BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. melanda hampir ke seluruh negara menjadikan Corporate Governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan, maupun ditinjau dari "nilai-nilai" yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai maka terwujudnya negara yang bersih dan responsif (clean and responsive state) yaitu negara yang bersih dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) yaitu sistem tata kelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperlihatkan stakeholders seperti kreditor, pemasok, konsumen, karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Pengaruh globalisasi juga memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap dapat bertahan didunia bisnis agar tujuannya dapat tercapai maka kegiatan usahanya harus efektif dan efisien. Keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil akibat krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia termasuk Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya. Di Indonesia krisis tersebut mengakibatkan fluktuasi yang luar biasa pada nilai tukar rupiah terhadap

mata uang asing. Karena kondisi ini, banyak perusahaan di Indonesia tidak mampu lagi mempertahankan usahanya. Isu Corporate Governance dilatar belakangi karena adanya theory agency yang menyatakan bahwa permasalahan muncul ketika kepemimpinan perusahan terpisah dari pemiliknya sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara pemilik dengan pengelola. Konflik tersebut dapat diminimalkan dengan mekanisme yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham dengan kepentingan manajemen, mekanisme tersebut dikenal sebagai Good Corporate Governance. Tata kelola perusahan (Corporate Governance) diperlukan perusahaan untuk mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan maksud meningkatkan kemakmuran dan akuntabilitas perusahaan yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan shareholder value. Sistem Governance mengatur cara pengambilan keputusan pada tingkat atas dalam suatu organisasi. Dengan Good Corporate Governance, pengambilan keputusan yang penting tidak hanya ditetapkan oleh satu pihak yang memiliki kedudukan tertinggi, tetapi keputusan akan dibuat setelah mendapatkan masukan dari berbagai stakeholders dan juga dengan mempertimbangkan kepentingan dari stakeholder. Dengan cara ini juga mendorong pengelolaan organisasi yang demokratis, accountable dan transparan. Kejadian yang menimpa perusahaan besar seperti Enron Corporation mendapat perhatian luas dari masyarakat dan merupakan contoh nyata yang bisa kita lihat atas kegagalan dalam meningkatkan good corporate governance.

Sistem good corporate yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan kreditor sehingga mereka bisa menyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Oleh karna itu, sistem tersebut juga harus membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan going concern. Satuan Pengawasan Intern sebagai auditor internal yang memiliki fungsi sebagai compliance auditor dan business consultant bagi perusahaan yang dituntut antara lain mampu memberikan nilai tambah untuk organisasinya dalam rangka mewujudkan good corporate governance. Selain itu Satuan Pengawasan Intern dituntut agar semakin cermat dalam mengkritisi berbagai bentuk kecurangan, kejahatan, transakasi mencurigakan dalam perusahaan. Untuk itu Satuan Pengawasan Intern harus mampu mengimbangi dengan keberanian untuk menelusuri lebih lanjut. Dalam paper yang dikeluarkan oleh Organisasi Profesi Internal Auditor tahun 2003 yang berjudul Rekomendasi mengenai peran Internal Auditor dalam Meningkatkan Good Corporate Governance, direkomendasikan bahwa fungsi internal auditor (SPI) yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan corporate governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian manajemen. Internal Auditor (SPI) merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan corporate governance. Salah satu peran pengawasan intern yaitu menyediakan informasi mengenai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian manajemen dan kualitas

kinerja perusahaan bagi manajemen. Dengan kata lain pengawasan intern haruslah profesional seiring dengan semakin majunya dan berkembangnya perusahaan. Beberapa masalah kemudian timbul berkaitan dengan seberapa efektif keberadaan satuan pengawasan intern dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peranan profesionalisme satuan pengawasan intern dalam menunjang efektivitas good corporate governance. Atas dasar pemikiran dan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis mengidentifikasi masalah yang diteliti yaitu : 1. Apakah Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern di perusahaan sudah memadai. 2. Apakah Good Corporate Governance pada perusahaan sudah diterapkan dengan memadai. 3. Apakah Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern berperan dalam menunjang efektivitas Good Corporate Governance.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai penerapan good corporate governance di Indonesia pada umumnya, serta pada perusahaan BUMN khususnya, dan peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern dalam menunjang efektivitas Good Corporate Governance. Sesuai dengan masalah-masalah yang diidentifikasikan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui bagaimana Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern pada PT PINDAD (Persero). 2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan Good Corporate Governance pada PT PINDAD (Persero). 3. Untuk mengetahui peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern dalam menunjang efektivitas Good Corporate Governance pada PT PINDAD (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi Universitas Widyatama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Pengembangan ilmu a. Penelitian ini akan berguna untuk melatih diri dan menganalisa suatu permasalahan secara ilmiah dan sistematis dalam bentuk penulisan skripsi.

b. Bagi peneliti lain dan pihak-pihak yang memerlukan dapat digunakan sebagai sumber referensi dari informasi yang juga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. 2. Pengembangan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bagi perusahaan dapat memperluas wawasan manajemen akan perlunya sistem corporate governance dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. 1.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M- MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten dan atau menjadikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagai landasan operasionalnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, dan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Good Corporate Governance diartikan secara sempit sebagai pertanggungjawaban resmi direksi kepada pemegang saham. Sementara itu secara luas diartikan sebagai sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (shareholders value) serta

mengalokasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, supplier asosiasi, usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas Sistem tatakelola perusahaan yang baik merupakan jalinan keterkaitan antar stakeholder perusahaan yang digunakan untuk menetapkan dan mengawasi arah stratejik dan kinerja usaha suatu organisasi. Corporate Governance menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dikutip dari Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2006;25), yaitu : Sebagai sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Dalam prakteknya Good Corporate Governance merupakan acuan tertulis (pedoman) mengenai kesepakatan antar para stakeholders dalam mengidentifikasi dan merumuskan keputusan-keputusan stratejik secara efektif dan terkoordinasi(hitt dkk, 2000). Dengan bekal dari pedoman tersebut maka dapat dibangun saling kepercayaan antara pemilik perusahaan dan para pimpinan perusahaan (Dewan Direksi dan para Manajer tingkat puncak). Guna mengawasi lebih lanjut kinerja perusahaan dan menjaga kepentingan para pemilik modal secara profesional, maka pemilik perusahaan melalui RUPS, mengangkat anggota komisaris untuk duduk dalam Dewan Komisaris.

Menurut konsep Good Corporate Governance perusahaan akan memperoleh nilai perusahaan (value of the firm) yang maksimal apabila fungsi dan tugas masing-masing pelaku organisasi bisnis yang modern dapat dipisahkan dengan membentuk: (1) Board of Directors, dengan syarat mereka bekerja full time dengan tidak boleh merangkap pekerjaan. Mereka mengelola perusahaan melalui berbagai keputusan managerial stratejik perusahaan. (2) Board of Commisionners (BOC), meliputi komisaris biasa dan Komisaris Independen serta berbagai komite yang dibentuknya yang salah satunya adalah Komite Audit. Fungsi utama BOC adalah mengawasi arah kepengusahaan dan jalannya perusahaan menurut prinsip-prinsip GCG. Good Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas kinerja good corporate yang baik dapat memberikan perangsangan atau insentif yang baik bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan harus memfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang efisien. Untuk meningkatkan corporate governance yang baik harus melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance yang pada dasarnya terdapat lima prinsip utama yaitu fairness, transparency, independency, accountability, dan responsibility. Fairness adalah prinsip yang memberikan pengakuan yang sama terhadap semua pemegang saham maupun investor. Transparency maksudnya agar dalam

mengelola perusahaan, manajemen mengungkapkan hal-hal yang sifatnya material kepada pemegang saham investor. Independency yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Accountability maksudnya setiap langkah yang diambil manajemen dalam mengelola perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan sedangkan Responsibility adalah kesesuaian di dalam mengelola perusahaan terhadap peraturan perundang-undangannya yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Kewajiban anggota direksi, komisaris atau dewan pengawas untuk melaksanakan good corporate governance saat ini sudah sewajarnya dan tidak berlebihan. Dalam meningkatkan good corporate governance itu sendiri ternyata sangat membutuhkan peran dari akuntan manajemen maupun auditor internal. Dalam hal ini Satuan Pengawsan Intern dalam perusahaan diyakini sebagai pihak yang yang secara efektif mampu memberilan kontribusi penting dalam proses meningkatkan corporate governance, pengelolaan resiko dan pengendalian manajemen, untuk menarik minat dan kepercayaan dari stakeholders tentang realibilitas dan intergritas perusahaan melalui informasi- informasi penting yang disajikan perusahaan. Satuan Pengawasan Intern bertugas meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi disamping meneliti seberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen dijalankan audit internal sebagai salah satu profesi yang menunjang komponen utama dalam meningkatkan pengelolaan yang sehat. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi

internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2003 tentang BUMN; Bab IV Satuan Pengawasan Intern pasal 67-69 yang menyatakan bahwa: Satuan Pengawasan Intern adalah suatu badan yang bertugas membantu direktur utama dalam melaksanakan Pemeriksaan Intern Keuangan dan Pemeriksaan Operasional Persero serta penilaian pengendalian pengelolaan dan pelaksanaannya pada Persero yang bersangkutan serta memberikan saran- saran perbaikan. Menurut Hiro Tugiman, yang dikutip dari bukunya yang berjudul Standar Profesi Audit Internal (2004;9), mendefinisikan audit internal sebagai berikut : Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance. Profesionalisme pada Satuan Pengawasan Intern merupakan suatu kredibilitas dan kunci sukses dalam menjalankan fungsinya dalam perusahaan. Berbagai kalangan diantaranya para ekonom berharap banyak dari Satuan Pengawasan Intern sebagai auditor internal karena audit internal merupakan salah satu fungsi kunci manajemen dalam mencapai kesuksesan. Pengertian profesionalisme itu sendiri menurut Arens et all (2005:78) yaitu : Professional means a responsibility for conduct that extends beyond satisfying individual responsibilities and beyond the require ments of our society law and regulations.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa profesionalisme merupakan tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi undang- undang dan peraturan masyarakat. Sebagai seorang profesional auditor internal mengakui tangung jawab terhadap klien dan terhadap rekan se-profesi termasuk untuk berperilaku sekalipun berarti pengorbanan pribadi. Untuk selalu menjaga profesionalisme satuan pengawasan intern sebagai auditor internal dalam perusahaan, diperlukan suatu standar bagi profesi audit internal itu sendiri. Dalam Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal dijelaskan secara detail mengenai Kode Etik dan dan Standar Profesi bagi profesi audit internal. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan Standar Profesi dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang mewakili profesionalisme dari Satuan Pengawasan Intern, karena standar profesi dalam SPAI memuat aturan atau standar tentang tindakan- tindakan minimum yang harus dipenuhi oleh SPI dalam menjalankan fungsinya dalam perusahaan. Sehingga standar profesi dalam SPAI tepat digunakan dalam menilai profesionalisme anggota SPI, sedangkan kode etik dalam SPAI merupakan batasan- batasan tindakan mengenai apa yang boleh, harus dan tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota SPI dalam tugasnya. Selain itu juga objek dalam penilitian ini adalah SPI sebagai sebagai suatu lembaga, sedangkan kode etik yang dimuat dalam SPAI merupakan standar yang berlaku bagi setiap anggota SPI dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara individu.

Penelitian ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Mira Sumirah di Universitas Padjajaran (UNPAD) yang lulus pada tahun 2006 dengan Judul Skripsi Peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern terhadap Kinerja Perusahaan menuju Good Corporate Governance (studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara). Dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya oleh Mira Sumirah menyimpulkan bahwa pelaksanaan Audit Internal pada PT. Perkebunan Nusantara sudah memadai. Pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara juga telah terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan ternyata peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern akan banyak membantu efektivitas dan efisiensi perusahaan terhadap peningkatan Good Corporate Governance. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan perbedaannya terletak pada variable (y) yaitu penulis hanya menganalisis tentang Peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern terhadap peningkatan Good Corporate Governace, dan pada objek yang diteliti Objek yang diteliti adalah studi kasus pada PT. PINDAD (Persero) Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis dalam penelitian ini mengemukakan asumsi sebagai berikut : Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern berperan dalam menunjang efektivitas Good Corporate Governance.

1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Dengan demikian tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dipelajari, dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu pengumpulan data secara langsung dan mengadakan penelitian terhadap objek yang dilakukan dengan : a. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian yang berwenang atau bagian yang berhubungan langsung dengan masalah tersebut. b. Kuesioner Yaitu membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pimpinan dan personil perusahaan yang dianggap mampu dan berwenang dalam memberikan jawaban yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari bahan-bahan dan membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan, seperti buku literatur, majalah-majalah dan lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis merencanakan akan melakukan penelitian pada PT. PINDAD (Persero) yang berada di Jalan Gatot Subroto 517 Bandung 40284. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2008.