PENERAPAN MODEL TREFFINGER DENGAN MEDIA COLORCARD UNTUK MENINGKATKAN PRETASI BELAJAR MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN.

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang baik dan bertanggung jawab (Gunawan, 2013: 48). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGHITUNG LUAS LINGKARAN DI KELAS V SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Ririn M. Tuna

INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan tuntutan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Menghitung Luas Lingkaran. Berikut pengertian kemampuan dari Meylasari Mampu berarti kuasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL TREFFINGER

BAB I PENDAHULUAN. menuntut individu untuk memiliki kecakapan berpikir yang baik untuk

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

PENERAPAN PEMBELAJARAN OSBORN BERBANTUAN WINGEOM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF DAN BERPIKIR KRITIS MATERI KUBUS DAN BALOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Namun, sampai sekarang Matematika masih saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi dan sulit. Oleh karena itu sekolah harus mengimbanginya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL TREFFINGER DENGAN MEDIA COLORCARD UNTUK MENINGKATKAN PRETASI BELAJAR MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN Djemari SDN Tumpakrejo 05 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang E-mail: djemari015@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada 2 Januari 2017 Disetuji pada 20 Januari 2017 Dipublikasikan pada 1 Februari 2016 Hal. 1-6 Kata Kunci: model treffinger, media colorcard, prestasi belajar, operasi hitung Abstrak: Perkembangan globalisasi yang pesat menimbulkan banyak pengaruh untuk berbagai kalangan salah satunya adalah anak-anak usia SD. Sehingga pembelajaran untuk mengembangkan kognitif dan afektif sangat diperlukan untuk menyaring pengaruh globalisasi tersebut. Jadi, membelajarkan Matematika yang salah satu mata pelajaran dalam ranah kognitif dan memasukan ranah afektif pembelajaran. Dalam kenyataannya pembelajaran tersebut diperlukan untuk anak SD Kelas 6 di SDN Tumpakrejo 5. Sehingga, membelajarkan Matematika pada materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan dengan memasukkan nilai afektif ke dalamnya menggunakan Model pembelajaran Treffinger dengan media Color Card. Pembelajaran ini memiliki tujuan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 6 dengan menumbuhkan nilai afektif. Banyaknya kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam suatu jenjang terutama pada sekolah dasar akan memberikan tuntutan kepada siswa untuk terus belajar. Namun kenyataannya siswa merasa malas untuk mengikuti pembelajaran yang dirasa rumit seperti Matematika. Hasil belajar merupakan salah satu cara mengetahui keberhasilan dari suatu pembelajaran. Namun rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas 6 juga disebabkan oleh beberapa factor antara lain: model, metode dan media pembelajaran yang diterapkan disekolah sudah biasa dilakukan, sehingga membosankan bagi siswa, pengelolaan kelas yang kurang efisien sehingga kebanyakan siswa sering ramai dan gaduh. Sehingga pemahaman terhadap Matematika sulit dicermati dan berakibat pada kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Tidak hanya itu siswa juga merasa takut meski hanya mendengarkan kata matematika.. Sebenarnya untuk menjadikan pembelajaran menjadi mudah dan membuat siswa menyukai dan merasa senang. Terdapat beberapa cara untuk memberikan inovasi di dalam suatu pembelajaran dengan cara mengganti model yang lebih menyenangkan, menggunakan media yang mampu mempermudah siswa dalam menguasai pembelajaran, mengelola kelas yang efisien atau dengan memberikan permainan. Oleh karena itu, penulis memilih model pembelajaran yang sudah ada namun jarang dipakai yaitu model pembelajaran Treffinger.Menurut Treffinger (Huda, 2013), digagasnya model ini adalah karena perkembangan zaman yang 1

terus berubah dengan cepat dan semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk kemudian diimplementasikan secara nyata. Menurut penulis model pembelajaran Treffinger ini sesuai dengaan penggunaan media Color Card. Color Card merupakan kartu warna yang dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang efektif. Tujuan penulis menuliskan pembelajaran dengan penerapan model treffinger dengan media colorcard untuk meningkatkan prestasi belajar materi operasi hitung bilangan pecahan, yaitu untuk menjawab dan menjelakan latar belakang artikel ini yaitu bagaimana penerapan model treffinger dengan media colorcard untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 6 SDN Tumpakrejo 05 materioperasi hitung bilangan pecahan. PEMBAHASAN Model Treffinger Artikel ini akan membahas sebagian kecil tentang pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran treffinger dengan media colorcard untuk meningkatkan prestasi belajar materi operasi hitung bilangan pecahan di kelas 6 SDN Tumpakrejo 05. Sebelum membahas tentang bagaimana menerapkan model treffinger akan dibahas apa itu model. Adapun Sukamto, dkk (dalamtrianto 2009:74) mengemukakan maksud dari Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Seperti halnya ungkap Dewey dalam Majid 2015: 13 bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka di kelas, atau pembelajaran tambahan di luar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi oleh beragam muatan mata pelajaran sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya. Selain itu model pembelajaran dapat muncul dalam beragam bentuk variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan pedagogis yang melatarbelakanginya. Sudrajat (dalam lif dan sofan, 2014:57) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik/ gaya pembelajaran. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dirancang sehingga dapat digunakan sebagai kerangka dasar atau pedoman dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar, merancang bahan, dan membimbing tindakan/ aksi pengajar dalam setting pembelajaran di kelasatau setting lainnya. Model Treffinger merupakan revisi atas kerangka kerja CPS yang dikembangkan oleh Osborn. Menurut Treffinger dalam Huda (2013), digagasnya 2

model ini adalah karena perkembangan zaman yang terus berubah dengan cepat dan semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculakan berbaga gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk kemudian diimplementasikan secara nyata. Treffinger dalam Huda (2013) menyebutkan bahwa model pembelajaran ini terdiri atas 3 komponen penting, yaitu Understanding Challenge (memahamitantangan), Generating Ideas (membangkitkangagasan), danpreparing for Action (mempersiapkantindakan). Model pembelajaran kreatif treffinger termasuk dalam model osbornparne (Donald J. Treffinger dan Isaken). Model pembelajaran treffinger merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah. Langkah-Langkah Model Treffing. Treffinger (1994) menyebutkan bahwa model pembelajarantreffinger terdiri atas tiga komponen penting, yaitu understandingchallenge, generating ideas, dan preparing for action, yang kemudiandirinci ke dalam enam tahapan sebagai berikut: (Miftahul Huda 318-319) (1) Understanding Challenge (memahami tantangan); a) Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.; b) Menggali data, guru mendemonstrasikan/ menyajikan fenomena alam yang dapat mengundang keingintahuan peserta didik.; c) Merumuskan masalah, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan. (2) Generating ideas (membangkitkan gagasan); Tahapan Generating ideas, guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji. (3) Preparing for action (mempersiapkan tindakan); a) Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah;b) Membangun penerimaan, yaitu guru mengecek solusi yang telah diperoleh peserta didik dan memberikan permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar peserta didik dapat menerapkan solusi yang telah diperoleh. Media Pembelajaran Color Card Menurut Heinich, dkk. (1993) dalamkutipan Riono Edi Santoso (2103) media merupakan perantara dari sumber pesan kepada penerima pesan. Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi dan pembelajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembalajaran. Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Media pembelajaran Colorcard bisa juga berarti kartu warna. Menurut Susanto (2011:109) permainan flash card berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan berhitung, karena permainan kartu ini dapat merangsang anak lebih cepat mengenal angka, membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai 3

konsep bilangan, serta merangsang kecerdasan dan ingatan anak. Kartu angka menurut Hurlock (1978) (dalam Susanto (2011:107-108) seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini, menyatakan bahwa konsep yang dimulai dipahami anak diantaranya konsep bilangan. Berdasarkan pendapat para ahli tentang kartu, maka dengan alat peraga color card ini diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi operasi hitung bilangan bulat. Kartu termasuk dalam jenis alat peraga cetak. Dalam artikel ini color card adalah kartu yang berisi materi dan soal dimana siswa mendiskusikan apa hubungannya materi tersebut dengan soal itu dengan kelompoknya. Langkah-langkah Model Treffinger Group dengan Media Color Card Adapun Langkah-langkah model treffinger group dengan media color card adalah (1) Understanding Challenge (memahami tantangan): a) Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.; b) Menggali data, guru menyediakan 4 warna Colorcardsetiap warna berjumlah 5-6 kartu yangberisi materi dan soal saling berkaitan. ; c) Merumuskan masalah, siswa yang mendapatkan Colorcard yang memiliki warna sama menjadi satu kelompok dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada kartu tersebut. (2) Generating ideas (membangkitkan gagasan): Tahapan Generating ideas, guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji. (3) Preparing for action (mempersiapkan tindakan): a) Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.; b) Membangun penerimaan, yaitu guru mengecek solusi yang telah diperoleh peserta didik dan memberikan permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar peserta didik dapat menerapkan solusi yang telah diperoleh. Kelebihan Model Treffinger Kelebihan model pembelajaran treffinger antara lain sebagai berikut: (1) Mengasumsikan bahwa kreativitas adalah proses dan hasil belajar. Kreativitas dianggap sebagai proses dan hasil belajar karena kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan hal baru, membangun ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada. (2) Dilaksanakan kepada semua peserta didik dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan. Pembelajaran treffinger mengutamakan proses dan pengalamanbelajar dalam pemecahan masalah.(3) Mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif. Model pembelajaran treffinger melibatkan kemampuan kognitif maupun afektif peserta didik dalam memecahkan masalah, (4) Melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen dalam proses pemecahan masalah, 5) Memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan beragam metode dan teknik untuk setiap tahap yang 4

dapat diterapkan secara fleksibel. Model pembelajaran treffinger dikembangkan dari beragam metode pembelajaran seperti demonstrasi, diskusi dan eksperimen. Kekurangan Model Pembelajaran Treffinger Model pembelajaran treffinger memilikikekurangan. Kekurangan model pembelajaran treffinger antara lain(miftahul Huda:320-321): (1) Membutuhkan waktu yang lama, (2) Perbedaan level pemahaman peserta didik dalam menanggapi masalah, (3) Model pembelajaran ini tidak cocok untuk diterapkan pada peserta didik tingkatan taman kanak-kanak dan kelas-kelas awal sekolah dasar. KESIMPULAN Tulisan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan pecahan dapat diajarkan dengan menerapkan model Treffinger menggunakan media Colorcard. Pembelajaran menggunakanmodel Treffinger dan media Colorcard akan menumbuhkan kreatifitas berfikir siswa dalam masyarakat belajar dengan cara yang menyenangkan. Karenatujuan dari pembelajaran ini adalah untuk menyeimbangkan keterampilan kognitif seperti mempermudahkan siswa dalam memahami materi, meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan afektif yaitu melatih kemampuan siswa untuk berani di kelas, menanamkan tanggungjawab dan rasa toleransi pada sesama. SARAN Bagi guru dapat menggunakan model beserta media ini sebagai alternatif penyampaian materi pelajaran yang dikemas menarik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Diharapkan guru dapat lebih berinovasi dalam penyampaian materi terutama pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Bagi siswa yaitu siswa dapat: (1) memanfaatkan sumber media belajar secara optimal untuk lebih memahami materi, (2) Selalu minta bimbingan kepada guru jika mengalami kesulitan dalam belajar. (3) Selalu aktif berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan teman untuk memecahkan suatu masalah. Untuk sekolah yaitu (1) Meningkatkan pembinaan terhadap guru serta memberi motivasi kepada guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, Memberikan dukungan dan penghargaan terhadap segala usaha guru dalam rangka menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan, Amri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka. B.Uno, Hamzah. 2007. Model-Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. B.Uno, Hamzah dan Muhammad, Nurdin. 2013. Belajar dengan Pendekatan Paikem: Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara. 5

Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Pustaka Pelajar Treffinger, Donald J. dan Isaken. 2005. Creative Problem Solving: The History, Development,and Implications for Gifted Education and Talent Development. Gifted Child Quarterly. 49(4): 343. Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 1986. Models of Teaching. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 6