Teknik Pembimbingan dan Dasar-dasar konseling. Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi Ulifa Rahma, S.Psi., M.

dokumen-dokumen yang mirip
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

Perkembangan Sepanjang Hayat

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

o Karakteristik mahasiswa o Permasalahan yang muncul pada mahasiswa o Cara mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan mahasiswa o Bentuk-bentuk

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA :

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

Sebagai pengalaman baru

TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

1. Periode 18/ 19 tahun 20/ 21 tahun yaitu mahasiswa semester I s/ d semester IV. Pada periode ini tampak karakteristik sebagai berikut : Stabilitas

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

THE COUNSELING INTERVIEW

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

KONSELING KELOMPOK.

Observasi dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

RANCANGAN KONSELING UNTUK MENDORONG MUNCULNYA EMOSI POSITIF DAN MENEKAN MUNCULNYA EMOSI NEGATIF PADA MAHASISWA YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

I K A R A H M A S U S I L A W A T I A R I P R A T I W I U L I F A R A H M A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

TUGAS WORKSHOP DOSEN WALI

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

Menggunakan bahasa yang selaras untuk membangun Rapport. Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi., Psikolog

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB II LANDASAN TEORI

KIAT MELAKUKAN KONSELING SEKSUALITAS TERHADAP KLIEN YANG BERMASALAH DENGAN PASANGANNYA. Present by : Rr. Ivonne YS. S.Psi., M.Psi.

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

METODE SOCIAL GROUP WORK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

PERTEMUAN ORANGTUA MAHASISWA BARU ITB. Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung 9 Agustus 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TAHAP AWAL KEGIATAN KELOMPOK

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,

BAB IV ANALISIS MODEL KONSELING KARIR TERHADAP SEORANG MANTAN PENDERITA SKIZOFRENIA LIPONSOS DI KEPUTIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, latar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, sekolah untuk mengarahkan remaja melalui bimbingan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

PEDOMAN PENASEHAT AKADEMIK

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia biasanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA. Bimbingan dan

Transkripsi:

Teknik Pembimbingan dan Dasar-dasar konseling Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi Ulifa Rahma, S.Psi., M.Psi

Sub Pokok Bahasan : Teknik (tahapan) pembimbingan Definisi konseling Faktor-faktor yang mempengaruhi konseling Batasan tindakan dan rujukan PA

TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK a. Menerima mahasiswa bimbingannya baik secara fisik maupun psikis, dengan isyarat, perbuatan, maupun kata-kata yang dapat menciptakan suasana keakraban (rapport). b. Menciptakan hubungan baik (harmonis) hubungan baik perlu diciptakan oleh PA dengan sikap yang ramah, penuh perhatian, serta pembicaraan yang bersifat netral dan kekeluargaan, agar mahasiswa tidak ragu-ragu untuk menyampaikan permasalahannya kepada PA. c. Mengenali dan mengumpulkan informasi segera setelah terjalin hubungan baik, PA mencoba menggali dan mengumpulkan informasi tentang diri mahasiswa beserta permasalahannya. Misal bagaimana tingkat keberhasilan studi semester lalu, dsb d. Merangkum informasi, PA mencoba menemukan hubungan antara informasi yang satu dengan informasi lainnya untuk lebih memahami hakekat permasalahannya. Misal mengapa nilai turun, tidak lulus pada MK tertentu, dsb

TAHAPAN UMUM PEMBIMBINGAN AKADEMIK e. Mendiskusikan masalah bersama dengan mahasiswa yang bersangkutan, PA mendiskusikan masalah yang dihadapinya untuk mencari dan menemukan jalan keluar yang sebaik-baiknya. Misal menentukan sks dan MK yang harus diambil semester depan. f. Menentukan strategi dan menyusun rencana pemecahan masalah setelah mahasiswa memahami persoalannya, bersamasama dengan mahasiswa, PA merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan praktis. Misal rencana jangka panjang, mhs harus lulus berapa lama dan strategi apa agar bisa lulus tepat waktu g. Mengakhiri pertemuan. Dalam mengakhiri pertemuan, PA menciptakan suasana yang sedemikian rupa, penuh saling percaya, tidak ada kesan negatif mahasiswa.

Setiap individu tidak terlepas dari masalah. Internal Masalah Emosional Sumber Masalah Eksternal Masalah Non Emosional KONSELING

MASALAH-MASALAH YANG BIASANYA MUNCUL Kesehatan Keadaan Penghidupan Rekreasi dan Hobi Kehidupan Keluarga Agama dan Moral Kehidupan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi Hubungan Pribadi Muda-Mudi Penyesuaian Terhadap Sekolah Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan Karier dll

Research Findings Mahasiswa dengan masalah sosial dan emosional memiliki resiko Drop Out Mahasiswa yang dikonseling memiliki kemampuan bertahan lebih tinggi daripada yang tidak dikonseling Konseling membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dan bertahan di sekolah / kampus

KONSELING KONSELING BUKANLAH KOTAK AJAIB YANG MEMBERIKAN SOLUSI MASALAH MAHASISWA PROSES BELAJAR, PENGENALAN DIRI, PENGEMBANGAN DIRI PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN TINDAKAN

Definisi Konseling Smith (dalam Shertzer & Stone,1974) Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan Bantuan diberikan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau data,baik mengenai individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-pilihan dan rencana-rencana yang dibuat. Mc. Daniel (1956) Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Tujuan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat mandiri mengambil keptusan sendiri, menyesuaikan dirinya,baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan.

FUNGSI UTAMA KONSELING PADA MAHASISWA Ketiga fungsi utama konseling ini dapat dipertukarkan mana yang lebih dahulu dilakukan Pembangunan hubungan Penilaian masalah Penyelesaian masalah

PEMBANGUNAN HUBUNGAN Menyatu dengan mahasiswa (dunia anak muda) Konselor tidak harus berperilaku seperti anak muda, namun memanfaatkan secara tepat sejumlah proses komunikasi yang umumnya digunakan anak muda dalam hubngan mereka dengan teman sebaya Membangun sebuah hubungan Perlu adanya kepercayaan dari klien (mahasiswa) terhadap konselor, tersedianya rasa aman dan tidak terjadi penilaian atau ketidaksetujuan Membuat perjanjian Berkaitan dengan tujuan konseling yang ingin dicapai dan lamanya proses konseling, kerahasiaan, konselor akan membantu mahasiswa menemukan solusi sendiri, untuk datang konseling adalah keinginan mahasiswa sendiri

Menilai masalah yang dihadapi mahasiswa Mendengar kisah yang diceritakan dan mempercayainya Mendengar cerita tanpa menghakimi, bersikap empati sehingga klien (mahasiswa) merasa diakui Mengidentifikasi tema, isu dan masalah Mengevaluasi keadaan emosional anak muda Mengevaluasi keadaan emosional klien yaitu suasana hati, perasaan, pikiran dan persepsi sangat diperlukan untuk memberikan gambaran utuh bagi konselor sehingga dapat membuat keputusan untuk strategi yang digunakannya dan untuk memutuskan apakah klien harus dirujuk

PENYELESAIAN MASALAH Menyelesaikan masalah Mahasiswa datang ke konselor ada yang mencari solusi atas masalah, ada yang hanya membutuhkan pemahaman yang lebih jelas tentang masalah, bukan solusi. Konselor perlu memahami jenis mahasiswa yang dihadapi. Mencari tahu solusi Solusi yang sudah dicapai dapat dievaluasi sesuai konsekuensi positif dan negatif. Solusi yang akan berhasil biasanya adalah yang menarik ybs, sesuai konstruk pribadi dan bisa dipraktekkan sesuai kapasitas mereka. Membuat perencanaan melalui eksperimen Karena kurang pengalaman, mahasiswa dapat membuat solusi yang tampak menarik, namun kurang realistis ketika dipraktekkan. Solusi dapat di evaluasi dan masalah tidak harus selesai melalui satu solusi. Solusi dapat diuji coba berkali-kali mana yang lebih cocok untuk menyelesaikan masalah.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING (OKUN 1987) Helper (attitudes, need, values, beliefs, skill) Helpee (attitudes, need, values, beliefs) Helper Environment Helpee Environment

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING Shertzer and Stone :keberhasilan/ kegagalan proses konseling (sudut klien): 1.Kepribadian klien 2.Harapan klien 3.Pengalaman/ pendidikan klien

Faktor yang memengaruhi konseling Inisiatif Motivasi untuk berubah Tidak semua klien memiliki keinginan sendiri ( voluntary and self refered) Ada yang enggan (reluctant) dalam sesi konseling, biasanya yang dirujuk oleh orang ketiga (misal dosen) Klien yg resistent, klien yang tidak mau / menolak perubahan sering mengatakan nggak tahu.

Bentuk resistensi Kategori Definisi Bentuk Response quantity resiistance Response content resistance Klien membatasi jmlh info pd konselor Mbatasi tipe info yg diberikan Silence, minimum talk, verbosity Intellectual talk, small talk, rhetorical question, emotional display Response style resistance Logistic management resistance Memanipulasi cara mengkomunikasikan info Melanggar aturan dasar konsel Discounting, editing, forgetting, false promising Poor appointment keeping, payment delay

Faktor yang memengaruhi konseling Setting fisik Merujuk pada tempat, suhu, suasana, jarak antara konselor dan konselee, pengaturan perabot Jangan ada yang mengganggu pada saat konseling. Pasang tanda dilarang masuk

Faktor yang memengaruhi konseling Kualitas klien Karakteristik klien Yang disukai oleh konselor : muda, menarik, komunikatif, intelligent Yang tidak disukai : tua, tidak cerdas, tidak komunikatif, perilaku tidak menyenangkan Kesiapan klien

MASALAH PADA KONSELORNYA Konselor sedang tidak dalam emosi yang stabil atau stres dengan masalah pribadi, pekerjaan atau keluarga Konselor cenderung memiliki keinginan untuk berkuasa dan mendominasi Konselor sedang merasa kesepian atau terisolasi Konselor memiliki keinginan untuk dicintai dan dihargai orang lain Konselor tidak memiliki banyak waktu

Sesi konseling tunggal atau multiple Banyak mahasiswa akan mendapat manfaat dari sesi konseling tunggal dan langsung menemukan solusi bagi permasalahan mereka, namun sebagian lainnya akan membutuhkan bantuan konseling yang lebih lanjut Membuat janji dan menjaga komitmen untuk datang ke konseling bukan hal yang mudah. Konseling yang berjangka waktu panjang sering membuat mahasiswa kurang nyaman dan tidak hadir secara konsisten Menurut penelitian Slavin dan Warner (1996, dalam Geldard& Geldard, 2010), konseling jangka pendek atau sesi konseling tunggal lebih sesuai dengan cara hidup anak muda, sehingga lebih direkomendasikan untuk dilakukan.

Sesi konseling tunggal atau multiple Walaupun sesi konseling bersifat tunggal, konselor sebaiknya menyadari bahwa sesi pertama bisa juga menjadi sesi terakhir, sehingga setiap sesi konseling harus bersifat UTUH. Artinya semua fungsi dan tahap konseling tetap dilakukan. Sesi konseling tunggal diharapkan dapat memberi manfaat bahkan jika mahasiswa tidak kembali lagi pada pertemuan selanjutnya.

Sesi konseling tunggal atau multiple Bila konselor merasa mahasiswa membutuhkan sesi lebih panjang / lebih dari sekali, tawarkan kepada mahasiswa Mahasiswa diberikan pilihan dan boleh memilih apakah akan datang atau tidak pada sesi berikutnya Jika pilihan tidak ditawarkan (dipaksa harus datang) dapat menimbulkan resistensi terhadap proses konseling di masa mendatang

1. KONSELING KELOMPOK Konseling kelompok adalah proses konseling yang dilakukan dalam setting kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam dinamika kelompok untuk memfasilitasi perkembangan individu dan atau membantu individu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya secara bersama-sama untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman

PRE-GROUP DISCLOSURE

KONSELING ONLINE vs KONSELING TATAP MUKA Salah satu definisi konseling adalah bentuk pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu (klien) yang memiliki masalah dg cara bertatap muka (face to face) antara konselor dan kliennya. Sesuai perkembangan jaman, e-counseling telah banyak dilakukan melalui email, telpon, webcam, messaging di berbagai negara

Konseling tatap muka Telah terbukti efektif selama bertahun-tahun melalui penelitian (termasuk pembangunan rapport) Klien memiliki waktu 45 50 menit untuk menceritakan kisahnya Klien akan terlihat oleh orang lain sedang mengunjungi kantor konseling Klien dan konselor harus bertemu pada waktu dan lokasi yang telah ditentukan, biasanya jam kantor Senin-Jumat Lebih sulit bagi yang sedang sakit atau tidak immobile Klien mungkin merasa cemas untuk bertemu secara langsung ecounseling Penelitian juga membuktikan e-counseling dapat berlangsung efektif, bahkan kadang lebih efektif daripada konseling tatap muka (termasuk pembangunan raport) Klien memiliki waktu tidak terbatas untuk menceritakan detil ceritanya melalui email Stigma sosial dapat dihindari karena individu tidak nampak di tempat konseling (lebih rahasia) Klien dan konselor tidak harus bertemu di tempat dan waktu tertentu, lebih fleksibel Lebih mudah diakses Karena tidak terlihat, klien lebih merasa aman

Konseling tatap muka Ideal untuk klien yang lebih mampu berkomunikasi verbal Klien merasa ada situasi jeda (tidak tahu harus bicara apa) dalam sesi Klien dapat merasa terintimidasi oleh konselor misal karena penampilan, ras, agama, dll Klien mungkin melupakan nasehat, arahan dan komitmen pada suatu sesi Empati dan perilaku tampak lebih nyata Informasi langsung dapat digali ecounseling Ideal untuk klien yang lebih senang berkomunikasi secara tertulis (melalui teks atau email) Dengan email, tidak ada jeda dalam percakapan Perasaan terintimidasi oleh konselor lebih rendah Karena tertulis, klien dapat menyimpan tulisan (hasil chat atau email) sehingga mudah mengingat kembali Empati dan perilaku dapat dibuat-buat sehingga progress pun bisa tidak diketahui secara pasti Lebih sulit menggali informasi pada klien yang kurang mampu menuliskan masalah secara detil

Terimakasih