BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

BAB II Tinjauan Pustaka

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

Crashing Project. Bahan Kuliah

BAB II STUDI PUSTAKA

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

Pertemuan 5 Penjadwalan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Operations Management

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

MANAJEMEN PROYEK (Crashing Project)

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MATERI 8 MEMULAI USAHA

Operations Management

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA KONSEPTUAL

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB III LANDASAN TEORI

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB III LANDASAN TEORI

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

PERENCANAAN PROYEK IT

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB 2. Landasan Teori

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Sistem Informasi [Kode Kelas]

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Optimisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NETWORK (Analisa Jaringan)

CPM/PERT A. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis CPM/PERT

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Reinder (2012), Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi. Menurut Subagyo (Hidayat, 2013), manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Kemudian menurut Eddy Herjanto dalam Hidayat (2013), manajemen operasi diartikan sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan Fungsi manajemen operasi: a. Fungsi pemasaran: menghasilkan permintaan atau menerima pemesanan untuk sebuah barang atau jasa (tidak akan ada aktivitas jika tidak ada penjualan). 8

9 b. Fungsi produksi atau operasi: berkaitan dengan penciptaan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. c. Fungsi keuangan atau akuntansi: mengelola berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Alasan mempelajari manajemen operasi: a. Untuk mengetahui bagaimana orang mengorganisasikan diri mereka untuk mendapatkan perusahaan yang produktif. b. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. c. Untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajemen operasi. d. Karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi. 2. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah suatu pengetahuan tentang aplikasi, keahlian, perangkat dan teknik untuk memimpin suatu aktivitas proyek dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh proyek (Widjaya, 2013). Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhankebutuhan proyek.

10 Berdasarkan pengertian proyek di atas, ciri-ciri proyek antara lain: 1. Memiliki tujuan tertentu berupa hasil kerja akhir. 2. Sifatnya sementara karena siklus proyek relatif pendek. 3. Dalam proses pelaksanaannya, proyek dibatasi oleh jadwal, anggaran biaya, dan mutu hasil akhir. 4. Merupakan kegiatan nonrutin, tidak berulang-ulang. 5. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya. Menurut Siswanto (2007), dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan yang lain, yaitu: 1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain. 2. Proses pengendalian (controlling). Manajemen Proyek meliputi tiga fase yaitu: a) Perencanaan. Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, dan organisasi tim-nya. b) Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang lainnya. c) Pengendalian. Perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan

11 3. Penjadwalan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya. Penjadwalan atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam suatu perusahaan. Penjadwalan diperlukan untuk mengalokasi tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material,dan sebagainya. Menurut Morton dan Pentico (Ajieb,2013), dalam penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang diharapkan dalam waktu yang diharapkan pula. Sementara menurut Kennent R. Baker dalam Sinaga (2012), penjadwalan didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Penjadwalan proyek meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain : a) Bagi pemilik : 1. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek. 2. Merencanakan aliran kas.

12 3. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek. b) Bagi kontraktor: 1. Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri. 2. Merencanakan kebutuhan material, peralalan, dan tenaga kerja. 3. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor. 4. Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja. 5. Merencanakan aliran kas. 6. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek. 4. Evaluasi Program 4.1. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan tersebut mempengaruhi evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandanganpandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi suatu program atau kegiatan adalah penting. Suchman (Arikunto dan Jabar,2010:1) didalam evaluasi program memandang bahwa, evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010:2) mengatakan bahwa, evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat

13 bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatife keputusan. Evaluasi program adalah upaya penelitian yang dilakukan secara sistematis dan objektif dengan tujuan mengkaji proses dan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana hasil atau nilai yang telah dicapai program. Ada empat langkah yang dilakukan dalam proses evaluasi yaitu : 1. Persiapan, tahap ini untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan 2. Mengumpulkan informasi, yaitu memilih teknik untuk mengumpulkan bermacam-macam informasi seakurat mungkin, 3. Membuat penilaian, membandingkan informasi dengan kriteria yang telah ditentukan untuk membuat penilaian, 4. Membuat keputusan, mengambil kesimpulan berdasarkan pada penilaian yang telah dibentuk. 4.2. Jenis-jenis Evaluasi Secara umum, evaluasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a) Evaluasi pada Tahap Perencanaan Kata evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dalam rangka mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai altenatif dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam

14 kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahannya sendiri. b) Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan dengan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara evaluasi menurut pengertian ini dengan mentoring. Mentoring menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Mentoring melihat apakah pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut sudah berubah, apakah pencapaian hasil program tersebut akan memecahkan masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor luar yang mempengaruhi keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat. c) Evaluasi pada Tahap Paska Pelaksanaan Dari sini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaanya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibadingkan dengan rencana yakni apakah dampak yang

15 dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009:537). 4.3.Tujuan Evaluasi Program Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006: 48), tujuan khusus evaluasi program terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk : a) Memberikan masukan bagi perencanaan program. b) Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program. c) Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program. d) Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program. e) Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan, supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program. f) Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar sekolah. 5. CPM (Critical Path Method) 5.1. Pengertian CPM Menurut Heizer dan Reinder (2010), CPM (Critical Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan hanya satu factor waktu per kegiatan. Merupakan jalur tercepat untuk mengerjakan suatu proyek, dimana setiap proyek yang termasuk pada jalur ini tidak diberikan

16 waktu jeda atau istirahat untuk pengerjaannya. Dengan asumsi bahwa estimasi waktu tahapan kegiatan proyek dan ketergantungannya secara logis sudah benar. Jalur kritis berkonsentrasi pada timbal balik waktu dan biaya. Menurut (Siswanto,2007) CPM adalah model manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai objek yang dianalisis. CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Jalur kritis memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut : 1. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi itu. 2. Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi itu. Rumus yang digunakan adalah (Render dan Heizer, 2009:102-109) : ES : Max (EF semua pendahuluan langsung) EF : ES + t LF : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikuti) LS : LF waktu aktivitas S : LS ES / LF EF

17 Pengertian sebagai berikut : ES (Earliest Start) : waktu mulai paling awal dari suatu pekerjaan. LS (Later Start) : waktu mulai paling akhir dari suatuvpekerjaan. EF (Earliest Finish) : waktu penyelesaian paling awal dari suatu pekerjaan. LF (Latest Finish) : waktu paling akhir untuk menyelesaikan pekerjaan. S (Slack) : waktu mundur aktivitas. Slack adalah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. 5.2.Jaringan Kerja Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam network diagram (Render dan Heizer, 2009). Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan. 6. PERT PERT atau Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah model Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek

18 (Siswanto, 2007). Teknik PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga dimensi estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untuk setiap aktivitasnya (Render dan Heizer, 2009:112). Adapun kerangka kerja untuk membuat PERT adalah : d) Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja. e) Membangun hubungan antara aktivitas-aktivitasnya. f) Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas. g) Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk setiap aktivitas. h) Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis). i) Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Estimasi waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan, dengan rumus : ET t a 6 4 m b

19 ET a m b : waktu kegiatan bila berjalan sesuai yang diharapkan. : waktu optimis, waktu kegiatan bila semua berjalan dengan baik. : waktu realistis, waktu kegiatan terjadi bila dalam kondisi normal. : waktu pesimis, waktu bila terjadi hambatan. Gambar 2.1 Distribusi Peluang Beta dengan Tiga Perkiraan Waktu Sumber: Heizer dan Render, (2006) Untuk menghitung disperse (dispersion) atau varians waktu penyelesaian kegiatan (variance of activity completion time), menggunakan rumus : WaktuPesimis WaktuOptimis 2 Varians = 6 PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis : 2 P = Varians Proyek = (Varians Kegiatan Pada Jalur Kritis)

20 Untuk menentukan deviasi standard proyek dari varians kegiatan kritis dengan menggunakan rumus: ( P ) = Varians Proyek Untuk menganalisis Probabilitas Jaringan Proyek yaitu dengan menggunakan distribusi normal, probabilitas dapat ditentukan dengan mengitung jumlah standard deviasi (Z) dari rata-rata, seperti diilustrasikan pada gambar berikut. Gambar 2.2 Distribusi Normal pada Panjangnya Jaringan Sumber : Bernard W Taylor III, 2006. Nilai tersebut, Z dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Keterangan : Z = Probabilitas Z = (X - µ) / P P = Deviasi Standard Proyek X = Batas Waktu µ = Waktu Penyelesaian yang Diharapkan

21 yaitu : Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, 1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone) Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi. 2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan. 3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram) Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial) atau secara bersamaan (paralel). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah. 4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan dan tahun.

22 5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path) Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. 6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Dalam Siswanto (2007), disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan taksiran-taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik. 7. Teknik Manajemen Proyek: PERT dan CPM PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau teknik evaluasi dan ulasan program adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. CPM (Critical Path Method) adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu factor waktu per kegiatan.

23 Metode tersebut untuk membantu para manajer membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan kompleks. a. Rangka Pikiran PERT dan CPM PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah dasar yaitu : 1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja. 2. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan mana yang harus mengikuti yang lain. 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan. 4. Menetapkan perkiraan waktu dan biaya untuk tiap kegiatan. 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis. 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. b. Diagram Jaringan dan Pendekatan Langkah pertama dalam jaringan PERT dan CPM adalah membagi keseluruhan proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang berarti menurut struktur pecahan kerja. Kegiatan tersebut sebagai berikut : 1. Kegiatan-pada-Titik (activity-on-node-aon) adalah diagram jaringan dengan titik menunjukkan kegiatan. 2. Kegiatan-pada-Panah (activity-on-arrow-aoa) adalah diagram jaringan dengan panah menunjukkan kegiatan.

24 3. Kegiatan dummy (dummy activities) adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu, yang diselipkan ke dalam jaringan untuk menjaga logika pada jaringan. Table 2.1 Pendekatan AOA dengan AON Kegiatan-padaTitik Arti dari No (AON) Kegiatan 1 A datang sebelum Kegiatan-pada-Panah (AOA) B, yang datang A B C A B C sebelum C 2 A dan B keduanya A harus diselesaikan C sebelum C dapat B dimulai 3 B dan C tidak dapat dimulai hingga A B selesai A C A B A C B C 4 C dan D tidak dapat A C dimulai hingga A dan B keduanya selesai A C B D B D 5 C tidak dapat dimulai hingga A C A dan B keduanya selesai D tidak dapat B D dimulai hingga B selesai. Kegiatan dummy ditunjukkan pada AOA. A B C Dummy D

25 6 B dan C tidak dapat dimulai hingga A A B D selesai. D dapat dimulai hingga B dan C keduanya selesai. C Kegiatan dummy ditunjukan pada AOA A Dummy B C D Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer, Barry Render, edisi ke tujuh, 2006 8. Durasi Proyek Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek (Maharany dan Fajarwati, 2006). Maharany dan Fajarwati (2006) menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh dalam menentukan durasi pekerjaan adalah volume pekerjaan, metode kerja (construction method), keadaan lapangan, serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek. 9. Crashing Project Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya (diukur dalam satuan mata uang), bagi aktivitas yang akan dikurangi waktunya. Crashing Project merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas proyek yang penting menjadi kurang dari waktu normal aktivitas. Crashing Project merupakan tindakan untuk mengurangi durasi keseluruhan proyek setelah menganalisa alternatif-alternatif yang ada (dari

26 jaringan kerja). Bertujuan untuk mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya terendah. Seringkali dalam crashing terjadi trade-off, yaitu pertukaran waktu dengan biaya. 9.1 Pertukaran (Trade-Off) waktu dan biaya Dapat digambarkan dalam bentuk grafik waktu biaya (seperti pada Gambar 2.4). Digunakan untuk membandingkan alternatif tambahan biaya untuk manfaatnya. Yang paling sulit untuk membuat grafik ini adalah mencari total biaya langsung untuk lama proyek tertentu dalam jangka waktu yang relevan. Gambar 2.3 Grafik Waktu-Biaya Terdapat 3 (tiga) langkah yang diperlukan untuk mengkonstruksikan grafik waktu biaya, yaitu: 1) Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh: biaya pegawai dan peralatan. 2) Cari total biaya tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh: biaya konsultansi dan administrasi.

27 3) Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih tersebut. 9.2 Komponen Waktu Dalam crashing project, terdapat dua komponen waktu, yaitu: 1) Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam kondisi normal. 2) Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas. Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Waktu Akselerasi, dengan persamaan: Total Waktu Akselerasi= Waktu Normal Waktu Akselerasi 9.3 Komponen Biaya Dalam crashing project, terdapat tiga komponen biaya, yaitu: 1) Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi normal. 2) Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi atau crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas). Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Biaya Akselerasi, dengan persamaan: Total Biaya Akselerasi= Biaya Akselerasi Biaya Normal

28 3) Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi atau crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas) dalam satuan waktu terkecil yang ditentukan, dengan menggunakan persamaan: Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope) = Total Biaya Akselerasi Total Waktu Akselerasi 9.4.Grafik Linear Waktu dan Biaya Dari komponen waktu dan biaya tersebut terdapat hubungan linear seperti yang digambarkan dalam grafik berikut ini. Gambar 2.4 Grafik Linear Waktu-Biaya 10. Efisiensi Waktu dan Biaya Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya waktu atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan efisiensi waktu pelaksanaan proyek.

29 a) Untuk Mengetahui efisiensi waktu pengerjaan proyek dapat dihitung dengan rumus : Waktu Normal Waktu Dipercepat Waktu Normal x 100% b) Efisiensi biaya pelaksanaan proyek Untuk mengetahui berapa besar biaya yang akan terjadi apabila adanya waktu di percepat, dengan rumus : Biaya Normal Biaya Dipercepat Biaya Normal x 100% 11. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas dari fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan kebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab dan menerapkan mereka dengan cara seperti perencanaan mutu, jaminan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas, dalam sistem mutu" (1). gambaran tentang proses manajemen mutu proyek utama berikut: 1. Kualitas Perencanaan, mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek dan menentukan bagaimana memuaskan mereka. 2. Penjaminan Kualitas, mengevaluasi kinerja proyek secara keseluruhan secara teratur untuk memberikan keyakinan bahwa proyek akan memenuhi standar kualitas yang relevan.

30 Kontrol kualitas (Quality Control) pemantauan proyek tertentu untuk menentukan apakah mereka sesuai dengan standar mutu yang relevan dan mengidentifikasi cara untuk menghilangkan penyebab kinerja yang tidak memuaskan. B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan atas adanya kejadian yang telah terjadi sebelumnya, diantaranya: Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Penulis Tahun Judul Penelitian Keterangan Amyarta 2006 Perencanaan dan Pengendalian Penjadwalan Proyek dengan Menerapkan Metode Algoritma Project Crashing Denny Permana 2015 Analisa Penjadwalan Waktu Proyek Contruction Civil Foundation Alfa Mart Dengan Critical Path Method (CPM) Penelitian tersebut dilakukan untuk merancang perencanaan dengan metode Algoratitma Project Crashing mengoptimalkan dari penjadwalan untuk bertujuan akhir memperoleh alternatif biaya minimum dan waktu optimal dengan melakukan percepatan proyek. Tujuan penelitian ini yang adalah untuk mempercepat proses penyampaian informasi yang diinginkan, dan membuat data proyek menjadi terintegrasi sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisien dalam pengolahan data proyek. Metode jalur kritis membuat durasi pekerjaan menjadi lebih cepat dari sebelumnya karena aktivitas pekerjaan diurutkan dan dirangkai menjadi sebuah network atau jaringan kerja yang tidak boleh mengalami penundaan yang berakibat penundaan proyek secara keseluruhan.

31 Muhamad Kasroniyanto 2015 Analisis Perbaikan Penjadwalan Proyek Konstruksi Satu Unit Cluster Aristoteles Dua Lantai Dengan Critical Path Methode (CPM) Pada Proyek CV. Putri Tunggal Dian Alfianto 2012 Evaluasi Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode CPM dan Analisis Kurva S pada Proyek Studi Detail Desain Pantai Les Tejakula di Kab Baleleng Bali Agus Somantri 2008 Studi Tentang Perencanaan Waktu Dan Biaya Proyek Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT. Haryang Kuning Menganalisis Penjadwalan proyek yang telah di buat untuk mencapai percepatan waktu pada 3 kegiatan lintasan kritis yang mencakup 14 aktifitas kegiatan proyek yang aktivitasnya termasuk dalam aktivitas lintasan kritis. Perbedaan waktu pengerjaan proyek pada saat kondisi awal dan kondisi percepatan adalah 34 hari. Pada percepatan anggaran biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 993.135.294,- dari harga normal sebesar Rp 983.776.001,- dengan turun 1% dari waktu percepatan. Penelitian tersebut pada proyek studi pengembangan pemanfaatan mata air mateum terhambat kegiatan agama selama 2 minggu (14 hari) dari waktu sebenarnya yaitu 135 hari menjadi 149 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp 68.910.000,- dari biaya normal sebesar Rp 498.480.000.- menjadi Rp 567.390.000. (sumber: bagian staf keuangan PT. GAHARU SEMPANA). Dari penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan jaringan kerja, waktu dan baiya penyelesaian proyek dan perkiraan biaya percepatan setelah dilakukan percepatan penyelesaian proyek. Penelitian tersebut menganalisis waktu dan biaya dalam mencapai biaya yang optimal dalam pelaksanaan penambahan ruang kelas di Politeknik Manufaktur pada PT. Haryang Kuning. Dengan menggunakan CPM (Critical Patch Methode) memiliki keuntungan dari sehi waktu dan biaya. Waktu proyek mempunyai efisiensi 8 hari atau

32 sebesar 7,07 %, dan biaya proyek mempunyai efisiensi sebesar Rp. 4.795.118,140 atau sama dengan 0,349 %. Sumber: Internet C. Rerangka Pemikiran Dari indentifikasi masalah awal yang dilakukan adanya permasalahan yang terjadi yaitu pemasangan Safety Fance, Support, Rail, Conveyor, dan Trial yang di lakukan di lokasi proyek. Berdasarkan kajian teori dan informasi yang relevan terlihat bahwa perencanaan sebagai bagian yang mempunyai pengaruh besar terhadap perolehan kesuksesan dalam proyek. Suatu proyek akan di katakan berhasil apabila proyek tersebut memiliki keuntungan bagi perusahaan dengan waktu dan biaya optimal, dari mulai kegiatan sampai akhir kegiatan dalam pelaksanaan proyek. Berdasarkan uraian di atas peneiliti mengemkembangkan kerangka pemikiran sebegai berikut :

33 Keterlambatan Proyek Jaringan Kerja Penjadwalan Pelaksanaan Proyek Pengendalian Proyek Tahapan Pembuatan Penjadwalan Waktu dan Biaya Optimal Ya Tidak Evaluasi Jaringan Kerja dengan Menghitung jalur kritis Pembuatan Jaringan Kerja baru dan Perhitungan Waktu dan Biaya Crashing Gambar 2.5 Rerangka Pemikiran