Journal of Economic Education

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU IPA MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN BUNGAH GRESIK

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR ACEH BESAR. (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

DINAMIKA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SEMARANG

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS RIAU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM Eddy Noviana 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 28) yang menyatakan bahwa belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Economic Education Analysis Journal

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Taniredja (Fira, 2013: 5)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

Joyful Learning Journal

Journal of Physical Education and Sports

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK SD/MI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Economic Education Analysis Journal

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (SD) Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN PELANARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

Perspektif Baru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum B. Widharyanto Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Economic Education Analysis Journal

Joyful Learning Journal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

DIMENSI RASA INGIN TAHU SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERGA PENJERNIHAN AIR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jean Piaget salah seorang ahli psikologi perkembangan. Skema (struktur), asimilasi, akomodasi, ekuilibrium, organisasi,adaptasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

MODEL PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA

Unnes Science Education Journal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: karakter, pendekatan saintifik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN TEKS BIOGRAFI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS X IIS6 SMA KEMALA BHAYANGKARI I

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SD NEGERI NIRMALA KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

Transkripsi:

JEE 4 (1) (2015) Journal of Economic Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec PENGUASAAN KOMPETENSI BELAJAR PADA MATERI TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC LEARNING Yumrohaini Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juni 2015 Disetujui Juli 2015 Dipublikasikan Agustus 2015 Keywords: Scientific Learning Approach, Techniques and Marketing Strategy. Abstrak Di dalam kurikulum dan pembelajaran terdahulu, guru lebih menekankan pada penguasaan materi sesuai dengan apa yang telah ditentukan didalam kurikulum. Didalam kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas 5M (mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar dan mengkomunikasikan) dalam pendekatan scientific learning oleh peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran pada materi teknik dan strategi pemasaran dengan pendekatan scientific learning meliputi kegiatan 5M menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran menunjukkan bahwa sebanyak 5 peserta didik mendapatkan nilai 95 dengan predikat A, 4 peserta didik mendapatkan nilai 90 dengan predikat A-, 10 peserta didik mendapatkan nilai 89 dengan predikat A-, 2 peserta didik mendapatkan nilai 87 dengan predikat A-, 3 peserta didik mendapatkan nilai 86 dengan predikat A-, 5 peserta didik mendapatkan nilai 80 dengan predikat B+, dan 6 peserta didik mendapatkan nilai 77 dengan predikat B+. Disimpulkan bahwa pembelajaran pada materi teknik dan strategi pemasaran dengan pendekatan scientific learning menunjukkan adanya respon dan keaktifan peserta didik yang sangat baik. Pendekatan ini dalam menyampaikan materi pembelajaran memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih mengembangkan ide kreatifnya. Abstract The previous curriculum and learning, teachers emphasize mastery of the material in accordance with what has been prescribed in the curriculum. The curriculum in 2013 to apply scientific approach in the learning process. The purpose of this study was to determine the activity of 5M ( observe, ask, explore, reason and communicate ) in the scientific approach to learning by learners. Study used descriptive method kualitatif. data collection is done by direct observation, documentation and interview. The results showed that learning engineering materials and marketing strategies with scientific approach to learning includes 5M show good results. It can be seen from the results the evaluation study showed that as many as 5 students scored 95 with the notation A, 4 learners scored 90 with predicate A-, 10 students scored 89 with predicate A-, 2 students scored 87 with predicate A-, 3 learners scored 86 with predicate A-, 5 learners scored 80 with honors B +, and 6 learners scored 77 with honors B +. Concluded that learning in engineering materials and marketing strategies with scientific approach to learning shows the response and active learners excellent. This approach delivering learning material gives students the opportunity to further develop their creative ideas. 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 E-mail: eniyumrohain@yahoo.co.id ISSN 2252-6889 27

PENDAHULUAN Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar dan mengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Pendekatan scientific sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skema seorang anak akan berkembang menjadi skema orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skema disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur dan Wikandari, 2000). Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 27

1. berpusat pada peserta didik. 2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep 3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. 4. dapat mengembangkan karakter peserta didik. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific Tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tinggi peserta didik, untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan., diperolehnya hasil belajar yang tinggi, untuk melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah dan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran disajikan sebagai berikut: Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh atau menyimak. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Didalam kegiatan menanya guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Kegiatan menanya di dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Kegiatan mengeksplorasi dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengekplorasi dilakukan melalui membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari. Kegiatan menalar dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, 28

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Kegiatan Mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan kompetensi belajar pada materi teknik dan strategi pemasaran dengan pendekatan scientific learning. Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X PM2 SMK Negeri 1 Pati tahun 2014/2015 yang berjumlah 35 peserta didik.. Obyek pembahasan dalam penelitian ini akan mendeskripsikan beberapa hal yang terkait dengan pendekatan scientific learning yang meliputi kegiatan 5M yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara deskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran pada materi teknik dan strategi pemasaran dengan pendekatan scientific learning meliputi kegiatan 5M menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran menunjukkan bahwa sebanyak 5 peserta didik mendapatkan nilai 95 dengan predikat A, 4 peserta didik mendapatkan nilai 90 dengan predikat A-, 10 peserta didik mendapatkan nilai 89 dengan predikat A-, 2 peserta didik mendapatkan nilai 87 dengan predikat A-, 3 peserta didik mendapatkan nilai 86 dengan predikat A-, 5 peserta didik mendapatkan nilai 80 dengan predikat B+, dan 6 peserta didik mendapatkan nilai 77 dengan predikat B+. Pembelajaran dengan pendekatan scientific learning menunjukkan adanya respon dan keaktifan peserta didik yang sangat baik. Dengan pendekatan ini dalam kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih mengembangkan ide kreatifnya. Kegiatan mengamati yang dilakukan di tiga tempat yaitu koperasi sekolah, kantin sekolah dan mini market didalam pembelajaran dengan pendekatan scientific learning yang dilakukan oleh peserta didik kelas X PM 2 yang terbagi dalam tiga (3) kelompok menunjukkan bahwa anak berjumlah 19 (sembilan belas) peserta didik atau sebesar 54,29% masuk dalam kategori sangat baik, 7 (tujuh) peserta didik atau sebesar 20% masuk dalam kategori baik, 8 (delapan) peserta didik atau sebesar 22,9% masuk dalam kategori cukup dan 1 (satu) peserta didik masuk dalam kategori kurang karena pada saat kegiatan berlangsung peserta didik tersebut tidak masuk sekolah karena sakit. Piaget (Ormrord, 2008) anak-anak mengonstruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman. Anak-anak menggabungkan pengalaman-pengalaman mereka dari penggalan-penggalan fakta yang mereka amati. Kegiatan menanya menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta 29

didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kegiatan menanya didalam pembelajaran dengan pendekatan scientific learning menunjukkan bahwa 11 (sebelas) peserta didik atau sebesar 31,43% memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik dengan cakupan kompetensi yang menunjukkan adanya usaha yang sungguhsungguh dan konsisten. 9 (sembilan) peserta didik atau sebesar 25,71% memperoleh skor 3 dengan kriteria baik dengan cakupan kompetensi yang menunjukkan adanya usaha yang konsisten. 14 (empat belas) peserta didik atau sebesar 40% memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup dengan cakupan kompetensi yang menunjukkan adanya sedikit kesungguhan dan belum konsisten. 1 (satu) peserta didik atau sebesar 2,86% memperoleh skor 1 dengan kriteria kurang dengan cakupan kompetensi yang menunjukkan belum adanya kesungguhan dan belum konsisten. Di dalam kegiatan Mengeksplorasi peserta didik diminta untuk menggali dan mengumpulkan informasi tentang teknik dan strategi pemasaran dari berbagai sumber baik melalui buku teks maupun browsing lewat internet. Peserta didik secara berkelompok mencari informasi materi tentang teknik dan strategi pemasaran yang meliputi pengertian Pemasaran, tujuan pemasaran, definisi manajemen pemasaran, strategi pemasaran, teknik pemasaran dan bauran pemasaran. peserta didik menunjukkan respon yang baik dengan saling bekerjasama antar anggota kelompok dalam mencari materi pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 11 (sebelas) peserta didik atau sebesar 31,43% menunjukkan kompetensi yang sangat baik, 17 (tujuh belas) peserta didik atau sebesar 48,57% menunjukkan kompetensi baik, 5 (lima) peserta didik atau sebesar 14,29% menunjukkan kompetensi cukup dan 2(dua) peserta didik atau sebesar 5,71% menunjukkan kompetensi kurang. Menurut Piaget (dalam Ormrord, 2008), peserta didik memahami suatu fakta atau peristiwa berdasarkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Apa-apa yang ditangkap oleh indera atau diamati akan dipikir atau dinalar untuk memahami fakta itu. Gabungan faktafakta dan konsep-konsep baru dan lama akan membentuk konsep-konsep atau pengetahuan baru lagi. Kegiatan menalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengeksplorasi. Semua data dan bahan informasi yang telah diperoleh oleh peserta didik kemudian dibahas, dianalisis dan disimpulkan dengan kelompok masing-masing. Hasil diskusi kelompok dalam kegiatan menalar akan dijadikan sebagai bahan dalam membuat laporan dalam bentuk makalah dan powerpoint yang akan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. Peserta didik telah menunjukkan hasil yang baik dalam membuat analisis dan kesimpulan. Selain itu juga, peserta didik mampu menyusunan makalah sesuai dengan ketentuan yang terdiri dari tiga komponen yaitu bagian pendahuluan, isi dan penutup. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sebagian besar peserta didik sudah menunjukkan adanya kesungguhan dalam menyelesaikan tugas. Mengkomunikasikan adalah tahap akhir dari serangkaian tahapan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Dengan kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran materi teknik dan strategi pemasaran, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari mulai dari mengamati, menanya, mengeksplorasi dan menalar dalam bentuk makalah. Kemudian makalah tersebut dipresentasikan didepan kelas dan dinilai oleh guru sebagi hasil belajar peserta didik maupun kelompok peserta didik. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan 30

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Untuk memperlancar kegiatan presentasi didepan kelas, masingmasing kelompok telah berbagi tugas. Didalam masing-masing kelompok ada yang bertugas sebagai moderator, operator, notulis, penyaji materi dan bertugas menanggapi pertanyaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 13 (tiga belas) peserta didik atau sebesar 37,14% menunjukkan kompetensi yang sangat baik, 10 (sepuluh) peserta didik atau sebesar 28,6% menunjukkan kompetensi baik, 12 (dua belas) peserta didik atau sebesar 34,23% menunjukkan kompetensi cukup dan 2(dua) peserta didik atau sebesar 5,71% menunjukkan kompetensi kurang. SIMPULAN Pembelajaran dengan pendekatan scientific learning dapat memicu muncul dan terciptanya berbagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dengan melibatkan seluruh panca indera, fisik, dan psikis siswa sehingga membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Penerapan pendekatan saintifik dapat membantu guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi untuk memfasilitasi peserta didik. mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimilikinya sehingga membantu mengoptimalkan perolehan hasil belajarnya. Penerapan pendekatan scientific learning dalam implementasi Kurikulum 2013, selain dapat membantu menciptakan pembelajaran yang memenuhi standar proses sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, juga dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan yang utuh, meliputi: sikap (sikap religius dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Program Pasca Sarjana dan berbagai pihak yang telah memfasilitasi terbitnya artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Permendikbud No. 81a Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan, 2014 Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Strategi Pemasaran, Ormrod, J.E., (2008), Psikologi Pendidikan, (Indianti, W, Terj.). Jakarta:Erlangga. (Buku asli diterbitkan tahun 2004) 31