LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR

dokumen-dokumen yang mirip
Suatu hari, datanglah Sunan Kalijaga ke kediaman Ki Ageng Pandanaran dengan mengenakan pakaian compang-camping layaknya seorang tukang rumput.

ASAL MULA NAMA PANTARAN

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA. Cerita dapat dipahami sebagai sebuah struktur dengan empat unsur

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR

SYEKH SITI JENAR NAMANYA MELARISKAN BUKU

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Lesson 9 for May 27, 2017

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014

20 Jam Terpenting. Timothy Athanasios

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti

Mengajarkan Budi Pekerti

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

BAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

BENDARA KLIWON KACANGAN

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Zat dan penyalahgunaan bagian tubuh yang lain Meraih kehidupan! 14 Maret 2015

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus Menampakkan Diri kepada Tujuh Murid Yesus dan Petrus Yesus dan Murid yang Lain Kata Penutup

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB IV ANALISIS. Wali Galung, antara Kontroversi dan Motivasi. berbagai pihak. Di tengah-tengah keyakinan masyarakat yang meyakini beliau

BAB III ANALISIS SUDUT PANDANG PENCERITAAN SSJ. dalam hubungannya dengan cerita (dalam bercerita), dan bagaimana peran

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

MENDENGAR SUARA TUHAN

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON AKHIR WAKTU: DI RUMAH AKHIRNYA (Kasus Absen Guru Wali Kelas) 14 Februari 2015

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN

BELAJAR ALKITAB DAN DOA (Ada Surat untuk Anda), 13 Oktober 2012

Level 2 Pelajaran 16

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hari Sabat Bagian 1 Mengungkapkan Karakter Yahuwah

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

(Dr. Emerson Eggerichs)

LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA

Pembaptisan Air. Pengenalan

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Batu yang Menjadi Roti

Rahasia dibalik Lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

Bagian Kedua Penyidikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Yang Mencinta dalam Diam

Doa Keutuhan Bahan Dasar Garis Besar 1

BAB II LANDASAN TEORI. A. Struktur Serat Sewaka. Analisis struktural adalah tugas pendahuluan sebelum mengkaji dari segi

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pelajaran 7 AKHIR WAKTU: AKHIRNYA DI RUMAH Kasus Absen Guru Wali Kelas 16 Februari 2013

Written by Administrator Sunday, 17 November :31 - Last Updated Thursday, 27 March :12

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

5 Bulan ini berusahalah untuk bersahabat dengan sedikit-dikitnya. 4 LingkariJah huruf di depan contoh-contoh yang baik

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Pertumbuhan Dalam Masyarakat

Mengapa Perlu Untuk Berjumpa Dengan Seorang Imam Untuk Membuat Pengakuan?

Kolose. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA

BAB II DESKRIPSI TOKOH

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

Pdt Gerry CJ Takaria

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

Bagaimana Kita Bertumbuh Allah ingin Kita Bertumbuh serupa dengan Kristus dalam segala hal. Efesus 4:15a (Msg)

BAYI NATAL. Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong. Yesaya 9:5-6

SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

Apa yang dimulai dengan ketaatan sederhana pada panggilan Yesus akhirnya mengubah hidup mereka, dan pada puncaknya, mengubah dunia.

MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

Transkripsi:

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR I. Sinom Cerita diawali ketika konflik antara Ki Ageng Pengging dengan Sultan Bintara akan berlangsung. Konflik inilah yang membawa Sèh Siti Jenar bertemu dengan Ki Ageng Pengging. Secara tersirat, dengan membaca kegembiraannya atas perilaku Ki Ageng Pengging, dapat diketahui bahwa Sèh Siti Jenar juga tidak memiliki hubungan yang baik dengan Sultan. Walaupun baru bertemu untuk pertama kalinya baik Ki Ageng Pengging dan Sèh Siti Jenar menemukan satu kecocokan, yaitu hasrat mereka akan pengetahuan dan kebenaran. Oleh karena itu di dalam pupuh ini dipaparkan bagaimana setelah bertemu mereka langsung bertukar ilmu. Setelah selesai mengajarkan ilmunya Sèh Siti Jenar kembali ke Desa Krendhasawa. II. Asmarandana Ki Ageng Pengging, sepeninggal Sèh Siti Jenar, mengembangkan ajaran yang didapat dari gurunya tersebut. Apabila Sèh Siti Jenar hanya mengajarkan hakikat dan hakikat Allah dalam diri manusia, maka Ki Ageng Pengging menurunkan ajaran tersebut ke dalam tingkat hubungan antar manusia, yaitu gusti dan kawula berada pada tataran yang sama, tak

ada yang lebih dari pada yang lain, tanpa yang satu yang lain pun tak ada. Hal ini seperti ala becik, dan urip pralaya. Dikisahkan ia kemudian berani menerima murid dari orang-orang asing. Sultan Bintara, yang selama ini tidak berkenan atas sikap Ki Ageng Pengging yang tidak mau melapor ke Demak, menjadi semakin marah setelah mengetahui bahwa Ki Ageng Pengging telah berguru kepada Sèh Siti Jenar. Atas bujukan Kyai Patih Sultan membatalkan niatnya dan mengutus Mantri Kalih untuk memanggil Ki Ageng Pengging. Panggilan ini ditolak Ki Ageng Pengging dengan dalih sesama pembawa dat Allah tidak seharusnya memaksakan kehendaknya dan justru membiarkan manusia lain bebas. Mendengar dalih ini Kyai Patih mengajukan diri kepada Sultan Bintara untuk memanggil Ki Ageng Pengging. Sultan Bintara menyetujui dan mengutusnya untuk memanggil Ki Ageng Pengging. Setibanya di Pengging Kyai Patih memperkenalkan diri sebagai utusan Sang Mahasuci Penguasa Keraton Bintara. III. Dhandhanggula Pupuh dibuka dengan pertanyaan Ki Ageng Pengging mengenai alasan Kyai Patih menyebut Sang Mahasuci sebagai pengutus Kyai Patih. Kyai Patih menjelaskan bahwa Sultan disebut begitu karena di dalam jiwanya Sultan suci. Ki Ageng Pengging, tanggap akan kebijaksanaan Kyai Patih, menjelaskan bahwa ia tidak bersedia datang karena ia, dengan Allah di

dalam dirinya, tidak berkehendak untuk datang. Pengutaraan alasan ini dilanjutkan dengan nasèhat yang mengingatkan Sultan bahwa bukan ia yang memiliki tanah air, tapi rakyatnya. Kyai Patih menerima penolakan sambil mengingatkan bahwa Sultan memiliki kekuasaan untuk menghukum orang yang jalannya menyimpang. Sebelum kembali ke Demak Patih memberikan tenggang waktu tiga tahun bagi Ki Ageng Pengging untuk segera menghadap Sultan Bintara. Setiba di Demak Kyai Patih segera melapor kepada Sultan Bintara. Setelah mendengar laporan Kyai Patih Sultan Bintara kemudian menceritakan perihal Sèh Siti Jenar., awal mula dan pandangannya. IV. Sinom Dikisahkan 4 orang muridnya yang unggul Sèh Siti Jenar membuka perguruan di Desa Krendhasawa. Murid-murid Sèh Siti Jenar banyak dan datang dari berbagai kalangan. Namun sayang, walau ada murid-murid yang bijaksana, banyak murid-murid yang gagal sehingga menjadi gila dan justru membuat kekacauan. Kekacauan ini tentu mengundang perhatian Sultan Bintara. Setelah mengirim mata-mata ke Desa Krendhasawa Sultan mengetahui dengan pasti bahwa murid-murid yang berulah ini adalah murid Sèh Siti Jenar. Ia pun kemudian meminta pendapat para wali mengenai solusi yang harus

dilaksanakan. Para Wali kemudian bermusyawarah untuk mencari jalan keluar permasalahan. V. Dhandhanggula Sunan Bonang menyampaikan kepada para Wali bahwa Sèh Siti Jenar mengajarkan ilmu yang rahasia dan merusak keselarasan. Kemudian Sunan Kalijaga memberi arahan supaya ia dipanggil saja. Untuk memanggilnya diutuslah Sèh Dumba dan Pangeran Tembayat. Singkat cerita, Sèh Dumba dan Pangeran Tembayat tiba di desa dan menyampaikan panggilan tersebut. Sèh Siti Jenar menolak sambil mengingatkan bahwa walaupun Wali Sanga yang memanggil ia tidak akan memenuhi, karena baik Sèh Siti Jenar maupun Wali Sanga seharkat, yaitu mayat yang akan mati suatu saat. VI. Pangkur Sèh Dumba mengingatkan Sèh Siti Jenar akan besarnya kekuasaan Sultan sebagai penguasa negara dan agama. Hal ini oleh Ki Canthula, salah satu dari 4 murid unggulan Sèh Siti Jenar, dipandang sebagai lambang keterikatan para wali dan murid pada umumnya, dan Sèh Domba pada khususnya terhadap barang duniawi.

VII. Asmarandana Setelah melalui perdebatan panjang Sèh Dumba dan Pangeran Tembayat mengakui keunggulan pengetahuan Sèh Siti Jenar beserta keempat muridnya. Kembalilah mereka ke Demak memberikan laporan mengenai sepak terjang Sèh Siti Jenar beserta murid-muridnya. Setelah mendengar laporan dari kedua utusan tersebut maka Wali Sanga mengadakan rapat beserta Raja dan pejabat yang membahas jalan keluar terbaik bagi persoalan Sèh Siti Jenar. Akhirnya diputuskan akan kembali dikirim utusan untuk memanggil Sèh Siti Jenar. Utusan tersebut terdiri atas Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, Sunan Kudus, dan Sunan Geseng. Singkat cerita tibalah para utusan di Krendhasawa dan langsung terlibat perdebatan dengan Sèh Siti Jenar mengenai hakikat dunia. VIII. Dhandhanggula Perdebatan berlangsung panjang hingga akhirnya terjadilah Sunan Geseng yang semula menentang justru seakan-akan menyetujui Séh Siti Jenar. Séh Siti Jenar, yang tanggap bahwa ini hanyalah kebimbangan hati Sunan Geseng, kemudian menantangnya untuk bersama menempuh hidup dalam kematian.

IX. Sinom Sèh Siti Jenar memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Langkah ini kemudian diikuti oleh keempat muridnya sebagai tanda bakti setia. Oleh para wali jenazah Sèh Siti Jenar kemudian dibawa ke Demak, sementara jenazah muridnya dititipkan ke penduduk setempat untuk dikuburkan. Setelah tiba di Demak terjadi keajaiban. Jenazah Sèh Siti Jenar, yang untuk sementara dijaga para wali di dalam Masjid Demak, mengeluarkan harum semerbak dan bercahaya bagai bulan. Atas petunjuk Sèh Maolana Magribi para wali menutupi kejadian ini agar khalayak tidak berbalik mendukung Sèh Siti Jenar. Oleh karena itu jenazah Sèh Siti Jenar diganti dengan bangkai anjing. Esok hari terkejutlah Sultan dan para pejabat melihat bangkai anjing tersebut. X. Asmarandana Sultan memerintahkan supaya bangkai anjing yang dipercaya sebagai Sèh Siti Jenar digantung di perempatan jalan sebagai peringatan bagi para pengikut ajaran Sèh Siti Jenar supaya bertobat. Salah satu murid Sèh Siti Jenar, yaitu Ki Lonthangsamarang, mengetahui kejadian ini dan mahfum bahwa ini adalah hasil perbuatan para Wali Sanga sebagai upaya mempertahankan kedudukannya sebagai pandu agama Islam di Bintara.

Ki Lonthangsamarang pun bergegas mendatangi masjid Demak dan terlibat adu pendapat dengan para Wali beserta murid-muridnya. XI. Pangkur Ki Lonthangsamarang terlibat perdebatan panjang dengan para wali. Pada akhirnya Ki Lonthangsamarang memutuskan mengikuti jejak gurunya, Sèh Siti Jenar, setelah sebelumnya memberi nasehat pada para wali. XII. Asmarandana Ki Ageng Tingkir Ngardipurwa, guru sekaligus kakak dari Ki Ageng Pengging, telah mendengar mengenai konflik antara Sultan dengan Ki Ageng Pengging. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menemui Ki Ageng Pengging dan memberinya nasehat. Setelah berhasil ditemui dan diberi nasehat Ki Ageng Pengging justru menegaskan kebulatan tekadnya untuk mencapai hakikat hidup, apapun halangannya, seperti yang telah dicontohkan oleh Sèh Siti Jenar. XIII. Sinom Melanjutkan pupuh sebelumnya di dalam pupuh ini Ki Ageng Pengging mengantarkan guru sekaligus kakaknya Ki Ageng Tingkir untuk

mencapai kesempurnaan. Seusai hal tersebut terjadi Ki Ageng Pengging pun kembali ke kampungnya. Sementara itu tenggat tiga tahun telah tiba tapi Ki Ageng Pengging belum tampak. Oleh karena itu Sultan mengutus Sunan Kudus untuk menghukum Ki Ageng Pengging. XIV. Maskumambang Setibanya di Pengging Sunan Kudus mendengar bagaimana Ki Ageng Pengging memutuskan untuk mengakhiri hidupnya seperti yang telah dilakukan oleh gurunya, Sèh Siti Jenar. Namun sebelum Ki Ageng Pengging melakukan itu terlebih dahulu ia membimbing Sunan Kudus masuk dan keluar alam uninong aning ununing. Setelah berhasil melakukan ini Ki Ageng Pengging menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara itu Sunan Kudus kembali ke Demak. XV. Dhandhanggula Sunan Kudus tiba di Demak dan melapor kepada Sultan. Tamat.

Daβ Könige philosophieren, oder Philosophen Könige würden, Ist nicht zu erwarten, aber auch nicht zu wünschen: Weil der Besitz der Gewalt das freie Urteil der Vernunft unvermeidlich verdirbt (Immanuel Kant, Zum Ewigen Frieden, 233) Terjemahan Bebas: Bahwa para Raja (penguasa) berfilsafat atau bahwa para filsuf (kaum bijak) menjadi raja, Janganlah diharapkan, tetapi juga tak perlu diinginkan: Sebab pengaruh buruk kekuasaan (yang dimiliki) terhadap (penilaian bebas berdasarkan) akal budi tidaklah terelakkan (Immanuel Kant, Menuju Perdamaian Abadi, 233)