Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Tuminting

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

PENDAHULUAN HASIL METODE

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN KEBERADAAN LARVA DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

Fajarina Lathu INTISARI

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk.

!"#$%&'()*'"%+),#&#+%-%'&).'&),#&/'0.%'&)$'"1'('2'-) 3&-32),#&%&/2'-'&)$3-3),#&.%.%2'&).'&),#+'1'&'&) 2#,'.')$'"1'('2' :;<5:;=)>9?

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA SENDANGMULYO KABUPATEN BLORA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RW.XII KELURAHAN SENDANGMULYO TEMBALANG SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP ANGKA BEBAS JENTIK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA, RIAU

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

13 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ABIANBASE KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012

Ni Luh Puspareni¹, I Made Patra², Ni Ketut Rusminingsih³

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Dewi Ariyani Wulandari 1. Diterima: 4 Februari 2016 Disetujui : 26 Februari 2016 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

Keyword : PSN, Dengue hemorrhagic fever.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue Berbasis Perilaku Masyarakat di Kalipancur, Semarang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KADER JUMANTIK DI PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

HUBUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DBD DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

Transkripsi:

Penel itia n Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Tuminting Rinaldo G. Pantouw * Iyone E. T. Siagian, Benedictus S. Lampus Abstract Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the major public health problem in Indonesia. World Health Organization (WHO) estimates that about 50-100 million cases of DHF occur each year in endemic areas, with a death rate of approximately 20,000 deaths. The objective is to analyze the relationship between knowledge and attitude of the community with preventive action of dengue hemorrhagic fever in Tuminting Village. This study was conducted with cross sectional analytic method. This study will be conducted in Tuminting Village from October 2015 through December 2015. The research sample take 95 heads of families using proportional simple random sampling. The results showed that most respondents (63%) have good knowledge about the prevention of DHF, the attitude of the majority of respondents (73%) regarding the prevention of DHF has been good, most respondents (66%) action on the prevention of DHF has been good. From the results of the bivariate analysis there is no relation between knowledge with the DHF prevention measures, and there is no relationship between attitude and preventive measures of DHF. Keywords: dengue hemorrhagic fever, knowledge, attitude, action Abstrak Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 50-100 juta kasus DBD terjadi setiap tahunnya pada daerah endemis, dengan angka kematian sekitar 20.000 kematian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan demam berdarah dengue di Kelurahan Tuminting. Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Tuminting dari bulan Oktober 2015 sampai Desember 2015. Sampel Penelitian ini berjumlah 95 kepala keluarga yang diambil dengan cara proportional simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan DBD, sikap sebagian besar responden (73%) mengenai pencegahan DBD sudah baik, tindakan sebagian besar responden (66%) mengenai pencegahan DBD sudah baik. Dari hasil analisis bivariat tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit DBD, dan tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyakit DBD. Kata Kunci: demam berdarah dengue, pengetahuan, sikap, tindakan * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. email: rinaldo.pantouw@gmail.com Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 217

Pendahuluan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO), angka penderita DBD telah meningkat 30 kali lipat selama lima dekade terakhir seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Sekitar 2,5 milyar orang (sekitar 40% populasi dunia) berisiko terjangkit DBD. 1,2 Di Kota Manado, selang tahun 2013 terdapat 400 orang penderita yang dirawat di rumah sakit, dengan kematian sebanyak 4 orang. Pada tahun 2014, terdapat 517 kasus DBD yang dirawat dengan kematian sebanyak 17 orang. 3 Di Puskesmas Tuminting sendiri sepanjang tahun 2013 terdapat 11 kasus DBD, dengan angka kematian sebanyak 1 orang. Pada tahun 2014, angka tersebut meningkat menjadi 57 kasus, dengan angka kematian sebanyak 5 orang. 4 Salah satu faktor penting yang menyebabkan tingginya angka pesakitan DBD adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Peran aktif dari masyarakat diperlukan untuk mencegah penularan penyakit DBD seperti kegiatan gotong royong atau 3M Plus (menutup, menguras, mengubur, pegunaan lotion dan obat anti nyamuk, kelambu, pemasangan kasa pada ventilasi, dll), maupun fogging. 5 Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Tuminting Kota Manado yang merupakan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2015 sampai Desember 2015. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Kelurahan Tuminting terbagi atas enam lingkungan, dengan jumlah sampel 95 kepala keluarga. Variabel penelitian yaitu variabel bebasnya adalah pengetahuan dan sikap dan variabel terikatnya adalah tindakan, dengan menggunakan alat ukur kuisioner. Analisis datanya menggunakan analisis univariat dan bivariat. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap penyakit DBD. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pencegahan penyakit DBD menggunakan uji statistik chi-kuadrat (chi-square) dengan nilai probabilitas a<0,05. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Tuminting Kota Manado, didapatkan hasil distribusi menurut umur, sebagian besar responden (55,8%) berumur diantara 25-44 tahun. Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir, sebagian besar responden (60%) memiliki tingkat pendidikan akhir hingga SMA atau sederajat. Tabel 1. pengetahuan tentang pencegahan penyakit DBD Pengetahuan Frekuensi % Baik 63 66.3 Kurang Baik 32 33.7 Total 95 100 (66,3%) sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan DBD, dan hanya sebagian kecil responden (33,7%) yang masih memiliki pengetahuan yang kurang. Tabel 2. sikap tentang pencegahan penyakit DBD Sikap Frekuensi % Baik 73 76.8 Buruk 22 23.2 Total 95 100 (76,8%) sudah memiliki sikap yang baik tentang pencegahan DBD, dan hanya sebagian kecil responden (23,2%) yang masih memiliki sikap yang buruk. Tabel 3. tindakan pencegahan penyakit DBD Tindakan Frekuensi % Baik 66 69.5 Buruk 29 30.5 Total 95 100.0 (69,5%) sudah memiliki tindakan yang baik tentang pencegahan DBD, dan hanya sebagian kecil responden (69,5%) yang masih memiliki tindakan yang buruk. 218

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Pencegahan DBD Tindakan Baik Buruk Total p Pengetahuan Baik 47 16 63 0,128 Buruk 19 13 32 Berdasarkan analisa statistik menggunakan uji statistik chi square, didapatkan nilai signifikansi 0,128. Karena nilai p > 0,05, maka H0 diterima dimana tidak ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan pencegahan DBD. Tabel 5. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pencegahan DBD Tindakan Baik Buruk Total p Sikap Baik 53 20 73 0,228 Buruk 13 9 22 Berdasarkan analisa statistik menggunakan uji statistik chi square, didapatkan nilai signifikansi 0,228. Karena nilai p > 0,05, maka H 0 diterima dimana tidak ada hubungan antara sikap dan tindakan pencegahan DBD. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Tuminting, didapatkan bahwa responden terbanyak berasal dari golongan umur 25-44 tahun (55,8) dan sebagian besar responden memiliki pendidikan akhir SMA atau sederajat (60%). Dari hasil penelitian mengenai pencegahan penyakit DBD yang dilakukan terhadap 95 responden di Kelurahan Tuminting, dari segi pengetahuan didapatkan hasil 66,3% responden memiliki pengetahuan yang baik. Hasil yang hampir sama diperoleh dalam penelitian yang dilakukan Nur Aisah Nahumarury dan kawankawan di Kelurahan Kassi-Kassi, Kota Makassar yang mendapatkan hasil 62% untuk reponden dengan pengetahuan yang baik. 6 Namun angka ini jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan penelitian Putri Ayudhya di Kelurahan Malalayang 1 Barat yang memperoleh sebanyak 99% masyarakat yang berpengetahuan baik. 5 Hal ini mungkin disebabkan sosialisasi oleh puskesmas kepada masyarakat yang kurang merata, sehingga sebagian warga hanya mendapatkan informasi melalui pembicaraan dengan warga yang lain, atau bahkan tidak sama sekali. Kurangnya pengetahuan tenang hal-hal mendasar mengenai DBD tentu bisa saja mempengaruhi tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 7 Maka apabila sosialisasi yang di lakukan kepada masyarakat bisa merata, maka tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat bisa menjadi lebih baik. Dilihat dari segi sikap, sebagian besar responden (76,8%) sudah memiliki sikap yang baik dalam hal pencegahan DBD. Hasil ini masih lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Respati dan Soedjajadi di Kelurahan Pacarkeling Kota Surabaya yang mendapatkan hasil 67% untuk responden dengan sikap yang baik. 8 Namun hasil penelitian ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan penelitian Fenny Aztari di Kelurahan Aur Kuning Bukit Tinggi yang memperoleh sebanyak 100% masyarakat memiliki sikap yang baik. 9 Masih adanya sikap negatif terhadap pencegahan DBD menandakan bahwa masyarakat tidak menganggap serius bahaya penyakit DBD yang bisa berakibat fatal. Masyarakat akan merasa tidak perlu untuk mencari penanganan yang segera apabila terjangkit DBD. 10 Hal ini bisa disebabkan karena iklim di Indonesia yang tropis. Masyarakat bisa merasa terganggu dengan penggunaan pakaian yang panjang atau lotion karena cuaca pada siang hari bisa sangat panas. Beberapa tempat juga terkadang mengalami kesulitan dengan sumber air sehingga masyarakat merasa tidak perlu untuk menguras bak mandi. Ditambah lagi dengan anggapan bahwa DBD hanya merupakan tanggung jawab petugas kesehatan, membuat masyarakat tidak peduli akan bahaya dari DBD itu sendiri. Dilihat dari segi tindakan, didapatkan hasil sekitar 69,5% responden yang memiliki tindakan yang baik dalam hal pencegahan DBD. Hasil ini lebih baik daripada hasil penelitian I Ketut Catur Aryati di Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan Negara yang mendapatkan hasil 64,4% responden memiliki tindakan yang baik dan penelititan Tyas di Kota Semarang yang mendapatkan hasil 34% responden yang memiliki tindakan yang baik. 11-12 Pembagian bubuk abate yang tidak merata di Kelurahan Tuminting tentu mempengaruhi tindakan pencegahan DBD oleh masyarakat. Ditambah lagi tindakan masyarakat itu sendiri untuk menjaga kebersihan lingkungan masih kurang. Hal ini tentu akan berdampak pada penyebaran penyakit DBD di kelurahan Tuminting. Oleh sebab itu, tindakan nyata oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat diperlukan karena akan menjadi faktor yang penting dalam mencegah penyakit DBD. 219

Berdasarkan hasil analisis bivariat yang dilakukan antara pengetahuan dan tindakan, dapat dilihat dari hasil bahwa nilai p adalah 0,128. Karena nilai p > 0,05, maka tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tindakan pencegahan DBD. Ini membuktikan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan yang baik belumlah mempunyai peranan penting untuk tindakan yang baik, karena sangat sulit untuk mengubah perilaku seseorang. Hal sebaliknya bisa juga terjadi, bahwa seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru terlebih dahulu tanpa mengetahui makna dari rangsangan yang diterimanya. Artinya tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan sikap. 7 Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tindakan pencegahan DBD seperti kunjungan rutin petugas ke rumah penduduk, peranan keluarga, peranan tokoh masyarakat, peranan tetangga, dan status sosial ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat bisa saja sudah mengetahui mengenai pencegahan DBD, tetapi tidak melakukannya, ataupun sebaliknya melakukan tindakan pencegahan tersebut tanpa pengetahuan mengenai pencegahan DBD. Berdasarkan hasil analisis bivariat yang dilakukan antara sikap dan tindakan, dapat dilihat bahwa nilai p adalah 0,228. Karena nilai p > 0,05, maka tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dan tindakan pencegahan DBD. Hasil penelititan ini sesuai teori bahwa sikap bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap bukan merupakan reaksi terbuka dan belum merupakan suatu tindakan, melainkan hanya predisposisi tindakan atau perilaku.7 Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selamanya mencerminkan sikap seseorang, dimana seseorang sering kali memperlihatkan perilaku atau tindakan bertentangan dengan sikapnya. Walaupun memiliki sikap yang positif, selama hal tersebut belum diwujudkan melalui tindakan, tentu tidak akan ada perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, tindakan masyarakat terhadap pencegahan DBD bisa saja bertentangan dengan sikap masyarakat. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan DBD, sebagian besar masyarakat memiliki sikap yang baik mengenai pencegahan DBD, dan sebagian besar masyarakat memiliki tindakan yang baik mengenai pencegahan DBD. Tidak ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit DBD dan tidak ada hubungan antara sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit DBD di Kelurahan Tuminting. Perlunya turut serta dari perangkat-perangkat Lingkungan seperti kepala lingkungan untuk berperan aktif, perlunya perubahan pada masyarakat sendiri agar lebih aktif dalam hal pencegahan DBD, dan turut sertanya petugas kesehatan dalam melakukan pencegahan DBD, tidak hanya ketika sudah terjadi kasus DBD melainkan setiap saat. Daftar Pustaka 1. Pongsilurang CM, Sapulete MR, Kaunang WPJ. Pemetaan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2015; III. 2. WHO South East Asia Regional Office. Dengue Data and Statistic - Dengue Fact Sheet. [Online]. [cited 2015 November 19. Available from: http://www.searo.who.int/entity/vector_borne_ tropical_diseases/data/data_factsheet/en/ 3. Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Manado. [Online].; 2015 [cited 29 September 2015. Available from: http://dinkes.manadokota.go.id/berita-158- waspada-demam-berdarah-dengue.html 4. Puskesmas Tuminting 5. Ayudhya P, Ottay RI, P.J.Kaunang W, Kandou GD, Pandelaki AJ. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Pencegahan Vektor di Kelurahan Malalayang 1 Barat Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2014; II 6. Nahumarury NA, Ibrahim E, Selomo M. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Keberadaan Larva di Kelurahan Kassi- Kassi Kota Makassar. 2013. 7. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Revisi ed. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. 8. Respati YK, Keman S. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2007 Januari; III 9. Aztari F. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Mengenai Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan 220

Aur Kuning Bukittinggi. Skripsi. Padang: Universitas Andalas, Fakultas Kedokteran; 2007 10. Al-Dubai SAR, Ganasegeran K, Alwan MR, Alshagga MA, Saif-Ali R. Factor Affecting Dengue Fever Knowledge, Attitudes and Practices Among Selected Urban, Semi-Urban, and Rural Communities in Malaysia. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2013 January; 44 11. Aryati IKC, Sali IW, Aryasih IGAM. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2014 November; 2014 12. Rahmaditia T. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada Anak (Di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, Fakultas Kedokteran; 2011 221