ANALISIS TINGKAT MELEK STATISTIK SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT LITERASI STATISTIK SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ANALISIS TINGKAT LITERASI STATISTIK PADA SISWA KELAS IX MTS. AL-AZIZIYAH PUTRA GUNUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

: HUSWATUL HASANAH NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

By SRI SISWANTI NIM

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG ABSTRACT

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Key words: Practice-Rehearsal Pairs, comprehension of mathematical concept

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

KEMAHIRAN MENULIS TEKS DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Key Words : Reading Comprehension, Answer the Questions

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN. Oleh

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

Keyword : Everyone Is A Teacher Here, Learning Activity, Speedtest, Study Result.

0,1006 dan kelas kontrol diperoleh = 0,1577 dengan = 0,1866, maka diterima. Jadi,

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

UMU SALAMAH NIM. E1R012050

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Delia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

System Concepts) ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VII SEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BINTAN TIMUR TAHUN PELAJARAN

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Lisnovianti *), Villia Anggraini **), Tika Septia **) ABSTRACT

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : Hasil Belajar Matematika, Numbered Heads Together (NHT), Make a Match.

Key Words :Active Learning Type The Learning Cell, Understanding of Students Mathematic Concept

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI BENTUK SOAL PILIHAN GANDA DAN BENTUK SOAL ESSAY PADA SISWA

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI CERITA RAKYAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT MELEK STATISTIK SISWA MTs NEGERI 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Oleh ZUHAIRATUN MAWARRAH NIM. E1R013061 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017

ii

iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI.. DAFTAR ISI... ABSTRAK ABSTRACT... I. PENDAHULUAN... II. METODE PENELITIAN... III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... IV. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA... i ii iii iv v 1 2 3 10 11

iv ANALISIS TINGKAT MELEK STATISTIK SISWA MTs NEGERI 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Zuhairatun Mawarrah, Nyoman Sridana, Hapipi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email: zuhairatun.mawarrah@gmail.com ABSTRAK Melek statistik penting untuk dikembangkan oleh siswa sehingga informasi tentang tingkat melek statistik semestinya ada. Namun, sampai sejauh ini belum ada informasi yang terkait dengan tingkat melek statistik tersebut sehingga dilakukan survei awal di MTs Negeri 2 Mataram. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk membaca dan menafsirkan informasi yang disajikan dalam bentuk table dan diagram masih rendah. Oleh karena itu, analisis tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX dan kelas VIII MTs Negeri 2 Mataram yang berjumlah 452 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportioned stratified random sampling karena terdapat satu kelas unggulan di kelas IX dan kelas VIII. Sampel diambil sebanyak 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 68 orang. Adapun pengumpulan datanya menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan berupa tes tertulis. Ada 2 jenis soal tes yang digunakan yaitu soal tes melek statistik untuk kelas IX dan soal tes melek statistik untuk kelas VIII. Pengambilan datanya dilaksanakan selama 2 hari yaitu hari selasa tanggal 23 Mei 2017 untuk kelas IX dan hari rabu tanggal 24 Mei 2017 untuk kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 8,82% siswa MTs Negeri 2 Mataram berada pada kategori tingkat melek statistik sangat tinggi. Sedangkan 29,41% siswa, tingkat melek statistiknya tinggi. Bahkan 45,59% siswa, tingkat melek statistiknya rendah. Sementara itu, hanya 16,18% siswa berada pada kategori tingkat melek statistik sangat rendah. Melihat keseluruhan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 rendah. Kata Kunci : Melek Statistik, Tingkat Melek Statistik Siswa

v THE ANALYSIS OF STATISTICAL LITERACY LEVEL OF THE STUDENTS IN MTs NEGERI 2 MATARAM ACADEMIC YEAR 2016/2017 By Zuhairatun Mawarrah, Nyoman Sridana, Hapipi Study Program of Mathematics Education Mathematics and Basic Science Education Department, FKIP Mataram University Email: zuhairatun.mawarrah@gmail.com ABSTRACT Statistical literacy is important to be developed by the students so that information about statistical literacy should be exist. However, until this research was conduct there was no information about it so survey was conducted in early of the research in MTs Negeri 2 Mataram. The result of the survey shown that students ability to read and interpret information in form of table and diagram was low. Because of that, analysis about statistical literacy level of the students in MTs Negeri 2 Mataram academic year 2016/2017 was important to be conducted. The purpose of this research was to get the image of statistical literacy level of the students in MTs Negeri 2 Mataram academic year 2016/2017. Therefore, this research used descriptive research method. The population in this research was whole MTs Negeri 2 Mataram students 9th grade and 8th grade that amount 452 students. Technique of sample collection used profortioned stratified random sampling because there were one superior class in 9th grade and 8th grade. Sample was taken 15% from population so that it result 68 students as sample. While, data collection was used test. Test was paper based test. There were two kinds of tests those were statistical literacy test for 9th grade and 8th grade. The data collection was held 2 days on Tuesday 23rd May 2017 for 9th grade, and on Wednesday 24th May 2017 for 8th grade. The result of the research shown that 8.82% of the students in MTs Negeri 2 Mataram was categorized very high in statistical literacy. Moreover, 29.41% students was categorized high in statistical literacy. While, 45.59% students was categorized low in statistical literacy. Then, 16.18% students was categorized very low in statistical literacy. Based on the whole result of this research, it can be concluded that statistical literacy level of the students in MTs Negeri 2 Mataram academic year 2016/2017 was low. Key Words: Statistical Literacy, Statistical Literacy Level Of The Students

1 I. PENDAHULUAN Statistika merupakan salah satu materi pada mata pelajaran matematika. Statistika diajarkan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Lebih lanjut, statistika digunakan untuk mempelajari statistik. Statistik ini cukup penting karena banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, delmas, Garfield dan Ooms (2005) dalam Kaplan (2014:2) melaporkan bahwa siswa-siswa di Amerika cenderung bingung tentang diagram batang. Hal ini terlihat saat siswa diberikan sebuah diagram batang yang menunjukkan tempat kelahiran dari siswa-siswa. Kemudian siswa diminta untuk menentukan median dari informasi yang ada pada diagram batang tersebut. Hasilnya adalah hanya 25% dari siswa yang dapat menentukan median dari diagram batang yang diberikan (Kaplan, 2014:9). Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum bisa membaca informasi dari diagram batang yang diberikan. Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan Cooper dan Shore (2008) dalam Lesser, dkk (2014:3) yang menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk memahami ukuran pemusatan data ketika data disajikan dalam bentuk diagram. Hasil yang tidak jauh berbeda juga terjadi di MTs Negeri 2 Mataram. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei awal yang dilakukan terhadap 5 orang siswa MTs Negeri 2 Mataram. Kepada 5 orang siswa tersebut diberikan sebuah tes yang terdiri dari 4 nomor dengan 3 tipe soal yang berbeda-beda. Tipe yang pertama adalah siswa diberikan serangkaian data tunggal kemudian siswa diminta menentukan ukuran pemusatan pada data tunggal tersebut. Tipe yang kedua adalah siswa diberikan data dalam bentuk tabel kemudian siswa diminta menyajikan data dengan diagram. Sedangkan tipe yang ketiga adalah siswa diberikan data dalam bentuk diagram kemudian siswa diminta membaca dan menafsirkan informasi pada diagram yang diberikan. Dari hasil analisis terhadap jawaban siswa, diketahui bahwa 100% siswa benar untuk soal tipe pertama. Sedangkan 40% siswa benar untuk soal tipe kedua, dan hanya 20% siswa benar untuk soal tipe ketiga. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa ketika siswa diberikan data berupa serangkaian data tunggal berbentuk angka, maka siswa mampu mengolahnya menjadi data statistik. Akan tetapi, untuk mengolah data dalam bentuk tabel dan diagram siswa mengalami kesulitan. Ini berarti siswa tidak bisa membaca dan menafsirkan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagramdiagram. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk membaca dan menafsirkan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram masih rendah.

2 Berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar, diketahui bahwa kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar statistik adalah siswa mampu memahami, membaca, dan bahkan siswa juga harusnya mampu menafsirkan. Ini menunjukkan bahwa tujuan utama pembelajaran statistik yang direpresentasikan di kompetensi dasar adalah siswa sampai bisa menafsirkan. Kemampuan-kemampuan dasar yang telah disebutkan di kompetensi dasar tersebut paralel dengan melek statistik. Gal (2002) dalam Budgett dan Pfannkuch (2007:2) menyatakan bahwa melek statistik merupakan kemampuan seseorang untuk menafsirkan dan menilai statistik secara kritis berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari berbagai sumber serta merumuskan dan mengomunikasikan alasan dari pendapatnya tentang informasi tersebut. Sedangkan Garfield (1999) dalam Rumsey (2002:3), berpendapat bahwa melek statistik merupakan kemampuan memahami bahasa statistik yang meliputi konsep, simbol dan istilah; kemampuan menafsirkan diagram dan tabel; serta kemampuan membaca dan membuat pengertian dari statistik dalam berita-berita, media, dan lainlain. Melek statistik penting untuk dikembangkan oleh siswa. Oleh karena itu, informasi tentang tingkat melek statistik yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran statistik di sekolah semestinya ada. Namun demikian, sampai sejauh ini belum ada informasi yang terkait dengan tingkat melek statistik tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dengan judul Analisis Tingkat Melek Statistik Siswa MTs Negeri 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017 penting dilakukan. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Ema dan Mukhtar (2000) menyatakan bahwa kebanyakan penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Mataram. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 452 orang. Sedangkan untuk menentukan sampel yang representatif, digunakan sampling. Sampling didefinisikan sebagai teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010:64). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportioned stratified random

3 sampling. Hal ini dikarenakan terdapat satu kelas unggulan di kelas VIII dan kelas IX. Arikunto (2010:112) menyatakan bahwa jika jumlah subjeknya besar, maka sampelnya dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% dari jumlah populasi yang disesuaikan dengan berbagai pertimbangan. Sampel diambil sebanyak 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 68 orang. Sementara itu, jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Pengumpulan datanya menggunakan tes tertulis. Ada dua jenis soal tes melek statistik yang digunakan yaitu soal tes melek statistik siswa kelas VIII dan soal tes melek statistik siswa kelas IX. Selanjutnya, dalam penelitian ini hanya dilakukan uji validitas instrumen. Uji validitas yang digunakan yaitu validitas logis yang terdiri dari validitas isi dan validitas konstruksi. Selanjutnya data tingkat melek statistik siswa dianalisis menggunakan M i (Mean Ideal) dan SD i (Standar Deviasi Ideal). Berdasarkan Nurkancana dan Sunartana (1990:82) tingkat melek statistik siswa dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII dan kelas IX karena perbedaan kurikulum. Pengambilan data dilaksanakan selama 2 hari yaitu hari selasa tanggal 23 Mei 2017 untuk kelas IX sedangkan hari rabu tanggal 24 Mei 2017 untuk kelas VIII. Setelah pengambilan data selesai dilakukan, maka data-data tersebut diperiksa, diolah, ditabulasi, dikelompokkan dan dianalisis. Adapun rincian hasil penelitiannya seperti berikut ini. 3.1 Data Tingkat Melek Statistik Siswa MTs Negeri 2 Mataram Secara Umum Adapun tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Tingkat Melek Statistik Siswa MTs Negeri 2 Mataram

4 Dari gambar 4.1, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram terdiri dari 4 kategori. Sebanyak 8,82% siswa berada pada kategori tingkat melek statistik sangat tinggi. Sedangkan 29,41% siswa, tingkat melek statistiknya tinggi. Bahkan 45,59% siswa, tingkat melek statistiknya rendah. Sementara itu, hanya 16,18% siswa berada pada kategori tingkat melek statistik sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram rendah. Rendahnya tingkat melek statistik siswa didukung dengan rendahnya kemampuan menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Bahkan kemampuan siswa sangat rendah dalam mengomunikasikan informasi statistik yang diperoleh dari tabel dan diagram yang diberikan. Selain itu, rendahnya tingkat melek statistik siswa juga didukung dengan rendahnya kemampuan siswa pada topik yang ketiga yaitu ukuran pemusatan pada data tunggal. Selanjutnya data tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram dibedakan berdasarkan kelasnya yaitu data tingkat melek statistik siswa kelas IX dan data tingkat melek statistik siswa kelas VIII. Adapun rincian hasil penelitiannya sebagai berikut. a. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX Adapun tingkat melek statistik siswa kelas IX dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini. Gambar 4.2 Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas IX rendah. Hal ini ditunjukkan oleh tidak ada satupun siswa kelas IX berada pada kategori tingkat melek statistik sangat tinggi. Sedangkan sebanyak 14,71% siswa berada pada kategori tingkat melek statistik tinggi. Namun,

5 58,82% siswa, tingkat melek statistiknya rendah. Sementara itu, sebanyak 26,47% siswa berada pada kategori tingkat melek statistik sangat rendah. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas IX rendah. Rendahnya tingkat melek statistik siswa kelas IX didukung dengan rendahnya kemampuan siswa dalam membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta rendahnya kemampuan siswa dalam menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Sementara itu, rendahnya tingkat melek statistik siswa juga didukung dengan kemampuan siswa yang sangat rendah dalam mengomunikasikan informasi statistik yang diperoleh dari tabel dan diagram yang diberikan. Selain itu, hal ini juga didukung dengan rendahnya kemampuan siswa pada topik ketiga dan keempat yaitu ukuran pemusatan, kuartil dan simpangan kuartil pada data tunggal. b. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas VIII Adapun tingkat melek statistik siswa kelas VIII dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. Gambar 4.3 Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas VIII Dari gambar di atas, diketahui bahwa sebanyak 17,65% siswa kelas VIII berada pada kategori tingkat melek statistik sangat tinggi. Sedangkan 44,12% siswa, tingkat melek statistiknya tinggi. Selanjutnya 32,35% siswa, tingkat melek statistiknya rendah. Bahkan hanya 5,88% siswa, tingkat melek statistiknya sangat rendah. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas VIII tinggi. Tingginya tingkat melek statistik siswa kelas VIII didukung dengan tingginya kemampuan siswa dalam 1) memahami konsep, simbol, dan istilah; 2) membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram; serta 3) menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

6 Selain itu, hal ini juga didukung dengan tingginya kemampuan siswa pada topik yang pertama dan kedua yaitu populasi dan sampel serta penyajian data. 3.2 Data Tingkat Melek Statistik Siswa Berdasarkan Komponen Melek Statistik Data tingkat melek statistik siswa berdasarkan komponen dibedakan menjadi 2 yaitu data tingkat melek statistik siswa kelas IX berdasarkan komponen melek statistik dan data tingkat melek statistik siswa kelas VIII berdasarkan komponen melek statistik. Adapun rincian hasil penelitiannya sebagai berikut. a. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX Berdasarkan Komponen Melek Statistik Adapun tingkat melek statistik siswa kelas IX di tiap komponen melek statistik dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4 Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX di Tiap Komponen Melek Statistik Tingkat melek statistik siswa kelas IX pada tiap komponen melek statistik semakin menurun dari komponen melek statistik yang pertama sampai dengan komponen melek statistik yang keempat. Dari gambar 4.4, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas IX, sangat tinggi pada komponen melek statistik yang pertama yaitu sebesar 82,35. Hal ini menunjukkan kemampuan siswa kelas IX sangat baik dalam memahami konsep, simbol, dan istilah. Hasil yang serupa juga terjadi di Australia. Hasil penelitian yang dilakukan di Australia berdasarkan wawancara dengan 62 siswa kelas IX menyatakan bahwa semua siswa memiliki kemampuan yang baik dalam memahami istilah statistik seperti istilah sampel (Gal, 2002:29). Namun, tingkat melek statistik siswa, rendah pada komponen melek statistik yang kedua yaitu sebesar 53,68. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa rendah dalam membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Rendahnya kemampuan siswa kelas IX dalam membaca data

7 yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram mungkin dikarenakan pengalaman belajar siswa. Pada saat pembelajaran, guru belum memberikan latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk membaca tabel dan diagram sehingga siswa belum terbiasa membaca tabel dan diagram. Adapun tingkat melek statistik siswa, rendah pada komponen melek statistik yang ketiga yaitu sebesar 44,85. Ini berarti kemampuan siswa rendah dalam menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Rendahnya kemampuan menafsirkan siswa mungkin dikarenakan desain pembelajaran yang digunakan oleh guru belum mengarah pada tercapainya kemampuan menafsirkan siswa. Bahkan tingkat melek statistik siswa kelas IX, sangat rendah pada komponen melek statistik yang keempat. b. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas VIII Berdasarkan Komponen Melek Statistik Adapun tingkat melek statistik siswa kelas VIII di tiap komponen melek statistik dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini. Gambar 4.5 Tingkat Melek Statistik Siswa Kls VIII di Tiap Komponen Melek Statistik Dari gambar di atas, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas VIII, tinggi pada komponen melek statistik yang pertama yaitu sebesar 73,53. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII memiliki kemampuan yang baik dalam memahami konsep, simbol, dan istilah. Hal ini mungkin dikarenakan siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengingat definisi dari istilah statistik seperti istilah populasi dan sampel. Selain itu, guru juga memberikan contoh-contoh populasi dan sampel yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa lebih mudah mengingatnya. Sementara itu, tingkat melek statistik siswa kelas VIII juga tinggi pada komponen melek statistik yang kedua yaitu sebesar 72,79. Hal ini menunjukkan

8 bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Sedangkan tingkat melek statistik siswa kelas VIII juga tinggi pada komponen melek statistik yang ketiga yaitu sebesar 67,65. Ini berarti siswa kelas VIII memiliki kemampuan yang baik dalam menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hal ini mungkin dikarenakan guru matematika kelas VIII sudah menerapkan desain pembelajaran yang mengarah pada tercapainya kemampuan menafsirkan. Namun, tingkat melek statistik siswa, sangat rendah pada komponen melek statistik yang keempat yaitu sebesar 34,41. 3.3 Data Tingkat Melek Statistik Siswa Berdasarkan Topik Data tingkat melek statistik siswa berdasarkan topik dibedakan menjadi 2 yaitu data tingkat melek statistik siswa kelas IX berdasarkan topik dan data tingkat melek statistik siswa kelas VIII berdasarkan topik. Adapun rincian hasil penelitiannya sebagai berikut. a. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX Berdasarkan Topik Adapun tingkat melek statistik siswa kelas IX di tiap topik dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini. Gambar 4.6 Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas IX di Tiap Topik Dari gambar di atas, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas IX pada tiap topik semakin menurun dari topik pertama sampai dengan topik keempat. Tingkat melek statistik siswa kelas IX sangat tinggi pada topik pertama yaitu sebesar 82,35. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas IX sangat menguasai topik pertama yaitu populasi dan sampel. Hasil yang serupa juga terjadi di Australia dimana siswa kelas 9 menguasai topik populasi dan sampel. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Watson dan Kelly (2003) dalam Ziegler (2014:27). Watson dan Kelly (2003) melakukan

9 studi longitudinal dengan 738 siswa Australia di kelas 3, 5, 7, dan 9. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 30% dari siswa kelas 9 tidak bisa mendefinisikan sampel. Begitu pula dengan tingkat melek statistik siswa kelas IX pada topik kedua. Tingkat melek statistik siswa kelas IX juga tinggi pada topik yang kedua yaitu sebesar 75,49. Ini berarti siswa kelas IX memiliki kemampuan yang baik pada topik kedua yaitu penyajian data. Sedangkan tingkat melek statistik siswa kelas IX sangat rendah pada topik yang ketiga yaitu sebesar 33,41. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa sangat rendah pada topik ukuran pemusatan pada data tunggal. Begitu pula dengan tingkat melek statistik sisw Hasil yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada topik keempat. Yang mana tingkat melek statistik siswa kelas IX sangat rendah pada topik keempat ini yaitu sebesar 32,35. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas IX memiliki kemampuan yang sangat rendah pada topik keempat yaitu kuartil dan simpangan kuartil pada data tunggal. Kemampuan siswa sangat rendah pada topik ini mungkin disebabkan oleh siswa mengalami kesulitan untuk mengingat rumus kuartil dan simpangan kuartil. Siswa juga tidak mengurutkan data ketika ingin menentukan kuartil dan simpangan kuartil. b. Data Tingkat Melek Statistik Siswa Kelas VIII Berdasarkan Topik Adapun tingkat melek statistik siswa kelas VIII di tiap topik dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini. Gambar 4.7 Tingkat Melek Statistik Siswa Kls VIII di Tiap Topik Dari gambar 4.7, diketahui bahwa tingkat melek statistik siswa kelas VIII tinggi pada topik pertama yaitu sebesar 73,53. Ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII menguasai topik yang pertama yaitu populasi dan sampel. Bahkan tingkat melek statistik siswa kelas VIII sangat tinggi pada topik kedua yaitu

10 sebesar 83,09. Ini berarti siswa kelas VIII memiliki kemampuan yang baik pada topik kedua yaitu penyajian data. Hal ini mungkin dikarenakan siswa telah terbiasa untuk menyajikan data ke dalam bentuk tabel maupun diagram. Sementara itu, tingkat melek statistik siswa kelas VIII rendah pada topik ketiga yaitu sebesar 48,18. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa rendah pada topik ukuran pemusatan pada data tunggal. Kemungkinan penyebab rendahnya tingkat melek statistik siswa pada topik ketiga adalah adanya kesalahpahaman (miskonsepsi) siswa tentang ide-ide dasar statistik seperti konsep jumlah data dan banyak data pada rumus mean yang dipahami secara keliru serta data tidak diurutkan ketika menentuka median. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu a) Tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 rendah; b) Tingkat melek statistik siswa kelas VIII jauh lebih baik dari kelas IX; c) Kemampuan siswa MTs Negeri 2 Mataram tinggi dalam memahami konsep, simbol, dan istilah tetapi kemampuan siswa sangat rendah dalam mengomunikasikan informasi statistik yang diperoleh dari tabel dan diagram yang diberikan; d) Kemampuan siswa MTs Negeri 2 Mataram tinggi pada topik populasi dan sampel serta penyajian data sedangkan kemampuan siswa rendah pada topik ukuran pemusatan pada data tunggal; e) Kemampuan siswa MTs Negeri 2 Mataram tinggi pada kompetensi dasar yang berkaitan dengan kemampuan memahami konsep, simbol dan istilah sedangkan kemampuan siswa rendah pada kompetensi dasar yang berkaitan dengan kemampuan menafsirkan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Adapun saran yang ingin disampaikan oleh peneliti yaitu a) Penelitian ini merupakan riset awalan tentang tingkat melek statistik siswa sehingga dibutuhkan riset selanjutnya untuk mengonfirmasi, membantah ataupun memperluas temuan ini; b) Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkaji penyebab rendahnya tingkat melek statistik siswa MTs Negeri 2 Mataram sehingga diperoleh solusi yang terbaik bagi pembelajaran statistik; c) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah dalam hal kurikulum, struktur materi maupun setting pembelajaran; d) Diharapkan pembelajarannya tidak hanya befokus pada pemahaman konsep tetapi siswa dibiasakan untuk 1) membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram; 2) menafsirkan informasi statistik yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram; serta 3)

11 mengomunikasikan informasi statistik yang diperoleh dari tabel dan diagram yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru lebih sering memberikan latihanlatihan yang mana data-datanya lebih banyak disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta soal-soal yang diberikan berkaitan dengan membaca data, menafsirkan informasi statistik dan mengomunikasikan informasi statistik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budgett, S. & Pfannkuch, M. 2007. Assesing Students Statistical Literacy. New Zealand: The University of Auckland. Ema & Mukhtar Widodo. 2000. Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Ayyrouz. Gal, Iddo. 2002. Adult s Statistical Literacy: Meanings, Component, Responsibilities. Israel: International Statistical Review. Vol. 70, Number 1:1-51. Kaplan, Jennifer J. 2014. Investigating Student Understanding of Histogram. Georgia: Journal Of Statistik Education. Vol. 22, Number 2:1-30. Lesser, Lawrence M., dkk. 2014. Finding a Happy Median: Another Balance Representation for Measures of Center. Texas: Journal Of Statistic Education. Vol. 22, Number 3:1-24. Nurkancana, W. dan Sunartana, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. Rumsey, Deborah J. 2002. Statistical Literacy as a Goal for Introductory Statistiks Courses. Ohio: Journal of Statistik Education. Vol. 10, Number 3:1-13. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Ziegler, Laura Ann. 2014. Reconceptualizing Statistical Literacy: Developing An Assesment For The Modern Introductory Statistiks Course. Disertasi S3. University of Minnesota.