1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Unsur-unsur kebahasaan seperti fonem, morfem, frasa, klausa atau kalimat dianalisis oleh subbidang analisis masing-masing. Satuan bahasa itu akan diidentifikasi menurut kategori fungsi dan makna. Oleh karena itu munculah subbidang analisis sintaksis. Sintaksis menjadikan frasa, klausa, kalimat, dan wacana sebagai objek analisis. Sintaksis itu sendiri adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa dan kalimat. Berdasarkan keterangan di atas dan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur tata bahasa kalimat, klausa, dan frasa. Sintaksis menyelidiki hubungan semua kelompok kata atau antarfrasa-antarfrasa dalam satuansatuan sintaksis itu. Sintaksis mempelajari hubungan gramatikal di luar kata, tetapi di dalam satuan yang disebut kalimat. Masalah frasa menjadi pusat perhatian bagi beberapa ahli bahasa, dapat dilihat dari semakin berkembangnya penelitian yang mengarah kepada penelitian tentang frasa. Adapun penelitian tentang frasa endosentrik diantaranya adalah penelitian yang berjudul Frasa Endosentrik dalam Kalimat Tunggal pada Cerpen Surat Kabar Suara Merdeka Maret-Mei 2004 oleh Dimasni (2005), penelitian ini membahas tentang jenis frasa endosentrik dan mendata ada berapa persenkah frasa endosentrik yang terdapat pada cerpen Suara Merdeka Maret-Mei 2004. 1
2 Frasa memiliki dua jenis yaitu frasa endosentrik dan frasa eksosentrik. Dalam penelitian ini, peneliti hanya fokus terhadap frasa endosentrik. Frasa endosentrik memiliki dua unsur yang berlaku sebagai unsur pusat (UP) atau inti dan unsur lain yang disebut atribut (Atr). Frasa endosentrik terdiri dari tiga jenis tipe konstruksi yaitu tipe konstruksi frasa endosentris koordinatif, apositif, dan atributif, selain itu frasa endosentrik berdasarkan kategori frasanya memiliki banyak kategori seperti nominal, verbal, adjektival dan, adverbia. Unsur-unsur yang membentuk frasa endosentrik juga mempunyai hubungan makna. Kategori frasa yang bersangkutan pada frasa endosentrik sama dengan kategori unsur pusat atau inti. Dalam konstruksi kalimat frasa endosentrik dapat disubtitusi atau disulih oleh unsur pusat intinya. Frasa endosentrik muncul pada berita kriminal dalam harian Suara Merdeka edisi Desember. Ketika peneliti membaca harian Suara Merdeka pada tanggal 7 Desember 2016 peneliti menemukan kalimat Bupati Nganjuk Taufiqurrahman ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK karena di duga terlibat dalam sejumlah kasus korupsi proyek pembangunan di Kabupaten Nganjuk pada 2009. Kutipan kalimat tersebut merupakan frasa endosentrik apositif, yang menduduki fungsi sebagai apositif (Ap) adalah Bupati Nganjuk sedangkan Taufiqurrahman merupakan unsur pusat (UP). unsur Bupati Nganjuk sebagai apositif merupakan informasi tambahan yang menjelaskan bahwa Taufiqurrahman memiliki jabatan sebagai Bupati Nganjuk. Pada kesempatan lain, tepatnya pada tanggal 8 Desember 2016 peneliti menemukan kembali frasa endosentrik. Peneliti menemukan dua frasa endosentrik atributif verbal dalam satu kalimat. Berikut kalimat yang mengandung frasa endosentrik koordinatif verbal Kedua tersangka tidak dapat mengelak dan langsung digelandang ke Mapolres, Mereka ditangkap saat sedang menunggu rekannya, Quik
3 yang sekarang ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO). Pada kutipan kalimat tersebut terdapat dua frasa endosentrik atributif verbal yang pertama dapat mengelak, dan frasa yang kedua sedang menunggu. Frasa tersebut dikategorikan sebagai frasa endosentrik koordinatif verbal, karena terdiri dari unsur dapat dan unsur sedang yang menduduki fungsi sebagai atribut (Atr). Unsur mengelak dan unsur menunggu menduduki fungsi sebagai unsur pusat (UP), karena dapat berdiri sendiri dalam kalimat apabila unsur atribut dihilangkan. Pada berita kriminal yang sama, peneliti juga menemukan kembali dua frasa endosentrik dalam satu kalimat yaitu frasa koordinatif nominal. Berikut kutipan kalimat yang mengandung frasa endosentrik koordinatif nominal. Sebelumnya, Rabu (30/11), tim gabungan yang terdiri atas anggota TNI, Polri, Bea Cukai dan Imigrasi menangkap seorang warga Malaysia, Chong Chee Kok karena membawa narkotika dan obat terlarang berupa 31,6kg sabu-sabu dan 1.988 butir ekstasi di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Pada kutipan kalimat tersebut terdapat dua frasa endosentrik koordinatif nominal, yang pertama TNI, Polri, Bea Cukai dan Imigrasi, dan frasa yang kedua narkotika dan obat terlarang. Frasa tersebut dikategorikan sebagai frasa endosentrik koordinatif nominal, karena terdiri dari nomina yang setara yaitu frasa TNI, Polri, Bea Cukai dan Imigrasi dan frasa narkotika dan obat terlarang yang dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terbentuk frasa koordinatif nominal. Frasa TNI, Polri, Bea Cukai dan Imigrasi dan frasa narkotika dan obat terlarang menjadi unsur pusat (UP). Berita kriminal merupakan salah satu wacana yang bisa dikatakan akrab dan mempunyai kedekatan yang kuat dengan pembaca media cetak. Kejahatan, kekerasan
4 merupakan bahan berita yang menarik perhatian banyak orang pada kalangan anak muda hingga para orang tua. Berita kriminal juga mempunyai banyak manfaat seperti meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat agar selalu bersikap waspada dimanapun keberadaannya dan dapat mengetahui modus pencurian setelah membaca berita kriminal. Selain itu berita kriminal juga sangat banyak macamnya sehingga memudahkan peneliti dalam menganalisis frasa. Berdasarkan kelima fenomena yang peneliti temukan, maka peneliti berasumsi bahwa analisis frasa pada berita kriminalitas perlu dibuktikan dengan data empiris. Dengan demikian peneliti dengan judul ini perlu dilaksanakan. Peneliti memilih data berita kriminal karena pada era ini sangat banyak sekali motif kejahatan yang terjadi. Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan bahwa dalam wacana pemberitaan tersebut banyak kalimat yang di dalamnya mengandung frasa. Data yang digunakan oleh peneliti adalah wacana berita kriminalitas pada harian Suara Merdeka edisi Desember 2016 sebanyak yang terbit 29 eksemplar. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul Frasa Endosentrik pada Berita Kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang muncul yaitu Frasa endosentrik apa saja yang terdapat pada berita kriminal dalam harian Suara Merdeka edisi Desember 2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan frasa endosentrik yang terdapat pada berita kriminal dalam harian Suara Merdeka edisi Desember 2016.
5 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Berikut penjelasan mengenai manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan sumbangan terhadap ilmu bahasa, khususnya dalam bidang sintaksis mengenai penggunaan frasa endosentrik pada sebuah rubik di media cetak (koran). b. Sebagai bahan pembanding untuk mengadakan penelitian kebahasaan. c. Bermanfaat bagi kepustakaan studi bahasa Indonesia agar dapat dimanfaatkan oleh generasi penerus. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis berkaitan dengan apa yang dilakukan peneliti supaya aspek kebahasaan khususnya penggunaan frasa endosentrik yang terkandung dalam sebuah media cetak (koran) mudah dipahami oleh pembaca. a. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan latihan dalam menganalisis suatu aspek kebahasaan untuk menuju hasil yang lebih baik. b. Bagi pembaca, hasil penelitian ini sebagai informasi tentang pemakaian frasa endosentrik yang terkandung dalam suatu rubik di media cetak (koran). c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan peneliti dapat menggunakannya sebagai referensi atau tambahan informasi dan memberikan kerangka penelitian selanjutnya. d. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar pada materi bahasa Indonesia tertentu.