PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA N 1 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PERBEDAAN PENGGUNAAN MESIN HIGH SPEED DAN MESIN MANUAL PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN KERAH KEMEJA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

PRESTASI BELAJAR IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

Diajukan Oleh: Endang Puji Rahayu A

PENGARUH MOTIVASI, KEMANDIRIAN, DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

ABSTRACT

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGARUH MINAT DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SDN GESI 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR. Novi Astarina, Yarmaidi, Irma Lusi Nugraheni

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: HANAN FUADY A

Economic Education Analysis Journal

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

KORELASI MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS 4 WATES KULON PROGO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH FREKUENSI DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS ATAS DI SDN KEDUNGWADUK 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

Economic Education Analysis Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016

ARTIKEL PUBLIKASI. Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

HUBUNGAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGOLAH MAKANAN INDONESIA 1 DI SMK NEGERI 3 KOTA SOLOK

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN GAYA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FE UNY SKRIPSI

Edu Elektrika Journal

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

JALUR PENERIMAAN MAHASISWA BARU BUKAN PENENTU PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SDN NO 34/1 TERATAI.

Economic Education Analysis Journal

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Keywords: Interest in learning, Learning, Discipline and readiness Study

Transkripsi:

Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 1 PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fitri Sulistyowati NIM 08104244024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2015

Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 1 PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 DIFFERENCE of INDEPENDENT LEARNING KMS STUDENT AND NON KMS IN SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA YEAR 2013/2014 Oleh: Fitri Sulistyowati, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. fitrisuliss90gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemandirian belajar siswa KMS dan non KMS di SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. SMK kelas X, XI SMK Negeri 7 Yogyakarta yang berjumlah 151 siswa terdiri dari 51 orang siswa KMS dan 100 orang siswa Non KMS. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji t, melalui uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemandirian belajar siswa KMS dan Non KMS di SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung = 2,024 lebih besar dari t (0,05)(20) = 1,64 pada taraf signifikansi 5%, sehingga menyatakan bahwa siswa Non KMS memiliki kemandirian belajar lebih tinggi daripada siswa KMS ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) siswa Non KMS lebih besar daripada siswa KMS. Kata Kunci: kemandirian belajar, siswa KMS dan Non KMS. Abstract This study aims to determine differences in independent learning KMS students and non KMS in SMK Negeri 7 Yogyakarta Year 2013/2014. This research is comparative. SMK class X, XI SMK 7 Yogyakarta totaling 151 students consisting of 51 students KMS and 100 students Non KMS. The technique of collecting data using questionnaires. Data were analyzed using t test, through the prerequisite test of normality and homogeneity. The results showed that there are significant differences between independent learning KMS students and non KMS in SMK Negeri 7 Yogyakarta Year 2013/2014. This is evidenced by the results of the t = 2.024 greater than t (0,05)(20 = 1.64 at the 5% significance level, thus stating that the student has a independent learning Non KMS higher than indicated by the KMS student average value The average (mean) Non KMS students outweigh the KMS students. Keywords: independent learning, students and Non KMS KMS. PENDAHULUAN Salah satu aspek penting bagi seorang siswa adalah kemandirian. Di dalam menjalani kehidupan ini, siswa tidak lepas dari cobaan dan tantangan. Siswa yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena tidak bergantung pada orang lain dan berusaha untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang ada. Mandiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung kepada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian dalam juga dapat diartikan sebagai keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Salah satu tujuan yang diharapkan dari proses pembelajaran adalah kemandirian siswa di dalam belajar. Kemandirian siswa dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa bergantung kepada orang lain, dalam hal ini siswa mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan belajar

2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 yang efektif dan mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri. Dalam proses pembelajaran setiap siswa akan diarahkan untuk menjadi peserta didik yang mandiri. Seorang siswa harus dapat belajar sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Keadaan mandiri akan muncul apabila seseorang belajar, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya apabila seseorang tidak mau belajar. Kemandirian belajar didorong oleh kemauan, pilihan dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggungjawabkan tindakannya. Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, tidak merasa rendah diri, terus belajar dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Di dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman itu sendiri yang di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari psikologis dan fisiologis sedangkan faktor ekstern dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Kemandirian belajar merupakan faktor intern dalam mencapai keberhasilan belajar. Hal tersebut akan mempengaruhi belajar siswa dan tentunya akan berakibat pada hasil belajar siswa. Kemandirian belajar merupakan syarat mutlak bagi siswa guna mencapai hasil yang memuaskan, hal ini dapat dimengerti karena kegiatan belajar merupakan tanggung jawab dari siswa itu sendiri. Namun demikian, dalam lembaga pendidikan di sekolah seringkali siswa mengalami ketidakmampuan di dalam kemandirian belajar. Masalah-masalah yang di alami siswa antara lain: rendahnya kemandirian belajar siswa yang ditandai dengan siswa mengalami kesulitan dalam metode yang tepat bagi dirinya dan kesulitan dalam mengatur waktu belajar serta siswa sulit dalam membangkitkan minat belajar sendiri atau mandiri; siswa merasa minder pada saat pelajaran karena tidak mampu pada pelajaran tertentu; siswa mengeluh apabila mendapatkan tugas dari guru dan enggan mengerjakannya sehingga siswa lebih suka mencontek; keadaan ekonomi siswa yang mempengaruhi terhadap belajar, siswa yang mempunyai ekonomi lemah akan menjadi masalah di dalam belajar disamping siswa merasa minder juga harus berpikir bagaimana cara untuk mencari uang untuk tambahan biaya sekolahnya bahkan mungkin juga siswa harus bekerja, sehingga waktu dan pikirannya harus dibagi untuk belajar dan bekerja. Kartu Menuju Sejahtera (KMS) adalah Identitas bahwa keluarga dan anggota keluarga yang tercantum di dalamnya merupakan keluarga dan penduduk miskin. Mekanisme KMS tidak diminta atau diajukan tetapi akan diberikan pada keluarga miskin yang telah ditetapkan sebagai hasil pendatang serta memenuhi kriteria parameter pendataan keluarga miskin. Bagi keluarga yang

Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 3 memenuhi kriteria miskin akan diberikan kartu menuju sejahtera (KMS) yang berlaku selama 1 tahun. Dengan demikian siswa KMS adalah siswa yang berasal dari keluarga miskin yang telah diukur dan disimpulkan melalui keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 417/KEP/2009 tentang penetapan parameter pendataan keluarga miskin Kota Yogyakarta. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam upaya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengakses pendidikan adalah melalui pemberian bantuan pendidikan bagi anakanak yang kurang mampu. Hal ini disambut positif oleh pemerintah Kota Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu dalam rangka penuntasan wajib belajar 12 tahun, melalui peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 19 Tahun 2008. Melalui bantuan biaya pendidikan yang diberikan pada keluarga miskin yang memiliki kartu menuju sejahtera yang dikeluarkan oleh pemerintah Daerah Yogyakarta hal ini sebagai sebuah kebijakan positif yang bertujuan diantaranya: 1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kota yogyakarta khususnya pada peserta didik yang berdomisili di Kota Yogyakarta sehingga kompetitif memasuki sekolah yang berkualitas; 2) Menuntaskan wajib belajar 12 tahun; 3) Menekan kesenjangan output antar sekolah di Kota Yogyakarta; 4) Memperluas akses bagi penduduk miskin di Kota Yogyakarta dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan tujuan di atas diharapkan dengan pemberian bantuan pendidikan bagi siswa dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk bersekolah di sekolah negeri agar memiliki prestasi akademik yang baik tanpa memikirkan biaya. Namun fenomena yang terjadi prestasi siswa KMS belum menunjukan hasil yang maksimal. Pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan baik di sekolah negeri dan swasta di Kota Yogyakarta dan juga bagi siswa KMS yang bersekolah di luar Kota Yogyakarta memberikan kesempatan untuk seluruh siswa KMS yang akan mendaftar sebagai siswa. Dengan adanya program dibebaskannya biaya pendidikan bagi siswa KMS diharapkan bisa memfasilitasi siswa untuk mendapatkan hak yang sama dalam meraih prestasi akademik di sekolah, tetapi fenomena yang ada menunjukan bahwa jumlah siswa KMS yang diterima di setiap sekolah memiliki jumlah yang bervariasi, kemungkinan hal ini dipengaruhi pada proses penerimaan siswa baru baik dari jalur KMS maupun dari jalur non KMS yang memiliki nilai statistik berbeda pada Nilai Ujian Nasional (NUN) di setiap sekolah. Hasil observasi yang penulis lakukan di SMK Negeri 7 Kota Yogyakarta menunjukan bahwa prestasi siswa KMS masih banyak yang tertinggal dengan siswa non KMS, sedangkan dari hasil wawancara dengan guru BK SMK menunjukan bahwa beberapa siswa KMS

4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 mengalami permasalahan dalam capaian prestasi akademik, hal ini mungkin disebabkan dari kemandirian belajar, dukungan orang tua, dan dukungan dari teman sehingga siswa merasa memiliki harga diri yang rendah sehingga mereka membatasi diri bergaul hanya dengan sesama siswa KMS, salah satu guru juga mengatakan kepada penulis bahwa kebanyakan siswa KMS megalami kelambatan dalam memahami materi yang disampaikan di kelas sehingga mereka mendapatkan nilai yang kurang maksimal. Sedangkan siswa dinyatakan naik kelas jika memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari sekolah. Jadi jika ada siswa yang memiliki nilai dibawah KKM lebih dari empat mata pelajaran maka akan dinyatakan tidak naik kelas. Peneliti juga melakukan pra survey dan wawancara menunjukan bahwa siswa KMS ada juga yang berprestasi dan mendapatkan peringkat di kelasnya masing-masing, tetapi ada juga siswa yang harus tinggal kelas atau mengulang. Hasil wawancara di atas mengungkap bahwa siswa KMS dan non KMS ada yang memiliki kemandirian belajar meskipun hanya beberapa siswa, hal ini menunjukan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik baik dari faktor internal (diri sendiri), dan juga faktor eksternal (lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah atau keluarga, dalam hal keterlibatan orang tua dipandang penting yang akan berdampak pada perilaku siswa di sekolah. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif menurut Sugiyono (2007:11) merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Aswarni Sudjud (Suharsimi Arikunto, 2002:267) menambahkan bahwa tujuan penelitian komparatif adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan tentang benda-benda, tentang orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Subjek Penelitian Subjek penelitian menurut Amirin (Muhammad Idrus, 2007:120) merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Menurut Muhammad Idrus (2007:121) subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah siswa SMK N 7 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa 51 siswa penerima KMS dan 100 siswa yang tidak menerima KMS dari 366 siswa KMS dan non KMS SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik disproporsionate stratified random sampling. Menurut Sugiyono (2007: 64) disproporsionate stratified random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel

Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 5 yang populasinya berstrata akan tetapi kurang proposional. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 7 Yogyakarta. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini adalah di bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Instrumen Penelitian Sesuai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner kemandirian belajar. Teknik Analisis Data Analisis data digunakan untuk mengolah data dari hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik analisis statistik. Data dalam penelitian ini berbentuk angka (kuantitatif), sehingga analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis uji-t. Sejalan dengan tujuan dan hipotesis penelitian ini yaitu mencari perbedaan antar variable. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kemandirian belajar siswa KMS dan siswa non KMS siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun 2013/2014. Dilihat dari hasil rataratanya secara nyata siswa non KMS memiliki kemandirian belajar yang lebih tinggi daripada siswa KMS. Adanya perbedaan kemandirian belajar antara siswa KMS dan siswa non KMS dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor internal siswa itu sendiri yang terdiri dari lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Hal tersebut sejalan dengan teori dari Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 13) yang menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara. Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri. Hal tersebut diperkuat dengan teori dari Umar Tirtadihardja dan La Sulo (2005:50) yang menyatakan konsep kemandirian dalam belajar betumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai pada perolehan hasil belajar mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai pada penemuan diri sendiri apabila mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut. Demikian juga pada penelitian ini, bahwa siswa KMS memiliki kemandirian belajar yang lebih tinggi dikarenakan agar dapat mendongkrak prestasinya yaitu dengan menetapkan tujuan belajarnya sendiri, memilih dan menentukan sendiri sumber belajar, dan menggunakan strategi belajar

6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 yang tepat. Dorongan internal inilah yang menjadikan siswa non KMS lebih tinggi dalam kemandirian belajar. Siswa non KMS adalah siswa yang berlatar belakang dari keluarga yang mempunyai ekonomi mampu. Keluarga yang memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dapat membangun kepercayaan individu untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup bila dibandingkan dengan individu yang dilanda kemiskinan yang putus asa dalam mengontrol tujuan dalam hidupnya, terutama tantangan yang dihadapi anak-anak sekolah. Pada keluarga siswa non KMS biasanya anak lebih mendapatkan dorongan dan semangat dari keluarga. Mereka jarang terganggu ketika sedang belajar tetapi justru kadang dibantu ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga juga dapat mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Penciptaan pemahaman akan arti pentingnya pendidikan dari anggota keluarga dapat meberikan semangat dan dorongan pada anak. Berbeda dengan siswa non KMS, siswa KMS merupakan siswa yang berasal dari siswa yang berasal dari ekonomi kurang mampu. Kondisi latar belakang ekonomi tersebut menyebabkan sebagian siswa KMS merasa memiliki beban ekonomi yang harus mereka pikul agar dapat membantu keluarga, sehingga tidak jarang dari siswa KMS membolos sekolah. Konsep pemikiran dari siswa KMS tersebut agar mereka membolos sekolah supaya dapat bekerja sehingga hasilnya untuk membantu orang tua. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dari salah satu guru di sekolah tersebut. Selain hal tersebut, akibat dari ketidak mampuan dalam hal ekonomi menjadikan sebagian siswa KMS kebutuhan anak tidak terpenuhi, sehingga aktifitas belajar juga terganggu. Akibat yang lain adalah anak sering merasa sedih dan minder terhadap teman-teman yang lainnya. Siswa yang dibesarkan dari keluarga yang memiliki status ekonomi rendah tidak hanya kekurangan dukungan finansial, sosial, dan pendidikannya, akan tetapi mereka juga dapat kehilangan dukungan dari komunal mereka pada saat waktu yang penting dalam hidup mereka. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar, latar belakang ekonomi serta dukungan baik finansial, sosial dan komunal dari diri sendiri maupun lingkungan serta pengawasan dari orang tua akan mempengaruhi anak dalam membentuk sikap kemandirian dan prestasi belajar. Faktor-faktor disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab dapat berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat perbedaan kemandirian belajar antara siswa KMS dan siswa non KMS dengan nilai uji t sebesar 2,036 dan signifikasi 0,156. Kemandirian belajar siswa KMS di SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun 2013/2014 dapat di kategorikan dalam:

Perbedaan Kemnadirian Belajar (Fitri Sulistyowati) 7 1. Kelompok kategori siswa KMS : a. Kategori tinggi dengan frekuensi 6 dan persentase 12% b. Kategori sedang dengan frekeunsi 37 dan persentase 72% c. Kategori rendah dengan frekuensi 8 dan persentase 16% 2. Kelompok kategori siswa non KMS : a. Kategori tinggi dengan frekuensi 15 dan persentase 15% b. Kategori sedang dengan frekuensi 73 dan persentase 73% c. Kategori rendah dengan frekuensi 12 dan persentase 12% Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan antara siswa KMS dan siswa Non KMS disimpulkan bahwa sebagian besar kemandirian belajar siswa di SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun 2013/2014 adalah sedang, tetapi pada persentase didapatkan siswa Non KMS mempunyai persentase sebesar 15% dan siswa KMS mempunyai persentase 12%. Maka siswa non KMS memiliki kemandirian belajar lebih tinggi daripada siswa KMS di SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun 2013/2014. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai barikut: 1. Bagi guru pembimbing, hendaknya memberikan dukungan serta pendampingan kepada siswa KMS, sehingga memiliki kemandirian belajar yang lebih baik. 2. Bagi orang tua, khususnya bagi keluarga pemegang KMS agar dapat menciptakan lingkungan yang dapat menunjang semangat anak dengan memberikan dorongan kepada anak dalam upaya untuk lebih meningkatkan kemandirian di dalam belajar anaknya dan memberikan kesempatan kepada anak agar bisa mengembangkan prestasinya. 3. Bagi siswa KMS, hendaknya tetap memiliki kemandirian belajar yang lebih baik lagi meskipun berasal dari keluarga yang kurang mampu karena mereka sudah dibantu oleh pemerintah dalam hal pembiyayaan pendidikan, sehingga bantuan yang diberikan pemerintah agar dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan pendidikan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengkaji lebih lanjut tentang upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar pada siswa KMS maupun non KMS. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat ditemukan upaya yang dapat dilakukan agar siswa KMS memiliki kemandirian belajar yang baik agar bisa mencapai prestasi yang baik pula. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Walikota Yogyakarta No 46 tahun 2009 tentang pedoman penerimaan peserta didik baru pada satuan pendidikan di Yoyakarta. Diakses http://pendidikan.jogja.go.id. Pada tanggal 20 Agustus 2014 pukul 13.30 WIB.

8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 11 Tahun ke-4 2015 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 5 tahun 2008. Diakses http://pendidikan.jogja.go.id. Pada tanggal 20 Agustus 2014 pukul 14.00 WIB. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 19 tahun 2010. Diakses http://pendidikan.jogja.go.id. Pada tanggal 20 Agustus 2014 pukul 10.00 WIB. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta..