PTT padi sawah untuk PPL/THL dan POPT, dengan menyampaikan inovasi teknologi PTT padi sawah sepeerti: peggunaan hara spesifik lokasi (PHSL), penangkaran benih padi sawah, jenis OPT utama padi sawah dan cara pengendaliannya. Disamping itu juga dilalukan pelatihan untuk PL-2, PL-3 dan SL yang dilaksanakan oleh kelompok tani pelaksana SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang. Kegiatan pelatihan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian/Bapeluh dan BPP/BPK setempat. 9

e. Kegiatan Perbanyakan dan Distribusi Media Cetak Dalam pelaksanaan pendampingan program SL-PTT di Kabupaten Agam dan Kota Padang juga dilakukan pendistribusian media cetak dan media terekam berupa inovasi teknologi PTT, brosur dan leaflet yang berhubungan dengan inovasi teknologi PTT padi sawah seperti: PHSL, pengendalian OPT dan inovasi teknologi lainnya kepada PPL dan anggota kelompok tani. f. Temu Lapang Inovasi Teknologi Padi Sawah Dalam mendukung pelaksanaan pendampingan program SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang juga dilakukan temu lapang baik pada saat tanam ataupun panen padi sawah untuk kegiatan GT VUB/demplot displai introduksi/uji adaptasi VUB bekerjasama dengan Dinas/Bapeluh/Kelompok Tani. Kegiatan temu lapang jika memungkinkan akan dilakukan oleh Bapak Kepala Badan Litbang Kementan atau Bapak Menteri Pertanian. Kegiatan temu lapang dihadiri oleh peneliti, penyuluh, penyuluh lapang dan anggota kelompok tani sekitarnya. 10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Koordinasi dan Sosialisasi dengan Pemda Kabupaten Agam dan Kota Padang Kegiatan koordinasi dan sosialisasi di tingkat Pemda dan BPTP dilakukan dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam serta dengan Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang telah dilaksanakan dengan menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang. Tabel 2. Perkembangan Koordinasi dan sosialisasi Pendampingan Program SLPTT di Kabupaten Agam Dan Kota Padang, Desember 2012. No. Bentuk Kegiatan (Koordinasi dan Sosialisasi) 1. Pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi pendampingan SL- PTT padi sawah di Kabupaten Agam 2. Pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi pendampingan SL- PTT padi sawah di Kota Padang Pihak Yang Terlibat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Dinas Pertanian Hortikultura dan Peternakan Kab. Agam dan BP3KP Kecamatan, PPL, PHP dan Ketua Kelompok tani. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dan BPP dan UPT Kecamatan, PPL, PHP dan Ketua Kelompok tani. Waktu Pelaksanaan Maret 2012 September 2012 Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kab. Agam Pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kab. Agam 11

Gambar 1. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang 2. Identifikasi Biofisik Lokasi Pendampingan SL-PTT Padi Sawah Dalam mendukung kegiatan SLPTT model padi sawah telah dilakukan PRA/KKP di Kabupaten Agam dan Kota Padang pelaksana SLPTT model, hasil laporan PRA/KKP lokasi pendampingan SLPTT padi sawah model dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Hasil PRA/KKP lokasi pendampingan dan pelaksanaan SLPTT model di Kabupaten Agam dan Kota Padang, Desember 2012. No. Kabupaten/Kota/ Kecamatan 1. Kabupaten Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Eksisting Inovasi Teknologi Padi Sawah Varietas ditanam Sokan Gadang dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 25 hss dengan jumlah benih 7 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50-100 kg/ha, jerami dibakar, hasil 2,70 Rekomendasi Inovasi Teknologi Padi Sawah Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 12

Kecamatan Lubuk Basung Kecamatan Ampek Nagari Kecamatan Palembayan Kecamatan Baso t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, walang sangit, kepinding tanah, dan penggerek batang, serta penyakit blas dan tungro. Varietas ditanam Cisokan, Batang Piaman, PB 42, IR 64, dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 15-30 hss dengan jumlah benih 2-7 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50-100 kg/ha, jerami dibakar, hasil 2,20-4,20 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, tikus, walang sangit, dan penggerek batang, serta penyakit blas. Varietas ditanam Batang Piaman, dan PB 42 sebagian berlabel, Pulau Intan, Benang Serumpun dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 13-25 hss dengan jumlah benih 3-7 btg/rumpun, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 50-100, KCl 50 dan Phonska 50 kg/ ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian dikomposkan, hasil 4,80 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, walang sangit, kepinding tanah dan penggerek batang, serta penyakit blas. Varietas ditanam Cisokan dan PB 42 tidak berlabel, umur benih 15 hss dengan jumlah benih 1-3 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50 kg/ ha dan SP-36 50-100 kg/ha, sebagian jerami dikompos, hasil 4,00-5,00 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat dan penyakit tungro. Varietas ditanam Cisokan tidak berlabel, umur benih 15-20 hss dengan jumlah benih 3-5 btg/rumpun, pemupukan Urea 100-200 kg/ha, Phonska 25-30 kg/ha, sebagain jerami dibakar dan sebagian dikompos, hasil 6,00-7,00 t/ha, hama penyakit menyerang al: keong mas dan penyakit blas, sebagian besar bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1 dan tegel, PHT. Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 10-15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1, dan tegel, PHT. Beberapa kelompok ingin jadi penangkar VUB Inpari 21- Batipuah Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 13-15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1 dan tegel, PHT. Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 15 hss, pemupukan 50 kg Urea+175 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1 dan tegel, PHT. Varietas ditanam Cisokan berlabel, umur benih 10-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1, PHT, butuh hand traktor 13

Kecamatan Tilatang Kamang Kecamatan Kamang Magek 2. Kota Padang Kecamatan Kuranji Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kecamatan Pauh kelompok belum mempunyai hand traktor. Varietas ditanam Kuriek Kusuik tidak berlabel, umur benih 20-25 hss dengan jumlah benih 1-5 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 200 kg/ha, jerami sebagian dikompos, hasil 4,30-6,10 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, serta penyakit blas. Varietas ditanam Kuriek Kusuik tidak berlabel, umur benih 15-30 hss dengan jumlah benih 3-8 btg/rumpun, pemupukan Urea 200 kg/ha, Phonska 75-100 kg/ha, dan SP-36 50 kg/ha, jerami sebagian dikompos dan dibakar, hasil 3,70-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: tikus, walang sangit, kepinding tanah dan penyakit blas. Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 12-20 hss, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, pupuk kandang 500-1000 kg/ha, jerami dibakar, hasil 3,50-4,20 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, walang sangit, tikus, kepinding tanah dan penyakit blas. Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 20 hss, pemupukan Urea 35-100 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, jerami sebagian besar ditebar disawah, hasil 3,30-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang dan penyakit tungro. Varietas ditanam Cisokan dan PB-42 tidak berlabel, umur benih 15-25 hss, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 50-100 kg, Phonska 100-150 kg/ha, pupuk organic 100 kg/ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-5,10 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, kepinding tanah, walang sangit, keong mas dan penyakit blas. Yanmar 6,5 PK dan threser. Varietas ditanam Kuriek Kusuik berlabel, umur benih 15-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1, PHT. Varietas ditanam Kuriek Kusuik berlabel, umur benih 15-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+250 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1, PHT. Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+175 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. Varietas ditanam Cisokan berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. 14

Kecamatan Nanggalo Kecamatan Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Begalung Kecamatan Koto Tangah Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 12-20 hss, sebagian sistem tanam jajar legowo, pemupukan Urea 100 kg/ha,za 50 kg, Phonska 100-200 kg/ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,00-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, walang sangit, dan keong mas. Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 11-25 hss, pemupukan Urea 50-200 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, jerami sebagian dikompos, sebaian dibakar dan sebagian diletakkan dipematang sawah, hasil 2,40-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, tikus, walang sangit, keong mas, penyakit blas dan tungro, sebagian sawah kena limbah semen Padang. Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 14-25 hss, sebagian sistem tanam jajar legowo, pemupukan Urea 75-200 kg/ha, Phonska 150-200 kg/ha, pupuk organik 100 kg per ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, penakit blas dan tungro. Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 12-18 hss, sebagian tanam sistem legowo dan sebagian benih 1 batang/rumpun, pemupukan Urea 75-200 kg/ha, Phonska 150-200 kg/ha, pupuk organik 100 kg per ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, tikus, keong mas, dan penyakit blas. Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. Varietas ditanam PB-42 dan Cisokan berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska dan 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska dan 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT. 15

Gambar 2. Kegiatan pelaksanaan PRA/KKP lokasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang 3. Kegiatan Displai Adaptasi VUB Padi Sawah Perkembangan displai uji adatasi VUB padi sawah dalam kegiatan pendampingan program SL-PTT pada di Kabupaten Agam dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel perkembangan pelaksanaan Displai VUB padi sawah di Kabupaten Agam, Desember 2012. Lokasi (Kab/Kota/Kec) Displai VUB Varietas Prod (t/ha) Produktivitas Varietas Pembanding (t/ha) Non LL SL-PTT SL-PTT Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek Kuriek Kusuik Caredek Merah 7,14 5,80 7,12 (Kuriek Kusuik) 7,02 (Kuriek Kusuik) 6,50 (Kuriek Kusuik) Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya Inpari 21-Batipuah Inpari 12 Cisokan 7,38 6,92 7,04 6,88 (PB-42) 6,78 (PB-42) 5,92 (PB-42) 16

Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung Inpari 21-Batipuah *) Inpari 12 *) Cisokan *) 5,60 (Btg Piaman) 5,50 (Btg Piaman) 5,10 (Btg Piaman) Keltan Sawah Sago, Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung Inpari 21-Batipuah **) Inpari 12 Cisokan Keltan Binuang Sakti, Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek Kuriek Kusuik **) Caredek Merah Keltan Lakota, Pananmpuan, Kecamatan IV Angkek Kuriek Kusuik **) Caredek Merah *) Gagal panen akbat banjir dan serangan tikus **) Tanam Desember 20012 Gambar 3. Keragaan tanaman display VUB padi sawah pada lokasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam 17

4. Pelatihan/Narasumber Pelatihan teknis inovasi teknologi yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat baik untuk PL2 di tingkat provinsi dan PL3 pada 14 Kabupaten/Kota pelaksana SL-PTT dapat dlihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Pelatihan Teknis Inovasi Teknologi kegiatan pendampingan SLPTT di Kabupaten Agam, Desember 2012 Tingkat Penyelenggaraan Pelatihan BP4K2P Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek Topik/Materi Pelatihan 1. Inovasi teknologi PTT padi sawah dalam upaya peningkatan produksi 2. Kalender Tanam Sasaran Peserta Pelatihan Jml Asal Peserta Institusi (org) UPTD, PPL dan PHP BP4K2P Kec. Tilatang Kamang dan Kamang Magek Waktu Pelaksa naan 25 orang 27 Juni 2012 Rencana Tindak Lanjut Dilaksanakan pada kegiatan SLPTT pad sawah Kecamatan Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara 1. Inovasi teknologi PTT padi sawah dalam upaya peningkatan produksi 2. Kalender Tanam UPTD, PPL dan PHP BP4K2P Kec. Lubuk Basung, dantanjung Mutiara 25 orang 4 Juli 2012 Dilaksanakan pada kegiatan SLPTT pad sawah Gambar 4. Kegiatan pelaksanaan pelatihan bagi PP, THL dan POPT dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam. 18

5. Distribusi Media Cetak Perkembangan penyebarluasan inovasi media cetak seperti leaflet pada BPTP Sumbar dalam kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang pada tahun anggaran 2012 ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Perkembangan Penyebarluasan Inovasi (Leaflet) untuk Distan, Bapeluh, PPL dan POPT di Kabupaten Agam dan Kota Padang, Desember 2012 No. Judul Materi Leaflet Jml Eksp Jumlah Inovasi Yang Dimuat Target Penerima Media Informasi Realisasi 1. Deskripsi VUB Spesifik Sumatera Barat 100 4 VUB padi sawah PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 2. Teknologi Perbanyakan Benih 100 Teknologi perbanyakan benih PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 3. Pemupukan Spesifik Lokasi 100 2 inovasi teknologi padi sawah penggunaan PUTS dan BWD PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Telah didistribusikan 19

Marapalam Kota Padang 4. Hama utama dan pengendaliannya 100 4 jenis hama utama padi sawah PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 5. Penyakit utama dan pengendaliannya 100 3 jenis penyakit utama padi sawah PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 6. Pengelollaan Hara Spesifik Lokasi 100 PHSL untuk padi sawah dan PUJS untuk jagung PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 7. Buku Lapangan Hama, Penyakit dan Defisiensi Hara Tanaman Padi Sawah 100 Hama, Penyakit dan Masalah Hara Padi Sawah PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Telah didistribusikan 20

8. Bagan Warna Daun (BWD) Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang 50 Pemupukan N PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang Telah didistribusikan 6. Temu Lapang Dalam mendukung pelaksanaan pendampingan SL-PTT juga dilakukan temu lapang baik dilaksanakan pada saat panen kegiatan demplot displai VUB padi sawah. Beberapa kegiatan temu lapang yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 7. Perkembangan kegiatan temu lapang pelaksanaan pendampingan SL-PTT di Kabupaten Agam, Desember 2012. Materi/Tema Target Peserta (Jumlah dan Asal) Realisasi Jml Peserta Asal Peserta Ket Panen display VUB padi sawah di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 50 orang dari Camat Tanjung Raya, UPT/ BP3K Kecamatan Tanjung Raya, BPTP Sumbar, Wali Nagari, PPL dan anggota kelompok tani 50 orang Kecamatan Tanjung Raya, Camat, UPT/ BP3K Kecamatan Tanjung Raya, BPTP Sumbar, Wali Nagari, PPL dan anggota kelompok tani 21

Gambar 5. Kegiatan pelaksanaan temu lapang panen displai VUB dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam. 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Telah dilakukan kegiatan koordinasi dan sosialisasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam dan Kota Padang dengan menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam. 2. Telah dilakukan pelaksanaan identifikasi biofisik lokasi pendampingan SL-PTT dengan metode PRA/KKP pada beberapa kecamatan pelaksana SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang. 3. Hasil panen display VUB padi sasah menunjukkan VUB Inpari 21-Batipuah dan Inpari 12 hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding untuk Kecamatan Tanjung Raya dan Varietas lokal Kuriek Kusuik hasilnya lebih tinggi dibandingkan pada yang sama pada loasi LL, SL-PTT dan Non SL-PTT di Kecamatan Kamang Magek. 4. Pelatihan inovasi teknologi untuk peningkatan produksi padi sawah serta kalender tanam untuk PPL dan POPT telah dilakukan. 5. Media cetak inovasi teknologi PTT padi sawah dan buku saku Hama Penyakit padi sawah dan pengendaliannya serta BWD telah didistribusikan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan dan Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, PPL/THL dan POPT Kabupaten Agam dan Kota Padang. 5.2. Saran Dalam upaya peningkatan produksi padi sawah disarankan supaya petani dapat mengadopsi dan melaksanakan inovasi teknologi padi sawah spesifik lokasi yang telah diterapkan dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah seperti penggunaan VUB, sistem tanam jajar legowo serta pemupukan spesifik lokasi. 23

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, S., R. Roswita, N. Hasan, Ismon L., dan Z. Irfan. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Lahan Irigasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. 51 hal. Badan Litbang. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 20 hal Bappeda dan BPS Propinsi Sumatera Barat. 2011. Sumatera Barat Dalam Angka (Sumatera Barat in Figures) 2010/2011. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. 633 hal. Dirjen Tanaman Pangan. 2007. Rencana operasional peningkatan tambahan produksi beras 2 juta ton tahun 2007. Makalah disampaikan pada Lokakarya P2BN, Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Maret 2007. Deptan, 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian. 38 hal. Las,I. H. Syahbuddin, E. Surmaini, dan Achmad M. Fagi. 2008. Iklim dan Tanaman Padi: Tantangan dan peluang. Dalam: Suyamto et al (Eds).Buku Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.151-189. Purwanto.S. 2008. Implementasi kebijakan untuk pencapaian P2BN. Dalam. B. Suprihatno et al. (Eds). Hasil-Penelitian Padi Menunjang P2BN. Prosid. Seminar Apresiasi (Buku I), Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.9-37. Puslitbangtan dan BBP2TP. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Puslitbangtan dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pertanian. 20 hal. Suprihatno, B., AA. Daradjat, Satoto, Suwarno, E. Lubis, Baehaki SE., Sudir, SD. Indrasari, P. Wardana, dan MJ. Mejaya. 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 118 hal. 24