HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

GAMBARAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN POSTCONFERENCE PERAWAT DI RUANG CENDANA IRNA I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUMAH SAKIT JOGJA KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI UNIT KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

Tirolyn Panjaitan ( ) Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA JAWA TENGAH

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DENGAN SIKAP PENCEGAHAN INFEKSI DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN. 3.1 Kerangka penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan. kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat terwujud dengan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan judul Perilaku

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

DAFTAR PUSTAKA. Gin, Ichimaru Definisi Perawat. Diakses Pada tanggal 28 November 2013 Jam WIB.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : UMI CHABIBAH

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HANI HANIFAH 201110201020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : HANI HANIFAH 201110201020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 i

ii

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI 1 Hani Hanifah 2, Tenti Kurniawati 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan `Aisyiyah Yogyakarta Email : hani_hanifah09@ymail.com Abstract: This study aims at investigating the correlation between head ward monitoring and nurse compliance level in using glove in injection at RSUD Wonosari. This study uses correlation analytical with cross sectional time approach. Sampling technique uses total sampling with 40 respondents. Data collection uses observation and questionnaire. Data analysis uses Kendall Tau. The result shows that most head ward s monitoring is in adequate category as many as 35 people (87,5%) and most nurse compliance level in using glove in injection is in adequate category as many as 36 people (90%). Keywords : Nurse Compliance, Using Glove, Monitoring Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui hubungan pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 40 responden. Pengumpulan data dengan observasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan Kendall Tau. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar pengawasan kepala ruang kategori cukup sebanyak 35 orang (87,5%) dan sebagian besar tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi cukup 36 orang (90%). iii

PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk memberikan upaya kesehatan dasar, kesehatan penunjang dan kesehatan rujukan. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memberikan pelayanan medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Perawat merupakan tenaga penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang memiliki risiko paling besar tertular penyakit maupun mengalami penyakit akibat kerja. Untuk mengurangi risiko tertular penyakit dapat dicegah melalui kepatuhan pemakaian alat pelindungan diri meliputi glove, masker, gaun pelindung dan sepatu pelindung (Depkes RI, 2010). Penggunaan alat pelindungan diri yang tidak sempurna selain berisiko tertular penyakit, akan berdampak dan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan karena akan muncul rasa tidak aman saat berada di dekat pasien. Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 Pasal 12 butir b: Peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai alat pelindungan diri. Namun pemakaian alat pelindungan diri belum sepenuhnya dijalankan dengan baik oleh perawat. Hasil penelitian Pancaningrum (2011) di RS Haji Jakarta mengidentifikasi 39,1% perawat tidak menggunakan alat pelindungan diri saat melakukan tindakan disebabkan oleh kurangnya komitmen kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindungan diri. Pengawasan dalam penggunaan alat pelindungan diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pemakaian alat pelindungan diri oleh perawat. Pengawasan alat pelindungan diri dilakukan oleh kepala ruang melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas seharihari (Arwani, 2006). Pengawasan merupakan fungsi manajerial yang mengatur semua aktivitas kelompok agar sesuai dengan rencana dan mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Pengawasan kepala ruang melalui kegiatan supervisi, merupakan bagian yang penting untuk meningkatkan efektivitas kerja, seperti peningkatan pengetahuan, ketrampilan bawahan dan kurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan (Suarli & Bachtiar, 2008). Hasil penelitian Tampilang, Tuda dan Warouw (2013) di RSUD Liunkendage Tahuna menunjukkan bahwa berdasarkan distribusi responden menurut supervisi kepala ruang sebanyak 69 orang, 50 responden menyatakan bahwa supervisi kepala ruang yang ada di RSUD Liunkendage Tahuna baik, tetapi walaupun supervisi ini dalam keadaan baik, masih ada responden yang belum puas dengan supervisi yang dilakukan oleh seorang kepala ruang. Ini mengisyaratkan bahwa seorang kepala ruang perlu untuk mempertahankan dan meningkatan supervisi yang telah ada, dengan mengutamakan sasaran yang disupervisi, menciptakan suasana kerja yang senyaman mungkin bagi seluruh stafnya sehingga pelayanan yang berkualitas dapat terwujud. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tanggal 4 November 2014 yang dilakukan dengan observasi pada saat shift pagi dan siang didapatkan sebanyak 7 orang perawat tidak mengganti glove saat melakukan tindakan injeksi dari satu pasien kepasien lainnya serta 2 orang perawat tidak memakai sarung tangan saat pencabutan infus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, kepala ruang mengatakan bahwa tidak pernah melakukan supervisi seperti monitoring, bimbingan, arahan, pemberian motivasi dan evaluasi pada bangsal yang dipimpin. Kepala ruang hanya melakukan supervisi saat pelaksanaan supervisi yang terjadwal dari rumah sakit. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengawasan kepala ruang dengan

tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi merupakan penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena tejadi serta melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu untuk mencari hubungan pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi, pendekatan ini terjadi pada objek penelitian yang dikumpulkan pada saat bersamaan (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat yang bekerja di bangsal kelas III yaitu bangsal Mawar, Dahlia dan Cempaka di RSUD Wonosari. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel responden dengan cara mengambil semua anggota populasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang diisi perawat untuk menilai pengawasan kepala ruang sedangkan lembar observasi diamati oleh peneliti dan asisten peneliti untuk mengamati kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di bangsal Mawar, Dahlian dan Cempaka RSUD Wonosari. Lembar kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan penelitian. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dengan hasil validitas kuesioner pengawasan kepala ruang yaitu 0,464-0,856 dinyatakan valid, r hitung lebih besar dari r tabel. Uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach dengan hasil reliabilitas 0,933 dinyatakan reliabel, r hitung lebih besar dari r tabel. Lembar kuesioner diisi oleh perawat saat waktu shift di bangsal masing-masing sesuai shift perawat dan dikumpulkan sesuai kesepakatan yang telah ditentukan. Lembar observasi diamati 1 kali setiap shift pagi, siang dan malam dimasingmasing bangsal dengan jumlah perawat 40 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL 1. Karakteristik Responden Penelitian Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Hasil Penelitian Di bangsal Mawar, Dahlia, Cempaka RSUD Wonosari tahun 2015 No Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%) 1. Umur 24-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 6 31 3 15% 77,5% 7,5% Jumlah 40 100% 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 8 32 20% 80% Jumlah 40 100% 3. Lama kerja 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 29 8 3 72,5% 20% 7,5% Jumlah 40 100% 4. Pendidikan D3 S1 36 4 90% 10% Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak adalah pada kelompok umur 31-40 tahun dengan jumlah 31 orang (77,5%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 32 orang (80%). Karakteristik responden berdasarkan lama kerja terbanyak adalah 1-10 tahun dengan jumlah 29 orang (72,5%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terbanyak adalah D3 dengan jumlah 36 orang (90%). 2. Pengawasan Kepala ruang

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengawasan Kepala ruang Di bangsal Mawar, Dahlia, Cempaka RSUD Wonosari tahun 2015 No Pengawasan Frekuensi (F) % 1. 2. 3. Kurang Cukup Baik 4 35 1 10% 87,5% 10% Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel 2 distribusi frekuensi pengawasan kepala ruang di RSUD Wonosari, menunjukkan bahwa pengawasan kepala ruang terbanyak pada kategori cukup dengan jumlah 35 orang (87,5%). 3. Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Glove Pada Tindakan Injeksi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Glove Pada Tindakan Injeksi Di bangsal Mawar, Dahlia, Cempaka RSUD Wonosari tahun 2015 No Kepatuhan Frekuensi (F) Persentase (%) 1. 2. 3. Kurang Cukup Baik 2 36 2 5% 90% 5% Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi Di RSUD Wonosari, menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan perawat terbanyak pada kategori cukup 36 orang (90%). 4. Hasil Uji Statistik Tabel 4 Hubungan Pengawasan Kepala ruang Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Glove Pada Tindakan Injeksi Di RSUD Wonosari tahun 2015 Pengawasan Tingkat kepatuhan Correlation Coefficient Sig.(2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pengawasan Tingkat Kepatuhan 1.000.676*..000 40 40 676*.000 40 **Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) 1.000. 40 Menurut tabel 4 Hubungan pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari, didapatkan cukup

34 orang (85%). Berdasarkan uji analisis Kendall Tau didapatkan bahwa nilai significancy p sebesar 0,000 karena nilai p <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari. Nilai koefisien 0,676 menunjukkan keeratan hubungan kuat. Koefisien korelasi sebesar 0,676 menunjukkan angka korelasi positif yang artinya semakin tinggi pengawasan kepala ruang yang diberikan maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove. PEMBAHASAN 1. Pengawasan Kepala Ruang Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa pengawasan kepala ruang di RSUD Wonosari berada dalam kategori cukup yaitu 35 orang (87,5%). Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan kepala ruang yang dilakukan belum optimal. Berdasarkan persentase kuesioner didapatkan persentase terendah pada item bimbingan dan pembinaan sebanyak 60,02%, motivasi sebanyak 60,87%, evaluasi sebanyak 72,62% dan item tertinggi pada pengarahan sebanyak 79,25%. Sehingga dapat disimpulkan pengawasan yang belum optimal terdapat pada item bimbingan dan pembinaan, meliputi kepala ruang membuat rencana, memberikan bimbingan serta meningkatkan ketrampilan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi yang dalam persentase kuesioner sebanyak 50% masih kadang-kadang dan tidak pernah dilakukan oleh kepala ruang. Selain itu pengawasan yang belum optimal terdapat pada item motivasi meliputi kepala ruang kadang-kadang memberikan motivasi kepada perawat sebanyak 52,5%, dan kepala ruang kadang-kadang dan tidak pernah memberikan sanksi yang tegas pada perawat sebanyak 62,5%. Pengawasan kepala ruang yang belum optimal, juga terdapat pada bagian evaluasi meliputi kepala ruang kadang-kadang dan tidak pernah mengevaluasi kesalahan yang dilakukan perawat sebanyak 47,5%, kepala ruang kadang-kadang dan tidak pernah mengobservasi perawat pelaksana sebanyak 87,5%, dan kepala ruang kadang-kadang dan tidak pernah membuat catatan hasil supervisi sebanyak 37,5%. Pengawasan kepala ruang dilakukan bukan hanya pada akhir proses manajemen tetapi pada setiap tingkatan proses manajemen (Makawimbang, 2013). Kepala ruang merupakan seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di suatu ruangan. Kepala ruang menjalankan tanggung jawabnya mengelola ruangan secara profesional dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan (Tampilang, Tuda, Warouw, 2013). Pengawasan kepala ruang yang diberikan secara optimal akan memberikan dampak yang optimal seperti peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja pada tindakan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi. (Suarli & Bachtiar, 2009). Pengawasan kepala ruang suatu hal yang penting untuk dijalankan karena pengawasan kepala ruang suatu tindakan menyerukan kebajikan kepada bawahan maupun staf perawat untuk selalu menaati kewajiban yang telah diamanatkan. 2. Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Glove Pada Tindakan Injeksi

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi termasuk dalam kategori cukup sebanyak 36 orang (90%). Hal ini menunjukkan perawat dalam penggunaan glove belum optimal berdasarkan standar operasional injeksi menurut Kozier, Erb s, Berman & Synder, 2009. Berdasarkan persentase hasil observasi didapatkan persentase terendah pada item tahap eliminasi tindakan injeksi sebanyak 43,59 %, tahap persiapan sebelum tindakan injeksi sebanyak 79,06% dan persentase tertinggi terdapat pada tahap pelaksanaan tindakan injeksi sebanyak 79,53%. Sehingga dapat disimpulkan kepatuhan perawat dalam penggunaan glove masih rendah pada eliminasi tindakan injeksi meliputi perawat kadang-kadang dan tidak pernah melepas glove di ruang tindakan sebanyak 100%, perawat kadang-kadang dan tidak pernah meletakkan glove pada bengkok sebanyak 100%, perawat kadang-kadang dan tidak pernah melakukan cuci tangan setelah tindakan sebanyak 77,5% dan perawat kadang-kadang dan tidak pernah membuang glove pada tempat khusus sebanyak 80%. Selain itu, kepatuhan perawat dalam penggunaan glove masih belum optimal pada tahap persiapan sebelum tindakan injeksi meliputi perawat menyiapkan glove sekali pakai kadang-kadang dan tidak pernah dilakukan sebanyak 55% dan perawat kadang-kadang dan tidak pernah memberikan bedak tipis-tipis pada glove sebanyak 100%. Kepatuhan perawat dalam penggunaan glove persentase tertinggi pada tahap pelaksanaan tindakan injeksi, tahap ini masih terdapat tindakan yang belum optimal dilakukan perawat seperti perawat kadang-kadang dan tidak pernah menggunakan glove di ruang tindakan sebanyak 90%, perawat kadang-kadang dan tidak pernah mengganti glove setiap pasien berbeda sebanyak 97,5% dan perawat kadang-kadang dan tidak pernah melarutkan klorin jika dipakai kembali sebanyak 95%. Kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi, suatu yang menjadi ujung tombak terhadap pemberian pelayanan keperawatan kepada pasien berkualitas atau tidak berkualitas. Selain itu, kepatuhan perawat akan berdampak positif bagi perawat untuk mencegah kontak darah, cairan tubuh, benda terkontaminasi dan bagi pasien mencegah kontak mikroorganisme dari tangan perawat (Maryati & Rita, 2013). Hal ini didukung dengan hasil penelitian Chrysmadani (2011) tentang analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindungan diri dasar (Glove dan Masker) didapatkan hasil kepatuhan perawat dalam penggunaan APD sebanyak 15 orang (62,5%) cukup dalam penggunaan APD. Menurut Maryati & Rita (2013), apabila perawat tidak menggunakan alat pelindungan diri secara optimal sesuai SOP maka akan berdampak penularan penyakit silang serta menurunkan kualitas pelayanan. Selain itu, apabila perawat mematuhi penggunaan glove maka berdampak mencegah kontak tangan dengan darah, cairan tubuh dan benda yang terkontaminasi serta mencegah kontak mikroorganisme dari tangan perawat. 3. Hubungan Pengawasan Kepala ruang Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Glove Pada Tindakan Injeksi Pengawasan kepala ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove. Pengawasan merupakan tanggung jawab kepala ruang untuk bimbingan dan pembinaan, pengarahan, motivasi dan evaluasi. Pengawasan kepala ruang, apabila dijalankan sesuai prosedur maka akan berdampak positif baik dari kinerja bawahan maupun pemberian asuhan perawatan yang dilakukan perawat ( Arwani, 2006 ). Berdasarkan uji analisis Kendall Tau didapatkan bahwa nilai significancy p sebesar 0,000 dengan nilai koefisien kolerasi sebesar 0,676. Hasil ini menunjukkan ada hubungan

bermakna antara pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi, karena nilai p < 0,05 dengan keeratan hubungan kuat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Laila (2014), tentang hubungan supervisi kepala ruang dan kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Hasil penelitian tersebut menyatakan ada hubungan signifikan antara supervisi kepala ruang dan kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dengan nilai p 0,000 < (0,05). Menurut peneliti, kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi harus diimbangi dengan adanya pengawasan dari kepala ruang. Kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi merupakan suatu perilaku seseorang dapat lalai disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu pengawasan yang kurang. Sehingga pengawasan dapat mengingatkan perawat pentingnya penggunaan glove. KESIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan di bangsal Mawar, Dahlia dan Cempaka RSUD Wonosari dengan jumlah sampel 40 orang perawat, dapat disimpulkan bahwa pengawasan kepala ruang di RSUD Wonosari dalam klasifikasi cukup sebanyak 35 orang (87,5%), tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari dalam klasifikasi cukup sebanyak 36 orang (90%) dan ada hubungan signifikan antara pengawasan kepala ruang dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan glove pada tindakan injeksi di RSUD Wonosari dengan nilai p < 0,05 sebesar 0,000. SARAN Diharapkan perawat meningkatkan kepatuhan penggunaan glove pada tindakan injeksi pada tahap persiapan, pelaksanaan, maupun eliminasi. Serta kepala ruang lebih mengoptimalkan pengawasan kepatuhan perawat dalam penggunaan glove melalui bimbingan dan pembinaan, motivasi dan evaluasi. DAFTAR PUSTAKA Arwani. (2006). Pendidikan Keperawatan, EGC, Jakarta. Chrysmadani, P.E. (2011). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindungan Diri Dasar (Handscoon Dan Masker) Di Rumah Sakit Graha Husada Gresik. Skripsi Dipublikasikan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Gresik 2011. Depkes RI. (2010). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Kozier, Erb s, Berman, & Synder. (2009). Fundamental Of Nursing: Concept, Proces and Practice. New Jersey, Pearson Practice Hall. Laila, Teorida. (2014). Supervisi Kepala Ruangan Dan Kepatuhan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Skripsi Dipublikasikan. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2014. Makawimbang. (2013). Supervisi Klinis Teori & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Maryani & Rita. (2013). Ketrampilan Dasar Kebidanan 1, Rohima Press, Yogyakarta.

Pancaningrum. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di RS Haji, tesis universitas Indonesia, Jakarta. Suarli & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik, Erlanggga, Jakarta. Sugiyono.(2013). Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Tampilang M.R.Tuda B.S.J & Waroum H. 2013. Hubungan Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Perawat Pelaksana Di RSUD Liunken Dage Tahuna, Jurnal e-ners (Ens), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 21-26.