PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

EFEK PARTISI TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBISINGAN

ANALISA PENGARUH KEBERADAAN BANGUNAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN DI SEPANJANG JALAN RAYA PEKANBARU-BANGKINANG. Sandra Septiana*, Erwin, Defrianto

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

ANALISA TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH BAHAN BUSA PADA RUANG TERTUTUP DALAM SKALA LABORATORIUM. Krisman, Riad Syech, Rosdiawan Obby Novaldy ABSTRACT

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU


ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

PEMODELAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI SDN NUSA INDAH 1 BATI BATI NOISE LEVEL MODEL FLOW DUE TO TRAFFIC AT SDN NUSA INDAH 1-BATI BATI

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Efisiensi reduksi bunyi pada penghalang bersusunan pagar

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI. Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto²

EVALUASI KEBISINGAN LALU LINTAS AKIBAT PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN JALAN PADA PERKERASAN KAKU DI JALAN TOL PADALARANG - CILEUNYI TESIS MAGISTER

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung

PEMODELAN TINGKAT KEBISINGAN DI SD NEGERI 1 LOKTABAT UTARA KOTA BANJARBARU NOISE MODELING IN SD NEGERI 1 LOKTABAT UTARA BANJARBARU CITY

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Uji Performansi Getaran Mekanis dan Kebisingan Mist Blower Yanmar MK 150-B

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) RUAS PENJARINGAN KEBON JERUK (W1)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

Analisis Kebisingan Terhadap Kegiatan Perkuliahan di Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 )

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Debora M Sinaga 1, Krisman 2, Defrianto 2

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dera Yornanda*, Juandi M

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

TUGAS AKHIR PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

EFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

PENENTUAN DISTRIBUSI INDUKSI MAGNETIK YANG DITIMBULKAN OLEH BERBAGAI JENIS TELEPON SELULER DENGAN MENGGUNAKAN PROBE MAGNETIK PASCO

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

EVALUASI KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH PERGERAKAN KERETA API TESIS MAGISTER. Oleh : Bayu Martanto Adji NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Studi Awal ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS PADA JALAN TOL RUAS WARU-SIDOARJO

DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

Kata Kunci : Kebisingan, Arus Lalu Lintas, Pemukiman Kota Pontianak ABSTRACT

Desain Sumber Bunyi Titik

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH

PENGARUH KENDARAAN BERHENTI TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS RUAS JALAN PERKOTAAN TESIS MAGISTER. Oleh TASLIM BAHAR NIM :

KONSEP DASAR AKUSTIK; untuk Pengendalian Kebisingan Lingkungan, oleh Dodi Rusjadi Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

DAMPAK KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP PERMUKIMAN KOTA (KASUS KOTA SURAKARTA )

ANALISIS ELASTISITAS BATU BATA YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK PEMANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS

PEMETAAN KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT TRANSPORTASI DI AREA ZOSS (ZONA SELAMAT SEKOLAH) DI KOTA PONTIANAK

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

PENGARUH AKTIFITAS KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEBISINGAN DI KAWASAN PERTOKOAN COYUDAN SURAKARTA

ANALISA PENGARUH VEGETASI TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN DI SEPANJANG JALAN RAYA PEKANBARU-BANGKINANG. Azura*, Erwin, Defrianto

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UPI) DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

PERANCANGAN KNALPOT BERBAHAN ALUMINIUM UNTUK MENGURANGI KEBISINGAN PADA SEPADA MOTOR

Kajian Tingkat Kebisingan Komplek Permukiman di Ruang Peruntukan Perdagangan Dan Jasa Di Kota Jambi.

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan

SUPADI NIM : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU Maya Asti*, Juandi M, Krisman Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia *Mayaasti41@yahoo.co.id ABSTRACT A has been conducted research on noise reduction using artificial fence on houses Measured noise levels were generated by vehicles passing through which is on the cipta karya street and suka karya street in pekanbaru. Distance sound level meter to the noise source the road was set to be the same. The measurements using two sound level meter were performed in 9 different points. The results showed that a home with fencereceived less noise than that of home without fence. If has been seen that the artificial fences could reduce the noise generated by vehicles. The noise without barrier at suka karya street was 66,897 dba to 70,980 dba and a was 60,482 dba to 64,464 dba far the home with fence to the north-south direction. The noise of home without barrier in cipta karya street was 59,995 dba to 65,548 dba with barrier in cipta karya street was 56,800 dba to was 59,809 dba to the north-south. Keywords: vehicle, noise reduction, artificial fence. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengurangan kebisingan menggunakan pagar buatan pada rumah. Tingkat kebisingan yang diukur dihasilkan oleh kenderaan yang melewati jalan dimana dilakukan penelitian ini, yaitu di jalan Cipta Karya dan jalan Sukakarya Kota Pekanbaru. Jarak penerima (SLM) terhadap sumber bising (jalan raya) sama antara rumah yang memiliki pagar dengan rumah yang tidak memiliki pagar. Pengukuran menggunakan dua Sound Level Meter (SLM) dengan menempatkankan pada 9 titik yang berbeda dari sumber bising (jalan raya). Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk jarak penerima (SLM) yang sama terhadap sumber bising menunjukkan terjadinya reduksi bising yang dihasilkan oleh rumah yang memiliki pagar buatanterlihat bahwa pagar buatan dapat mereduksi kebisingan yang dihasilkan oleh kenderaan yang menghasilkan kebisingan jalan raya. Nilai kebisingan minimum tanpa penghalang di jalan Sukakarya yaitu 66,897 db, nilai maksimumnya yaitu 70,980 db dan nilai kebisingan minimum dengan penghalang di jalan Sukakarya yaitu 60,482 db dan nilai maksimumnya yaitu 64,464 db untuk arah utara-selatan (A-B). Nilai Repository FMIPA 1

kebisingan minimum tanpa penghalang di jalan Cipta Karya yaitu 59,995 db, nilai maksimumnya yaitu 65,548 db dan nilai kebisingan minimum dengan penghalang di jalan Cipta Karya yaitu 56,800 db dan nilai maksimumnya yaitu 59,809 db untuk arah utara-selatan (A-B). Kata Kunci : Kendaraan, Reduksi Bising, Pagar Buatan PENDAHULUAN Kebisingan didefenisikan sebagai energi bunyi (audible acoustic energy) yang memberikan pengaruh yang tidak diinginkan secara fisik atau psikologis pada manusia atau secara umum diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan oleh penerimanya (Karl, 1985). Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, dengan sumber bising lalu lintas antara lain dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi roda dengan jalan (Setiawan, 2001). Kebisingan akibat kendaraan bermotor berbanding lurus dengan jumlah dan kecepatan kendaraan bermotor yang melewati jalan, semakin banyak dan cepatkendaraan bermotor, maka dengan sendirinya kebisingan jalan raya akan semakin meningkat (Martono,2008). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kebisingan lalu lintas adalah dengan membuat pagar buatan di halaman rumah penduduk di sekitar kota pekanbaru untuk mereduksi kebisingan yang dihasilkan oleh kenderaan bermotor. Pada level tertentu suara-suara tersebut masih dapat ditoleransi oleh masyarakat, dalam arti suara yang diakibatkan masih tidak menimbulkan suatu gangguan kenyamanan dan gangguan lainnya terhadap masyarakat, akan tetapi pada tingkat yang lebih tinggi suara yang ditimbulkan oleh kendaraan-kendaran transportasi tersebut, sudah dapat dikatakan sebagai suatu gangguan yang disebut polusi suara atau kebisingan (Djalante, 2010). Pagar buatan tersebut akan mempengaruhi suara bising yang disebabkan oleh aktivitas lalu lintas tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menentukan nilai reduksi bising pagar buatan di depan rumah penduduk dibandingkan dengan rumah penduduk tanpa pagar buatan serta membandingkan hasil reduksi bising pengukuran secara langsung dengan hasil perhitungan ISO 9613. Penelitian ini dilakukan di beberapa jalan raya di kota Pekanbaru. Salah satunya adalah jalan Suka Karya, dan jalan Cipta Karya Pekanbaru.Jalan Suka Karya dan Cipta Karya merupakan jalan yang banyak dilewati kendaraan dan berkembang pesat. Perkembangan ini mempengaruhi tingkat kebisingan di jalan ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan dua Sound Level Meter secara bersamaan dalam mengambil data kebisingan yang dihasilkan oleh aktivitas lalu lintas di jalan Cipta Karya dan jalan Suka Karya Kota Pekanbaru. Sound Level Meter diletakkan pada jarak yang sama dari sumber bising (jalan raya) untuk dua keadaan rumah yang berbeda yaitu rumah dengan pagar buatan dan rumah tanpa pagar buatan. Untuk rumah Repository FMIPA 2

dengan pagar buatan jarak sumber bising dengan pagar tetap tetapi jarak penerima (Sound Level Meter) dengan pagar divariasikan menjadi 9 titik pengukuran yaitu setiap titik berjarak 1 meter horizontal dan 1 meter pertikal. Pagar buatan di depan rumah penduduk sebagai objek untuk mereduksi kebisingan yang dihasilkan aktivitas lalu lintas di jalan Cipta Karya dan jalan Suka Karya Kota Pekanbaru. Untuk rumah tanpa pagar buatan jarak penerima juga sama dengan rumah yang menggunakan pagar buatan yaitu setiap titik berjarak 1 meter horizontal dan 1 meter pertikal. Selanjutnya pada 9 titik pengukuran yang berbeda baik rumah tanpa pagar maupun rumah dengan pagar akan menghasilkan nilai kebisingan yang terbaca oleh penerima (Sound Level Meter) setiap 16 menit pada masing-masing titik pengukurannya. Hasil pengukuran yang terbaca oleh penerima (Sound Level Meter) di rumah tanpa pagar akan dikurangi dengan nilai yang terbaca oleh penerima (Sound Level Meter) pada rumah yang menggunakan pagar, nilai inilah yang dimaksud dengan reduksi kebisingan yang dihasilkan oleh pagar buatan tersebut. Setelah itu hasil pengurangan tersebut juga akan dibandingkan dengan nilai pengukuran menggunakan metode ISO 9613. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membahas tentang hasil dan analisa reduksi bising di rumah penduduk jalan Suka Karya dan Cipta Karya Pekanbaru dengan menggunakan penghalang (pagar) dan tanpa penghalang (pagar). Gambar 1 sampai Gambar 2 menunjukkan pola kebisingan dua dimensi yang disebabkan oleh kebisinganlalu lintas di jalan Suka Karya dengan alat ukur digital Sound Level Meter dengan sistem grid. Gambar 1. Peta kontur dua dimensi tanpa penghalang di jalan Suka Karya. Gambar 2. Peta kontur dua dimensi tingkat kebisingan dengan menggunakan penghalang (pagar ) di jalan Suka Karya. Pola kebisingan di jalan Suka Karya pada Gambar 1 dapat dilihat memiliki nilai penyebaran secara homogen Repository Fmipa 3

dengan nilai minimum 65,5 dba dan nilai maksimum 70,5 dba. Ada dua pola penyebaran yang menarik untuk dianalisa yaitu arah Barat-Timur (C-D) dan Utara-Selatan (A-B), karena kedua posisi itu menunjukkan perubahan jarak dari sumber bising secara horizontal (menjauh sumber bising) dan secara vertikal searah sumber bising (searah sumber bising). Pola kebisingan di jalan Suka Karya pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa pola kebisingan terdistribusi dengan pola teratur dan memiliki nilai penyebaran secara homogen dengan nilai minimum 58 dba dan nilai maksimum 65,5 dba. Ada dua pola penyebaran yang menarik untuk dianalisa yaitu arah C-D dan A-B, karena kedua posisi itu menunjukkan perubahan jarak dari sumber bising secara horizontal (menjauh sumber bising) dan secara vertikal searah sumber bising (searah sumber bising). Pola kebisingan dua dimensi yang disebabkan oleh kebisingan lalu lintas di jalan Cipta Karya diukur dengan alat Sound Level Meter dengan sistem grid ditunjukkanoleh Gambar 3 dan Gambar 4 dibawah ini. Gambar 3. Peta kontur dua dimensi tingkat kebisingan tanpa penghalang di Jalan Cipta Karya. Gambar 4. Peta kontur dua dimensi tingkat kebisingan menggunakan penghalang (pagar) di jalan Cipta Karya. Pola kebisingan di jalan Cipta Karya pada Gambar 3 dapat dilihat memiliki nilai penyebaran secara homogen dengan nilai minimum 59,5 dba dan nilai maksimum 64,5 dba. Ada dua pola penyebaran yang menarik untuk dianalisa yaitu arah C-D dan A-B, karena kedua posisi itu menunjukkan perubahan jarak dari sumber bising secara horizontal (menjauh sumber bising) dan secara vertikal searah sumber bising (searah sumber bising). Peta kontur dua dimensi tingkat kebisingan menggunakan penghalang (pagar) di jalan Cipta Karya pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa pola kebisingan terdistribusi dengan pola teratur dan memiliki nilai penyebaran secara homogen dengan nilai minimum 55,2 dba dan nilai maksimum 58,2 dba. Ada dua pola penyebaran yang menarik untuk dianalisa yaitu arah C-D dan A-B, karena kedua posisi itu menunjukkan perubahan jarak dari Repository Fmipa 4

sumber bising secara horizontal (menjauh sumber bising) dan secara vertikal searah sumber bising (searah sumber bising). Gambar 5 sampai Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara Profil perbandingan penampang A-B (utara-selatan), Profil perbandingan penampang C-D (barat-timur) dan Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Suka Karya untuk profil C-D. Gambar 7. Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Suka Karya untuk profil C-D Gambar 5. Profil perbandingan penampang A-B tingkat kebisingan di jalan Suka Karya Gambar 6. Profil perbandingan penampang C-D tingkat kebisingan di jalan Suka Karya Gambar 5 sampai Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara Profil perbandingan penampang A-B (utara-selatan), Profil perbandingan penampang C-D (barat-timur) dan Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Suka Karya untuk profil C-D. Gambar 5 dapat dilihat bahwa penghalang (pagar) dapat mereduksi tingkat kebisingan dengan nilai reduksi minimum sebesar 6,021 dba. Hal ini terjadi pada titik grid kecil dari 0.5. Nilai kebisingan minimum tanpa penghalang sebesar 66,897 dba, nilai maksimum kebisingan tanpa penghalang sebesar 70,98 dba. Nilai kebisingan minimum dengan penghalang sebesar 60,482 dba dan nilai maksimum dengan penghalang sebesar 64,464 dba. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya bahan Repository Fmipa 5

penyerapan bising oleh pagar artinya pagarnya kurang tinggi atau kurangnya pepohonan sebagai pereduksi bising. Dari hasil pantauan jumlah kendaraan yang lewat banyak dan akanmengakibatkan sumber bising besar. Sebaliknya nilai reduksi besar terjadi pada titik grid 1.5. Gambar 6 memperlihatkan bahwa penghalang (pagar) dapat mereduksi tingkat kebisingan dengan nilai reduksi minimum 3.004 dba. hal ini terjadi pada titik grid kecil dari 0.5. Dari hasil pantauan jumlah kendaraan yang banyak lewat, akan mengakibatkan sumber bising menjadi besar. Sebalikanya nilai reduksi besar terjadi pada titik grid 1.5 dengan nilai maksimum reduksi 4.447 dba. Hal ini akibat pengaruh pagar sehingga amplitudo bising menjadi kecil atau superposisi gelombang yang melemahkan dan juga bunyi yang diserap oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi sehingga memperbesar nilai reduksi atau sumber bising melemah karena perambatan sudah berkurang energinya. Nilai minimum menggunakan penghalang sebesar 62,455 dba dan nilai maksimum menggunakan penghalang sebesar 64,997 dba. Nilai kebisingan minimum tanpa penghalang sebesar 65,995 dba dan nilai maksimum tanpa penghalang sebesar 68,002 dba. Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Suka Karya untuk profil C-D pada Gambar 7 memperlihatkan analisa perbandingan penyebaran bising hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Suka Karya untuk profil arah barat-timur (penampang C-D). Secara eksperimen nilai reduksi meningkat dengan bertambahnya jarak dengan penghalang. Hal ini disebabkan karena semakin bertambah jumlah kendaraan yang lewat. Sedangkan secara teori semakin dekat dengan penghalang akan menyebabkan nilai reduksi kebisingan semakin besar, karena adanya penyerapan oleh penghalang. Semakin jauh dari penghalang akan menyebabkan nilai reduksi kebisinan semakin kecil, karena kecilnya penyerapan oleh penghalang. Hal ini sesuai dengan teori tanpa memperhatikan jumlah kendaraan yang lewat. Nilai ISO maksimal sebesar 3,24 dba nilai ISO minimum sebesar 2,31 dba. Gambar 8 sampai Gambar 10 menunjukkan grafik hubungan antara Profil perbandingan penampang A-B (utara-selatan), Profil perbandingan penampang C-D (barat-timur) dan Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Cipta Karya untuk profil C-D. Gambar 8. Profil perbandingan penampang A-B tingkat kebisingan di jalan Cipta Karya Repository Fmipa 6

Gambar 9. Profil perbandingan penampang C D tingkat kebisingan di jalan Cipta Karya Gambar 10. Profil perbandingan penyebaran bising hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Cipta Karya untuk profil C-D Gambar 8 sampai Gambar 10 menunjukkan grafik hubungan antara Profil perbandingan penampang A-B (utara-selatan), Profil perbandingan penampang C-D (barat-timur) dan Profil perbandingan penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Cipta Karya untuk profil C-D. Gambar 8 dapat dilihat bahwa penghalang (pagar) dapat mereduksi tingkat kebisingan dengan nilai reduksi minimum sebesar 2,206 dba. Hal ini terjadi pada titik grid kecil dari 0.5. Ini diakibatkan oleh kurangnya bahan penyerapan bising oleh pagar artinya pagarnya kurang tinggi atau kurangnya pepohonan sebagai pereduksi bising.dari hasil pantauan jumlah kendaraan yang lewat banyak dan akan mengakibatkan sumber bising besar.sebaliknya nilai reduksi besar terjadi pada titik grid 1.5 dengan nilai maksimum reduksi 6,687 dba. Hal ini akibat pengaruh penyebaran bunyi yang tersebar akibat pagar, sehingga amplitudo bising menjadi kecil atau superposisi gelombang yang saling melemahkan dan juga bunyi yang diserap oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi.sehingga memperbesar nilai reduksi atau sumber bising melemah karena perambatan sudah berkurang energinya.nilai kebisingan tanpa penghalang selalu lebih besar dari nilai kebisingan menggunakan penghalang. Nilai minimum menggunakan penghalang sebesar 56,8 dba dan nilai maksimum menggunakan penghalang sebesar 59,809 dba. Nilai kebisingan minimum tanpa penghalang sebesar 59,995 dba dan nilai maksimum tanpa penghalang sebesar 65,548 dba. Gambar 9 menunjukkan perbandingan tingkat kebisingan tanpa penghalang dan dengan menggunakan penghalang untuk penyebaran arah barat-timur (penampang C-D) di jalan Cipta Karya. Gambar 9 memperlihatkan bahwa nilai reduksi untuk kebisingan Repository Fmipa 7

untuk arah barat-timur lebih kecil dari nilai reduksi arah utara-selatan. Nilai minimum reduksi sebesar 1,184 dba dan nilai maksimum reduksi sebesar 4,423 dba. Nilai kebisingan tanpa penghalang selalu lebih besar dari nilai kebisingan menggunakan penghalang, dengan nilai minimum kebisingan tanpa penghalang dan nilai maksimum tanpa penghalang. Sedangkan nilai minimum menggunakan penghalang sebesar 54,59 dba dan nilai maksimum menggunakan penghalang sebesar 56,598 dba. Nilai kebisingan minimum tanpa penghalang sebesar 57,45 dba dan nilai maksimum tanpa penghalang sebesar 60,1 dba. Gambar 10 memperlihatkan analisa perbandingan penyebaran bising hasil eksperimen dengan nilai penyerapan bising menurut ISO di jalan Cipta Karya untuk profil arah barat-timur (penampang C-D). Secara eksperimen nilai reduksi meningkat dengan bertambahnya jarak dengan penghalang. Hali ini disebabkan karena semakin bertambah jumlah kendaraan yang lewat. Sedangkan secara teori semakin dekat dengan penghalang akan menyebabkan nilai reduksi kebisingan semakin besar, karena adanya penyerapan oleh penghalang. Semakin jauh dari penghalang akan menyebabkan nilai reduksi kebisinan semakin kecil, karena kecilnya penyerapan oleh penghalang. Hal ini sesuai dengan teori tanpa memperhatikan jumlah kendaraan yang lewat. Nilai maksimal reduksi 4,211 dbajn dan minimal 1,704 dba. Sedangkan nilai maksimal ISO sebesar 3,43 dan minimal 2,24. KESIMPULAN 1. Tingkat kebisingan yang diukur di jalan Suka Karya dan Cipta Karya yang menggunakan penghalang (pagar) nilai tingkat kebisingan yang paling besar yaitu di jalan Suka Karya. Tingkat kebisinganny yang tertinggi yaitu sebesar 67,9 db dan yang terendahsebesar 55,6 db. Sedangkan nilai tingkat kebisingan di jalan Cipta Karya yang tertinggi adalah sebesar 59,9 db dan yang terendah sebesar 54,3 db. 2. Tingkat kebisingan yang diukur di jalan Suka Karya dan Cipta Karya tanpa penghalang nilai tingkat kebisingan yang tertinggi adalah di jalan Suka Karya. Nilai tingkat kebisingan yang tertinggi adalah sebesra 7,4dB dan yang terendah sebesar 63,3 db.sedangkan nilai tingkat kebsisingan di jalan Cipta Karya yang tertinggi sebesar 68,78 db dan yang terendah sebesar 57,2. 3. Nilai maksimum ISO pada profil penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan penyerapan bising di Jalan Suka Karya untuk arah Barat- Timur penampang (C-D) sebesar 3,24 db dan nilai ISO minimum sebesar 2,31 db. Sedangkan nilai reduksi maksimum sebesar 7,503 dan nilai reduksi minimum sebesar 3,989. 4. Nilai maksimum ISO pada profil penyebaran kebisingan hasil eksperimen dengan penyerapan bising di Jalan Cipta Karya Karya untuk arah Barat- Timur penampang (C-D) sebesar 3,43 db dan nilai ISO minimum sebesar 2,24 db. Sedangkan nilai reduksi maksimum sebesar 4,211 dan nilai reduksi minimum sebesar 1,704. Repository Fmipa 8

5. Nilai baku mutu untuk perumahan 55 dba, sedangkan nilai tingkat kebisingan untuk rumah di Jalan Suka Karya tanpa penghalang sebesar 74,6 dba dan dengan penghalang sebesar 67,9 dba. 6. Nilai baku mutu untuk perumahan 55 dba, sedangkan nilai tingkat kebisingan untuk rumah di Jalan Cipta Karya tanpa penghalang sebesar 62,9 dba dan dengan penghalang sebesar 58,6 dba. DAFTAR PUSTAKA Djalantae, S. 2010.Analisis Tingkat Kebisingan Di Jalan Raya Yang Menggunakan Alat Pemberi Isyarat lalu Lintas.( APIL) (Studi Kasus : Simpang Ade Swalayan).Jurnal SMARTEK. Vol8 No.4. November 2010 : 280 : 300. Karl D. Kryter. 1985. The Effect of Noise On Man. California: academis Press, hal 1. Martono, H. Sukar, N. Sulistiyani. 2008. Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dan sekitarnya, http://www.litbang.depises.go.id,0 7 04 2010. Setiawan R. 2001Analisis Tingkat kebisingan lalu lintas pada jalan tol ruas Waru Sidoarjo. Available from: http://fportofolio.petra.ac.id, October 2 2008 Repository Fmipa 9