PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

dokumen-dokumen yang mirip
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

IV. KONFIGURASI MODEL

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

A. Kerangka Pemikiran

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

Sistem Manajemen Basis Data

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

V. IMPLEMENTASI EssDSS 01

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

III. METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

VII. RENCANA KEUANGAN

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

VIII. ANALISIS FINANSIAL

A. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

PEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

Pertemuan 3 PEMODELAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Sistem

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Ahli

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODE KAJIAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. budidaya perikanan, hasil tangkapan, hingga hasil tambaknya (Anonim, 2012).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

VII. IMPLEMENTASI MODEL

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

VI. IMPLEMENTASI MODEL

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Rugi Laba

III. KERANGKA PEMIKIRAN

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen 1.0. Konfigurasi model pada sisem ng dibuat dirancang sesuai dengan struktur dasar sistem penunjang keputusan, sedangkan rancang bangun model dirumuskan formulasi matematis. Paket program mangosteen 1.0 terdiri dari 5 bagian utama itu: 1) Sistem Pengolahan Terpusat 2) Sistem Manajemen Basis Data Statis 3) Sistem Manajemen Basis Data Dinamis 4) Sistem Manajemen Basis Model 5) Sistem Manajemen Dialog Sistem Pengolahan Terpusat merupakan bagian sistem ng bertujuan mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh komponen sistem, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara dua arah dengan sistem lainn. Sistem pengolahan terpusat mangosteen 1.0 divisualisasikan dalam bentuk menu utama ng terdiri dari Basis Data Statis, Basis Data Dinamis, Basis Pengetahuan dan Basis Model. Sistem Manajemen Dialog merupakan bagian dari sistem ng memungkinkan pengguna dengan mudah berinteraksi dengan sistem. Sistem Manajemen Basis Data merupakan bagian ng memberikan fasilitas pengolahan data, itu mengendalikan dan memanipulasi data ng tersimpan. Proses tersebut diantaran input data, ubah data, dan hapus data. Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian ng memberikan fasilitas pengelolaan model untuk perhitungan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Penunjang Keputusan ini terdiri dari enam model itu sebagai berikut: 1) Model Penentuan Produk Prospektif 2) Model Penentuan Lokasi Unggulan 3) Model Analisa Kelakan Finansial Budida Manggis 4) Model Analisa Sentra Produksi 5) Model Analisa Kelakan Finansial Agroindustri Manggis 6) Model Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis. Paket perangkat lunak mangosteen 1.0 dirancang menggunakan bahasa pengembangan pascal dengan perangkat lunak Embarcadero Delphi XE (versi terbaru delphi ng dikeluarkan Embarcadero Technologies tahun 2010). Sistem Manajemen Basis Data dirancang dengan menggunakan Data Access Object dari Microsoft ng disimpan dalam Microsoft Access2007. Dalam perancangan serta pengembangan sistem digunakan juga perangkat lunak Power Designer 15.3 dan Microsoft Visio. Selain itu, program mangosteen 1.0 ini juga terhubung dengan perangkat analisis lain itu Expert Choice 2000 untuk penggunaan teknik AHP (Analitical Hierarchy Process) pada model penentuan produk prospektif dan model penentuan strategi pengembangan agroindustri manggis. 36

PENGGUNA SISTEM MANAJEMEN DIALOG SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA STATIS SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA DINAMIS SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL DATA PROFIL MANGGIS DATA PRODUK OLAHAN MANGGIS SUB MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF DATA PROFIL KABUPATEN BOGOR DATA BUDIDAYA MANGGIS DATA PROSES PRODUKSI AGROINDUSTRI MANGGIS DATA WILAYAH KABUPATEN BOGOR DATA SENTRA PRODUKSI MANGGIS DATA STRUKTUR BIAYA USAHA BUDIDAYA MANGGIS DATA STRUKTUR BIAYA USAHA AGROINDUSTRI MANGGIS SUB MODEL PENENTUAN LOKASI UNGGULAN SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA SUB MODEL ANALISA SENTRA PRODUKSI SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI Gambar 15. Konfigurasi sistem penunjang keputusan perencanaan pengembangan agroindustri manggis di Kabupaten Bogor 37

Mulai Input Penentuan Produk Prospektif 1. Alternatif Bahan baku 2. Nilai dan Kriteria Penentuan Produk Prospektif menggunakan Metode MPE Produk Prospektif Input Data Penentuan Lokasi Penentuan Lokasi Unggulan menggunakan Metode MPE Lokasi Unggulan Input Analisis Pasokan Bahan Baku 1. Data Sentra Produksi 2. Data Bulan Panen Analisis Pasokan Bahan Baku menggunakan Metode Sorting Sentra Produksi Terpilih A Gambar 16. Diagram alir deskriptif model Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis. 38

A Input Data Struktur bia Penentuan Analisis finansial dengan menggunakan kriteria investasi Parameter Kelakan Investasi 1. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate Ratio (IRR) 3. Payback Period (PBP) 4. Net B/C Ratio 5. Break Event Point (BEP) Input Data Penentuan Lokasi: 1. Elemen Goal 2. Elemen Faktor 3. Elemen Aktor 4. Elemen Tujuan 5. Elemen Alternatif Strategi Penentuan Prioritas Tiap Elemen (termasuk Alternatif Strategi) dengan metode AHP Output : Bobot untuk tiap elemen (faktor, aktor, tujuan, dan prioritas alternatif strategi) Selesai Gambar 16. Diagram alir deskriptif model Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis (lanjutan) 39

6.2. RANCANGAN GLOBAL SISTEM Secara umum, rancangan global sistem memberikan gambaran kepada pengguna mengenai sistem ng digunakan. Rancang bangun tersebut merupakan rancang bangun terinci untuk mengidentifikasikan elemen-elemen sistem informasi ng akan didesain. Perancangan sistem mangosteen 1.0 ini dilakukan melalui pendekatan berarah fungsi dengan membuat diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD). Dalam pendekatan ini, aliran informasi sistem secara menyeluruh digambarkan dengan diagram aliran data untuk mempermudah perancangan basis data. Menurut Nugroho (2002) diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD) adalah gambaran grafis ng memperlihatkan aliran data dari sumbern dalam objek kemudian melewati suatu proses ng mentransformasin ke tujuan lain. DFD memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai ng dihitung oleh sistem termasuk nilai input, nilai output, serta tempat penyimpanan internal. Diagram aliran data terdiri atas empat unsur, itu proses, aliran data, entitas, dan data store. Sistem penunjang keputusan ini terdiri atas suatu proses global dan proses-proses lebih detail ng menyusun proses gobal tersebut. Penggambaran dari proses global sistem akan menghasilkan diagram konteks atau DFD level 0, sedangkan analisa dari proses lebih detail ng menyusun diagram konteks tersebut akan menghasilkan DFD level 1 dan seterusn. Gambar 17. Diagram alir data level 0 (diagram konteks mangosteen) Diagram konteks atau diagram alir level 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut sumber dan tujuan data secara jelas. Masukan data dalam sistem berasal dari pakar dari berbagai instansi seperti Departemen Pertanian dan Kehutanan, peneliti di bidang manggis, petani manggis dan pelaku agroindustri manggis. 40

Diagram alir data level 1 menggambarkan secara ringkas tentang proses-proses dan aliran data hingga menjadi informasi ng dapat digunakan oleh pengguna. Data-data ng digunakan serta pengolahan data ng terjadi dalam sistem tergambar dalam Diagram alir data level 1 ini, mulai dari pemilihan alternatif, perhitungan dengan MPE dan perumusan strategi pengembangan. Diagram alir data level 1 disajikan pada Gambar 18. Gambar 18. Diagram alir data level 1 41

6.3. KERANGKA MODEL 6.3.1 Sistem Pengolahan Terpusat Sistem pengolahan terpusat merupakan bagian sistem ng mengelola dan mengatur seluruh komponen, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara timbal balik dengan sistem lainn. Sistem pengolahan terpusat berfungsi sebagai koordinator dan pengendalian dari operasi SPK Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis. Paket program mangosteen 1.0 menyediakan fasilitas sistem pengolahan terpusat ng berfungsi mengelola seluruh elemen sistem sehingga menjadi bagian ng terintegrasi. Hubungan antara Sistem Manajemen Basis Data Statis, Sistem Manajemen Basis Data Dinamis, dan Sistem Manajemen Basis Model diatur oleh Sistem Pengolahan Terpusat, sehingga memungkinkan pengguna mengakses seluruh fasilitas ng tersedia. Akses tersebut dilakukan melalui perintah-perintah ng terdapat dalam menu mangosteen 1.0 6.3.2 Sistem Manajemen Basis Dialog Sistem manajemen basis dialog merupakan fasilitas ng diberikan untuk berkomunikasi antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi utama dari sistem manajemen basis dialog adalah menerima input dan memberikan output ng dikehendaki pengguna. Sistem manajemen basis dialog dalam paket program ini dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan memudahkan para pengguna untuk menggunakann. Bahasa ng digunakan adalah bahasa Indonesia dengan menggunakan tampilan ng menarik. 6.3.3 Sistem Manajemen Basis Data Statis Sistem manajemen basis data merupakan bagian ng memberikan fasilitas pengolahan data, itu mengendalikan dan memanipulasi data ng tersimpan. Manajemen basis data menjadi komponen ng penting dari suatu sistem karena adan perbedaan kebutuhan data. Sistem manajemen data statis akan mengorganisasikan data dalam menu informasi ng terdiri dari sekelompok data itu data dan informasi umum mengenai manggis dan Kabupaten Bogor. Penambahan kelompok data ini akan disesuaikan dengan kebutuhan. Basis data statis ini menampilkan informasi ng meliputi 1) Informasi profil Kabupaten Bogor, 2) Informasi deskripsi buah manggis, 3) Informasi usaha budida manggis, 4) Teknologi proses agroindustri manggis, 5) Informasi lain ng berkaitan dengan manggis ng dideskripsikan oleh sistem. 6.3.4 Sistem Manajemen Basis Data Dinamis Sistem manajemen basis data merupakan satu kesatuan sebagai pusat penyimpanan, pengolahan dan pemasukan data. Sistem manajemen basis data harus mempuni kemampuan terhadap perubahan struktur dan isi dari elemen data. Paket program mangosteen 1.0 memiliki sistem manajemen Basis Data Dinamis ng dibedakan menjadi enam kelompok, itu Kelompok Data Produk Olahan, Kelompok Data Lokasi, Kelompok Data Sentra Produksi, Data Strategi Pengembangan Agroindustri dan Kelompok Data Finansial terdiri dari Data Struktur Bia Investasi, Data Struktur Bia Tetap dan Data Struktur Bia Variabel. 42

6.3.5 Sistem Manajemen Basis Model Sistem Manajemen Basis Model merupakan kesatuan dari sub-sub model ng digunakan untuk menganalisis data-data ng terdapat dalam basis data dan hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Model dalam paket program mangosteen 1.0 memiliki enam sub model. a. Sub Model Penentuan Produk Prospektif Sub Model Penentuan Produk Prospektif merupakan model ng digunakan untuk menentukan produk olahan manggis ng memiliki potensi ng besar dan prospektif untuk dikembangkan. Kriteria ng digunakan dalam menentukan produk prospektif antara lain ketersediaan bahan baku, potensi pasar, teknologi proses, kebijakan pemerintah dan nilai tambah produk. Masing-masing kriteria tersebut kemudian akan ditentukan bobotn tergantung tingkat kepentingan dan pengaruhn terhadap penentuan produk dengan menggunakan metode komparasi berpasangan dengan skala komparasi antara 1 sampai 9 atau kebalikann. Sedangkan metode ng digunakan dalam penentuan produk prospektif ialah metode perbandingan ekponensial (MPE). Alternatif produk ng memiliki hasil nilai MPE terbesar merupakan produk prospektif ng terpilih. Diagram alir sub model penentuan produk prospektif disajikan pada Gambar 19. b. Sub Model Penentuan Lokasi Unggulan Sub Model penentuan lokasi unggulan merupakan model ng digunakan untuk menentukan lokasi ng paling sesuai untuk dijadikan lokasi pendirian agroindustri manggis. Kriteria ng digunakan dalam menentukan lokasi unggulan adalah kemudahan akses dengan bahan baku, ketersediaan infrastruktur ng baik, ketersediaan sarana utilitas, kemudahan akses dengan bahan penunjang, kemudahan akses pemasaran, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi sosial buda. Metode ng digunakan dalam penentuan lokasi unggulan ialah metode perbandingan ekponensial (MPE). Hasil penjumlahan nilai alternatif dari setiap daerah akan dijadikan nilai akhir dari alternatif tersebut dan nilain akan diurutkan untuk melihat daerah ng potensial itu daerah ng mempuni nilai tertinggi. Diagram alir sub model penentuan lokasi disajikan pada Gambar 20. c. Sub Model Analisa Kelakan Finansial Budida Manggis Sub Model Analisa Kelakan Finansial Budida Manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelakan budida manggis. Kelakan finansial budida manggis ini dinilai pada budida dengan pola monokultur dan dalam umur proyek selama 20 tahun. Kriteria ng digunakan dalam menentukan kelakan finansial tersbut ialah nilai NPV, IRR, BEP, PBP dan B/C ratio. d. Sub Model Analisa Sentra Produksi Sub model analisa sentra produksi digunakan untuk menentukan daerah sentra ng akan menjadi pemasok bahan baku ng akan digunakan untuk proses pengolahan produk agroindustri manggis. Sentra produksi manggis ng akan dianalisa ialah 25 sentra produksi manggis di berbagai tempat di Indonesia. Model ini menggunakan metode sorting atau pengurutan dalam penentuan daerah pemasok bahan baku. Dalam model ini kriteria pemilihan ditentukan oleh pengguna itu sendiri sehingga memberikan keleluasaan pada pengguna untuk menentukan daerah pemasok bahan baku sesuai dengan kriteria ng diinginkan. 43

e. Sub Model Analisa Kelakan Finansial Agroindustri Manggis Sub Model Analisa Kelakan Finansial Agroindustri Manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelakan agroindustri manggis. Kelakan finansial agroindustri manggis ini dinilai pada umur proyek selama 10 tahun. Kriteria ng digunakan dalam menentukan kelakan finansial tersbut ialah nilai NPV, IRR, BEP, PBP dan B/C ratio. f. Sub Model Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis Sub Model Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis digunakan untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri manggis terbaik dan menganalisis masing-masing strategi berdasarkan kriteria-kriteria ng berpengaruh pada masing-masing elemen hierarki. Metode ng digunakan dalam sub model ini ialah Proses Hierarki Analitik atau Analitical Hierarchy Process (AHP). Diagram alir sub model strategi pengembangan agroindsutri manggis disajikan pada Gambar 22. Mulai Kriteria Pemilihan Produk prospektif Data Bobot kriteria Data Kriteria dan Alternatif produk prospektif Nilai Produk terhadap kriteria peniaian Data Nilai Produk terhadap kriteria penilain Ya Responden (Pakar) Data Jumlah Responden Penentuan Bobot alternatif produk prospektif dengan MPE Cukup Data Pembobotan Alternatif Produk Penilaian Kriteria Selesai Penentuan Bobot Kriteria dengan Pairwase Comparison Data Nilai Kriteria Konsisten 44

Gambar 19. Diagram alir model penentuan produk prospektif Mulai Kriteria Pemilihan Lokasi Unggulan Data Bobot kriteria Data Kriteria dan Alternatif Lokasi Unggulan Nilai Lokasi terhadap kriteria peniaian Data Nilai Lokasi terhadap kriteria penilain Ya Responden (Pakar) Data Responden Penentuan Bobot alternatif Lokasi Unggulan dengan MPE Cukup Data Pembobotan Alternatif Lokasi Penilaian Kriteria Selesai Penentuan Bobot Kriteria Data Nilai Kriteria Cukup Gambar 20. Diagram alir model penentuan lokasi unggulan 45

Mulai Asumsi asumsi dan Komponen Bia Data Asumsi dan Komponen Bia 1. Asumsi 2. Bia Investasi 3. Bia Operasional 4. Pajak 5. Bunga Bank ng berlaku 6. Proyeksi Laba Rugi 7. Proyeksi Arus Kas Penentuan Analisis finansial dengan menggunakan kriteria investasi Parameter Kelakan Investasi 1. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate Ratio (IRR) 3. Payback Period (PBP) 4. Net B/C Ratio 5. Break Event Point (BEP) Selesai Gambar 21. Diagram alir model kelakan investasi 46

Mulai Elemen elemen hierarki penetuan strategi (Faktor, aktor, tujuan, dan alternatif) Data Elemen tiap level 1. Elemen-elemen Faktor 2. Elemen-elemen Aktor 3. Elemen-elemen Tujuan 4. Elemen-elemen Alternatif Ya Responden (Pakar) Data Jumlah Responden Cukup Penilaian terhadap elemenelemen tiap level Penentuan Bobot elemen tiap level dengan metode AHP Data elemen tiap level : 1. Nilai Faktor 2. Nilai Aktor 3. Nilai Tujuan 4. Nilai Alternatif Konsisten Data Nilai Elemen pada Masing-masing Level (Faktor, Aktor, Tujuan, Alternatif Strategi) Selesai Gambar 22. Diagram alir model penentuan strategi pengembangan agroindustri manggis 47