BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB V PENUTUP. pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Harian Lepas

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan orang lain karena keterbatasan modal bahkan sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Baru kemudian setelah kemerdekaan. Indonesia mulai bangkit gerakan buruh. Serikat buruh yang kuat pada

ABSTRAK. Kata Kunci : Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Tenaga Kerja Harian Lepas

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 1 Perlindungan terhadap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DI UD BERKAH SEDULUR DESA TANJUNGSARI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

MMS CONSULTING Advocates & Counselors at Law

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS PADA UD. BELU MAKMUR DI DESA JENILU KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan buruh sebagai tenaga kerja yang menyokong terbentuknya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Jasa

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang giat dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. atau tidak dapat hidup sendiri, ada orang yang dapat melakukan usaha sendiri,

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

Disusun dam Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. arti yang sebenarnya sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I pada tahun

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memperoleh pekerjaan merupakan salah satu hak yang paling asasi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana. dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

ASPEK PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) DALAM HUBUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan lapangan pekerjaan pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Penelitian ini akan. No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

BAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dasar pembangunan yang harus didayagunakan semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

IMAM MUCHTAROM C

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULULAN. lain melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah da rah Indonesia,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja diperlukan pembangunan ketenegakerjaan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan kualitas manusia Indonesia tidak akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya. Berbicara mengenai ketenagakerjaan tentunya ada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya yang akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah. Upaya menciptakan hubungan industrial adalah dalam rangka mencari keseimbangan antara kepentingan pekerja, pengusaha dan pemerintah, karena ketiga komponen ini mempunyai masing-masing kepentingan bagi pekerja. Perusahaan merupakan tempat untuk bekerja sekaligus sebagai sumber penghasilan dan penghidupan diri beserta keluarganya. Bagi pengusaha, perusahaan adalah wadah untuk mengeksploitasi modal guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bagi pemerintah, perusahaan sangat penting artinya karena perusahaan besar maupun kecil merupakan bagian dari kekuatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena itulah pemerintah mempunyai kepentingan dan bertanggungjawab atas kelangsungan dan keberhasilan setiap perusahaan serta pemerintah mempunyai peranan sebagai pengayom, pembimbing, pelindung dan pendamai bagi seluruh pihak yang terkait dalam proses produksi.

Dalam hubungan antara pekerja dan pengusaha, secara yuridis pekerja di pandang sebagai orang bebas karena prinsip Negara kita tidak seorang pun boleh diperbudak. Secara sosiologis pekerja itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup yang lain selain tenaganya. Pekerja kadang-kadang terpaksa untuk menerima hubungan kerja dengan pengusaha, meskipun memberatkan bagi pekerja itu sendiri, lebih-lebih saat sekarang ini dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya pekerja seringkali diperas oleh pengusaha dengan upah yang relatif kecil. Berbicara tentang perlindungan hukum berarti membahas mengenai hak dan kewajiban. Berkaitan dengan pekerja artinya berbicara tentang hak-hak pekerja setelah melaksanakan kewajibannya. Keberadaan pekerja harian lepas di perusahaan pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR sudah pasti sangat dibutuhkan, apalagi kondisi perusahaan yang masih menggunakan alat produksi tradisional (manual) menyebabkan ketergantungan peusahaan terhadap tenaga kerja harian lepas lebih besar. Meskipun demikian ternyata nasib para pekerja harian lepas menurut pengamatan calon peneliti, kurang mendapatkan perhatian yang layak dari pihak pengusaha. Keadaan tersebut dapat ditinjau dari bentuk pelaksanaan perlindungan hukumnya, baik dari segi perjanjian kerja, upah pekerja maupun tunjangan lainnya. Perjanjian kerja yang digunakan di perusahaan pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR menggunakan perjanjian kerja secara lisan. Hal tersebut memang tidak menyalahi peraturan sebagaimana ketentuan dalam undang-undang ketenagakerjaan. Bentuk perjanjian kerja tersebut selama ini rupanya telah menempatkan pekerja dalam kondisi yang sangat lemah. Dalam proses produksinya pihak pengusaha masih banyak memanfaatkan

tenaga pekerja harian lepas. Bagi pengusaha memanfaatkan tenaga mereka tentu dalam rangka mendapatkan keuntungan yang berganda, selain memperoleh tenaga yang murah, mereka juga mudah di atur dan tidak banyak menuntut. Apalagi pekerja harian lepas tersebut tidak mempunyai organisasi serikat pekerja yang dapat menyalurkan aspirasi para pekerja sehingga nasibnya menjadi manifestasi dari hukum primitif. Kenyataan tersebut menurut pengamatan peneliti, dialami oleh para pekerja harian lepas pada UD. BELU MAKMUR dimana pekerja diperlakukan menurut kehendak pengusaha tanpa memandang rasa keadilan bagi pekerja untuk mendapatkan hak-haknya. Desa Jenilu, kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu sebagian besar masyarakatnya berpencaharian sebagai nelayan, namun kondisinya cukup memprihatinkan karena hasil tangkapan ikan yang sedikit karena masih menggunakan alat tradisional serta pelelangan dengan harga yang tidak menentu mengakibatkan penghasilan rendah. Oleh karena itu mereka mencari tambahan penghasilan sebagai pekerja harian lepas pada usaha pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR. Berdasarkan data penelitian UD. BELU MAKMUR mempekerjakan pekerja harian lepas dalam kurun waktu satu tahun terakhir yakni : tahun 2009 sebanyak 42 orang pekerja harian lepas. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS PADA UD. BELU MAKMUR DI DESA JENILU KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR? 2. hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam pelaksanan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum ketenagakerjaan.

b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan arah penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pekerja harian lepas. Dapat memberikan dorongan moral dan membangkitkan kesadaran akan hak dan kewajiban sehingga dapat tercipta iklim kerja sama yang sehat antara pekerja harian lepas dengan pengusaha. b. Bagi Pengusaha. Dapat memberikan pemahaman tentang kewajiban pengusaha dalam memperlakukan pekerja sebagaima na telah diperjanjikan dengan seadil-adilnya menurut batas-batas yang dibenarkan Undang-Undsang. c. Bagi Pemerintah. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi pihak pemerintah untuk lebih bersifat aktif dalam merespon permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi. E. KERANGKA PEMIKIRAN Pada dasarnya peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan berlaku terhadap semua pekerja tanpa membedakan statusnya baik sebagai pekerja tetap maupun pekerja harian lepas, oleh karena itu terhadap pekerja harian lepas harus mendapatakan perlindungan hukum yang maksimal. Sebelum di bahas mengenai pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas, maka penulis akan menguraikan pengertian

dari perlindungan hukum dan pekerja harian lepas itu sendiri. Perlindungan hukum adalah upaya perlindungan terhadap hak-hak seseorang dari berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan. (Moh.Faisal Salam, 2007:4) Sedangkan pengertian pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan dapat berubah-ubah dalam hal waktu maupun volume pekerjaan dengan menerima upah yang didasarkan atas kehadiran pekerja secara harian (pasal 1 butir (a) Permenaker No. PER-06/MEN/1985) Jaminan perlindungan hukum terhadap pekerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai berikut : 1. Perjanjian Kerja Menurut pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syaratsyarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Bentuk perjanjian kerja adalah bebas, artinya perjanjian kerja tersebut dapat dibuat secara tertulis atau lisan (pasal 51 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Pada prinsipnya perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis lebih menjamin kepastian hukum. Namun melihat kondisi masyarakat yang beragam dimungkinkan perjanjian kerja secara lisan asalkan perjanjian kerja tersebut disepakati oleh kedua belah pihak yaitu : pekerja dengan pengusaha. Menurut jenisnya perjanjian kerja dapat dibedakan atas : perjanjian kerja untuk waktu tertentu dan perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu (pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Dalam kaitan dengan pekerja harian lepas maka yang menjadi focus dari penulis adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Pada umumnya perjanjian kerja

untuk waktu tertentu diadakan untuk suatu pekerjaan yang sudah dapat diperkirakan pada suatu saat akan selesai dan tidak akan dilanjutkan walaupun ada kemungkinan perpanjangan karena waktu yang diperkirakan ternyata tidak cukup. (Manulang, 2001 : 69). Dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tetulis karena berkaitan dengan jangka waktu selesainya suatu pekerjaan tertentu, sebaliknya perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dibuat secara tidak tertulis atau lisan. (pasal 60 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). 2. Upah Pengupahan atau Upah adalah hak dari pekerja yang diterima olehnya dan dinyatakan dalam bentuk uang. Upah merupakan imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja. Hal tersebut terkait erat bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak kemudian ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi pekerja dengan cara menetapkan upah minimum (pasal 88 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003) 3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) JAMSOSTEK sangat penting bagi pekerja karena dengan semakin meningkatnya peranan tenaga kerja di berbagai sektor kegiatan usaha, dapat mengakibatkan semakin tinggi resiko yang di alami tenaga keraja yaitu : kecelakaan kerja, cacat, sakit, hari tua dan meninggal dunia sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja melalui program jaminan sosial tenaga kerja. (Manulang, 2001 : 43).

JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja seperti, sakit, hamil, bersalin, celaka, hari tua, dan meninggal dunia. (pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992). Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja (pasal 6 Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992) meliputi, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. F. METODE PENELITIAN a. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-sosiologis karena menyangkut arah perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR. b. Spesifikasi Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan variable tunggal yakni : 1. Pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur, dengan indikator sebagai berikut : a. Perjanjian Kerja

Klasifikasi : - secara lisan - secara tertulis b. Pemberian Upah Klasifikasi : - Sesuai UMP - Tidak sesuai UMP c. Keikutsertaan pekerja harian lepas dalam Program Jamsostek Klasifikasi : - Diikutsertakan - Tidak diikutsertakan 2. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur. a. Pihak pekerja harian lepas Tingkat penddikan - SD - SLTP - SLTA - SARJANA Serikat Pekerja/Serikat Buruh - Ada - Tidak ada

b. Pihak Pengusaha Kesadaran dari pihak pengusaha - Faktor penghambat - Bukan faktor penghambat Permodalan - Faktor Penghambat - Bukan faktor penghambat c. Pihak Pemerintah Memberikan Penyuluhan - Diberikan - Tidak diberikan c. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di UD, BELU MAKMUR desa Jenilu Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. d. Populasi dan Sampel - Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR sejumlah 42 orang. - Sampel Berhubung populasinya terjangkau maka tidak diadakan penarikan sampel.

e. Responden Responden dalam penelitian ini adalah : - Pimpinan UD. BELU MAKMUR : 1 Orang - Bendahara UD. BELU MAKMUR : 1 Orang -Pekerja harian lepas : 42 Orang - Pegawai Nakertrans Kabupaten Belu : 2 Orang f. Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan sekunder. - Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak terkait di lapangan melalui wawancara. - Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan artinya penulisan ini menggunakan berbagai buku-buku, literature-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bahan hukum yang termasuk dalam data sekunder adalah : - Bahan hukum primer Yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

- Bahan hukum sekunder Yakni bahan hukum yang terdiri atas buku teks yang di tulis para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi,dan kasus-kasus simposyum muktkhir yang berkaitan dengan masalah penelitian. - Bahan hukum tersier Yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa kamus bahasa Indonesia, encyclopedia, dll. g. Pengolahan Data Proses pegolahan data hasil penelitian dilakukan dengan cara : 1. Editing : memeriksa dan meneliti kebenaran data yang diperoleh untuk pertanggungjawaban. 2. Coding : menyiapkan dan mengkategorikan data sesuai dengan hasil wawancara pada saat penelitian. 3. Tabulasi : data yang diperoleh akan dipresentasekan dalam bentuk tabel untuk di analisi lebih lanjut.

h. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.