BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. karena saluran reproduksi wanita lebih dekat ke anus dan saluran kencing. Bagian

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak pada perempuan (McPherson, et al., 2000). Menurut data

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO 8-9% wanita di seluruh dunia akan mengalami kanker payudara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari International Agency for Research on Cancer WHO (2012) menunjukkan bahwa insidensi kanker serviks sebanyak 527.624 perempuan di dunia atau sebesar 7,9 persen dari penderita kanker pada perempuan di dunia. Insidensi kanker serviks menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan jenis kanker pada perempuan yang menempati urutan keempat terbanyak di dunia. Jenis kanker pada perempuan yang menempati urutan pertama terbanyak di dunia yaitu kanker payudara diikuti kanker kolorektum, kanker paru-paru dan urutan keempat terbanyak adalah kanker serviks. Angka mortalitas dari seluruh penderita kanker serviks di dunia sebanyak 265.672 perempuan dan angka prevalensi 5 tahun kanker serviks sebanyak 1.547.161 perempuan. Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyerang perempuan. WHO (2014) menyebutkan sebesar 85% perempuan yang terkena kanker serviks berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Data WHO menunjukkan bahwa sekitar 15.000 kasus kanker serviks ditemukan di Indonesia. Menurut WHO, 1

2 pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap hari terdapat 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks dan 20 wanita diantaranya meninggal karena kanker serviks. Hal tersebut diperkirakan karena sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker serviks datang ke tempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut dimana kanker telah menyebar ke organ-organ lain (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 dala m Yayasan Kanker Indonesia (2013) menunjukkan bahwa kanker payudara sebesar 16,85 persen menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia dan disusul dengan kanker serviks sebesar 11,78 persen. Tingkat kematian yang tinggi akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar, dan kebiasaan terhadap pola hidup sehat. Sebagian besar penderita kanker datang berobat ke tempat yang salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadium kankernya sudah lanjut (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Keberhasilan pengobatan biasanya menggunakan angka harapan hidup dan kualitas hidup sebagai alat ukurnya. Pengobatan kanker yang tidak adekuat dapat menyebabkan kemunduran kesehatan, tidak dapat melakukan fungsi harian, dan menimbulkan ketidaknyamanan yang berakibat pada

3 kualitas hidup. Kualitas hidup perlu diukur untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan atau pengobatan. Peningkatan jumlah survivor perempuan dengan kanker serviks memberikan perhatian yang khusus terhadap dampak penyakit kanker dan perawatan atau pengobatannya terhadap kualitas hidup pasien (Zeng, et al, 2011). WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individual terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal dan hubungannya terhadap tujuan, standar dan kepentingan mereka. Definsi tersebut mencakup enam domain yang luas yaitu kesehatan fisik, kondisi psikologis, level kemandirian, hubungan sosial, lingkungan, dan masalah spiritual (King dan Hinds, 2012). Konsep kualitas hidup sangat penting untuk keperawatan karena perawat berhubungan dengan perspektif holistik pasien. Perawat memiliki peran yang penting dalam mengkaji dan mempromosikan kualitas hidup pada survivor kanker serviks. Pengkajian kualitas hidup diantara survivior kanker serviks dapat memfasilitasi komunikasi antara perawat, tenaga kesehatan profesional lain, dan survivor dalam peningkatan status kesehatan. Hasil pengkajian kualitas hidup tersebut dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam menyediakan perawatan yang mendukung bagi survivor kanker serviks. Oleh karena itu, perawat memiliki peran yang penting dalam mempertahankan kualitas hidup survivor kanker serviks (Zeng, et al, 2011). Penyakit kanker mempengaruhi banyak dimensi kesehatan dan kesejahteraan. Idealnya, suatu pengobatan seharusnya tidak hanya

4 memperpanjang kelangsungan hidup dan periode bebas dari penyakit, tetapi juga menurunkan gejala penyakit, tidak menyebabkan efek samping, dan meningkatkan kemampuan individu kembali pada kehidupan normal (King dan Hinds, 2012). Diagnosis pada stadium lanjut merupakan salah satu penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas kanker serviks. Stadium kanker serviks akan mempengaruhi pilihan terapi dan angka harapan hidup pasien. Pilihan terapi pengobatan kanker serviks meliputi terapi pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Kemoterapi dan radioterapi diberikan pada pasien dengan stadium Ib2 sampai dengan stadium IVb (Berek dan Novak, 2007). Salah satu terapi pengobatan kanker serviks adalah radioterapi dengan memanfaatkan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Efek samping radioterapi terjadi pada jaringan-jaringan dengan laju proliferasi yang cepat meliputi kerusakan epitelium dan parenkim, dan efek pada kulit, vagina, kandung kemih, usus halus, rektosigmoid, ginjal, ovarium, dan luaran kehamilan (Prawirohardjo, 2011). Hal tersebut serupa dengan hasil penelitian Hosaka, et al, 2008 pada 125 pasien kanker serviks di Rumah Sakit Universitas Hokkaido. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radioterapi menyebabkan obstruksi pada saluran usus dan gangguan pada saluran kemih. Terapi lain dalam pengobatan kanker serviks adalah kemoterapi dengan menggunakan obat-obat sitostatika. Pemberian kemoterapi pada pasien kanker serviks dapat menyebabkan beberapa efek samping yaitu mielosupresi, mual dan muntah, alopesia, stomatitis, reaksi alergi dan

5 neurotoksik. ( Prawirohardjo, 2011). Hasil penelitian Ancuta, et al, 2012 menunjukkan efek samping kemoterapi pada 50 pasien kanker serviks yaitu sebesar 88% responden mengalami mual dan muntah dalam 2-3 bulan pertama, 12% responden mengalami nyeri pada bagian pelvis, dan 25% responden mengalami kelemahan dan keletihan. Efek samping kemoterapi tersebut menyebabkan perubahan pada kualitas hidup pasien. Efek samping yang muncul karena kemoterapi dan radioterapi dapat berpengaruh terhadap aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien sehingga dapat menurunkan kualitas hidup penderita kanker serviks. Peneliti mengambil tempat penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang karena kedua rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan tersier yang memiliki fasilitas lengkap untuk terapi pengobatan kanker serviks. Hasil studi pendahuluan di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukkan jumlah pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoterapi rata-rata per bulan pada tahun 2014 sebanyak 15 orang sedangkan jumlah pasien kanker serviks yang mendapatkan radioterapi rata-rata per bulan pada tahun 2014 sebanyak 10 orang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pada pasien kanker serviks pasca kemoterapi dan pasca radioterapi.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut pasca kemoterapi dan pasca radioterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut pasca kemoterapi dan pasca radioterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut pasca kemoterapi 2. Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut pasca radioterapi D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: Menambah ilmu pengetahuan bagi pendidikan ilmu keperawatan dan pelayanan keperawatan maternitas terutama mengenai kualitas hidup pasien kanker serviks pasca kemoterapi dan pasca radioterapi.

7 2. Manfaat Praktis: a) Bagi profesi keperawatan Memberikan gambaran bagi perawat khususnya perawat maternitas yang bekerja di ruang onkologi ginekologi rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik mencakup kebutuhan biopsikososiokultural dalam rangka untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks pasca kemoterapi dan pasca radioterapi b) Bagi rumah sakit Memberikan gambaran sebagai dasar pembuatan kebijakan di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks pasca kemoterapi dan pasca radioterapi sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. c) Bagi peneliti selanjutnya Memberikan gambaran sebagai bahan kajian dan dasar untuk membuat penelitian selanjutnya mengenai kualitas hidup pasien kanker serviks. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang serupa dengan penelitian peneliti sekarang ini antara lain: 1. Sulistyowati (2006), dengan judul penelitian kualitas hidup penderita karsinoma serviks dengan kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian Sulistyowati merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

8 adalah persamaan variabel penelitian mengenai kualitas hidup pasien kanker serviks dengan kemoterapi. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi perbedaan variabel penelitian, perbedaan instrumen penelitian, dan perbedaan tempat penelitian. Perbedaan variabel penelitian adalah peneliti menggunakan variabel radioterapi dalam penelitian ini. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian Sulistyowati adalah instrumen Quality of Life Index dari Spitzer (1980) sedangkan penelitian ini menggunakan instrumen EORTC QLQ-C30. Tempat penelitian dalam penelitian Sulistyowati adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sedangkan tempat penelitian dalam penelitian ini adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2. Hosaka, et al (2008), dengan judul penelitian treatment of cervical cancer with adjuvant chemotherapy versus adjuvant radiotherapy after radical hysterectomy and systematic lymphadenectomy. Penelitian Hosaka, et al merupakan studi retrospektif di Hokkaido University Hospital antara tahun 1991 dan 2002. Hasil penelitian menunjukkan obstruksi usus dan gangguan saluran kemih secara signifikan lebih banyak pada kelompok radioterapi dibandingkan dengan kelompok kemoterapi dan kelompok yang tidak mendapatkan terapi. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah persamaan variabel penelitian mengenai kemoterapi dan radioterapi. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi perbedaan

9 variabel penelitian, perbedaan desain penelitian, dan perbedaan tempat penelitian. Perbedaan variabel penelitian adalah peneliti menggunakan variabel kualitas hidup dalam penelitian ini. Penelitian Hosaka, et al merupakan studi retrospektif sedangkan penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Tempat penelitian Hosaka, et al adalah di Hokkaido University Hospital Japan sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang Indonesia. 3. Pasek, et al (2012), dengan judul penelitian quality of life in cervical cancer patients treated with radiation therapy. Penelitian Pasek, et al merupakan penelitian survey yang dilakukan di 6 pusat kanker di Polandia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkajian fungsi fisik memberikan hasil buruk sebelum terapi radiasi dan meningkat pada saat perawatan, pemulangan, dan setelah terapi. Pengkajian fungsi emosional paling tinggi sebelum radioterapi dan paling rendah pada post radioterapi dan pemulangan. Pengkajian fungsi peran paling tinggi setelah perawatan dan paling rendah saat sebelum radioterapi. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah persamaan variabel penelitian mengenai kualitas hidup pasien kanker serviks dengan radioterapi. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi perbedaan variabel penelitian, perbedaan desain penelitian, dan perbedaan tempat penelitian. Perbedaan variabel penelitian adalah peneliti menggunakan variabel kemoterapi dalam

10 penelitian ini. Penelitian Pasek, et al menggunakan desain survey sedangkan penelitian ini menguunakan desain cross sectional. Tempat penelitian Pasek, et al adalah di 6 pusat kanker di Polandia sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang Indonesi.