27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. 1. Variabel Bebas (X) a. Umur adalah usia responden sejak dilahirkan sampai dengan waktu penelitian ini. Diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu muda, setengah baya, tua (berdasarkan sebaran jenjang umur yang ada di lapangan). b. Pendidikan formal adalah lamanya responden duduk dibangku sekolah formal yang pernah diikuti. Diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, tinggi (berdasarkan sebaran jenjang lamanya pendidikan yang ada dilapangan). c. Pendapatan adalah pendapatan yang berasal dari usahatani padi sawah satu musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah. Pengukuran menurut pendapatan diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, tinggi (berdasarkan sebaran pendapatan yang ada dilapangan).
28 d. Luas lahan garapan adalah luas lahan garapan sawah milik petani sendiri atau milik orang lain yang dikelola atau dimanfaatkan untuk berusaha tani. Pengukuran menurut ukuran setempat kemudian diukur dalam hektar dan diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu sempit, sedang, luas (berdasarkan sebaran jenjang luas lahan garapan sawah dilapangan). e. Status kepemilikan adalah status petani dengan sawah yang digarapnya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skor dan diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu petani penggarap (penyakap), penyewa, pemilik penggarap diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi (berdasarkan sebaran jenjang status kepemilikan lahan yang ada dilapangan). 2. Variabel terikat (Y) Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT yaitu : 1. Partisipasi petani dalam pengambilan keputusan kebijakan optimalisasi dan pemeliharaan JITUT meliputi : a. Memberikan gagasan berupa usulan untuk mendapatkan Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT dari pemerintah, diukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan keikutsertaan memberikan gagasan yang diberikan yaitu: ya, kadang-kadang, dan tidak. b. Memberikan gagasan mengenai pemeliharaan jaringan irigasi, di ukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan gagasan yang diberikan yaitu : ya, kadang-kadang, dan tidak.
29 c. Memberikan gagasan mengenai rapat anggota, di ukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan gagasan yang diberikan yaitu : ya, kadang-kadang, dan tidak. d. Memberikan gagasan mengenai besar, bentuk, dan waktu pembayaran iuran pelayanan irigasi, di ukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan gagasan yang diberikan yaitu : ya, kadang-kadang, dan tidak. 2. Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Kebijakan Optimalisasi Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) meliputi: a. Mengikuti program Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT), diukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan keikutsertaan yaitu: ya, kadang-kadang, tidak. b. Pemeliharaan JITUT yaitu upaya untuk memelihara jaringan irigasi tingkat usahatani, di ukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan keikutsertaan dalam pemeliharaan jaringan irigasi yaitu: ya, kadang-kadang, tidak. c. Menghadiri rapat anggota yaitu kegiatan rutin anggota, diukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan keikutsertaan anggota dalam setiap rapat. d. Membayar iuran pelayanan irigasi, diukur dalam skor. Pengklasifikasian dengan memperhatikan keikutsertaan dalam pelaksanaan iuran pelayanan irigasi.
30 Pengklasifikasian partisipasi petani dimasukan kedalam tiga kelas dengan menggunakan rumus Sturges (Dajan, 1996), sehingga diperoleh klasifikasi rendah, sedang, tinggi. Pengukuran berdasarkan unsur-unsur yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuisioner. Klasifikasi data lapang dirumuskan berdasarkan pada rumus Struges (Dajan,1986) dengan rumus: Z = Keterangan : Z = X = Y = K = Lebar selang kelas/kategori Nilai skor tertinggi Nilai skor terendah Banyaknya kelas/klasifikasi 3.2 Penentuan lokasi, Waktu penelitian, dan Responden. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (P urposive), yaitu di Desa Tulusrejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur dengan pertimbangan bahwa di Desa Tulus Rejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Pekalongan yang mendapat Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) dan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan persawahan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November Desember 2016.
31 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan quisioner dan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, literatur, instansi, dinas, buku-buku laporan, dan lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Jenis Data dan Sumber Data 1. Data primer yaitu data yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari lapangan yang dilakukan oleh orang yang melakukan penelitian dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner. Data primer yan diperlukan dalam penelitian in adalah identitas responden, faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT, yang berasal dari responden yaitu petani yang tegabung dalam perkumpulan petani pemakai air (P3A) Tirto Kencono di Desa Tulusrejo. 2. Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh instansi pemerintah atau lembaga terkait dengan penelitian yang dilakukan dengan mencatat secara langsung.
32 3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah berjumlah1kelompok P3A dengan anggota P3A Tirto Kencono di Desa Tulusrejo berjumlah 328 orang (BP3K KecamatanPekalongan, 2015). Jadi jumlah populasi adalah 328 orang. 2. Sampel Besarnya sampel ditentukan dengan pendugaan populasi yang menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane (menerangkan Jalaludin Rakhmat, 1991), dengan rumus sebagai berikut : n N ( N 2 d i ) 1 Keterangan : n N : Ukuran sampel : Jumlah populasi (d 2 i ) : Presisi atau tingkat ketelitian, dalam hal ini di gunakan presisi sebesar 17,5% Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu : 328 n = = 30 Responden 328 (0,175 2 )+1
33 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah aktivitas mengumpulkan sampel, bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai subjek yang diteliti. Teknik sampling yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling dengan cara undian. Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel sebagai berikut : 1. Membuat daftar nama-nama petani (populasi) dan setiap individu diberi nomor kode urut 001, 002, 003,... dst. 2. Menentukan ukuran sampel (dalam penelitian ini ukurannya sampelnya adalah 30 orang petani). 3. Menyediakan tabel random. Dalam penelitian penulis menyediakan tabel random yang berkapasitas 1.000 digit (terdiri dari 4 angka). 4. Pemilihan anggota sampel dilakukan secara acak dengan menggunaan tabel random sampai terpenuhinya jumlah sampel sebanyak 30 orang petani. 3.5 Metode Analisis Data Untuk identifikasi tujuan 1, yaitu mengetahui Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigas Tingkat Usahatani (JITUT) di Desa Tulusrejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur menggunakan analisis deskriptif, yaitu penelitian yang memusatkan permasalahan pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpan dalam konteks teori-teori hasil penelitian terdahulu (Surakhmad, 1994). Untuk identifikasi tujuan 2, yaitu Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan
34 Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) di Desa Tulusrejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur menggunakan metode analisis korelarasi Rank Spearman (Siegel,1994) dengan rumus yaitu : Dimana : rs = 1-6 (di ) N 2 N rs : Koefisien kolerasi rank spearman n di : Banyaknya sampel : Selisih antara rangking dari variabel Rumus rs digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian ini akan melihat korelasi (keeratan hubungan) antara variabel- variabel dari peringkat dan dibagi dalam klasifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan fungsi rs yang merupakan ukuran asosiasi dua variabel yang berhubungan, diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal (berurutan) sehingga objek atau individu yang dipelajari dapat diberi peringkat dalam rangkaian berurutan. Apabila terdapat ranking kembar (>1), maka menggunakan faktor koreksi (T) yaitu : rs = ΣX 2 +ΣY 2 - Σdi 2 (ΣX². ΣY²) ΣX 2 = ³ ΣTx ΣY 2 = ΣTy ΣT = ³
35 Keterangan : Σx2 Σy2 ΣT t n = Jumlah kuadrat variabel x yang dikoreksi = Jumlah kuadrat variabel y yang dikoreksi = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlainan dan memiliki observasi bernilai sama = Banyaknya observasi yang bernilai = Jumlah responden Selanjunya dilakukan uji t, penggunaan uji t dilakukan karena jumlah sampel yang digunakan lebih dari sepuluh responden, dengan rumus sebagai berikut: t hitung = rs 2 1- rs 2 Kaidah pengambilan keputusan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Apabila t hitung > t tabe l (n-2), maka H 1 pada ᾳ 0,01 atau 0,05 berarti terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel yang diuji. 2. Apabila t hitung t tabe l (n -2), maka H 1 pada ᾳ 0,01 atau 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel yang diuji