POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

Assalamualaikum WR.WB. Selamat Siang dan Salam Sejahtera untuk kita sekalian,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

PERWAKILAN BKKBN DIY SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKBN DIY RAKORNIS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN MUSLIMAT NU KAMIS, 18 APRIL 2013

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

Kesesuaian Pilihan Metode KB dengan Motivasi Kontrasepsi, serta Upaya Peningkatan MKJP

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

PEDOMAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN 2014

PENYUSUNAN PROFIL DAN DATA KEPENDUDUKAN KABUPATEN/KOTA

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NK KBS) menjadi visi

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi :1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masalah yang dihadapi di beberapa Negara berkembang dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

T JENDE AL BINA GIZI D

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

M ISI V ISI.HOXDUJD %HUNXDOLWDV RENCANA STRATEGIS B K K B N N ILA I-N ILA I

sedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa. Menurut proyeksi yang dilakukan

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar di negara ini. Diketahui, pada 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK MELALUI PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

BAB VI PENUTUP. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau bisa disebut dengan unmet need KB di salah

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017

Transkripsi:

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013 1. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA 3 aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 237.6 juta jiwa dimana angka ini 3,4 juta di atas proyeksi penduduk yang sudah dihitung dan pertumbuhan penduduknya sebesar 1,49 persen per tahun. target kita harus menurunkan LPP menjadi 1,27 persen pada tahun 2010. (lihat gambar 1) Kenaikan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap pembiayaan negara apabila BPJS sudah diterapkan, termasuk ketahanan pangan, air bersih, kerusakan lingkungan dan lainlain. Kualitas penduduk masih rendah berada pada urutan ke 124 dari 187 negara, diukur dengan IPM (kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan) Persebaran penduduk tidak merata, 58% penduduk berada di Pulau Jawa Piramida penduduk Indonesia menunjukkan adanya indikasi bahwa Indonesia akan menghadapi triple burden 28% penduduk adalah remaja (64 juta) dan jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18 juta jiwa (lihat gambar 2) Kemungkinan akan terjadi peledakan penduduk Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 1

2. ANGKA KESUBURAN STAGNAN Berdasarkan SDKI 2012 menunjukkan angka kesuburan atau TFR mengalami stagnansi dimana selama 10 tahun tidak berubah yaitu tetap 2,6 per wanita usia 14-49 tahun. Angka Age Spesific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun menurun sedikit dari 51 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI 2007) menjadi 48 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI 2012) padahal kita menargetkan menjadi 30 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun pada tahun 2015. Angka kesuburan di daerah perdesaan, sudah mulai menurun, tetapi jumlahnya masih sekitar 2 (dua ) kali lipat dibandingkan kelahiran pada wanita usia subur 15-19 tahun di daerah urban. (lihat gambar 3) 3. AKSELERASI REVITALISASI KB Untuk mencapai replacement level (TFR 2,1) dan mencapai sasaran MDGs goal 4,5, 6 maka perlu Akselerasi revitalisasi KB. Intensifikasi penggarapan di 10 provinsi penyangga utama : Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Tetap memperhatikan provinsi Papua dan Papua Barat dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB. Revitalisasi Program KB menjadi salah satu fokus pembangunan prioritas nasional bidang kesehatan yang diarahkan kepada penguatan supply dan demand secara seimbang. Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 2

4. PENGUATAN SUPPLY SIDE Tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan jajarannya memperkuat sistem pelayanan KB melalui sarana pelayanan kesehatan yang telah ada dan menjangkau para klien di lapangan sehingga dapat dipastikan bahwa semua calon peserta KB mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan merata. penyiapan suppy Dinas Kesehatan dan SKPD-KB di kabupaten dan kota harus bisa bekerjasama dalam memberikan pelayanan yang komprehensif mulai dari penggerakan, pelayanan yang berkualitas hingga paska pelayanan. pendekatan kepada organisasi non pemerintah, LSM, swasta dan asosiasi-asosiasi serta organisasi profesi harus lebih ditingkatkan karena pelayanan prima untuk program KB harus menjadi tanggung jawab bersama. memperkuat pelayanan statis terutama miningkatkan status klinik kesehatan yang berstatus sederhana menjadi klinik paripurna sehingga mampu memberikan pelayanan KB yang lengkap. (lihat gambar 4) Memastikan ketersediaan sarana prasarana dan alat obat kontrasepsi di semua sarana pelayanan, saat ini telah disiapkan oleh BKKBN dan Kementerian Kesehatan baik melalui dana APBN maupun APBD. menjamin mekanisme distribusi alokon telah menjangkau seluruh sarana pelayanan KB sehingga tidak terjadi kesenjangan distribusi. menyiapkan provider pelayanan KB dengan pelatihan Contraseptive Technology Update (CTU) sehingga dapat meningkatkan kompetensi pelayanan KB. Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 3

5. DALAM PENGUATAN DEMAND CREATION a. Tanggung jawab BKKBN dan jajarannya b. perubahan mind set untuk i. melembagakan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. ii. Meninjau kembali motto 2 ANAK LEBIH BAIK (kembali ke 2 ANAK CUKUP ) iii. Menumbuhkan sense of crizis dalam menyikapi hasil SDKI 2012 iv. Bekerja kreatif tidak business as ussual v. Integritas tinggi dalam penyediaan data dan informasi c. Memastikan semua Pasangan usia subur mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan pelayanan KB d. Turunkan unmet need e. meningkatkan penggerakan di lini lapangan f. pemberdayaan Institusi Masyarakat Pedesaan dan perkotaan harus dilakukan secara optimal terutama memberdayakan petugas dan kader KB di lapangan, tetap bermitra dengan berbagai pihak sehingga kekurangan tenaga dapat diatasi. g. memanfaatkan tenaga-tenaga promotif dan preventif sehingga kehamilan yang tidak diinginkan dapat kita tekan dan angka kematian ibu melahirkan juga akan semakin menurun. h. Menyiapkan bahan-bahan KIE yang bersifat edukasi bagi keluarga dalam merencanakan keluarganya. i. Pesan 4 terlalu harus menjadi anadalan kita untuk mengajak para keluarga dalam perencanaan kehidupan berkeluarga. j. KIE interpersonal dan konseling lebih digalakkan karena untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat hanya dengan KIE yang bersifat komunikatif bagi setiap individu. Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 4

k. Meningkatkan kemampuan provider dalam memberikan pelayanan yang disertai dengan informed choice dan informed consent adalah upaya yang sangat bijaksana dalam mencegah tingginya angka drop out. 6. MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU MELALUI PROGRAM JAMPERSAL pelayanan KB-Jampersal diarahkan kepada pelayanan KB MKJP sehingga kelangsungan pemakaian kontrasepsi juga terjaga. tingkatkan pelayanan KB paska persalinan dan paska keguguran untuk memotivasi para peserta jampersal sehingga tidak ada lagi calon peserta KB yang tidak terlayani. Dalam rangka meningkatkan pelayanan KB yang merata saya minta agar pelayanan KB Galcitas, kumuh dan miskin sesuai dengan SOP pelayanan KB Galcitas. 7. PROMOSIKAN KESEHATAN REPRODUKSI promosi kesehatan reproduksi bagi remaja melalui GENRE harus dapat merubah sikap perilaku remaja dalam pendewasaan usia perkawinan dan menekan angka fertilitas remaja dengan program-program youth friendly. Kampanye secara besar-besaran melalui GENRE telah dilakukan BKKBN yang saat ini pada tingkat SLTA dan mahasiswa, agar dimulai pada tingkat SLTP agar: 1). upaya pendewasaan usia perkawinan sehingga semua generasi muda menunda perkawinan pertamanya sebelum memasuki usia ideal untuk berkeluarga; 2). Kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dapat diminimalisir. Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 5

Pendekatan siklus hidup juga harus menjadi target sasaran promosi kesehatan reproduksi karena masalah kesehatan reproduksi akan terjadi sejak kehamilan hingga lanjut usia. 8. PENGUATAN DEMAND DAN SUPPLY SECARA SEIMBANG melalui koordinasi dan keterpaduan program baik oleh BKKBN dan Kementerian Kesehatan di pusat maupun SKPD-KB dan Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota agar dapat menjamin akses dan kualitas pelayanan KB sehingga tujuan untuk menurunkan TFR, MMR dan IMR secara operasional dapat kita laksanakan. Jakarta, 30 Januari 2013 Menteri Kesehatan RI dr. Nafsiah Mboi, Sp.A.,MPH Rakernas Pembangunan KKB 2013 Page 6