ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH OLEH MUHAMMAD IQBAL NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA

Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi Page 1

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN

Samsul : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi 1

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN WINGEOM DALAM MODEL LEARNING CYCLE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SMP KELAS VIII.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN FLASH MX PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN HANDOUT PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Retno Ningtyas, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi. Abstrak

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Oleh : Elsa Novyarti 1 ), Jefri Marzal 2 ), Rohati 2 )

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK KELAS X

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: M. RAFIQ RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2017

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS PEMECAHAN MASALAH DI KELAS X SMK

PENGEMBANGAN E-MODULE DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS AKTIVITAS BELAJAR POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB III METODE PENELITIAN

Efektivitas Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Sistem Koloid dengan Menggunakan Model Pembelajaran Partner Switch

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Rme Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

PENGEMBANGAN E-MODUL DENGAN MODEL GUIDED NOTE TAKING PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA II PROGRAM S1 PGSD BI DI POKJAR KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BILANGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PEMBUATAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI LINGKARAN BERBASIS PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017 Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM Euis Sugiarti 1), Roseli Theis 2), Rohati 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email: euissugiarti@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan pendidikan dalam proses pembelajaran ini pastinya sangat ditentukan oleh kerjasama antar guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum menggunakan kreatifitas dan gagasan baru untuk mengembangkan cara penyajiannya di sekolah. Oleh karena itu selaku guru diperlukan pengalaman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam pembelajaran adalah bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa sesuai dengan karakteristiknya yaitu modul. Modul pembelajaran yang beredar saat ini sudah banyak. Namun modul tersebut belum mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik ke dalam modul dapat melibatkan siswa secara kelompok untuk aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa modul mengguna-kan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar cetak berupa modul. Untuk melihat keefektifan produk yang dihasilkan digunakan model pengembangan ADDIE dan instrumen berupa angket penilaian materi, desain modul, desain pembelajaran, angket persepsi guru, angket persepsi siswa, dan tes hasil belajar siswa. Setelah modul dibuat maka modul tersebut divalidasi oleh tim ahli. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain modul hingga modul dinyatakan layak untuk diujicobakan. Setelah modul divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya dilaku-kan ujicoba. Uji coba dilakukan dengan meminta tanggapan dari guru matematika dan siswa sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, modul kembali direvisi jika kembali ditemukan kelemahan dan dilakukan evaluasi dan perbaikan sesuai saran dan komentar. Selanjutnya modul tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran yang sebenarnya pada siswa kelas IX SMP N 12 TANJABTIM. Dari hasil analisis post-test yang dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran diperoleh 83,3% nilai siswa men-capai kriteria ketuntasan minimum. Hasil analisis dari angket tanggapan siswa diperoleh hasil penilaian 3,47 dengan kategori baik. Ini artinya modul yang dibuat sudah efektif. Sehingga modul ini bisa digunakan oleh guru dan siswa SMP khususnya pada pembelajaran materi peluang. Kata Kunci : Pengembangan Modul, Strategi Pembelajaran PDEODE, Pendekatan Saintifik, Peluang Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM Oleh: Euis Sugiarti 1), Roseli Theis 2), Rohati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email: lastri.ajah51@yahoo.com PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan, baik itu di jenjang sekolah dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi. Prinsip utama dalam proses pembelajaran matematika adalah adanya keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Berbicara tentang pelajaran matematika, tidak terlepas dari bagaimana persepsi siswa terhadap matematika itu sendiri. Sebagian siswa merasa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan pelajaran matematika itu kurang menarik serta jarang siswa yang mau mengerjakan tugas harian. Partisipasi siswa rendah dalam kegiatan belajar mengajar, dan siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi). Hal ini disebabkan karena pembelajaran didominasi dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Akibatnya, siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep. Sehingga siswa lebih cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, dengan sikap tersebut maka akan berdampak negatif pada proses berpikir mereka. Sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran matematika yang diajarkan. Padahal, pada dasarnya matematika merupakan ilmu pasti yang apabila dipahami dengan baik semuanya akan terasa lebih mudah. Dalam upaya untuk mengimplementasikan kegiatan pembelajaran matematika maka terlebih dahulu guru harus membuat perangkat pembelajaran. Oleh karena itu, membuat perangkat pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar pada aspek kognitif, yaitu diukur berdasarkan kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMPN 12 TANJABTIM pada tanggal 20 Februari 2015, diketahui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran matematika di sekolah ini yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas adalah 80%. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa pada materi Peluang, terlihat dari persentase kelas yang belum memenuhi standar ketuntasan dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMPN 12 TANJABTIM, juga diketahui bahwa perangkat pembelajaran yang digu-nakan di sekolah tersebut salah satunya adalah Modul. Modul yang digunakan adalah Modul konvensional dan Modul tersebut belum memfasilitasi peserta didik dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Akan Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3

tetapi Modul tersebut, isinya lebih banyak ditekankan pada penjelasan rinci (definisi) dari sebuah konsep, kemudian diikuti dengan contoh soal dan sejumlah soal-soal latihan. Isi Modul yang dipakai oleh peserta didik di sekolah tersebut belum bisa meningkatkan kemampuan belajar. Modul di SMPN 12 TANJABTIM memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah dari segi bahasa, desain grafis, metodo-logi penulisan, dan strategi/model pembelajaran yang digunakan dalam modul tersebut. Penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi desain grafis, dapat dilihat dari tidak adanya warna yang dikombinasikan dalam modul sehingga kurang menarik minat siswa dalam mempelajari isi modul. Dari segi metodologi penulisan, dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif emosional siswa. Dari segi model pembelajaran yang digunakan, belum terintegrasi dengan modul sehingga membuat pembelajaran monoton dan siswa akan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Keterbatasan modul tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar. Oleh karena itu, diperlukannya suatu inovasi baru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga hasil belajar dapat meningkat. Pengembangan perangkat bahan ajar khususnya modul merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyelesaian masalah tersebut. Pengembangan perangkat bahan ajar berupa modul harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Adapun perangkat bahan ajar yang akan disusun dan dikembangkan penulis adalah perangkat bahan ajar dalam bentuk modul. Modul merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2013: 204). Pada tahapan pengembangan modul, dibutuhkan kesesuaian permasalahan yang ada dengan model pembelajaran yang dikombinasikan. Sejalan dengan diterapkannya kurikulum 2013 dimana dalam kurikulum ini hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari nilainya saja tetapi juga dari sikap, keterampilan dan pengetahuan (Abidin, 2014:16). Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss Explain) merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan pengalaman kehidupan sehari-hari dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan kebenaran dari hal yang pada awalnya diperkirakan, dengan berbantuan media pembelajaraan. Strategi pembelajaran PDEODE memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dan saling tukar pendapat, serta mengutamakan aktivitas siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang bermakna dan mengembangkan sikap. pendekatan saintifik, disusun dan dikembangkan agar dapat mengkonstruksi kemampuan kognitif dan keterampilan siswa sehingga dalam penerapannya menggunakan strategi pembelajaran PDEODE yang menekankan perkembangan akademis dan keterampilan siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Modul Menggunakan Strategi Pembelajaran PDEODE Dengan Pendekatan Saintifik Pada Materi Peluang Kelas IX SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan modul dengan pendekatan saintifik dan penerapannya menggunakan strategi pembelajaran PDEODE di kelas IX SMP. Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4

METODE PENGEMBANGAN Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE (analysis, design, development, implementation, and Evaluation), yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (Amri, 2013: 264). Prosedur Pengembangan Adapun prosedur pengembangan dalam penelitian ini berdasarkan model ADDIE yaitu: 1. Analysis (Analisis) Tahap pertama dalam prosedur pengembangan ADDIE pada penelitian ini ialah melakukan analisis. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis kurikulum, analisis materi, dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis Kurikulum Pada tahap analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di sekolah, mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar. b. Analisis Materi Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan. c. Analisis Karakteristik Siswa Kegiatan pada tahap ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik siswa serta mengetahui pengetahuan a- wal siswa. 2. Design (Perancangan) a. Rancangan modul: rancangan sampul modul, rancangan isi modul. b. Validasi oleh tim ahli c. Revisi desain 3. Development (Pengembangan) Tahap Development (pengembangan) ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Adapun yang dilakukan pada tahap development yaitu sebagai berikut: a. Pembuatan Produk Setelah membuat rancangan perangkat pembelajaran berupa modul, selanjutnya dimulailah pembuatan perangkat pembelajaran sesuai dengan struktur yang telah dirancang. b. Uji coba satu-satu (one-to-one trial) Uji coba satu-satu ini dilakukan untuk memperoleh masukan tentang produk yang telah dikembangkan. Setelah dilakukan uji coba satu-satu, maka produk direvisi. c. Uji coba kelompok kecil Setelah revisi produk lembar kerja siswa atas dasar uji coba satu-satu (one-to-one trial), maka produk lembar kerja siswa ini diujicobakan pada uji coba kelompok kecil. Jumlah optimum dari sebuah kelompok kecil yaitu diantara 8 sampai 20 subjek (Branch, 2009:124). 4. Implementation (Implementasi) Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan produk yang dikembangkan. Setelah dilakukan revisi produk pada tahap desain dan pengembangan (development) kemudian dinyatakan layak, maka produk akan dimplementasikan atau diuji coba pada kelas yang sesungguhnya. 5. Evaluation (Evaluasi) Evaluasi dilakukan setiap akhir tahap penelitian dan pengembangan, mulai dari rancangan sampul, rancangan isi, pembuatan produk, validasi desain, revisi, sehingga pada tahap evaluasi akan dihasilkan produk akhir. Pada tahap evaluasi setelah produk diimplementasikan, kemudian dilakukan post test untuk melihat hasil belajar siswa sesudah menggunakan modul dengan menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket dan soal post-test. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengembangan menurut langkah-langkah pengembangan model ADDIE dengan tahapan sebagai berikut: Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5

Teknik analisis data yang dilakukan sesuai dengan instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi untuk pembuatan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP. 2. Membuat desain modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP. 3. Desain yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh tenaga ahli materi berdasarkan validasi isi, konstruk, bahasa dan praktikalitas serta tenaga ahli desain media pembelajaran. Jika ditemukan suatu kelemahan dan kekurangan pada modul tersebut, maka desain tersebut harus direvisi kembali berdasarkan saran validator. 4. Setelah merevisi desain tersebut, maka dilakukan uji coba produk. Uji coba dilaksanakan pada 2 orang guru mata pelajaran matematika dan 12 orang siswa. Uji coba ini dilakukan untuk melihat tanggapan dan penilaian dari guru dan siswa tentang manfaat penggunaan modul yang telah dibuat, kemudian akan dilakukan revisi sesuai dengan data angket tertutup pada uji coba produk. 5. Setelah dilakukan revisi, maka dilakukanlah implementasi untuk keadaan sesungguhnya (dalam pembelajaran) pada satu kelas. 6. Kemudian dilakukan post-test untuk melihat manfaat penggunaan modul pada hasil belajar siswa tersebut. Posttest yang dilakukan berpatok pada KKM yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas yaitu 80%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: m P = 100% n Keterangan: P = persentase nilai siswa yang mencapai sekurang kurangnya nilai KKM m = banyak siswa yang mencapai sekurang kurangnya nilai KKM n = banyaknya siswa HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik kelas IX SMP materi peluang, (2) penilaian isi materi dan desain modul oleh ahli materi dan desain produk, (3) uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan, dan (4) hasil belajar siswa terhadap penggunaan modul menggunakan strategi pembelajaran PDE- ODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP dengan memberikan post-test kepada siswa di kelas IX SMP N 12 TANJABTIM. 1. Validasi Materi dan Desain Modul Pada validasi materi ini peneliti memilih dua orang ahli. Komponen validasi materi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu kelayakan substansi, konstruk, bahasa dan praktikalitas. Adapun kategori penilaian untuk melihat kelayakan validasi materi dari segi substansi, konstruk, bahasa dan praktikalitas serta kelayakan validasi desain, dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1. Kategori penilaian Interval Kategori 1,00 N 1,79 Sangat tidak baik 1,80 N 2,59 Tidak baik 2,60 N 3,39 Sedang 3,40 N 4,19 Baik 4,20 N 5,00 Sangat baik Keterangan: N = Jumlah skor kriterium Dimana: N = a. Validasi Substansi Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi isi materi ini adalah 8 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 40. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 58 dengan jumlah tertinggi 80 maka hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,6. Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6

Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori baik. b. Validasi Konstruk Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi konstruk ini adalah 6 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 30. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 48 dengan jumlah tertinggi 60 maka hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori baik. c. Validasi Bahasa Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi bahasa ini adalah 4 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 20. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 32 dengan jumlah tertinggi 40 maka hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,8. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori baik. d. Validasi Praktikalitas Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi praktikalitas ini adalah 4 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 20. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 32 dengan jumlah tertinggi 40 maka hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori baik. Pada validasi desain modul, peneliti memilih dua orang ahli untuk menilai desain modul tersebut. Dari hasil penilaian diperoleh jumlah skor penilaian dari validator adalah 72 dengan jumlah tertinggi 100 maka dapat diperoleh presentase skor penilaian validator terhadap modul adalah 3,7. Jadi, hasil penilaian modul secara keseluruhan sudah termasuk dalam kategori baik. 2. Uji Coba Produk Berdasarkan tanggapan guru matematika mengenai modul yang telah dikembangkan diperoleh jumlah skor uji coba satu-satu (one-to-one trial) terhadap modul menggunakan strategi pembelajaran PDE- ODE dengan pendekatan saintifik adalah 83 dari skor tertinggi yaitu 100. Dengan demikian hasil penilaian uji coba perorangan ini termasuk dalam kategori baik dengan rerata skor uji coba produk 4,15. Berdasarkan penilaian angket diperoleh jumlah skor uji coba produk kelompok kecil mengenai tanggapan siswa terhadap modul adalah 423 dari skor tertinggi yaitu 540. Dengan demikian hasil penilaian uji coba tanggapan siswa terhadap modul ini termasuk dalam kategori baik dengan rerata skor uji coba produk terhadap tanggapan siswa adalah 3,47. Kemudian dilakukan uji coba lapangan terhadap modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada satu kelas yaitu IXA yang berjumlah 30 siswa. Dimana modul digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan yang terdiri atas 2 jam dalam 1 pertemuan. 3. Tes Hasil Belajar Siswa (Post-test) Jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 17% dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase ketuntasan 83%. Dari hasil perhitungan, tampak bahwa pada kelas IXA persentase siswa yang tuntas dengan SKM 75 adalah 83% serta mencapai syarat ketuntasan kelas yaitu 80% siswa mencapai KKM. PEMBAHASAN Hasil pengembangan modul dalam penelitian ini dikategorikan valid. Validitas tergambar dari hasil penilaian tim ahli materi (validator) yaitu 3,6 dalam kategori baik berdasarkan substansi, konstruk, bahasa dan praktikalitas. Selanjutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain produk yaitu 4,07 masuk dalam kategori baik. Hasil belajar terhadap penggunaan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran matematika khususnya materi peluang dalam Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7

proses pembelajaran melalui post-test terdapat 83,33% siswa yang telah tuntas dengan nilai post-test tertinggi yaitu 93,75. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep dan melatih siswa dalam menginvestigasi masalah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam proses mengembangkan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu analysis (análisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Pada tahap análisis, dilakukan analisis kurikulum, análisis materi dan analisis karakteristik siswa. Pada tahap perancangan, dibuat rancangan sampul dan rancangan isi modul. Kemudian dilanjutkan dengan validasi oleh tim ahli, terdiri dari validasi isi materi dan validasi desain. Hasil pengembangan modul dalam penelitian ini dikategorikan valid. Validitas tergambar dari hasil penilaian tim ahli materi (validator) yaitu 4 dalam kategori baik berdasarkan substansi, konstruk, bahasa dan praktikalitas. Selanjutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain produk yaitu 3,7 termasuk dalam kategori baik. Setelah itu dilanjutkan ke tahap pengembangan yaitu melaksanakan ujicoba yang terdiri dari ujicoba satu-satu dengan 2 orang responden yaitu 2 orang guru matematika yang mengajar di kelas IX SMPN 12 TANJABTIM, dan ujicoba kelompok kecil dengan 12 orang responden yaitu 12 orang siswa yang dilaksanakan di kelas IXB SMPN 12 TANJABTIM. Tahap selanjutnya yaitu implementasi yang dilaksanakan di kelas IXA SMPN 12 TANJABTIM. Selanjutnya dilakukan tahap evaluasi terhadap penggunaan modul dengan pendekatan saintifik dan penerapannya menggunakan metode quantum learning pada materi peluang dalam proses pembelajaran. 2. Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMPN 12 TANJABTIM memperoleh nilai tertinggi 93,75 dan nilai terendah 31,25. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 83%. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP ini telah memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 80% siswa telah tuntas, artinya perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan bisa digunakan oleh guru matematika SMP khususnya pada pembelajaran materi peluang. Saran Penulis menyarankan untuk peneliti yang selanjutnya agar dapat mengembangkan modul matematika lainnya dengan variasi-variasi lain untuk menghasilkan modul yang lebih baik serta lebih menarik sehingga dapat membuat siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar matematika. Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8

DAFTAR RUJUKAN Amri, Sofyan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pusta Karya Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Branch, Robert. 2009. Instructional Design : The ADDIE Approach. Springer: USA. Emzir. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta: GI Lestari, Ika. 2013. Pengembangan bahan Ajar berbasis Kompetensi Sesuai Dengan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Padang: @Kademia. Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Difa Press Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Yamasari, Yuni. 2014. Pengembangan Media PembelajaranMatematika Berbasis ICT Yang Berkualitas. Makalah Seminar Nasional Pasca Sarjana. Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9