1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki septik individual belum aman adalah 24.385 KK atau 13.45%, sehingga jumlah belum memiliki tangki septik (BABS) dan jamban belum layak adalah 52.642 KK atau 29.03%. 1. jumlah penduduk terlayani oleh sarana air limbah menjadi 100% atau Universal Akses 1. Berkurangnya jumlah / angka penduduk yang tidak punya fasilitas (BABS) dari 15.58% di tahun 2016 menjadi 0% di tahun 2021 2. Menurunnya jumlah dan cakupan layanan sistem pengolahan air limbah (SPAL) setempat (On-site) Cubluk/Tangki Septik Individual Belum Aman dari 13.45% di tahun 2016 menjadi 0% di tahun 2021 3. Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan sistem pengolahan air limbah (SPAL) setempat (On-site) tangki septic aman dari 70.97% di tahun 2016 menjadi 72% di tahun 2019 1. Memaksimalkan kinerja lembaga/institusi terkait dalam pengelolaan air limbah 2. cakupan layanan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang ada 3. pembangunan infrastruktur yang bersifat swakelola 1. Penyediaan sarana dan prasarana SPAL Setempat 2. Penyediaan sarana dan prasarana system komunal 3. Penyediaan sarana dan prasarana SPAL Terpusat Skala kawasan 4. Penyediaan IPLT ( Regional bersama kota Mataram ) 1. Pembangunan SPAL Setempat Individual 2. Pembangunan sarana dan prasarana system komunal 3. Pembangunan SPAL Terpusat Skala Kawasan 4. Revitalisasi IPLT (Regional bersama kota Mataram ) Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-1
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah permukiman. kesadaran domestik. Berkurangnya jumlah / angka penduduk yang tidak punya fasilitas (BABS) dari 15.58% di tahun 2016 menjadi 0% di tahun 2021 1. Pemicuan melalui STBM untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat Program Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) dengan melakukan pemicuan di masyarakat Pemicuan dengan pendekatan STBM (sarana individual 2. Memanfaatkan keberadaan media lokal sebagai wadah untuk sosialisai PHBS Belum ada peraturan bupati yang mengatur tentang pengelolaan limbah cair domestik. Penataan pengelolaan air limbah domestik agar dapat mencapai akses 100% Tersusunnya Peraturan rumah tangga di Barat Menyiapkan Peraturan rumah tangga di Barat Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten Sangat kurangnya sosialisasi penanganan air limbah permukiman. pengetahuan dan prilaku hidup bersiah masyarakat terhadap pengelolaan Air Limbah Rumah tangga Masyarakat yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 15.58% di tahun 2016 menjadi 0% di tahun 2021 Melibatkan peran serta pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana air limbah domistik Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah 1. Sosialisasi/ Kampanye pengelolaan air limbah rumah tangga 2. Promosi kesehatan dan PHBS 3. Pelatihan bagi aparatur Pemerintah desa dan tokoh/ Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-2
pemuka masyarakat terhadap penanganan & pengelolaan air limbah rumah tangga. 2. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR PERSAMPAHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Pengumpulan & Penampungan /Pengolahan Awal, Pengangkutan /Pengaliran masih rendah (Volume sampah terangkut ke TPA baru mencapai 56%,Persentase pengurangan sampah melalui TPS 3R baru mencapai pengelolaan dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan dari 56% di tahun 2016 menjadi 100% di tahun 2021 sarana dan prasarana pengelolaan 1. Penyediaan sarana dan prasarana pengangkut sampah 2. Penyediaan TPA (Regional bersama kota Mataram) 1. Pengadaan Dam truk Sampah & BOP 2. Pengadaan Truk amroll Sampah & BOP 3. Pengadaan Loader Sampah & BOP 4. Pengadaan Swiper (Alat Penyapu Jalan) lengkap dengan spare partnya & BOP 5. Pembangunan TPS 6. Pembangunan TPS (Transfer Depo) Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-3
0.12%) 2. Jumlah sarana dan prasarana tidak sebanding dengan volume sampah yang akan ditangani 7. Pembangunan TPST 8. 4Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan 1. Belum mempunyai peraturan tentang pengelolaan di Barat Menyusun kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan Sampah.rumah tangga 1. Tersusunnya dokumen perencanaan mengenai pengelolaan Sampah.. 2. Tersusunnya Peraturan pengelolaan Sampah rumah tangga 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah. 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah. Program penyiapan master perencanaan. 1. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan 2. Sosialisasi dan Publikasi Undangundang Persampahan 3. Penyusunan masterplan 4. Penyusunan peraturan pengelolaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-4
1. Belum berkembangnya organisasi kelembagaan mengolah sampah 2. Masih adanya melakukan penanganan sampah kelembagaan dan sarana/ prasarana di masyarakat. Berkembangnya organisasi kelembagaan mengolah sampah 1. Fasilitasi pemasaran hasil olahan dari TPS 3R 2. Peningkatan SDM pelaksana pengelola 1. Program tempat (TPS) 3R berbasis masyarakat 2. Pengelolaan sampah dari sumbernya, penyiapan masyarakat (keranjang sampah individu, 3r skala rumah tangga) 1. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan 2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (3R) 3. Operasional Mesin Pencacah Sampah 4. Pengadaan Mobil Pick Up Sampah & BOP dengan cara dibakar dan dibuang ke kebun atau ke sungai Kesadaran masyarakat masih rendah dalam pengolahan sampah kesadaran melalui prinsip 3R. Meningkatnya kesadaran melalui prinsip 3R dan melaksanakan 5 pilar STBM di Tahun 2021 sosialisasi melalui media lokal maupun melalui pemicuan STBM tentang pentingnya hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan mandiri Penyiapan masyarakat dengan pemicuan dan perubahan prilaku ( PHBS ) 1. Pelatihan Fasilitator STBM 2. Pelatihan Wirausaha Sanitasi 3. Pemicuan 4. Pendampingan Pasca Pemicuan 5. Monev STBM 6. Deklarasi STBM Kabupaten/Kota Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-5
3. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR DRAINASE KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Barat belum memiliki masterplan drainase 2. Belum ada regulasi daerah yang mengatur tentang drainase. Penataan pengelolaan drainase lingkungan skala Kabupaten. Tersusun Masterplan drainase Kabupaten Lombok Barat 1. Penyusunan masterplan drainase 2. Sosialisasi tentang pentingnya keberadaan drainase lingkungan Program penyusunan perencanaan drainase Masterplan drainase Barat 1. Terdapat 225 ha kawasan rawan banjir/genangan di Barat 2. Belum maksimalnya pendanaan APBN dan APBD Provinsi. 3. Anggaran APBD terbatas (biaya operasional) 4. Peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase masih kecil. pengelolaan drainase kawasan permukiman dalam rangka meminimalisir banjir/genangan Terwujudnya kawasan permukiman yang bebas banjir/genangan dengan pengurangan daerah genangan dari 225 Ha tahun 2016 menjadi 0 Ha pada tahun 2021 1. Selalu melibatkan pembangunan drainse lingkungkan untuk memicu rasa memiliki sarana yang ada 2. Peningkatan dana pembangunan drainase 3. Memaksimalkan kinerja lembaga/institusi pengelolaan drainase Program Pengendalian Banjir/Genangan 1. Pembangunan/norm alisasi saluran Drainase 2. Pemeliharaan Saluran Drainase 3. Pembangunan dan pengadaan Sarana Pendukung drainase Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Lampiran 3-6