ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU)

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN

PEMANFAATAN SPEKTRUM VIBRASI UNTUK MENGINDIKASIKAN KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DI PLTU INDRAMAYU 3 X 330 MW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA BANGKU (BENCH GRINDING MACHINE). Semuel Marthen Taribuka *) Abstract

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK

METODE DETEKSI KERUSAKAN ELEMEN BOLA PADA BANTALAN BOLA TIPE DOUBLE ROW BERBASIS SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

Analisis Penurunan Efisiensi Motor Listrik Akibat Cacat Pada Bantalan A. Widodo 1, a *, N. Sinaga 2,b dan M. Muchlis 3,c

MENDETEKSI KERUSAKAN BANTALAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL VIBRASI

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA VIBRASI PADA SISTEM MC PUMP DENGAN MENGGUNAKAN ALAT VIBXPERT TYPE VIB DI PERUSAHAAN PULP & PAPER

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

BAB II LANDASAN TEORI. Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara atau

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

BAB III METODE PENELITIAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

INVESTIGASI PENYEBAB HIGH VIBRATION MOTOR PADA BOOSTER PUMP BFP SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

ALAT PENGUKUR GETARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS CIRI GETARAN PADA MOTOR BAKAR TORAK AKIBAT BERTAMBAHNYA KELONGGARAN PADA BALL BEARINGS. Semuel Marthen Taribuka *) Abstract

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:

Deteksi Cacat Bantalan Bola Pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Getaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMANTAUAN KONDISI MESIN DENGAN EKSTRAKSI FITUR SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR ANGGA DWI SAPUTRA L2E

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BACKWARD INCLINED BLADE BLOWER KARENA PERUBAHAN KECEPATAN

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance dengan Pengaturan Putaran dan Beban Unbalance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

EVALUASI RENDAHNYA MAINTENANCE BETWEEN FAILURE (MTBF) PADA POMPA VERTIKAL

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi

BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP

EVALUASI SPEKTRUM VIBRASI KERUSAKAN MISSALIGMENT SHAFT DAN NILAI INVESTASI BALANCING SHAFT PADA BOOSTER PUMP BFP

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA KOMPRESOR PISTON DUA TINGKAT DUA SILINDER

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

Pengukuran Getaran Dengan Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau Rupat-712 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

Pengujian Pengeringan Garam Briket Skala Laboratorium

DIAGNOSA KERUSAKAN BANTALAN BOLA MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA KERUSAKAN BEARING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE THERMOGRAPHY DI PLTGU PJB UP GRESIK

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

ALIGNMENT COUPLING DENGAN METODE DOUBLE DIAL INDICATOR RIM AND FACE

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance pada Mesin Rotasi. Imam Maolana a, Agus Sifa a

Dhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA

PENGARUH ANGULAR DAN PARALLEL MISALIGNMENT TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sebuah sistem kerja pada suatu instalasi mesin. Getaran yang berlebih

Predictive Maintenance

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

ANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi Azzura Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang 50275 *E-mail: norman.mesin@gmail.com ABSTRAK Blower 22K-102 FDF berfungsi untuk menggerakkan atau menghasilkan udara sekunder yang bertekanan tinggi, udara yang diambil FDF diambil dari luar, dalam perjalanan menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh secondary air heater (pemanas udara sekunder) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler. Dalam proses perawatannya, kemudian dilakukan inspeksi terhadap blower 22K-102 FDF selama 2 minggu sekali, pada tanggal 21 januari 2016 terjadi kenaikan trending pada bearing outboard yang diukur secara axial. Melalui metode defect frequency, yaitu dengan cara menggunakan data trending dan spectrum, kemudian dilakukan perhitungan terhadap tiap bagian sebuah bearing yaitu outerrace, innerrace, train, dan ball bearing, maka didapatkan hasil frekuensi dari metode tersebut, kemudian dilakukan plotting pada spektrum, dari keempat bagian bearing tidak terdapat masalah kerusakan dikarenakan frekuensi kurang dari 1 kali RPM dan tidak menyentuh puncak RPM pada spektrum, dimana pada tabel 1 dijelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan mechanical looseness, dan kemudian dilakukan proses perbaikan yaitu tightening locknut dimana bagian ulir dari bearing dikencangkan, proses ini pada awalnya dilakukan pengecekan clearance pada bearing dengan feeler, dan didapatkan clearance bearing yaitu sebesar 0,2 mm, hasil ini tidak sesuai dari standar clearance bearing yaitu sebesar 0,05 mm, maka dilakukan proses tightening locknut dan regreasing pada bagian bearing, dan didapatkan clearance yang sesuai standar bearing yaitu sebesar 0,05 mm, maka dilakukan running dan didapatkan pada bearing sudah dibawah alert high sebesar 4,53 mm/s rms. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa bearing tidak terjadi kerusakan pada tiap bagiannya dan terjadi kelonggaran pada clearance bearing dan pada bearing kembali normal. Kata kunci: Axial, Bearing, Blower, Clearance, Thightening Locknut 1. PENDAHULUAN Blower 22K-102 FDF berfungsi untuk menggerakkan atau menghasilkan udara sekunder yang bertekanan tinggi, udara yang diambil FDF diambil dari luar, dalam perjalanan menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh secondary air heater (pemanas udara sekunder) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler, fungsi dari blower FDF sangatlah penting, dimana ketika blower tidak berfungsi secara optimal produksi dari hidrogen akan berkurang sebesar 60%.[1] Blower mempunyai komponen-komponen utama, terdiri dari motor listrik kemudian rotasi dialirkan lewat shaft setelah itu bearing inboard dan juga bearing outboard dan yang terakhir adalah fan. Komponen-komponen penting ini setiap 2 minggu sekali dilakukan inspeksi, khususnya pada nilai, karena dari proses pengukuran bisa didapatkan kondisi dari suatu komponen. 2 3 1 4 Gambar 1. Blower 22K-102 Force Draft Fan. Dari gambar FDF diatas dijelaskan bahwa blower digerakkan oleh motor listrik yang ditunjukkan pada gambar 1, kemudian putaran dialirkan oleh shaft yang ditopang oleh 2 bearing, yaitu bearing inboard yang ditunjukkan oleh ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 101 105 101

nomor 2, dan bearing outboard yang ditunjukkan pada nomor 3, sedangkan untuk blower itu sendiri ditunjukkan oleh nomor 4. Pada hasil inspeksi tanggal 21 januari 2016 didapatkan data trending diatas 4,53 mm/s rms yaitu sebesar 6,48 mm/s rms, setelah didapatkan hasil trending pada tanggal 21 januari 2016, maka inspection engineer melakukan inspeksi selama 2 hari sekali dan didapatkan hasil dengan trending yang diatas 4,53 mm/s rms, kesimpulan bahwa bearing outboard yang diukur secara axial adanya masalah, maka dilakukan proses thightening locknut. 2. MATERIAL DAN METODOLOGI Metodologi penelitian dapat lebih mudah untuk dijelaskan pada diagram alir dibawah ini yang terdiri dari langkah langkah kerja sampai pada menyelesaikan penelitian. Mulai Data blower Pengukuran Vibrasi normal? Ya Ada kerusakan pada bearing Analisa perhitungan Indikasi kerusakan Tidak ada kerusakan pada bearing Pergantian bearing Analisa perbaikan (tightening locknut) Recheck Tidak Vibrasi normal? Recheck Ya Selesai Gambar 2. Diagram alir analisa. 102 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 101 105

Data trending didapatkan atau diukur secara axial kemudian didapatkan spektrum setelah itu dilakukan analisa perhitungan dengan teori defect frequency,hasil dari analisa perhitungan dengan defect frequency pada nantinya akan di-plotting terhadap spektrum, kerusakan pada bearing dapat dilihat kesesuaian antara puncak dan hasil perhitungan dengan defect frequency, setelah selesai yaitu proses analisa perbaikan tightening locknut, recheck dilakukan untuk memaastikan agar sudah sesuai standar alert high. 2.1. Analisis Trending Vibrasi dan Spektrum Vibrasi Yang dimaksud dengan trending dan spektrum disini adalah usaha menemukan masalah dan penyebabnya dengan mengkaji pola perbandingan besarnya amplitudo pada semua frekuensi yang mungkin terjadi. Hasil ini digunakan untuk mengetahui dan juga mendiagnosa permasalahan yang terjadi pada sumber, sudah terangkum dalam tabel 1. Macam-macam diagnosis yang akan didapat dari hasil spektrum dilihat dari seberapa banyak frekuensi yang muncul dalam suatu spektrum.[3] Tabel 1. Frekuensi Vibrasi dan Penyebabnya Frekuensi dalam RPM 1x RPM 2x RPM 3x RPM Less than 1x RPM Synchronous (A.C.Line Frequency) Ruang lingkup Un-balance Excessive Bearing Clearance Mechanical Looseness Misalignment Oil Whirl ( <1/2 RPM) & Mechanical Looseness Electrical Problems 2.2. Analisis Perhitungan Frekuensi Kerusakan Bearing Defect frequency digunakan untuk mengetahui atau mendiagnosa masalah yang terdapat pada bearing melalui formula yang ada dibawah dengan menginput data-data yang terdapat dalam bearing. (1) (2) (3) (4) dimana: BPFO BPFI FTF BSF Nb S Bd Pd φ : Ball Pass Frequency of Outer Race (Hz) : Ball Pass Frequency of Inner Race (Hz) : Fundamental Train Frequency (Hz) : Ball Pass Frequency (Hz) : Number of balls : Speed of rotor (RPM) : Ball diameter (mm) : Pitch diameter (mm) : Contact angle Hasil perhitungan dari defect frequency ini nantinya akan di plot pada spectrum.[4] 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini akan ditampilkan hasil analisis analisis yang digunakan dalam mencari indikasi kerusakan yang terjadi pada blower 22K-102 Force Draft Fan 3.1. Pengambilan Data Vibrami dan Analisa Trending dan Spektrum Vibrasi Pada bearing outboard dilakukan pengukuran dengan arah axial, dimana pada arah pengukuran ini didapatkan hasil diatas batas alert high yaitu sebesar 4,53 mm/s rms, berikut hasil dari data pengambilan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Vibrasi Bearing Outboard Arah Axial ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 101 105 103

Pengukuran 29/01/2016 26/01/2016 FAN-OB- AXIAL 25/01/2016 0:00 22/01/2016 14:33 22/01/2016 9:52 21/01/2016 15:15 2.38 5,64 6,78 6,64 5,67 6,48 Dari data diatas diketahui bahwa mengalami kenaikan pada tangga 21 Januari 2016, yaitu dengan hasil 6,48 mm/s rms, kemudian dari data tersebut dirubah ke trending dan kemudian data diolah dengan software omnitrend menjadi spektrum. v rms [mm/s] 22-K-102\Blower\IB Axial\103 Mach.spectr. > 600 25/01/2016 9:45:00 0,30 0,28 0,26 0,24 0,22 0,20 0,18 0,16 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02 0,00 (1455,00 / 0,23) (1005,00 / 0,22) M (870,00 / 0,12) (2760,00 / 0,15) RPM : 1005 (16,75Hz) M(x) : 1455,00 cpm (1,45 Orders) M(y) : 0,23 mm/s 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 f [cpm] Gambar 3. Spektrum pada posisi outboard aksial blower 22-K-102 Force Draft Fan (FDF). 3.2. Perhitungan Frekuensi Kerusakan Bearing (Defect Frequency) Agar kita dapat mengetahui atau mendiagnosa kerusakan yang ada pada beaaring, maka dilakukan perhitungan defect frequency berdasarkan formula atau rumus yang terdapat pada subbab 2.2. Diketahui bearing dengan tipe spherical roller bearing 22224 EK + H3124 + No.FRB 14/215 mempunyai banyaknya ball bearing (Nb) sebanyak 20 dengan motor yang berputar (S) 1005 rpm dengan ball diameter (Bd) 0,905 inch kemudian pitch diameter (Pd) sebesar 6,685 inch dan sudut kontak bearing adalah 10º.[5] Dari data bearing yang diketahui maka kemudian di-input ke persamaan 1 untuk mengetahui bearing bagian outterrace mengalami kerusakan atau tidak dan didapatkan hasil sebesar 8711,2 cpm, kemudian untuk innerrace menggunakan persamaan 2 dan didapatkan nilai BPFI sebesar 11388,7 cpm, selanjutnya untuk lintasan ball bearing atau biasa disebut train dan didapatkan nilai FTF sebesar 435,5 cpm dari persamaan 3. Untuk mengetahui adanya kerusakan ball bearing maka menggunakan persamaan 4 dan hasil BSF adalah 3645,9 cpm. Kemudian dilakukan plotting pada spectrum maka didapatkan hasil bahwa tidak adanya kerusakan pada outterrace, innerrace, train, dan ball bearing.[2] 3.3. Indikasi Kerusakan Perhitungan defect frequency dan plotting pada spektrum tidak ditemukannya gangguan pada outerrace, innerrace, cage, dan rolling element pada bearing outboard aksial blower 22-K-102 Force Draft Fan (FDF). Bisa disimpulkan tingginya getaran bukan dikarenakan kerusakan elemen pada bearing, tetapi dikarenakan adanya looseness. 3.4. Analisa Perbaikan Setelah dilakukan perhitungan dengan defect frequency didapatkan hasil bahwa tidak ada kerusakan pada bearing dan diindikasi bahwa terjadi mechanical looseness maka dilakukan analisa perbaikan, yaitu dengan cara tightening locknut, yaitu dengan cara sebagai berikut. Pengukuran clearance bearing, didapatkan hasil bahwa bearing mempunyai clearance yang jauh dari batasan pabrik yaitu sebesar 0,05 mm sedangkan diukur dengan hasil 0,2 mm. Setelah itu dilakukan regreasing bagian clearance bearing dan juga pengencangan ulir bearing, dan didapatkan clearance sebesar 0,05 mm dan dilakukan running kembali dan didapatkan hasil pada tanggal 29 jnuari 2016 yaitu sebesar 2,38 mm/s rms, hasil ini sudah berada dibawa batas alert high. 4. KESIMPULAN 104 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 101 105

Setelah dilakukan analisa analisa didapatkan beberapa kesimpulan yang akan dijelaskan sebagai berikut 1. blower 22-K-102 Force Draft Fan (FDF) merupakan blower yang digerakkan oleh motor listrik merek Siemens yang mempunyai kecepatan putar sebesar 1005 rpm 2. Penyebab tingginya pada pengukuran bearing yaitu dikarenakan terlalu besarnya internal clearance dimana batas toleransi adalah 0,05 sedangkan yang didapatkan pada pengukuran menggunakan feeler adalah sebesar 0,2 mm 3. Diberikan treatment yaitu dengan cara tightening locknut dengan cara pengencangan ulir pada bearing dan penambahan grease pada internal clearance sehingga didapatkan clearance sebesar 0,05 mm yang sudah sesuai dengan batas toleransi dari bearing outboard blower 22224 EK + H3214 + No. FRB 14/215 4. Setelah dilakukan tightening locknut maka dilakukan recheck sehingga didapatkan yang normal pada pengukuran aksial bearing outboard blower 22224 EK + H3214 + No. FRB 14/215 REFERENSI [1] Vebiyanto, Ivan. 2006. Evaluasi Temperatur Reformer Pada Unit 22 Hidrogen Plant Di PT. Pertamina (PERSERO) Unit Pengolahan VI Balongan-Jawa Barat [2] Graney, Brian P., Starry Ken. 2011. Rolling Element Bearing Analysis. ME Technical Paper. The American Society for Nondesdructive Testing Inc. [3] Hardjono, R. N., Sukmadi T., Karnoto. 2013. Pemanfaatan Spektrum Vibrasi Untuk Mengindikasikan Kerusakan Motor Induksi Di Pltu Indramayu 3 X 330 MW. Transient Vol. 2. Universitas Diponegoro. [4] Prasetyo, Gusti. Mengenal Pengukuran Vibrasi pada Motor dan Pompa. Februari 2016. dunialistrik.blogspot.com [5] Timken. Timken Spherical Roller Bearing Catalog. Februari 2016 http://www.timken.com/enus/products/documents/timken-spherical-roller-bearing-catalog.pdf ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 101 105 105