BAB IV PEMBAHASAN. Semakin banyaknya pertumbuhan tower tower telekomunikasi oleh para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Semakin banyaknya pertumbukan menara telekomunikasi oleh para

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Identifikasi Masalah. Semakin banyaknya pertumbuhan menara telekomunikasi oleh para

ABSTRAK. peran pemerintah khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika. (DINKOMINFO) kota Surabaya. Dengan semakin pesatnya industri

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain ( Dalam

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Instalasi Antenna Smart

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS BTS BERBASIS ANTENA SINGLE- BAND DAN MULTI-BAND UNTUK MENDUKUNG KESTABILAN JARINGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. terhubung dengan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) di area Gresik,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 1 - WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2005

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG

TUGAS PAPER SISTEM INFORMASI GEORAFIS (GIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas)

Kondisi Fisik Congestion Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler pada Wilayah Non- Rural

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan MapInfo

LAMPIRAN. Berikut ini adalah hasil wawancara yang kami lakukan dengan bapak Jubi. Widyapradana selaku perwakilan dari PT. Excelcomindo Pratama Tbk.

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

EVALUASI KINERJA DAN KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL JL.EMBONG MALANG JL.TIDAR & JL.BLAURAN JL.KEDUNG DORO DAN JL.BLAURAN JL.BUBUTAN & JL.

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DINKOMINFO) SURABAYA. DINKOMINFO adalah Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 6 Jalur Gelombang Mikro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH. Nomor : Tanggal : 21 Desember 2012

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURABAYA. 2.1 Kedudukan Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

PROPOSAL TRADAPHONE. To : Customer

DAFTAR PM KOMINFO TERKAIT PERIZINAN DAN INVESTASI

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10712, A11112 TENTANG

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti

BAB I PENDAHULUAN. Standart yang dipakai dalam analisa struktur bangunan lattice tower BTS

layanan telekomunikasi, sehingga diperlukan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana Mengingat : l. Menimbang : a.

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 214 / DIRJEN / 2005 TENTANG

Analisis Keluhan Masyarakat Maret Oleh: Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya 2017

Jalan raya yang pandai

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : U TAHUN 2014 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURABAYA. pemerintah dan pemerintah provinsi dimana dalam setiap kegiatannya selalu

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah


BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN TANGERANG

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Microwave base transceiver station (BTS microwave) merupakan jaringan

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

COMPANY PROFILE. Provision of Camouflage BTS Infrastructure PT. GLOBAL INDONESIA KOMUNIKATAMA. PT. Global Indonesia Komunikatama

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh adanya penempatan BTS (Base Tranceiver Station) untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Implementasi Intellige t T n ransport S t S t ys em di Daerah Daer

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.


WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG POS DAN TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG POLA PENYEBARAN PELETAKAN REKLAME

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

SOSIALISASI CELL PLAN DAN ZONASI MENARA TELEKOMUNIKASI DI KOTA BITUNG. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bitung

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

MULTIPLEXING DE MULTIPLEXING

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Semakin banyaknya pertumbuhan tower tower telekomunikasi oleh para provider telekomunikasi menjadikan ancaman bagi tatanan suatu kota. Sehingga jika dilihat dari atas gedung banyak sekali terlihat berdirinya tower, bahkan yang diatas gedung atau yang diatas tanah. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mempunyai suatu rencana rancangan yang akan diterapkan di kota Surabaya untuk mengurangi pertumbuhan tower tersebut dengan layanan yang memuaskan. Dalam tahap pembahasan ini yang dilakukan adalah menunjukkan hasil desain antenna Micro Cell yang terintegrasi dengan PJU (Penerangan Jalan Umum) dari kerja praktek yang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya. Dalam kasus ini hasil yang didapat adalah foto sebelum pengimplementasian Micro Cell di wilayah tertentu yang direncanakan dan desain sesudah pengimplementasian. Pemotretan dilakukan di sepanjang jalan Ahmad Yani, Diponegoro, Basuki Rahmat, Praban, Panglima Sudirman, dan H.R. Muhammad. Karena sekitar di jalan protokol itulah tingkat pengguna cukup tinggi. 24

4.1.1 Peta Surabaya dengan jumlah tower (net.surabaya.go.id) Gambar 4.1 Peta Surabaya beserta posisi Macro Cell Gambar 4.1 menggambarkan peta Surabaya yang terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan dengan luas kota 374,8 km 2 dan lebih dari 460 BTS eksisting di Kota Surabaya. Dengan banyaknya tower yang berdiri di daerah protokol, mengganggu pemandangan apabila dilihat dari atas gedung. Dengan ini pemerintahan mempunyai terobosan untuk memanfaatkan teknologi Micro Cell yang sudah diterapkan di Kota Jakarta dan Bandung. 4.1.2 Kondisi PJU saat ini Ada 10 lokasi yang rencananya akan menjadi titik penempatan antenna Micro Cell yang akan diintegrasikan menjadi satu dengan PJU (Penerangan Jalan Umum), dan juga beberapa kondisi bentuk dan lokasi tower saat ini yang ada di Kota Surabaya. Berikut kondisi PJU di beberapa jalan yg rencananya menjadi titik penempatan Micro Cell. 25

Gambar 4.2 lokasi Jalan Basuki Rahmat didepan gedung Bumi Surabaya Pada gambar 4.2 foto berlokasi di pusat Kota Surabaya dengan bentuk trotoar jalan yang telah dibangun. Sehingga terlihat bagus dan luas bagi pejalan kaki. Pada trotoar inilah nantinya akan ditempatkan PJU dengan antenna Micro Cell. Gambar 4.3 lokasi Jalan Diponegoro Pada gambar 4.3 foto berlokasi di Jalan Diponegoro, di jalan ini bentuk karakteristik jalannya ada dua sis yang dipisah dengan pepohonan. Pada jalan ini bentuk trotoar terlihat tidak terawat, sehingga tidak ada jalur bagi pejalan kaki. 26

Sehingga kesulitan untuk menerapkan pemasangan Micro Cell, tetapi saat ini sedang ada pembangunan untuk melebarkan trotoar di jalan ini. Selanjutnya akan dijelaskan pada pembahasan. 4.1.3 Desain Micro Cell yang terintegrasi dengan PJU Rencananya tiang Micro Cell akan dijadikan satu dengan PJU di trotoar. Dengan begitu dapat mengurangi penggunaan dan menggantikan BTS yang ada pada sekitar lokasi di titik tersebut. PJU ini dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. PJU dengan Micro Cell, terdapat 2 jenis: Di sepanjang trotoar. Di pembatas tengah jalan Antenna Micro Cell Lampu penerang jalan Gambar 4.4 tiang PJU dengan antenna Micro Cell 9 meter 18 meter 27

2. PJU tanpa Micro Cell Di sepanjang trotoar Di pembatas tengah jalan 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengimplementasian Micro Cell Gambar 4.5 tiang PJU tanpa antenna Micro Cell Untuk menerapkan teknologi Micro Cell yang akan diterapkan di Surabaya, harus ada prosedur dan cara menerapkan teknologi tersebut. Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinkominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) bagian Postel (Pos Telekomunikasi) bekerja sama untuk membangun dan menerapkan teknologi tersebut. Pemerintah kota pada akhirnya memilih dan berkonsentrasi penuh menerapkan seperti di Korea Selatan, dan di Indonesia sendiri seperti Jakarta dan Bandung. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk desainnya adalah: a. Standar tinggi antenna b. Bentuk antenna Micro Cell 28

4.2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Antenna Micro Cell ini akan digunakan oleh operator seluler, mereka menginginkan tinggi antenna-nya setinggi kurang lebih 18 20 meter, ditunjukkan pada gambar 4.6. Dengan setinggi itu coverage yang dipancarkan akan optimal. Namun luas coverage area-nya masih jauh dibawah tower Macro Cell, maka dari itu akan banyak dipasang antenna tersebut dalam satu lokasi. Gambar 4.6 tinggi PJU Micro Cell Gambar 4.6 adalah desain pekerjaan selama KP dengan pertimbangan bimbingan dari penyelia di POSTEL, yaitu tinggi PJU 9 meter dan antenna Micro Cell setinggi 18 meter dari permukaan tanah. 2. Bentuk antenna dari Micro Cell ini sendiri didesain berbentuk melingkar, ditunjukkan pada gambar 4.8. Seakan-akan antenna ada pada semua sisi dari tiang. Hal ini dilakukan agar antenna yang sifatnya sectoral mencakup seluruh area. 29

Gambar 4.7 antenna pemancar Micro Cell. Gambar 4.8 tampak atas dari antenna pemancar Micro Cell Penjelasan dari gambar 4.7 bentuk antenna seharusnya seperti antenna sectoral yang ada pada tower yang sudah ada, tetapi pada desain digambarkan melingkar. Dikarenakan agar seolah-olah antenna melingkar pada tiang. Lalu warna yang ada pada tiang ini dimaksudkan dari jenis-jenis operator seluler, misalnya operator telkomsel ditandakan dengan warna merah. Pada satu tiang Micro Cell dapat digunakan hingga 3 operator. 30

Gambar 4.8 adalah coverage yang didapatkan, melingkar sehingga mencakup semua sudut. Sifat antenna sectoral adalah mengirimkan sinyal yang berbanding lurus dengan arah antenna-nya. 4.2.3 Hasil Setelah semua konsep penerapan Micro Cell dipelajari, selanjutnya yaitu pemilihan tempat dimana Micro Cell akan ditempatkan di jalan-jalan kota Surabaya. Dinkominfo Kota Surabaya berkeinginan menerapkan di pusat kota terlebih dahulu. Untuk merealisasikan di pusat kota, berarti penerapan penggalian dan pemasangan kabel dilakukan di jalan protokol Kota Surabaya. Berikut adalah beberapa jalan protokol di Surabaya yang sudah difoto dan didesain beserta Micro Cell-nya oleh kami selaku mahasiswa yang melakukan kerja praktek di Dinkominfo Kota Surabaya. Keterangan dari gambar: A. Ilustrasi fiber optic yang ditanam B. Gambar antenna Micro Cell B A Gambar 4.9 Urip Sumoharjo 31

R AB AY A B SU Gambar 4.10 jalan Basuki Rahmat arah ke Tunjungan Plaza ST IK O M B Gambar 4.11 jalan Basuki Rahmat dari jl. Urip Sumoharjo 32

R AB AY A B SU Gambar 4.12 Mayjend. Sungkono arah ke bunderan Tol ST IK O M B Gambar 4.13 Mayjend. Sungkono dari jl. Adityawarman 33

B R AB AY A B ST IK O M SU Gambar 4.14 Wonokromo ke arah Ahmad Yani Gambar 4.15 Wonokromo ke arah Kebon Binatang 34