BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan, kinerja pemerintah daerah banyak menjadi sorotan. Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah. Walaupun anggaran rutin dan pembangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah semakin banyak, nampaknya masyarakat belum puas akan kualitas jasa maupun barang yang diberikan oleh instansi pemerintah daerah. Besarnya tekanan terhadap akuntabilitas pemerintah daerah dan penerapan good corporate governance pada pemerintah daerah akan mempengaruhi praktekpraktek penyelenggaraan operasi entitas sektor publik untuk memberi tanggapan akan perubahan yang dinginkan masyarakat, sebagai salah satu stakeholders. Pegawai di pemerintahan daerah diharapkan memiliki kinerja yang baik, karena kinerja yang baik akan menunjukkan akuntabilitas pegawai pemerintahan daerah. Selanjutnya dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan good corporate governance maka Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Kabupaten Aceh Tengah harus mempersiapkan diri agar tetap eksis dan mengupayakan perbaikan kinerja dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan suatu visi yang merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita-cita sekaligus menentukan arah perjalanan instansi ini. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
Daerah Kabupaten Aceh Tengah merupakan bagian integral dari Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah, yang secara logis visinya merupakan turunan dari visi Kabupaten Aceh Tengah. Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik. Kinerja adalah semua tindakan atau prilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi sebagai pencapaian tujuantujuan. Kinerja terbagi dua jenis yaitu: Kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. Kinerja kontekstual memberikan sumbangan pada keefektipan organisasi dengan mendukung keadaan organisasional, sosial dan psikologis. Menurut Marsdiasmo (2004) pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu perbaikan kinerja pemerintah yang berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Dalam konteks organisasi pemerintah daerah, pengukuran kinerja SKPD dilakukan untuk menilai seberapa baik SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan
fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu. Pengukuran kinerja SKPD merupakan wujud dari vertical accountability yaitu pengevaluasian kinerja bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accountability pemerintah daerah yaitu kepada masayarakat atas amanah yang diberikan kepadanya. Dalam melakukan proses pengelolaan keuangan daerah masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan ketetapan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dikatakan sebagai pengguna anggaran melakukan tugas antara lain dari proses penyusunan APBD, pelaksanaan dan penatausahaan belanja, pelaksanaan dan penataan pendapatan, akuntansi dan pelaporan sampai kepada perubahan APBD. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) merupakan salah satu dari SKPD yang terdapat di Kabupaten Aceh Tengah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD antara lain adalah 1. Kualitas sumber daya manusia yang merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. 2. Motivasi Kerja di sini terdapat tiga unsur esensial, yaitu faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun ekternal, tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut (Danim, 2004), sedangkan menurut Mowday, et.al (1979) dalam Warisno (2008) komitmen organisasi sedikitnya memiliki tiga karakteristik. Pertama, memiliki kepercayaan yang kuat dan menerima nilai-nilai dan tujuan perusahaan.
Kedua, kemauan yang kuat untuk berusaha atau bekerja keras untuk organisasi. Ketiga, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Warisno (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja. Pemahaman sistem akuntansi dan pengelola keuangan berpengaruh terhadap kinerja SKPD baik secara simultan maupun parsial (Tuasikal, 2008) sedangkan menurut Yusriati (2008) penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian di atas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang kinerja organisasi pemerintah daerah dengan judul Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah. Adapun variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia, motivasi kerja dan komitmen organisasi, sedangkan variabel dependen adalah kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Tengah.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah kualitas sumber daya manusia, motivasi kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) baik secara simultan maupun parsial? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menguji apakah kualitas sumber daya manusia, motivasi kerja, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) baik secara simultan maupun parsial. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: a. Bagi Peneliti, dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah wawasan. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah daerah dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan khususnya dalam membuat peraturan daerah yang berkaitan dengan penilaian kinerja DPKKD/SKPD. c. Sedangkan bagi akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Warisno (2008) tesis Sekolah Pascasarjana dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jambi. Menurut Warisno (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD adalah kualitas sumber daya manusia, komunikasi, sarana pendukung, komitmen organisasi. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya yaitu peneliti mengurangi dua variabel yaitu variabel sarana pendukung dan komunikasi dan mengambil variabel kualitas sumber daya manusia dengan pertimbangan bahwa variabel tersebut diduga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD, sedangkan variabel komitmen organisasi yang tidak berpengaruh juga tetap diambil dengan maksud ingin menguji pengaruhnya kembali. Penelitian ini menambahkan satu variabel baru yaitu motivasi kerja karena motivasi kerja merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertinggi dalam kinerjanya. Populasi dan sampel peneliti terdahulu diambil di lingkungan pemerintahan Propinsi Jambi, sedangkan populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah di lingkungan pemerintahan Kabupaten Aceh Tengah.